Yogyakarta- Pada hari Rabu, 28 April 2021 bertepatan dengan menyambut malam Nuzulul Qur’an di Bulan Suci Ramadhan 1442 H, Fakultas Biologi UGM mengadakan pengajian dengan tema “Puasa dan Ketenangan Jiwa”. Pengajian ini terbuka bagi seluruh civitas Fakultas Biologi UGM dan juga untuk umum. Pengajian dilaksanakan di Masjid Al-Hayat Fakultas Biologi secara live streaming di youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM.
Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Bapak Arief Muammar, M.Sc. Kemudian dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Bapak Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc. “Bagi civitas Fakultas Biologi kesehatan lahir dan batin, jasmani dan rohani, sangatlah penting. Oleh karena itu kita berharap amal ibadah yang ditunaikan di bulan suci ini dapat menambah dan menguatkan serta menyehatkan tidak hanya jasmani, melainkan juga rohani kita dalam bentuk ketenangan jiwa” tutur Prof. Budi. Dalam sambutannya Prof. Budi juga menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran Bapak Dr. Bagus Riyono, M.A. yang telah bersedia menyampaikan tausiyah pada pengajian sore hari ini.
Acara dilanjutkan dengan penyampaian tausiyah oleh Bapak Dr. Bagus Riyono, M.A. (Dosen Fakultas Psikologi UGM). Dalam tausiyahnya, Bapak Bagus menyampaikan bahwasanya berpuasa agar kita dapat bertaqwa. “Ukuran kualitas dari seseorang adalah dari ketaqwaannya, dari sebuah ketaqwaan tersebut akan mencapai ketenangan jiwa.
Puasa merupakan sebuah ibadah guna meningkatkan ketaqwaan pribadi seeorang. Banyak penelitian dalam bidang Psikologi, berpuasa dapat meningkatkan subjective well-being, yaitu perasaan yang nyaman, tenang, lega dan good-mood. Puasa bahkan dalam sebuah penelitian, disampaikan dapat membantu proses autofagi (proses regenerasi sel).
Jiwa memiliki karakteristik yang multidimensional, sistemik dan dinamis. Jiwa sendiri memiliki 5 relasi atau interaksi yaitu dengan Allah SWT , diri sendiri, alam, sesama manusia dan teknologi. Jiwa seseorang tidak dapat dipisahkan dengan Sang Pencipta, apabila dipisahkan yang terjadi adalah kekosongan jiwa yang dapat menyebabkan pribadi seseorang mengalami krisis identitas. Jiwa juga memiliki interaksi yang melekat pada diri sendiri. Contohnya emosi seseorang yang dipicu oleh dirinya sendiri sehingga menyebabkan ketidaktenangan jiwa. Alam juga memiliki interaksi dengan jiwa seseorang karena di dalam Al-Quran sendiri menggunakan metafora alam untuk mengajarkan terkait kehidupan. Relasi ke-4 yaitu jiwa dengan sesama manusia. Hubungan seseorang dengan orang lain yang tidak rukun juga dapat menimbulkan ketidaktenangan dalam jiwa seseorang. Terakhir adalah relasi jiwa dengan teknologi. Patutnya teknologi diikuti seperlunya, karena apabila mendewakan sebuah teknologi dapat menimbulkan keraguan dalam iman kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Harmonisasi antara jiwa dengan kelima relasi tersebutlah yang akan mencapai sebuah ketenangan jiwa”.
Acara kajian ditutup dengan doa yang dipimpin langsung oleh Bapak Dr. Bagus Riyono, M.A.
Diharapkan dari kajian ini dapat menambah wawasan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. (adt)