Sebagai tindak lanjut pelaksanaan program sosialisasi dan pelatihan penghormonan di Desa Kemadang-Gunungkidul, Fakultas Biologi UGM kembali melanjutkan program pengembangan desa binaan yaitu penanaman dan penyerahan pohon Kelengkeng Super Sleman (KSS) pada Senin (20/8) sore lalu. Program yang didanai oleh Departemen Pengabdian Kepada Masyarakat UGM ini dihadiri oleh 5 orang perwakilan anggota kelompok tani beserta ketua pelaksana hibah, Bapak Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. dan pakar kelengkeng Super Sleman, Bapak Yusuf Sulaiman, S.IP. Penanaman dilaksanakan secara simbolis di lahan warga setempat sebanyak 30 pohon kelengkeng. Fakultas Biologi UGM ingin memberikan pembinaan terhadap kelompok tani mengenai teknik sambung pucuk, teknik pemeliharaan dan pembungaan Kelengkeng Super Sleman serta mendorong kelompok petani untuk membudidayakan KSS di lahan pertanian sebagai inovasi pengembangan wisata di sektor agro-bahari. Pemberian pohon kelengkeng ini diharapkan dapat mewujudkan cita-cita dalam pembangunan Desa Kemadang menjadi desa wisata agro-bahari. “Dengan adanya penanaman 30 pohon kelengkeng ini diharapkan petani dan warga desa tetap antusias dalam mewujudkan harapan serta cita-cita bersama. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu perawatan pohon kelengkeng. Kami ingin membuktikan kepada masyarakat luar bahwa desa ini layak menjadi desa agro-bahari suatu saat nanti” ujar Bapak Yusuf Sulaiman, S.IP. saat ditemui di lokasi penanaman pada Senin (20/8) lalu.











Dalam acara ini I Wayan Swarautama Mahardhika mahasiswa S1 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada berhasil meraih Juara I Kategori Lomba Penulisan Iptek dan Inovasi Kategori Umum serta mendapat penghargaan piala bergilir. Karya tulis ilmiah yang dikompetisikan berjudul Selamat Datang Kambro telah diterbitkan di Majalah Trubus pada bulan Juni 2018. Kambro sendiri merupakan ayam hibrida F1 Broiler yang berhasil dikembangkan oleh Gama Ayam Fakultas Biologi UGM dibawah bimbingan Dr. Budi Setiadi Daryono M. Agr. Sc.. Gama Ayam telah melakukan penelitian mengenai pemuliaan ayam selama kurun waktu 2008 hingga sekarang dengan pencapaian riset yang potensial untuk diimplementasikan di masyarakat. Ayam F1 Broiler atau Kambro sendiri merupakan ayam dengan kualitas yang unggul sebagai pedaging dengan karakteristik daging seperti ayam Pelung dan rasio FCR lebih rendah dibandingkan ayam Broiler dengan laju pertumbuhan mendekati ayam Broiler. Jangka panjang yang diharapkan dari penelitian ayam Kambro sendiri tentunya penerapan teknologi pemuliaan di lapisan peternak lokal untuk memberdayakan galur ayam lokal Indonesia dan mengikis ketergantungan Indonesia terhadap impor produk ayam dan DOC ayam. Penghargaan yang diberikan sebagai bentuk apresiasi ini merupakan pemotivasi bagi peneliti untuk semakin giat dan fokus menjalankan penelitian hingga dapat diimplementasikan dalam jangka panjang.
Kemudian pada sesi kedua seluruh peserta berpindah tempat menuju Fakultas Biologi UGM guna melanjutkan pelatihan dengan topik tentang akses e-resources yg dimiliki UGM. Pada sesi kedua ini acara di mulai pukul 13.00 sampai pukul 15.00 dengan lokasi di ruang pelatihan Perpustakaan Fakultas Biologi UGM. Narasumber pada sesi ini disampaikan oleh Purwani Istiana, SIP., M.A dengan materi tentang pengetahuan dan ketrampilan cara mengakses format digital atas fitur-fitur yang ada dalam format digital yang disediakan perpustakaan UGM. Pengetahuan tentang sumber-sumber informasi digital yang dapat diakses oleh mahasiswa, serta strategi mengakses sumber informasi ilmiah yang layak dijadikan rujukan juga penting dipahami dan diketahui oleh mahasiswa. Pada kesempatan ini juka dikenalkan tentang bagaimana cek antiplagiasi menggunakan fitur AIMOS serta tips dan trik dalam membekali Mahasiswa Baru yang akan mendapatkan pelatihan serupa di waktu yang akan datang.
Pelatihan dimulai pukul 09.00 WIB, acara dibuka oleh Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. dilanjutkan dengan pematerian oleh Ir. Kadarso, M.S.. Materi yang disampaikan meliputi cara budidaya anggrek dengan sistem aeroponik dan hidroponik yang dapat dilakukan pada jenis tanaman anggrek Dendrobium, Grammatophyllum, Cattleya dan Phalaenopsis. Kemudian dijelaskan mengenai alat dan bahan yang diperlukan, yaitu bibit tanaman anggrek, arang kayu, larutan pupuk, talang air plastik, lem paralon, kain flanel, pot plastik ukuran 10 cm dan lain-lain. Masyarakat juga dijelaskan mengenai cara pengenceran pupuk, penanaman tanaman anggrek dan prosedur pemeliharaan anggrek terkait penempatan tanaman pada lingkungan tumbuh yang benar, pengkabutan air dan pemupukan, pengendalian hama dan penyakit pada tanaman anggrek. Setelah pematerian selesai, masyarakat diajak untuk mempraktikkan secara langsung pembuatan instalasi penanaman anggrek secara aeroponik dan hidroponik yang dipandu langsung oleh Ir. Kadarso, M.S. Selain itu masyarakat juga diberikan pemahaman bahwa dengan menggunakan teknik ini akan mempermudah dalam perawatan anggrek, lebih efisien dan juga lebih murah sehingga diharapkan masyarakat mampu merawat anggrek dengan lebih baik.

