Berikut disampaikan informasi tentang Penawaran Beasiswa dari Nishimura Foundation. Informasi lebih lengkap dapat diakses pada tautan berikut ini..
Ditulis oleh : Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr Sc.*
Tulisan ini disusun bersamaan dengan pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) Konsorsium Biologi Nasional (KOBI) pada tanggal 20-21 Maret di Purwokerto. Semoga tulisan ini juga diterbitkan bersamaan dengan masa menunggu siswa dan siswi kelas 12 SMA di seluruh Indonesia yang telah mendaftarkan diri pada SNMPTN 2017. Seluruh siswa-siswi tersebut kini sedang melalui tahapan seleksi SNMPTN yang hasilnya akan diumumkan pada tanggal 26 April mendatang. Diantara sekian banyak jurusan yang dipilih, akan ada berbagai pertimbangan dan pertanyaan berkaitan dengan prospek kerja, kesesuaian minat, serta pengemabangan karir masa depannya.
Jika melihat data peminat Biologi pada Program Sarjana khususnya, terlihat kecenderunganya stagnan kalau tidak malah cenderung menurun pada beberapa PTN dan PTS tertentu di Indonesia. Biologi yang mendalami keilmuan di bidang hayati menjadi jurusan yang kurang familiar dan rentan dengan berbagai pertanyaan pragmatis. Dari sekian pertanyaan yang disampaikan terhadap pemilihan minat Biologi, maka pertanyaan yang paling umum dan klasik baik sebelum maupun pada saat orientasi kampus mahasiswa adalah “Kuliah di jurusan Biologi memang bisa apa dan akan menjadi apa?”. Beruntung bagi mahasiswa yang memang menyenangi dan mendalami Biologi sebagai sebuah keilmuan, jawabannya kurang lebih pastilah sama dan sederhana : “Karena saya suka dan cinta Biologi, atau jawabanya yang umum karena saya nanti ingin jadi guru atau dosen, atau peneliti di lembaga penelitian.”
Kemudian bagaimana dengan mereka yang mungkin, merasa terjerembab dan tidak cocok dengan jurusan atau minat ini? Bagaimana pula dengan yang memang tertarik ingin menempuh minat Biologi murni, namun masih ragu-ragu karena tidak terlihat menjanjikan? Bagaimana peran penting serta keunggulan sebagai Biolog di Indonesia? Hal ini dapat menjadi sebuah pembahasan menarik mengingat keilmuan Biologi masih dipandang kurang ‘bergengsi’ dan prospektif oleh umumnya masyarakat di Indonesia jika dibandingkan jurusan lain semisal kedokteran, ekonomi, hukum, fisipol, psikologi, atau teknik. Padahal, menjadi seorang Biolog bukan sekadar menjadi guru, peneliti atau dosen saja. Menjadi seorang Biolog berarti mempelajari serta menerapkan kaidah penelitian ilmiah untuk memberikan solusi terbaik bagi alam, makhluk hidup, dan kehidupan. Sebagai contoh dari data jenis pekerjaan yang dimiliki oleh alumni Fakultas Biologi UGM tercatat kurang lebih 56 jenis pekerjaan yang ditekuni oleh para alumni Biologi, sebut saja Embriologis pada Human In Vitro Fertilization, Bioteknologis, Mikrobiologis, Konsultan dan Analis Linkungan, Konservasionis, Kurator Museum, Perekayasa Genetik, Analis Bioinformatik, Quality Control proses dan produk industri, Pemulia Hewan dan Tumbuhan serta masih banyak jenis pekerjaan yang dilakukan para Biolog dalam dunia kerjanya.
Meskipun demikin, harus diakui perkembangan keilmuan Biologi sebagai fundamental Science atau ilmu dasar di Indonesia kenyataanya kurang bersinar, jikalau tidak memprihatinkan. Hal ini dapat terjadi karena Biologi sebagai Rumpun Keilmuan yang cukup luas cakupannya berupa Bonggol/Cabang Keilmuwannya dianggap belum mampu memberikan prospek profesi selain guru, dosen dan peneliti di lembaga penelitian. Kondisi ini juga diperparah dengan minimnya perhatian pemerintah terhadap profesi dosen dan ilmuwan di bidang Biologi di Indonesia, sehingga mereka yang memang ingin mendalami Biologi dan cabang-cabang keilmuannya, tentu saja akan merasa lebih menguntungkan jika bekerja di bidang atau sektor lainnya. Belum adanya Departemen atau setingkat Kementrian yang secara langsung mengembangkan potensi profesi Biolog juga berimplikasi pada ketidakjelasan jenis pekerjaan yang umumnya bermuara pada Kementrian atau Departemen terkait.
Di tingkat dunia juga terlihat ketidakberfihakannya terhadap Biologi dan Para Biolog. Sebagai contoh meski jumlah peraih Nobel Bidang Kedokteran dan Fisiologi lebih banyak disandang oleh Para Biolog dibandingkan Para Dokter kesehatan, namun ironisnya tidak ada kategori Nobel bidang Biologi untuk penelitian dan para peneliti di bidang Biologi, lain halnya dengan Nobel di bidang Kimia dan Fisika.
Keprihatinan tersebut semakin terbukti, sebagaimana yang dilaporkan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar Zulkarnain, bahwa jumlah ahli pengelompokan jenis flora dan fauna (Taksonom) yang merupakan cabang ilmu krusial dalam Biologi di Indonesia ‘sangat memprihatinkan dan tidak seimbang dengan jumlah keanekaragaman hayati tanah air yang begitu melimpah. Menurutnya, dari sekitar 9000 peneliti di Indonesia, ahli taksonomi hanya berjumlah 174 orang. Padahal berdasarkan data World Conservation Monitoring Centre of the United Nations Environment Programme (UNEP-WCMC) yang dirilis pada tahun 2004, Indonesia menempati peringkat ketiga keanekaragaman hayati terbesar dengan kategori sebagai negara dengan jumlah spesies mammalia terbanyak pertama dan spesies ikan terbanyak kedua di dunia.
Fakta ini menunjukan bahwa Indonesia sebagai biodiversity hotspot membuka banyak sekali kesempatan untuk diteliti dan dikembangkan oleh orang-orang yang mendalami Biologi. Sehingga seharusnya Biologi bagi Indonesia adalah prioritas utama dalam menjaga, mengelola, memanfaatkan dan melestarikan keanekaragaman hayati bangsa dan dunia.
Biologi sebagai ilmu pengetahuan dibidang kehayatan (life sciences), dalam implementasi yang optimal telah terbukti meningkatkan nilai tambah yang bermanfaat bagi pembangunan pada berbagai sektor kehidupan umat manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Temuan-temuan dibidang biologi telah dapat melestarikan keanekaragaman hayati dan memberikan nilai tambah khususnya dalam sektor kesehatan, pertanian, industri dan lingkungan.
Sebagai contoh, kekayaan sumber daya mikrobia asli Indonesia dapat dikembangkan menjadi sumber antibiotik baru yang bernilai lebih seperti Streptomyces indonesiensis dan Streptomyces cangkringensis yang ditemukan dari daerah sekitaran kaki Gunung Merapi, Yogyakarta. Tanaman indigenous yang dimiliki Indonesia pun memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai sumber fitofarmaka yang unggul, sebut saja buah merah (Pandanus conideus Lam.) yang berasal dari pedalaman Papua. Banyaknya kekayaan yang dapat digali dan dikembangkan kemanfaatannya untuk masyarakat sesungguhnya merupakan sebuah ‘panggilan’ terhadap profesi dosen dan peneliti di bidang Biologi untuk sekiranya lebih proaktif dalam menggali potensi-potensi tersebut dan mengembangkannya dengan bijaksana.
Sesungguhnya terdapat beberapa profesi sebagai Biolog yang mungkin belum banyak dilirik dan dipertimbangkan masyarakat Indonesia namun memiliki prospek profesi yang cukup menjanjikan. Beberapa diantaranya adalah tenaga konservasi sumber daya alam di taman nasional, pelaku industri di bidang penyelia bahan dan alat penunjang penelitian, illustrator buku-buku pendidikan terutama pada ranah ilmu hayati, Kurator Museum, Bioteknologis seperti ahli kultur jaringan dan stem cell, pemulia hewan/tanaman (breeder), Biologi Forensik, Embriologis, Mikrobiologis dan teknisi quality control (terutama di bidang pengolahan limbah dan baku kualitas air). Kesemua profesi di atas sesungguhnya masih membutuhkan banyak ahli dari bidang keilmuan Biologi, sehingga masih membuka jalan bagi mereka yang memang ingin mengembangkan dirinya dengan segenap jiwa raga sesuai minat dan bakat yang dimiliki anak bangsa.
Akhir kata, dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius dari segenap elemen yang bersinggungan dengan pengembangan bidang dan minat keilmuan Biologi; baik itu guru sekolah menengah dan atas, dosen di perguruan tinggi, mau pun pemerintah (dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan khusunya Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dalam pengembangan profesi Biolog) dalam menunjang serta mempersiapkan Biolog yang unggul. Karena saya percaya, membentuk generasi Biolog yang unggul dapat memberikan kontribusi dan solusi luar biasa dalam bidang pendidikan, maritim, pertanian, lingkungan hidup dan kesehatan di Indonesia yang mampu mempercepat pemenuhan cita- cita bangsa Indonesia sendiri dalam memajukan kesejahteraan umum untuk menjadi bangsa yang adil dan makmur.
*) Penulis merupakan Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI)
Yogyakarta (27/3); Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) Fakultas Biologi UGM dan Kelompok Studi Herpetologi (KSH) Fakultas Biologi UGM, Senin (27/3) pagi lalu adakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema Edukasi Fauna Indonesia di SD Tumbuh 1 Yogyakarta. Kegiatan ini menghadirkan Samsudin ‘Pendongeng Bersepeda’.
Samsudin pendongeng bersepeda yang juga aktivis lingkungan ini tiba di Yogyakarta dalam misinya mendongeng konservasi melintasi Pulau Jawa, sebelumnya Samsudin telah mengayuh sepedanya ke beberapa kota di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan, diantaranya Lampung, Bengkulu, Jambi, Pekanbaru, Duri, Sumatera Utara, Aceh, Samarinda, Tenggarong dan Balikpapan. Samsudin bersepeda untuk menyebarkan pendidikan dini tentang Konservasi Satwa dan Hutan di Indonesia. Dalam perjalanannya melintasi Pulau Jawa ini, Yogyakarta merupakan salah satu kota destinasi Samsudin untuk mendongeng tentang Konservasi Satwa dan Hutan Indonesia.
“Ayo! Ini hewan apa namanya? Ada yang tahu?” tanya Samsudin kepada siswa SD Tumbuh 1 Yogyakarta. Sontak para siswa menjawab kompak, “Itu hewan Badak pak!”. “Wuih! Hebat! Iya benar, ini namanya Baja dan Batra. Baja singkatan dari Badak Jawa dan Batra singkatan dari Badak Sumatera” lanjut Samsudin. Dalam dongengnya, Samsudin menggunakan media wayang yang berbahan dasar kertas. Kali ini Samsudin menceritakan cerita tentang penebangan hutan dan perburuan satwa langka di Indonesia. Selain Badak Jawa dan Badak Sumatera, Samsudin juga membawa tokoh-tokoh wayang kertas lainnya, diantaranya Gajah Sumatera, Harimau Sumatera, Orangutan, Bekantan, Pesut Mahakam, Beruang dan tokoh-tokoh lainnya.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kerjasama antara KMP Fakultas Biologi UGM dan KSH Fakultas Biologi UGM yang bertujuan untuk mengedukasi siswa-siswa dalam upaya pengenalan dan perlindungan satwa di Indonesia. Dalam kesempatan ini, KSH Fakultas Biologi juga mengenalkan hewan-hewan dari kelompok amphibi dan reptil kepada siswa-siswa SD Tumbuh 1 Yogyakarta.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SD Tumbuh 1 Yogyakarta Rina Febri Pertiwi menyampaikan kesan positif dilakukannya kegiatan ini, “Kami sangat senang dengan kegiatan ini, terlebih pak Samsudin juga menyinggahi sekolah kami sebagai destinasinya, siswa-siswa sangat senang dengan kehadiran kakak-kakak dari KMP dan KSH Fakultas Biologi UGM, semoga kerja sama ini masih dapat dilanjutkan untuk kedepannya” terang Rina.
KMP Fakultas Biologi UGM pada periode ini menitikberatkan kegiatannya pada kegiatan yang sifatnya kolaboratif sebagai wujud sinergisitas dalam penerapan interdisiplin ilmu yang juga menjadi perhatian Universitas Gadjah Mada. Selain kegiatan yang sifatnya kolaborasi, KMP Fakultas Biologi UGM juga akan lebih banyak berkegiatan bersama masyarakat sebagai salah satu wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dua orang mahasiswa UGM berhasil meraih juara 2 se-Nasional dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) yang diselenggarakan pada 18-20 Maret 2017 di Universitas Hasanuddin, Makassar. Mahasiswa tersebut adalah Rendi Mahadi (Biologi, 2013) dan Mustafid Rasyiid (Biologi, 2013) dari Fakultas Biologi UGM. Pada kesempatan ini Universitas Gadjah Mada mengirimkan 2 orang delegasi mahasiswa tersebut untuk mempresentasikan karya tulis ilmiah mereka dengan judul “Aktivitas Imunomodulator dan Antioksidan Ekstrak Daun Cincau Hijau (Cyclea barbata Miers.) secara In Vitro”. Adapun karya tulis ilmiah tersebut merupakan hasil penelitian PKM-Penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2016. Penelitian dan karya tulis ilmiah ini dibimbing oleh dosen pembimbing Dr. Tri Rini Nuringtyas, M.Sc. serta pada proses penelitian dibantu oleh 3 orang mahasiswa lainnya yaitu Krisnanda Surya Dharma (Biologi, 2013), Lindia Angraini (Biologi, 2013), dan Rahma Nurdiyanti (Biologi, 2014).
LKTIN (Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional) Biology Event VIII Reborn merupakan salah satu rangkaian kegiatan Biology Event VIII Reborn yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi FMIPA Universitas Hasanuddin (UNHAS). Selain lomba karya tulis ilmiah, kegiatan ini juga menyelenggarakan lomba olimpiade tingkat SMA, olimpiade tingkat SMP, dan lomba Bio-recycle tingkat SMA se-Sulawesi. Pada lomba karya ilmiah ini diikuti oleh sebanyak 75 tim mahasiswa dari seluruh universitas di Indonesia, masing-masing tim beranggotakan maksimal 3 orang. Seleksi lomba dimulai dengan pengiriman karya tulis ilmiah (full paper) kepada panitia, kemudian diseleksi dan diambil 10 tim terbaik sebagai finalis. Selanjutnya, para finalis diundang untuk mempresentasikan karya tulis ilmiahnya didepan para juri di UNHAS, Makassar. 10 tim tersebut yang dinyatakan lolos yaitu diantaranya adalah delegasi dari UNILA, UNDIP, UI, UNSRI, UNPAD, UNS, USU, UNHAS, Unversitas Pertamina, dan salah satunya adalah UGM. Lomba Karya Tulis Ilmiah ini mengusung tema “Peran Sains dan Teknologi dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraaan Masyarakat Indonesia” dengan sub tema yaitu kesehatan, teknologi, agrokompleks, lingkungan, pangan, dan energi.
Kegiatan LKTIN ini dilaksanakan selama 3 hari, pada hari pertama diawali dengan opening ceremony sekaligus pembukaan Biology Event VIII Reborn, kemudian dilanjutkan presentasi karya tulis ilmiah di depan dewan juri. Masing-masing tim diberi waktu selama 10 menit presentasi dan 15 menit sesi diskusi atau tanya jawab. Kemudian hari kedua seluruh peserta finalis LKTIN melaksanakan kegiatan fieldtrip ke Taman Nasional Bantimurung, pusat oleh-oleh, dan Pantai Losari. Selanjutnya pada hari ketiga, dilakukan pameran poster karya tulis ilmiah yang telah dibuat dan terakhir adalah pengumuman pemenang serta penghargaan dimana UGM kemudian berhasil menjadi juara 2 dalam ajang ini. “Alhamdulillah kami berhasil meraih juara 2 LKTIN se-Indonesia, awalnya pada saat pengumuman 10 tim finalis yang lolos, tim kami hanya berada pada posisi waiting list. Kemudian pada H-2 perlombaan presentasi, kami ternyata dinyatakan lolos dan diundang ke Makassar untuk presentasi karena ada 1 tim finalis yang gugur. Walaupun dengan persiapan yang singkat dan seadanya, kami akhirnya memantapkan hati untuk berangkat. Kami bersyukur dan mengucapkan banyak terimakasih, karena prestasi yang telah diraih ini tidak terlepas dari dukungan pihak Universitas dan Fakultas”, ujar Rendi. (Rendi Mahadi)
Berikut disampaikan informasi tentang Tawaran Program Student Exchange – AUN ACTS 2017. Informasi lebih lengkap dapat diakses pada tautan berikut ini..
KBRN, Purwokerto: Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang memiliki kekayaan alam melimpah terutama keanekaragaman hayatinya dan bahkan sudah diakui dunia. Kekayaan hayati tersebut tidak luput dari kehancuran dan kepunahan akibat salah satunya pemanasan global.
Karena itu, Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) yang merupakan himpunan penyelenggara pembelajaran perguruan tinggi bidang biologi menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) di Purwokerto selama dua hari dari 20 – 21 Maret 2017.
Ketua KOBI, Dr. Budi Setiadi Daryono mengatakan, ada tiga isu yang paling krusial untuk dibahas yaitu menjaga, memanfaatkan dan melestarikan kekayaan sumber daya hati yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Kekayaan dan keanekaragaman hayati Indonesia yang sudah disampaikan dunia kita menempati nomor dua di dunia dari kehancuran atau kepunahan akibat pemanasan global dan perubahan iklim beberapa tahun terakhir”, ungkapnya kepada RRI sebelum Rakornas di Purwokerto, Senin (20/3/2017)
Menurut Dia, hal itu penting dilakukan karena kalau tidak akan berakibat serius terhadap kelangsungan hidup organisme.
“Sebetulnya kita sudah dimodali keanekaragaman dan kekayaan sumber daya hati yang bisa kita manfaatkan di berbagai sektor”, ujar Dr. Budi Setiadi Daryono.
Untuk itu keanekaragaman dan sumber daya hayati tersebut, lanjutnya, perlu dijaga dan dilestarikan.
”Inilah yang harusnya aware dimana satu hal kalau kekayaan dan keanekaragaman hayati kita sudah punah, kita tidak bisa lagi mengembalikannya itu, ya sehingga sebelum punah mari kita jaga, kita manfaatkan dan kita lestarikan sebaik-baiknya apa yang telah dititipkan dan berupa modal yang sangat besar bagi bangsa ini dari Tuhan yang Maha Kuasa”, pungkasnya.
Selain isu menjaga dan melestarikan kekayaan sumber daya hayati Indonesia, Dr. Budi Setiadi Daryono yang juga Dekan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada (UGM) menambahkan, Rakornas juga membahas pemantapan kurikulum nasional.
“Secara prinsip, Rakornas juga membahas pemantapan kurikulum nasional untuk program studi biologi baik di tingkat sarjana maupun tingkat pasca sarjana”, imbuh Dr. Budi Setiadi Daryono.
Rakornas konsorsium Biologi Indonesia itu diikuti 48 perwakilan dari 33 perguruan tinggi dari Sumatera hingga Papua.(RPW/rri.co.id)
Berikut adalah update terkini tawaran program yang dapat diikuti oleh mahasiswa/dosen/staff. Silahkan disebarluaskan kepada yang berminat..
- Hibah Inovasi & Internasionalisasi Akademik Melalui Summer Course Bidang Unggulan Lintasdisiplin 2017
http://oia.ugm.ac.id/hibah-inovasi-internasionalisasi-akademik-melalui-summer-course-bidang-unggulan-lintasdisiplin-2017/ - [Germany] DAAD/DIES Conference invitation: Female Leadership and Higher Education Management in Developing Countries
http://oia.ugm.ac.id/germany-daaddies-conference-invitation-female-leadership-and-higher-education-management-in-developing-countries/
Deadline: 31 March 2017 - Seleksi Kapal Pemuda Nusantara Sail Sabang 2017
http://oia.ugm.ac.id/seleksi-kapal-pemuda-nusantara-sail-sabang-2017/
Deadline: 31 March 2017 - [South Korea] Kyungpook National University – Fall Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-kyungpook-national-university-fall-exchange-program-2017/
Deadline: 14 April 2017 - [Hong Kong] The University of Hong Kong – Hong Kong Studies Visiting Fellowship Programme 2017
http://oia.ugm.ac.id/hong-kong-the-university-of-hong-kong-hong-kong-studies-visiting-fellowship-programme-2017/ - [Spain] SENAI – IQS & Nebrija University Summer Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/spain-senai-iqs-nebrija-university-summer-program-2017/ - EXTENDED [Japan] Kansai University – Intensive Japanese Language and Culture Course Program (IJLC) 2017
http://oia.ugm.ac.id/japan-kansai-university-intensive-japanese-language-and-culture-course-program-ijlc-2017/
Deadline: 31 March 2017 - [Global] AIESEC UGM – Global Volunteer Summer 2017
http://oia.ugm.ac.id/global-aiesec-ugm-global-volunteer-summer-2017/ - [South Korea] Inha University – Fall Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-inha-university-fall-exchange-program-2017/
Deadline: 6 April 2017 - [Swiss] Duke University School of Law Geneva – Summer Institute 2017
http://oia.ugm.ac.id/swiss-duke-university-school-of-law-geneva-summer-institute-2017/
Deadline: 7 June 2017 - [Netherlands] Fontys School of Marketing and Management – Fall Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-fontys-school-of-marketing-and-management-fall-exchange-program-2017/
Deadline: 13 April 2017 - [South Korea] Chung-Ang University – Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-chung-ang-university-summer-school-2017/ - South Korea] Chung Ang University – Fall Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-chung-ang-university-fall-exchange-program-2017/
Deadline: 12 April 2017 - [Australia] Flinders University – 2017 Student Exchange Program
http://oia.ugm.ac.id/australia-flinders-university-2017-student-exchange-program-2/
Deadline: 24 March 2017 - [South Korea] Kangwon National University – Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-kangwon-national-university-exchange-program-2017/
Deadline: 28 April 2017 - [South Korea] Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) – Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-hankuk-university-of-foreign-studies-hufs-exchange-program-2017/
Deadline: 10 April 2017 - [Japan] JICA – Innovative Asia Scholarship 2017
http://oia.ugm.ac.id/japan-innovative-asia-scholarship-2017/ - [Taiwan] National Cheng Kung University – The International Institute of Medical Device Innovation, MDI
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-national-cheng-kung-university-the-international-institute-of-medical-device-innovation-mdi/ - [South Korea] Silla University – Silla Wave Summer Camp 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-silla-university-silla-wave-summer-camp-2017/
Deadline: 15 April 2017 - [Taiwan] National Central University – 2017 Chinese Language & Culture Immersion in Taiwan
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-national-central-university-2017-chinese-language-culture-immersion-in-taiwan/
Deadline: 31 Maret 2017 - [Netherlands] Vrije Universiteit Amsterdam – Amsterdam Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-vrije-universiteit-amsterdam-amsterdam-summer-school-2017/
Deadline: 1 Mei 2017 - [Japan] Kansai University – Intensive Japanese Language and Culture Course Program (IJLC) 2017
http://oia.ugm.ac.id/japan-kansai-university-intensive-japanese-language-and-culture-course-program-ijlc-2017/
Deadline: 31 Maret 2017 - [Taiwan] National Taiwan University of Science & Technology – Dual Degree Program
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-national-taiwan-university-of-science-technology-dual-degree-program/
Deadline: 31 Maret 2017 - [Taiwan] Study in Taiwan – 2017 MOE Beasiswa Taiwan
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-study-in-taiwan-2017-moe-beasiswa-taiwan/ - [South Korea] University of Seoul – Korean Government Scholarship Program (KGSP) 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-university-of-seoul-korean-government-scholarship-program-kgsp-2017/ - [South Korea] Dongseo University – Korean Government Scholarship Program (KGSP) 2017 for Graduate Degrees
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-dongseo-university-korean-government-scholarship-program-kgsp-2017-for-graduate-degrees/ - [Taiwan] National Sun Yat Sen University – International Master’s Program in Telecommunication Engineering
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-national-sun-yat-sen-university-international-masters-program-in-telecommunication-engineering/ - [Taiwan] National Sun Yat Sen University – International Master’s Program in Electric Power Engineering (MSEE Scholarship)
http://oia.ugm.ac.id/taiwan-national-sun-yat-sen-university-international-masters-program-in-electric-power-engineering-msee-scholarship/ - [Japan] University of Tokyo – Global Japan Studies Summer Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/japan-university-of-tokyo-global-japan-studies-summer-program-2017/
Deadline: 6 April 2017 - [France] SciencesPo – Summer School 2017 (Social Science & French Language)
http://oia.ugm.ac.id/france-sciencespo-summer-school-2017-social-science-french-language/ - [Sweden] Malmo University – Student Exchange Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/sweden-malmo-university-student-exchange-program-2017/
Deadline: 30 Maret 2017 - [Netherlands] Radboud University – Student Exchange 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-radboud-university-student-exchange-2017/
Deadline: 31 Maret 2017 - [South Korea] Seoul National University – SNU International Summer Institute 2017
http://oia.ugm.ac.id/south-korea-seoul-national-university-snu-international-summer-institute-2017/ - [Japan] Sophia Univesity – Sophia Summer Session for Japanese Language 2017
http://oia.ugm.ac.id/japan-sophia-univesity-sophia-summer-session-for-japanese-language-2017/ - [Hong Kong] Lingnan University – Non-Local Student Admission 2017/2018
http://oia.ugm.ac.id/hong-kong-lingnan-university-non-local-student-admission-20172018/ - [Indonesia] Universitas Gadjah Mada – EcoDRR (Ecosystem-based Disaster Risk Reduction)
http://oia.ugm.ac.id/indonesia-universitas-gadjah-mada-ecodrr-ecosystem-based-disaster-risk-reduction/
Deadline: 20 Mei 2017 - [Singapore] Singapore Management University – SMU Global Summer Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/singapore-singapore-management-university-smu-global-summer-program-2017/ - [Singapore] Nanyang Technological University – NTU Summer Program 2017
http://oia.ugm.ac.id/singapore-nanyang-technological-university-ntu-summer-program-2017/ - [Netherlands] Vrije Universiteit Amsterdam – Amsterdam Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-vrije-universiteit-amsterdam-amsterdam-summer-school-2017/ - [Netherlands] University of Twente – CuriousU Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-university-of-twente-curiousu-summer-school-2017/ - [France] Université Catholique de Lille – 2017 European Summer Program
http://oia.ugm.ac.id/france-universite-catholique-de-lille-2017-european-summer-program/ - [Netherlands] Radboud University – Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/netherlands-radboud-university-summer-school-2017/ - [United Kingdom] University College London – Summer School 2017
http://oia.ugm.ac.id/united-kingdom-university-college-london-summer-school-2017/
Pada hari Rabu tanggal 15 Maret 2017, telah dilaksanakan Kajian Rutin Biologi yang disampaikan oleh Ustadz Sulkhan Zainuri dengan tema fiqih wudhu. Materi yang disampaikan adalah tata cara ibadah wudhu diantaranya adalah rukun, sunnah, dan hal-hal yang membatalkan wudhu. Rukun-rukun wudhu berdasarkan Q.S. Al Maidah 6 dan dari berbagai dalil yaitu:
- Niat
Segala sesuatu hendaklah diniatkan segala sesuatu sangat bergantung kepada yang diniatkan. Talafudz yaitu mengucapkan niat, namun bukan sesuatu yang disyariatkan. tetapi niat itu sendiri merupakan sesuatu yg diniatkan - Mengusap muka
- Membasuh kedua tangan sampai siku
- Masurodz yaitu mengusap kepala atau mengusapkan tangan pada kepala. Dari Rasulullah SAW, Rasulullah mengusap dimulai dari depan sampai belakang kembali lagi kedepan.
- Membasuh kedua kaki sampai mata kaki
Sementara beberapa sunnah yang dapat dikerjakan saat berwudhu adalah
- Assiwaq yaitu menggosok gigi menggunakan siwak, sikat gigi, dll
- Membasuh kedua telapak tangan ketika mengawali wudhu sebanyak 3x
- Berkumur dan istinsyaq dengan satu gerakan berkumur sambil memasukkan ke hidung kemudian mengeluarkannya berfungsi untuk membersihkan kotoran-kotoran pada hidung
- Menyela-nyela jari tangan dan kaki, dari hadist Ibnu Abbas: “Menyela-nyela tangan dan kaki bagian dari sunnah. Mengulanginya 3x juga bagian dari sunnah. Memulai dari sebelah kanan adalah sunnah.” Rasulullah selalu membasuh bagian kanan terlebih dahulu kemudian sebelah kiri.
- Al Muwallaq yaitu berkesinambungan, terus, dan tidak disela- sela dengan gerakan-gerakan yang lain.
- Mengusap telinga mengusap dengan ibu jari.
- Menyela-nyela jenggot bagi laki-laki.
Hal-hal yang dapat membatalkan wudhu adalah
- Apabila sesorang mencium bau yg berasal dari dubur maka ia harus mengulang wudhu.
- Kencing dan keluarnya mani (wajib mandi).
- Ketika tertidur nyenyak.
- Menyentuh kemaluan tanpa penghalang
Dan pada sesi tanya jawab, terdapat beberapa pertanyaan yaitu:
- Ketika ada bagian yang diperban dan tidak boleh terkena air, apakah harus tayamum?
Jawab:
Selama kita masih dimungkinkan untuk diusap dibolehkan, dikiaskan dengan imamah (usap), dipercikkan air kemudian diusapkan. Tayamum dilakukan saat tidak memungkinkan untuk diusap.
- Bagaimana jika kita berwudhu dengan air mustakmal?
Jawab:
Selama dia tidak ada perubahan rasa warna dan bau, maka tidak akan memmpengaruhi dan masih bisa dipergunakan
- Bagaimana jika kita tertidur saat khutbah? Apakah harus mengulang wudhu?
Jawab:
Jika kondisinya sudah tidur pulas maka wajib mengulang wudhu
- Jika saat berwudhu ada kotoran ditangan, apakah harus dibasuh saat itu juga atau bagaimana?
Jawab:
Selama tidak merusak urut-urutan di wudhu maka itu sesuatu yang dibolehkan. Dan ketika memang ada sebab, maka itu juga diperbolehkan.
- Istinsyak apakah boleh dilakukan satu metode itu, apakah boleh dilakukan dgn cara lain?
Jawab:
Rasulullah SAW hanya melakukan yg dengan satu gerakan.
Oleh: Budi Setiadi Daryono*
Menanggapi artikel Rudi Wahyono di Jawa Pos pada 7 Maret 2017, ada beberapa hal menarik yang penting untuk digarisbawahi. Pertama-tama, fenomena anomali iklim La Nina memang harus dilihat sebagai bagian dari rangkaian El Nino–Southern Oscillation (ENSO) dan bukan berdiri sendiri. ENSO yang diawali dengan El Nino pada 2015 hingga awal 2016 serta berlanjut dengan La Nina pada 2016–2017 membawa dua isu utama berupa ketahanan pangan nasional sekaligus cekaman berupa seleksi terhadap biodiversitas di Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2002 menyatakan bahwa La Nina pada 1996 membawa kenaikan produktivitas beras Indonesia sebesar 2,73 persen dari total produksi beras pada 1995, yaitu 1.357.366 ton. Namun, El Nino yang terjadi pada 1998 dan hanya berselang dua tahun dari 1996 justru mengurangi produksi beras hingga 5 juta ton dan mengakibatkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan nasional serta kondisi ekonomi Indonesia pada waktu itu. Dengan demikian, bukan tidak mungkin, jika tidak ditangani dengan serius, isu ketahanan pangan akibat peristiwa ENSO tersebut juga bakal diwarnai peristiwa sosial politik berskala nasional.
Peringatan itu pernah disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya. Dia menyatakan, dalam sejarah Indonesia, kerap kali jika terjadi El Nino skala besar, peristiwa sosial dan politik yang juga besar senantiasa mengiringi (baca ”Kepala BMKG Andi Eka Sakya: La Nina Belum Puncaknya” di beritagar.id 29 September 2016).
Untuk menanggulangi ancaman ketahanan pangan nasional akibat anomali iklim ENSO tahun ini, diperlukan keseriusan pemerintah, khususnya beberapa kementerian terkait (antara lain Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Bulog), untuk senantiasa berperan aktif memprediksi, menyusun, dan mengeksekusi langkah-langkah mitigasi yang strategis serta tepat. Meliputi proses penyediaan pangan dari hulu (petani) hingga hilir (konsumen), paling tidak sampai akhir tahun ini.
ENSO juga dapat memengaruhi harga pangan akibat ketimpangan pasokan serta permintaan, juga memengaruhi besaran biaya dan teknis distribusi. Tingginya curah hujan akibat La Nina akhir-akhir ini juga mengakibatkan pasokan bahan pangan di beberapa tempat terputus karena terkena banjir, tanah longsor, atau bahkan tingginya gelombang pasang air laut. Perbaikan metode, jalur distribusi, sarana, dan prasarana untuk mengatasi ketimpangan pasokan bahan pangan yang dapat terjadi akibat ENSO juga harus dipersiapkan mulai sekarang jika tidak ingin terjadi lonjakan beberapa harga komoditas pertanian. Sebagaimana terjadi pada harga cabai yang melonjak hingga di atas Rp 100 ribu per kilogram pada Januari–Februari 2017. Hal itu antara lain terjadi pada tanaman hortikultura, sayur, dan buah-buahan yang tidak toleran terhadap paparan curah hujan yang tinggi. Sehingga tanaman menjadi rentan dan mengakibatkan gagal panen serta lonjakan harga.
Beberapa waktu lalu Bambang Irawan, peneliti di Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, juga menyampaikan bahwa fluktuasi berupa penurunan produksi pangan akibat El Nino dan peningkatan produksi pangan akibat La Nina paling tinggi terjadi pada produksi jagung. Hal itu menunjukkan bahwa produksi jagung paling sensitif terhadap peristiwa anomali iklim sehingga daerah-daerah sentra produksi jagung seperti Madura, Nusa Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Selatan perlu diberi perhatian khusus. Penggunaan green house untuk pengembangan bibit unggul yang tahan terhadap cekaman perendaman kekeringan dan perendaman –serta penggunaan screen house untuk budi daya dan skala produksi buah (meskipun bukan satu-satunya)– dapat menjadi syarat penting dalam menjamin ketersediaan pasokan yang berkelanjutan dan mengurangi ketidakpastian akibat fenomena ENSO berupa La Nina yang terjadi pada tahun ini.
Selain ancaman ketahanan pangan dan dampaknya terhadap kondisi sosial politik nasional sebagaimana paparan sebelumnya, ENSO dapat menjadi ancaman serius bagi kelangsungan keanekaragaman hayati di Indonesia. Dampak ENSO bagi kehilangan dan kepunahan biodiversitas memang tidak dapat dirasakan langsung seperti halnya pada ancaman ketahanan pangan. Namun, kehilangan biodiversitas dalam jangka panjang justru akan lebih merusak tatanan ekosistem serta menimbulkan kerugian sistemik yang tidak dapat diukur dengan materi karena berlangsungnya kepunahan.
La Nina yang membawa curah hujan lebih tinggi disertai kenaikan suhu dan kelembapan relatif rerata akan memberikan cekaman terhadap ekosistem dan dapat menimbulkan seleksi alam. Dalam hal ini, keberadaan La Nina akan menciptakan bottleneckeffect terhadap spesies yang memiliki toleransi rendah akan kenaikan suhu serta cekaman perendaman akibat tingginya curah hujan dan kelembapan. Misalnya yang terdapat pada ekosistem hutan padang rumput di Nusa Tenggara, sebagian Jawa Timur, dan Bali.
Flora dan fauna indigenous asli Indonesia bisa jadi terancam punah atau setidaknya mengalami tekanan seleksi yang kurang menguntungkan. Contohnya adalah penentuan jenis kelamin penyu hijau yang sangat dipengaruhi kondisi suhu pada saat pengeramannya. Penyu hijau (Chelonia mydas L.) merupakan spesies yang jenis kelamin anakannya dipengaruhi kondisi suhu (temperature sex determination/TSD). Sebagai contoh, pada suhu lebih dari 29 derajat Celsius, anakan penyu umumnya berkelamin betina. Sebaliknya, pada suhu kurang dari 29°C, umumnya anakan penyu berkelamin jantan. Jika pada saat pengeraman suhu lingkungannya lebih dari 33°C, akan timbul kematian bagi embrio penyu.
Akhir kata, semoga fenomena ENSO berupa La Nina yang terjadi tahun ini dapat menjadi cermin untuk refleksi bagi bangsa kita bahwa pada hakikatnya manusia memang tidak dapat lepas dari alam. Juga, sudah selayaknya fenomena ENSO ini menjadikan kita lebih mawas diri serta menjaga kelestarian alam dengan lebih baik. (*)
*Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada serta ketua Konsorsium Biologi Indonesia (Kobi)
Ekspedisi Satu Nyali merupakan salah satu kegiatan besar Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (KSK Biogama) yang dilaksanakan dua tahun sekali. Ekspedisi Sulawesi Tenggara KSK Biogama 2017 merupakan ekspedisi kelima setelah sebelumnya dilaksanakan di Karimunjawa dan Lombok Barat. Ekspedisi kali ini berlokasi di Pulau Wangi-Wangi, kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Ekspedisi Sulawesi Tenggara ini bertemakan “Explore, Learn, and Discover” Tujuan dari ekspedisi sendiri yaitu untuk eksplorasi dan konservasi kelautan yang berkelanjutan.
Ekspedisi yang diketuai Citra Septiani angkatan Diksar XV (DXV) sebagai koordinator panitia dan Marwandhana Letto (DXV) sebagai Koordinator lapangan dilaksanakan pada tanggal 27 Desember 2016 hingga 12 Januari 2017. Pada tanggal 22 Desember, Tim Ekspedisi mengadakan agenda Gelar Pasukan untuk memantapkan persiapan menjelang ekspedisi. Persiapan yang dilakukan adalah melengkapi dan mengecek kembali peralatan masing-masing Kelas Keilmuan yang akan digunakan untuk penelitian. Pada agenda ini juga dilakukan pelepasan secara simbolis Tim Ekspedisi 1 Nyali oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. serta Drs. Trijoko, M.Si. selaku pembina KSK Biogama. Tiga hari setelahnya, yaitu tanggal 25 Desember 2016, 4 orang tim pendahulu (Nur Rachman, Fikrie Maulana Ramadhan, Ferinta Rahmayanti, dan Afifah) bertolak ke Wakatobi. Tim Ekspedisi 1 Nyali yang berjumlah 29 anggota (termasuk 4 orang tim pendahulu) berangkat menggunakan transportasi bus ke pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dilanjutkan perjalanan menggunakan kapal menuju Wakatobi. Perjalanan dilakukan dari tanggal 27 Desember sampai tanggal 31 Desember 2016. Tim Ekspedisi 1 Nyali tiba di Wakatobi pada tanggal 31 Desember pagi hari dan disambut oleh tim pendahulu serta mitra KSK dari Kampus Konservasi Kelautan STP Wakatobi.
Kegiatan pertama ekspedisi setelah sampai di Wakatobi yaitu survey oleh perwakilan kelima tim penelitian (tim penelitian Algae dan Lamun, Crustacea, Echinodermata, Mollusca, serta Pisces dan Coral). Selanjutnya, kegiatan penelitian dilakukan dari tanggal 1 Januari 2017. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian mengenai ekosistem dan biodiversitas laut di Pantai Liya, Soumbu, Waha, Wailumu, dan Patuno yang dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 1, 2, 4, dan 6 Januari. Selain penelitian, adapun tim penelitian Pisces dan Coral melakukan sharing dan diskusi tentang mengestimasi besar ikan yang dibutuhkan untuk metode pengamatan ikan bersama Pak Putu (Urusan Keanekaragaman Hayati) dari Balai Taman Nasional Wakatobi. Agenda ekspedisi disamping penelitian yaitu kunjungan ke Loka Rekayasa Kelautan yang bertujuan untuk memperluas wawasan mengenai dunia kerja di bidang kelautan. Selain itu tim mengadakan kegiatan short course mengenai cetacean dan terumbu karang yang dibawakan oleh Bapak Putu Suastawa (Taman Nasional Wakatobi) dan ekowisata desa oleh Bapak Saharudin (WWF Wakatobi) pada tanggal 3 Januari. Selanjutnya, pada tanggal 5 Januari, Tim Ekspedisi menyambung rasa ke SD MIS Mola, Kampung Bajo, Wanci, Wakatobi. Acara ini disebut sebagai Ekspedisi Berbagi. Tim Ekspedisi 1 Nyali memberikan edukasi interaktif persuasif terkait kelautan dan kesehatan lingkungan, pentingnya menjaga laut dan tidak membuang sampah di laut serta menyulut antusias anak-anak Kampung Bajo dalam lomba menghias tong sampah. Kegiatan terakhir yaitu tim melakukan pendekatan kepada masyarakat suku Bajo Wakatobi dalam rangka mengenal lebih dekat mengenai masyarakat pesisir.
Selama 8 hari di tanah Wakatobi, Tim Ekspedisi 1 Nyali menginap di Asrama Kampus Konservasi Sekolah Tinggi Perikanan Pulau Wangi-Wangi dan selalu dibimbing serta dibantu oleh rekan-rekan dari Asrama Kampus Konservasi yakni Mbak Mega dan Mas Yasin. Kelancaran kegiatan ekspedisi tak lupa berkat bantuan dari mitra-mitra yaitu Pemerintah Kabupaten Wakatobi, Dinas Perikanan dan Kelautan, Taman Nasional Wakatobi, Dinas Pariwisata, Loka Rekayasa Kelautan, MIS Mola Selatan, Waha Tourism Community (WTC), dan World Wide Fund (WWF-Wakatobi), khususnya kepada Bapak Sugiyanta sebagai project leader WWF Wakatobi yang juga alumni Fakultas Biologi UGM, atas bantuan beliau selama persiapan ekspedisi sejak Januari 2016 yang lalu.
Pada akhirnya, kegitan ekspedisi ini diharapkan dapat membawa manfaat yang besar bagi KSK Biogama, yaitu mendapatkan data mengenai biodiversitas laut Pulau Wangi-Wangi Wakatobi, mempererat kekeluargaan sesama tim dan dapat menjadi aksi nyata peneliti muda dalam rangka eksplorasi dan konservasi kelautan yang berkelanjutan. Semoga KSK Biogama dapat terus melakukan ekspedisi di pulau-pulau Nusantara yang lain dan dapat terus berkontribusi bagi kemajuan kelautan Indonesia.
EKSPEDISI? SATU NYALI!!!