Donan Satria Yudha, M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, yang juga Kepala Museum Biologi UGM menerima surat permohonana untuk menjadi narasumber dalam kuliah umum di Universitas Timor (UNIMOR), Kefamenanu (Kefa), Nusa Tenggara Timur. Menurut Bapak Remigius Binsasi, dosen biologi di UNIMOR: Bapak Donan Satria telah menjelajah sebagian besar wilayah Indonesia melalui kegiatan Ekspedisi NKRI yang jalankan oleh Kopassus TNI AD. Dalam ekspedisi tersebut didapatkan pengalaman mengetahui kondisi dan potensi daerah-daerah terpencil dan perbatasan. Selain itu, Donan Satria dengan timnya telah membuat satu aplikasi android berupa identifikasi “Amfibi dan Reptil Jogja”. Kedua pengalaman itu dirasa cukup untuk memberikan masukan dan arahan kepada generasi muda yang kuliah di Universitas Timor.
Universitas Timor (UNIMOR) adalah universitas negeri kedua setelah Universitas Nusa Cendana (UNDANA) di NTT. UNIMOR memiliki keunikan, karena merupakan satu-satunya universitas negeri di perbatasan antara RI dengan Timor Leste. UNIMOR menjadi universitas negeri pada tahun 2014 silam. UNIMOR terus bergerak maju dan mulai mengembangkan diri. Salah satu upaya pengembangan diri UNIMOR adalah dengan mengundang dosen-dosen dari universitas lain ke UNIMOR untuk memberikan bekal kepada mahasiswa melalui kuliah umum. Kali ini, dosen Prodi Saintek yang berada dibawah Fakultas Pertanian UNIMOR, mengundang Donan Satria untuk mengisi kuliah umum.
Kuliah Umum di UNIMOR bertema “Peningkatan Daya Saing Generasi Muda di Daerah Perbatasan Dalam Menghadapi Era Industri 4.0”. Kegiatan Kuliah Umum tersebut dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21 Februari 2019, di Gedung Serba Guna, Universitas Timor, Kefa, NTT. Donan Satria membawakan materi berjudul “Pemanfaatan Teknologi Era Industri 4.0 oleh Generasi Muda di Perbatasan guna Pengembangan Kesejahteraan Wilayah”. Kuliah umum tersebut berisi ajakan kepada mahasiswa UNIMOR untuk: (1) memetakan dan memiliki basis data keanekaragaman hayati di wilayah Kefa, (2) memetakan potensi wisata alam dan budaya. Data keanekaragaman hayati kemudian dicocokkan dengan jenis-jenis langka, endemik dan dilindungi undang undang. Potensi wisata alam dan budaya, kemudian dapat dikembangkan menjadi ekowisata. Ekowisata yang berbasis teknologi 4.0, yaitu menggunakan jaringan internet dan aplikasi guna mempromosikan wilayah perbatasan. Beberapa ide donan yaitu: biota unik, endemik, langka wilayah perbatasan bisa dijadikan daya tarik pengunjung untuk melakukan wisata alam. Wisata alam dapat berupa pengamatan biota langsung dari habitat alaminya; mahasiswa pertanian bisa membuat agrocenter, berupa wisata memetik tanaman buah dan pertanian, memasak tanaman lokal, dsb; selain itu wisata budaya berupa merasakan kehidupan budaya asli dengan membuat rumah-rumah tradisional sebagai penginapan, jalan-jalan di area perbukitan, pantai dimana semua dihubungkan dengan aplikasi android.