Pandemi COVID-19 di dunia saat ini masih belum berakhir, termasuk di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk sedapat mungkin meminimalisir persebaran virus corona yang dapat menyebabkan keadaan dan lingkungan menjadi berubah. Tidak hanya bagi manusia saja, namun dampak dari adanya pandemi ini juga ikut menentukan nasib dari biodiversitas Indonesia. Hal ini mendorong Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) mengadakan Webinar KOBI 5 dengan mengusung tema Pandemi dan Nasib Biodiversitas Indonesia pada hari Rabu tanggal 10 Maret 2021.
Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Lisna Hidayati, M.Biotech. (UGM) sebagai Pembawa Acara. Selanjutnya sambutan dari Ketua KOBI, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. (UGM) yang sekaligus secara resmi membuka acara inti dari Webinar KOBI 5 ini. Ketua menyampaikan bahwa webinar ini merupakan salah satu upaya kita untuk memotivasi masyarakat, terutama mahasiswa, para pelajar serta pendidik untuk senantiasa memerhatikan (concern), meneliti, memanfaatkan dengan bijak dan melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.
Dalam acara inti webinar KOBI kali ini dimoderatori oleh Dr. Novi Febrianti, M.Si. (UAD). Pembicara pertama yaitu Dwi Nugroho Adhiasto, S.Si., M.A. dari Wildlife Conservation Society Indonesia Program, dengan membawakan materi berjudul Perburuan dan Peredaran Illegal Satwa Liar di Masa Pandemi. “Perdagangan ilegal satwa liar merupakan perdagangan ilegal peringkat ke-3 di dunia dengan perolehan hingga $23 milyar dolar/tahun. Perdagangan ini melibatkan ribuan jenis satwa dan tumbuhan yang terancam punah. Negara Indonesia sendiri merupakan salah satu negara sumber dan sekaligus pasar. Perdagangan ilegal satwa liar menggunakan bermacam macam modus dalam pelaksanaannya yang bisa terjadi hingga lintas batas negara dan benua.”
Dalam kaitannya dengan pandemi, Dwi Nugroho Adhiasto, S.Si., M.A. menuturkan bahwa dampak perburuan dan peredaran ilegal cukup rendah karena masih banyak kejahatan tersebut berlangsung saat ini. Di pasar burung dan pasar hewan memang mengalami dampak di awal, namun kembali normal lagi setelah 6 bulan pandemi. Para pelaku banyak memanfaatkan jasa kargo/ekspedisi yang mempermudah perdagangan online baik legal maupun ilegal. Preferensi penyelundupan satwa liar juga rupanya sering dilakukan melalui exit points. Sehubungan dengan permasalahan tersebut, biologist memiliki potensi untuk berpartisipasi di satwa liar misalnya dalam melakukan riset satwa liar, sebagai technical expert yang dapat mengidentifikasi jenis satwa dan asal geografisnya, maupun berperan dalam green criminology.
Yus Rusila Noor dari Head of Programme Wetlands International Indonesia sebagai pembicara kedua membawakan materi dengan judul Burung Air di Masa Pandemi. “Burung air itu sendiri adalah jenis burung yang secara ekologis kehidupannya bergantung kepada keberadaan lahan basah. Burung air banyak memberikan jasa/kebermanfaatan bagi lingkungan yaitu yang pertaman memberikan jasa pemberian (provisioning service) karena dapat dimanfaatkan daging, bulu dan lemaknya. Kedua yaitu jasa pendukung (supporting service) sebagai penyerbuk, sebaran bibit tanaman dan anakan hewan, bio-indikator, dan perlindungan dari preator. Ketiga yaitu jasa pengaturan (regulating service) sebagai kontrol hama bagi petani dan kontrol penyakit. Keempat yaitu jasa budaya (cultural service) sebagai eccotourism, perburuan dengan izin, seni, dan kepercayaan di masyarakat.” Tutur Yus Rusila Noor.
Dalam kaitannya selama masa pandemi, dampak langsung pandemi pada burung air yaitu terjadi berbagai pembatasan, termasuk survey di lokasi dengan keanekaragaman hayati tinggi, yang dapat mendorong pihak tertentu untuk lebih leluasa berburu. Dampak lainnya adalah berkurangnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan mendorong meningkatnya kejahatan di bidang satwa liar yang berpengaruh pada satwa endemik dan terancam punah.
“Pandemi mengajarkan kita bahwa diperlukan ilmu pengetahuan dan keahlian tertentu untuk mengambil keputusan. Serta diperlukan keterlibatan masyarakat untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan mengenai kepentingan kehidupan liar.” Papar Yus Rusila Noor sebagai penutup.
Acara ini dihadiri oleh lebih dari 270 peserta mulai dari dosen, instansi, maupun mahasiswa di Indonesia. Selama masa pandemi ini, KOBI telah melaksanakan 5 kali Webinar dalam rangka menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan turut serta mensukseskan program MBKM pada seluruh Prodi Biologi di Indonesia.
Produk mikroalga saat ini mencakup di berbagai aspek kebutuhan manusia, seperti menjadi produk kecantikan, sumber nutrisi, pakan ternak, pigment hingga menjadi sumber bahan bakar. Hal ini menjadikan pengembangan teknologi dan komersialisasi mengenai mikroalga sangat menjanjikan di masa depan. Dalam rangka pendalaman materi dan pemahaman tentang potensi tersebut Laboratorium Bioteknologi UGM menyelenggarakan acara Biolecture Series ke-13 dengan mengangkat tema mengenai “Aspek Komersial Mikroalga dari Perspektif Industri”. Acara ini mengundang Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. (Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM) dan Muhammad Zusron, S.Si., M.Sc. (CEO PT. Algatropia Indonesia Raya) sebagai narasumber, sedangkan moderator yang memandu acara ini adalah Wahyu Aristryaning Putri, M.Sc., Ph.D. yang juga berasal dari Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi UGM.
Webinar ini diselenggarakan pada hari Kamis (11/03/2021) pukul 10.00 – 12.00 WIB, melalui aplikasi Zoom. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. “Saya lihat pesertanya hari ini dari Sabang sampai Merauke, ada yang dari Nusa Tenggara, hingga Aceh, luar biasa” sambut Prof Budi. Prof. Budi juga menyampaikan bahwa isu-isu lingkungan, pangan, kesehatan, dan energi akan menjadi platform ke depan dalam perkembangan riset. Bioenergi adalah salah satu alternatif yang dapat menyelamatkan keangsungan hidup di bumi ini, bukan hanya revolusi hijau namun juga perlu melangkah pada revolusi biru.
Muhammad Zusron, S.Si., M.Sc. sebagai pembicara yang pertama membawakan materi mengenai Teknologi Kultivasi dan Komersialisasi Mikroalga. “Momentum yang bagus dimana saat ini antusiasme mengenai mikroalga sedang gencar-gencarnya,dan kemungkinan 5 tahun lagi topik mengenai mikroalga akan menjadi booming”,ungkap Zusron. Mikroalga merupakan organisme fotosintetik yang memproduksi biomassa kaya protein, mineral, dan vitamin dalam reactor terkondisi. Produk mikroalga yang banyak dikembangkan adalah dari jenis Spirulina platensis, dengan kegunaan untuk menguatkan sistem imun, menstabilkan gula darah, alternatif sumber protein, antiageing dan detoksifikasi kulit. Komersialisasi produk ini ada 4 tahapan,yaitu 1) Robust strain, dengan memanipulasi /adaptasi agar produktivitas biomassa tinggi dan stabil, 2) Scalable technology, dengan system kolam open-ponds, penyediaan material dan jasa pembangunan, serta cara control dan monitoring. 3) Competitive price, harga produk bisa murah jika biaya operasional rendah, dan kapasitas produksi dipertahankan stabil atau meningkat. 4) Certified product, Produk spirulina dikategorikan di sayuran kering pd peraturan BPOM 13:2019 namun payung regulasinya masih belum spesifik sehingga ada peluang agar mengupgrade regulasi tersebut.
Selanjutnya, materi mengenai Optimasi Teknologi Kultivasi Mikroalga disampaikan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. “Hari ini saya akan sharing pengalaman mengenai optimasi kultivasi, serta saya berharap agar universitas dan industri dapat matching dan adaptable agar terciptanya optimalisasi pada teknologi ini”, ungkap Eko. Optimalisasi pada teknologi kultivasi mikroalga meliputi: pra kultivasi yaitu teknik isolasi, sterilisasi, media kultur, kemudian selama kultivasi: faktor lingkungan,kontaminasi, metode kultivasi dan yang terakhir adalah pasca kultivasi: metode pemanenan yang paling baik untuk mendapatkan biomassa mikroalga secara optimal. Beliau juga berbagi pengalaman penelitiannya mengenai optimasi kultivasi alga yang telah dilakukannya.
Menginjak pukul 11.40 WIB, acara dibuka untuk diskusi dan sesi tanya jawab,kemudian ditutup pada pukul 12.00 WIB dengan total peserta sebanyak 434 orang. Instansi juga sangat beragam antara lain Universitas Airlangga, Universitas Lampung, Universitas Pakuan, Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia, Universitas Sriwijaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Universitas Diponegoro, Universitas Islam Malang, LIPI, Universitas Mataram, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, BPBAP Situbondo, Universitas Udayana, Universitas Padjadjaran, Universitas Cenderawasih, Perkumpulan Agripreneur GANESHA, IAIN Jember, Universitas Jember, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Kalijaga, ITB, Kementerian Perindustrian, Universitas PGRI Semarang, Dayah Jeumala Amal, BPPMPV KPTK, Universitas Hasanuddin, SMK Negeri 3 Sibolga, Universitas Teuku Umar, Tonasuma, Universitas Tunghai, Universitas Pattimura, UIN SMH Banten, Universitas Nasional, BPTBA LIPI, ITS, Akuakultur, Universitas Kristen Artha Wacana, Evergreen Resourcces, PT Pertamina, IPB, Universitas Muhammadiyah Metro, UIN Malang, Alganation ID, Badan Standardisasi Nasional, Universitas Negeri Makassar, Pusat Penelitian Bioteknologi, Institut Teknolgi Yogyakarta, UPT PPP Bulu, KPMI, Universitas Adiwangsa Jambi, Bank Sampah Kota Hijau, Universitas Sumatera Utara, UHAMKA, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, IT Del, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, SMA Negeri 6 Yogyakarta, SMAN 1 Sleman, Universitas Djuanda Bogor, Universitas Mathla’ul Anwar, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sanata Dharma, PT Solusi Bangun Indonesia, Universitas Andalas, IKIP PGRI Pontianak, Universitas Bung Hatta, SEAMEO BIOTROP, Universitas Negeri Medan, Universitas Mulawarman, UGM dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dari seluruh penjuru tanah air.
Pada hari Rabu (10/03/2021), telah dilaksanakan Kuliah Tamu Bioinformatika dengan tema “Bioinformatics in comparative genomics and genomic surveillance” secara daring melalui aplikasi Zoom. Kuliah ini diikuti oleh mahasiswa yang mengambil mata kuliah Bioinformatika Program Sarjana pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.
Kuliah tamu ini mengundang Kepala Bidang Penelitian PT. Riset Perkebunan Nusantara, Riza Arief Putranto, PhD, DEA (Alumni Fakultas Biologi UGM 2000). Selain bekerja di perusahan perkebunan milik BUMN tersebut, Riza juga merupakan peneliti di Indonesian Research Institute for Biotechnology and Bioindustry (IRIBB), founder Aligning Bioinformatics (ALIBI), serta ketua Indonesian Scociety for Bioinformatics and Biodiversity (MABBI). Acara dimulai pukul 07.00 WIB yang diikuti oleh ± 140 mahasiswa dan dibuka oleh Dr. Tuty Arisuryanti, selaku Koordinator Mata Kuliah Bioinformatika. Perkuliahan ini juga dipandu oleh Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech sebagai moderator.
Perkuliahan diawali dengan penjelasan singkat mengenai bioinformatika di dua sisi, yaitu dapat digunakan untuk identifikasi/ komparasi genom dan untuk melacak mutasi gen virus yang saat ini menjadi topik yang sedang ramai diperbincangkan. Terdapat 3 poin penting yang disampaikan Riza pada sesi kuliah ini, yaitu penjelasan mengenai gambaran umum bioinformatika, riset komparatif genomika dan pembahasan hubungan bioinformatika dengan COVID-19. “Bioinformatika merupakan ilmu yang sangat fleksibel, yang tidak hanya bisa masuk di bidang biologi, namun juga dapat digunakan di bidang statistik,matematika , dll”, ungkap Riza. Landasan bioinformatika dapat digunakan untuk melakukan riset terkait genome editing dan protein modelling yang berfungsi dalam memproduksi pupuk, bio-fertilizer, senyawa-senyawa yang diperlukan dalam analisis laboratorium, nursery dan perkebunan. Bioinformatika saat ini berperan penting dalam integrasi database GenBank (Multi-OMICs Central Hub). Riza juga menceritakan mengenai penelitian pada tanaman karet yang telah dilakukannya pada saat studi.
Tanaman karet merupakan komoditas perkebunan yang banyak ditanam karena produksi susu lateksnya, produksi ini bergantung pada durasi aliran dan kuantitas lateks. Sehingga penelitian mengenai gen yang bertanggung jawab pada regerasi batang karet sangatlah penting dalam peningkatkan produksi susu lateks. Untuk itu Riza melakukan analisis transkriptomik dengan cara mengambil sampel tanaman karet kemudian dilakukan running sequencing yang hasilnya disimpan pada database agar semua informasi pada tanaman karet dapat diketahui. Setelah didapatkan databasenya, Riza melakukan analisis gene ontology classification dan studi komparatif genomik. Dari analisis tersebut dapat diketahui kelompok gen yang berkaitan dalam ekspansi sel kayu dan yang bertanggung jawab dalam regenerasi jaringan penghasil susu lateks adalah kelompok gen COBRA.
Pada topik terakhir Riza membahas mengenai peran bioinformatika pada penelitian mengenai virus SARS-CoV-2. Genome sequencing berperan penting dlm mengetahui struktur genome SARS-CoV-2, mengidentifikasi keberadaan virus SARS-CoV-2 pada pasien, melacak persebaran virus dan perkembangan mutasinya. “RNA-dependent RNA polymerases (RdRp) pada virus diibaratkan dengan mesin ketik karena sering terjadi kesalahan dalam proses transkripsinya sehingga mudah terjadi mutasi virus”, kata Riza. Mempelajari studi mutasi virus ini sangat penting digunakan dalam perancangan vaksin. Riza berharap dengan potensi bioinformatik yang bisa dilibatkan di banyak bidang ini menarik minat mahasiswa Biologi untuk mulai mempelajarinya.
Rapat kerja tahunan atau Raker telah diselenggarakan oleh Biology Orchid Study Club pada hari Sabtu, 6 Maret 2021. Raker BiOSC 2021 dilaksanakan secara online melalui platform Zoom. Agenda tahunan ini diadakan dalam rangka pengenalan struktur kepengurusan baru sekaligus pemaparan hal – hal penting yang akan dilaksanakan selama satu tahun periode kepengurusan, seperti halnya Rencana Strategis (Renstra) dan seluruh program kerja kabinet. Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh anggota aktif BiOSC, Dewan Senior BiOSC, beserta Dewan Pendamping BiOSC.
Rapat Kerja diawali dengan sambutan dan doa oleh M. Daffa ‘Irvani selaku Ketua BiOSC 2021. Acara dilanjutkan dengan pemutaran Mars BiOSC. Setelah itu, dilaksanakan acara pokok dari Rapat Kerja BiOSC yang berupa pemaparan Rencana Strategis (Renstra), pengenalan kabinet dan struktur kepengurusan BiOSC 2021, serta presentasi program kerja oleh seluruh Pengurus Harian (PH). Pengurus Harian tersebut terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendahara, Koordinator Keilmuan, Koordinator Divisi Budidaya, Koordinator Divisi Konservasi, Koordinator Divisi Penelitian, Koordinator Kewirausahaan, Koordinator Keorganisasian, Kepala Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Manusia, Kepala Bidang Humas dan Jaringan, Kepala Bidang Kerumahtanggaan, serta Kepala Bidang Media dan Publikasi. Berikut dipaparkan susunan Pengurus Harian pada kepengurusan baru Biology Orchid Study Club periode 2021:
|
No |
Jabatan |
Nama Pengurus Harian |
|
1 |
Ketua | Muhammad Daffa ‘Irvani |
|
2 |
Sekretaris | Gatari Rastra Dinarta |
|
3 |
Bendahara | Anita Wahyu Putri |
|
4 |
Koordinator Keilmuan | Muhamad Rafli |
|
5 |
Koordinator Divisi Budidaya | Eria Rosanti Nugrahening Hastami |
|
6 |
Koordinator Divisi Konservasi | Evilili Usmanti |
|
7 |
Koordinator Divisi Penelitian | Wulan Usfi Mafiroh |
|
8 |
Koordinator Kewirausahaan | Hikma Salsabila Yusuf |
|
9 |
Koordinator Keorganisasian | Apriliana Pratiwi |
|
10 |
Kepala Bidang Pengembangan dan Sumber Daya Manusia | Salsabila Rifda Yuangga |
|
11 |
Kepala Bidang Humas dan Jaringan | Naifa Dhea Hardiani |
|
12 |
Kepala Bidang Kerumahtanggaan | Dewi Aura Rizky Leman Soemowidagdo |
|
13 |
Kepala Bidang Media dan Publikasi | Syallom Gita Maharani |
Setelah presentasi selesai, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi. Pada penghujung acara, disampaikan closing statement oleh Ketua BiOSC 2021 beserta harapan dari perwakilan anggota untuk kepengurusan BiOSC tahun ini. Berikutnya, dilaksanakan sesi foto dan dokumentasi. Rapat Kerja BiOSC 2021 pun diakhiri dengan penutupan dan doa bersama.
Forum Mahasiswa Peneliti Genetika (FORMASIGEN) telah melaksanakan Rapat Kerja atau Raker secara online melalui Google Meet pada hari Kamis, 4 Maret 2021. Raker merupakan agenda tahunan FORMASIGEN. Raker berfungsi sebagai sarana perencanaan, penyampaian saran, serta pemaparan informasi mengenai program kerja FORMASIGEN dalam satu periode kepengurusan ke depan. Raker dihadiri oleh 19 orang yang merupakan anggota aktif FORMASIGEN dan Mas Dias Pratama selaku Penasehat FORMASIGEN. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, kemudian dilanjutkan doa bersama. Acara dilanjutkan dengan presentasi Pengurus Harian (PH) mengenai rancangan program kerja (proker) setahun ke depan. Presentasi PH dilakukan oleh Ketua, Sekretaris, Bendahara, Kepala Divisi Kerumahtanggaan, Kepala Divisi Humas dan Jaringan, Kepala Divisi Media dan Informasi, Kepala Divisi Pengembangan dan Sumber Daya Manusia, dan Kepala Divisi Keilmuan. Pada akhir acara setelah semua PH presentasi, dilakukan diskusi, tanya jawab oleh peserta Raker dan bersama pemberian tanggapan serta masukan oleh penasehat. Setelah itu dilakukan revisi masing-masing program kerja.
Berikut dipaparkan susunan Pengurus Harian pada kepengurusan baru FORMASIGEN periode 2021 :
| No | Jabatan | Ketua Kepengurusan 2021 |
| 1 | Ketua | Tasya Nuraliyah |
| 2 | Sekretaris Jenderal | Febilia Windasari |
| 3 | Sekretaris | Alshinta Ade Brata |
| 4 | Bendahara | Odelia Hapsari K |
| 5 | Kepala Divisi Kerumahtanggaan | Wahyu Eka Saputri |
| 6 | Kepala Divisi Humas dan Jaringan | Nafis Muhimmatul ‘Ulya |
| 7 | Kepala Divisi Media dan Informasi | Ifani Nurul Utami |
| 8 | Kepala Divisi Pengembangan dan Sumber Daya Manusia | Nabila Shafura |
| 9 | Kepala Divisi Keilmuan | Salma Dewi Pratita |
Setelah acara diskusi dan pemberian tanggapan oleh peserta Raker, dilakukan acara penutup oleh MC dan dilanjutkan dengan foto bersama.
Tim Gama Wader Fakultas Biologi UGM menerima kunjungan dari Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) Surabaya dalam rangka pelatihan budidaya ikan wader pari secara semi masal dan masal. Kegiatan yang berlangsung pada hari sabtu, 27 februari 2021 tersebut dihadiri langsung oleh Bapak Dr. Tri Arief Sardjono, S.T., M.T. selaku Rektor IT Telkom dan Bapak Dr. Helmy Widyantara, S.Kom., M.Eng selaku Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Industri (FTII) serta 7 mahasiswa IT Telkom.
Kegiatan yang berlangsung di Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Santan Mina Lestari Maguwoharjo, Sleman tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dengan tertib selama waktu pelatihan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan tata cara budidaya ikan wader pari (Rasbora lateristriata) kepada mahasiswa IT Telkom sebagai sarana edukasi dan penelitian.
Kegiatan kunjungan ini merupakan rangkaian kelanjutan kerjasama yang dilakukan antara Gama Wader Fakultas Biologi UGM dengan IT Telkom Surabaya yang akan menginisiasi pengembangan budidaya ikan wader pari menggunakan modern vertical culture
Kegiatan diawali dengan sambutan oleh bapak Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc selaku pembina TIM Gama Wader dan Kepala program studi S3 Biologi, Fakultas UGM. Dalam kesempatan tersebut, beliau memberikan gambaran umum mengenai proses budidaya ikan wader pari yang ada di KPI Santan Mina Lestari. Selanjutnya dilakukan briefing singkat untuk menjelaskan teknis pelatihan yang akan dilaksanakan oleh Sandi Fransisco, S.Si.
Kegiatan diawali dengan melakukan seleksi indukan untuk membedakan antara induk jantan dan induk betina. Seleksi indukan dilakukan dengan cara melakukan pemijatan secara perlahan pada bagian abdomen ikan. Induk jantan ditandai dengan keluarnya sperma sedangkan induk betina ditandai dengan keluarnya sel telur. Selanjutnya dilakukan simulasi pemijahan ikan dengan menggunakan mating chamber yang dipandu oleh Sandi Fransisco. Tamu undangan juga diperkenalkan dengan metode pemijahan ikan pada kolam tanah yang dipandu oleh Khoiruddin Anshori.
Rombongan IT Telkom bersama Tim Gama Wader selanjutnya bertolak ke Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya (BPTPB), Cangkringan untuk berdiskusi dan melihat fasilitas budidaya ikan wader pari yang ada di tempat tersebut. BPTPB Cangkringan merupakan salah satu mitra Fakultas Biologi UGM dalam menjalin kerja sama budidaya Ikan Wader Pari. Sebelum bertolak pulang ke Surabaya, rombongan IT Telkom diberikan indukan ikan wader pari sebanyak -+150 ekor sebagai follow up untuk kegiatan budidaya.
Seluruh rangkaian pelatihan kegiatan edukasi budidaya wader pari ini dapat terlaksana atas dukungan dan kerjasama tim gama wader dengan PT PLN (Persero) induk transmisi jawa bagian tengah melalui kerjasama mitra binaan CSR PLN peduli. Komitmen PLN adalah ingin memasyarakatkan visi misi PLN yaitu ingin berkontribusi pada kegiatan masyarakat. Selain itu juga adanya harapan agar budidaya wader ini dapat makin dikenal luas dan bisa terselenggarakan semakin banyak dan semakin besar. Kedepannya kerjasama ini akan terus digalakkan terutama untuk perbanyakan budidaya, perluasan budidaya dan peningkatan kualitas program penyuluhan dengan membuat paket penyuluhan yang lebih terpadu dan komprehensif.
Pada hari Jumat, 26 Februari 2021 telah dilaksanakan acara “Sosialisasi Bioinformatic and Synthetic Biology Competition 2021” oleh BEM Biologi via Google Meet. Pembicara pada acara kali ini adalah salah satu alumni Fakultas Biologi UGM 2010 yang juga merupakan co-Founder iGEM Indonesia sekaligus panitia Synbio yaitu Bapak Immanuel Sanka, S.Si., M.Sc. Beliau merupakan salah satu alumni yang banyak menorehkan prestasi dan merupakan lulusan Tallin Unit of Technology. Acara ini dipandu oleh Moderator Indriyani Khofifah dan dihadiri 58 peserta. Tujuan dari diadakannya acara ini adalah untuk memberikan sosialisasi mengenai kompetisi Bioinformatic and Synthetic Biology 2021 yang diselenggarakan oleh Synbio.id atau Synthetic Biology.
Acara ini terdiri dari dua sesi, yaitu sesi pematerian yang disampaikan oleh Bapak Immanuel Sanka, S.Si., M.Sc., dan sesi tanya jawab atau sesi diskusi. Acara diawali oleh Moderator dan dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Dr. Fajar Sofyantoro selaku pembina BEM Biologi UGM. Kemudian, dilanjutkan pematerian mengenai sosialisasi kompetisi Bioinformatic and Synthetic Biology 2021 dan sesi diskusi. Pada sesi diskusi peserta dipersilakan untuk mengajukan pertanyaan berkaitan dengan kompetisi ini. Acara diakhiri dengan sesi dokumentasi dan ditutup oleh moderator.
Adapun harapan dari diselenggarakannya acara sosialisasi ini adalah dapat memberikan insight kepada mahasiswa Fakultas Biologi mengenai kompetisi Bioinformatic and Synthetic Biology 2021 dan memperbanyak antusiasme dari mahasiswa untuk mengikuti kompetisi tersebut.
Pada hari Minggu (28/02/2021), Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan kegiatan NGOBRAS (ngobrol santai) edisi 8 dengan tema “Edukasi Daring Konservasi dan Keanekaragaman Hayati melalui Museum Biologi UGM”. Acara ini dilakukan secara live streaming melalui chanel Youtube Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM dan menghadirkan beberapa narasumber yaitu, Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc selaku Kepala Museum Biologi dan dr. Wiji Hastuti selaku Duta Museum DIY untuk Museum Biologi pada tahun 2020-2021.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dalam sambutannya Prof Budi mengatakan bahwa hanya Fakultas Biologi UGM yang memiliki dan mengelola museum Biologi,sehingga diharapkan generasi penerusnya dapat mengembangkan dan semakin mencintai museum. Prof Budi menegaskan, “Museum Biologi bukan hanya sebagai tempat menyimpan koleksi saja, namun merupakan pusat informasi dan data keanekaragaman hayati dari zaman dahulu hingga sekarang”.
Saat memasuki acara inti,dijelaskan secara singkat bahwa museum Biologi UGM termasuk kategori museum khusus, yakni museum khusus pendidikan, dengan fokus pendidikan hayati yang memiliki jumlah koleksi mencapai 4000, koleksi tersebut meliputi koleksi flora berupa herbarium basah dan kering, koleksi fauna berupa awetan basah, taksidermi, kerangka. serta terdapat juga koleksi fosil.
Donan menyampaikan bahwa koleksi-koleksi tersebut dapat menjadi wahana edukasi bagi masyarakat, melalui pengamatan terhadap koleksi dan informasi yang menyertainya.
”Beberapa koleksi unggulan museum biologi ada taksidermi Harimau Sumatera (Panthera tigris), Beruang Madu, Duyung, kerangka Badak Jawa, tengkorak Babirusa, dan yang paling unik adalah Limnonectes macrodon karena walau dulu banyak ditemukan di Jogja namun tidak ada yang sebesar ini”, ungkap Donan sambil menunjukkan foto katak seukuran paha manusia.
Sayangnya, pada masa pandemi ini, Museum Biologi terpaksa ditutup sementara untuk kunjungan umum. Kendati demikian, museum yang beralamatkan di Jl. Sultan Agung No.22, Wirogunan tersebut masih aktif melakukan kegiatan secara daring dengan dibantu dr. Wiji Hastuti selaku duta Museum Biologi. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa pembuatan video edukasi dan promosi mengenai museum biologi, webinar, kegiatan pembuatan poster edukatif mengenai penanganan gigitan ular dan 6 langkah cuci tangan dengan sabun. Terdapat juga kegiatan gowes mubeng museum yaitu kegiatan napak tilas museum yang dilakukan secara live streaming dan yang terakhir, diadakannya lomba menulis cerita anak tahun 2020 untuk menyemarakkan Hari Museum Indonesia.
Museum biologi saat ini, menyediakan informasi yang dapat dengan mudah diakses melalui chanel Youtube , Website dan Instagram.
Di akhir acara, para audience diajak untuk menjawab pertanyaan yang berhadiah oleh Pak Donan dan dr Wiji. Pertanyaan tersebut adalah menebak 3 jenis spesimen penyu dan 4 nama ilmiah herbarium tumbuhan khas Yogyakarta.
“jadi jawabannya untuk A dan C merupakan penyu yang sama,yaitu penyu hijau, sedangkan untuk B adalah penyu lekang” jawab Donan. “dan untuk herbariumnya adalah Kepel, Keben, Tanjung, kemudian ada Jambu Dersana yang merupakan 4 tumbuhan khas Jogja yang dipajang di depan Museum Biologi UGM” imbuh Wiji, saat tidak ada audience yang tepat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Ngobras kali ini ditonton oleh lebih dari 380 audience,dan berakhir pada pukul 21.00 WIB.
International Conference On Biodiversity (ICB) 2020 adalah konferensi Internasional tentang Keanekaragaman Hayati yang bertujuan untuk mengumpulkan para profesional dan peneliti dari bidang keanekaragaman hayati dan sumber daya alam serta konservasi dari seluruh dunia. Tema yang diusung tahun ini yaitu “Biodiversity for Bioeconomy” yang diharapkan dapat mengambil pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan untuk membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara sekaligus menjaga kesehatan ekosistem dan lingkungan. Konferensi ini diselenggarakan oleh Universiti Tun Hussein Onn Malaysia dan bekerja sama dengan Universitas Gadjah mada dan Universiti Malaysia Sabah pada tanggal 4-5 November 2020. Topik yang diusung pada ICB 2020 ada 4 topik, yaitu : Systematics and Taxonomy, Ecology Processes, Advancement of Biodiversity, dan Product Development and Commercialization.
International Conference On Biodiversity (ICB) 2020 turut mengundang beberapa tokoh sebagai keynote speaker, seperti Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc. (Universitas Gadjah Mada); Prof. Emer. Datin Dr. Maryati Mohamed (Universiti Tun Hussein Onn Malaysia); Assoc. Prof. Dr. Monica Suleiman (Universiti Malaysia Sabah); dan Datuk Dr. Glen Reynolds (Royal Society SE Asia Rainforest Research Programme). Konferensi ini dilaksanakan secara online melalui aplikasi Google Meet yang dikelompokkan berdasarkan bidangnya masing-masing. Setiap tim peneliti mempresentasikan hasil penelitian mereka kepada hadirin yang hadir.
Terdapat sekitar 97 artikel ilmiah yang berhasil dipresentasikan. Mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang tergabung dalam Kelompok Studi Entomologi (KSE) berhasil mempresentasikan 2 artikel ilmiah hasil penelitian mereka di Gumuk Pasir Parangkusumo, Yogyakarta yang termasuk dalam topik Systematics and Taxonomy dengan judul “The Diversity of Odonata in Parangkusumo Sand Dune Yogyakarta, Indonesia” dipresentasikan oleh Elvian Indah Nilamsari (Biologi 2017/ KSE XIX) dan “Comparison of Damselfly (Odonata: Zygoptera) Diversity in Wet Dune Slack Habitat with Canopied and Non-canopied Areas of Gumuk Pasir Parangkusumo, Yogyakarta, Indonesia” yang dipresentasikan oleh Andra Carel Nicolla (Biologi 2017/KSE XIX). Sedangkan untuk mahasiswa lainnya yang bertindak sebagai author artikel ialah Aliya Nadira Irsyad (Biologi 2017/KSE XIX), Nafiatul Umah (Biologi 2017/KSE XIX), Rafelinta Daradwinta (Biologi 2017/KSE XIX), Wanny Firdasia (Biologi 2017/KSE XIX), dan Zakiyatus Sarifah (Biologi 2017/KSE XIX). Dengan adanya prestasi ini, diharapkan dapat menjadi stimulan bagi mahasiswa untuk meningkatkan publikasi ilmiah dan penelitian mereka serta membanggakan Fakultas Biologi UGM di kancah internasional.





































