Lebah Klanceng (Tetragonula laeviceps) dikenal juga dengan sebutan lebah stingless (tanpa sengat) memiliki kemampuan beradaptasi dengan baik pada lingkungan baru dan termasuk stingless–bee yang mulai diminati oleh masyarakat karena perawatan danĀ budidayanya lebih sederhana dan aman. Pengembangan usaha budidaya skala rumah tangga dan juga ke prospek industri peternakan klanceng, berpotensi dapat meningkatkan perekonomian rumah tangga dan masyarakat peternakan melalui produk-produk budidayanya yang memiliki nilai jual tinggi, dapat mendukung pemenuhan gizi masyarakat, dan mendukung upaya pelestarian sumber daya alam.
Dusun Klepu, Desa Hargowilis terletak di Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki ekosistem yang sangat cocok/sesuai untuk budidaya lebah klanceng. Namun, keterbatasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan menyebabkan masyarakat dusun tersebut masih memanfaatkan pengetahuan lokalnya (local wisdom) untuk aplikasi teknik budidaya klanceng sehingga pemanfaatan produk klanceng belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu, strategi dan inovasiĀ penerapan sistem budidaya klancengĀ yang tepat di Dusun tersebut diperlukan untuk menghasilkan produk primer berupa madu, bee pollen, dan propolis yang memiliki nilai jual tinggi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Aplikasi teknik budidaya klanceng yang dikemas dalam bentuk pelatihan dan demo secara offline (dengan tetap menerapkan prokes Covidā19 selama masa pandemi) melalui program PkM-MBKM telah dilaksanakan oleh salah satu staf dosen Entomologi dan peneliti klanceng Fakultas Biologi Bapak Drs. Ign. Sudaryadi, M.Kes. dikenal dengan Pak Didit sekaligus juga sebagai ketua tim dengan melibatkan 5 (lima) mahasiswa Fakultas Biologi UGM sebagai pendukung pelatihan yaitu : Nabila Shafura, Nurul Hidayah, Yulfiza Evan, Wahyu Febriani, dan Uzda Nabila. Pelatihan telah terlaksana pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 pukul 13.30 – 15.00 WIB dengan dihadiri Kepala Dusun Klepu (Bapak Haryono, S.T.), Ketua Kelompok Tani (Bapak Sukaryono), dan perwakilan anggota Kelompok Tani āGunung Agungā. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman kelompok tani dan masyarakat Dusun Klepu, Desa Hargowilis dalam aplikasi teknik budidaya klanceng dan meningkatkan kualitas dan kuantitas madu dan bee–pollen sebagai produk budidaya lebah klanceng.
Pelatihan teknik budidaya klanceng dan aplikasinya yang dipandu langsung oleh Pak Didit meliputi beberapa sub-topik materi yaitu ketrampilan praktik pemindahan dan pemecahan koloni, pemeliharaan selama perkembangan koloni, pengecekan koloni yang sehat dan berkualitas, serta pengetahuan monitoring habitat/lingkungan sekitar sebagai strategi meningkatkan kualitas produk (madu, propolis dan bee-pollen). Pelatihan diakhiri dengan ketrampilan teknik pemanenan dan pengolahan produk berupa madu dan propolis serta bee-pollen. Ā Harapan pelatihan dan praktik aplikasi budidaya klanceng (stingless-bee) adalah setiap anggota kelompok dan juga setiap Rumah Tangga Ds. Klepu dapat langsung melalukan praktek budidaya dan nantinya dapat menghasilkan produk berupa madu, dan propolis serta bee–pollen yang berkualitas dan bernilai jual sebagai salah satu sumber penunjang perekonomian Kelompok Petani Gunung Agung dan masyarakat umum Hargowilis. Salam lestari~