Di lahan pertanian, komoditas pertanian kerap kali terserang dari berbagai penyakit, yang salah satunya disebabkan oleh jamur patogen. Adanya infeksi jamur patogen ini dapat berpotensi utuk menurunkan produktivitas dari tanaman sehingga dapat berpengaruh juga pada nilai ekonomis dari produk pertanian. Untuk mengatasi hal ini, Prof. Paul Taylor, Ph.D. melakukan berbagai penelitian terkait jamur patogen pada tanaman pangan dengan pendekatan biologi molekular.
Professor bidang Patologi Tumbuhan, Faculty of Veterinary and Agricultural Sciences, University of Melbourne, Australia ini datang untuk memaparkan penelitiannya dalam General Lecture “Insight into host-pathogen interactions for the Colletorichum plant fungal pathogens” di Fakultas Biologi UGM pada Senin lalu (4/12). Kegiatan yang terselenggara atas kerjasama Fakultas Biologi dan Research Center for Biotechnology yang mendapatkan pendanaan dari World Class Profesor Program Kemenristekdikti 2017 ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM, Rina Sri Kasiamdari ,S.Si., Ph.D, dan dimoderatori oleh Dr. Yekti Asih Purwestri, M.Si.
Sebelum menjelaskan terkait topik penelitiannya, Prof. Paul mengenalkan secara umum terkait Faculty of Veterinary and Agricultural Sciences di University of Melbourne dan juga jurusan yang tersedia di institusi tersebut. Kemudian, dalam paparannya di depan mahasiswa, baik mahasiswa S1 maupun mahasiswa pascasarjana, dan dosen Fakultas Biologi UGM di Auditorium Fakultas Biologi, Prof. Paul menyampaikan terkait pengenalan penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. dan masalah-masalah dengan pengendaliannya. Untuk bisa mengatasinya, penelitian yang dilakukan olehnya antara lain adalah studi terkait daur hidup Colletotrichum spp., gen penyakit yang terlibat dalam infeksi pada jeruk di Australia dan cabe di Asia Tenggara.
“Pengendalian anthracnose yang disebabkan oleh Colletotrichum spp. sulit untuk dilakukan karena patogen dapat menginfeksi inang dalam skala luas, sulit untuk mengidentifikasi spesiesnya, variasi gaya hidup dari spesies selama infeksi, lambatnya proses identifikasi gen resisten, adanya perkembangan jenis baru patogen dalam spesies, dan juga resistensi fungisida” papar Prof. Paul terkait kendala-kendala dalam pengendalian infeksi Colletotrichum spp. pada tumbuhan. Setiap spesies dari Colletotrichum spp. memiliki tingkat patogenisitas yang bervariasi di jenis jeruk yang berbeda, antara lain adalah C. siamense yang menyerang jeruk mandarin, C. glaeosporiodes yang paling agresif menyerang pada jeruk biasa dan C. fragariae pada lemon.
“Mempelajari mekanisme interaksi inang-jamur patogen merupakan obyek penelitian yang penting untuk mengetahui dampak dari interaksi dan pengaruhnya terhadap inang. Karena kompleksnya interaksi inang-jamur patogen, diperlukan pendekatan biologi pada level genomik, proteomik dan metabolomik sebagai suatu strategi untuk memahami lebih baik patofisiologi dari proses infeksi dan mekanisme yang terjadi selama interaksi antara inang-jamur patogen”, ujar Dr. Rina yang juga seorang pakar mikologi atau studi terkait jamur di Fakultas Biologi UGM. Dr Rina juga berharap agar penelitian interaksi inang-jamur patogen terus digali sebagai langkah awal untuk mengatasi berbagai penyakit jamur pada tanaman.