Dr. Dwi Sendi Priyono, M.Si, dosen Fakultas Biologi UGM, menjadi narasumber kegiatan peningkatan kapasitas tim terpadu dengan tema “Konservasi Genetik Taman Nasional Way Kambas Melalui Pelatihan Koleksi Material Biologis untuk Uji DNA: DNA Forensik, DNA Lingkungan, Sampel Invasif dan Non-Invasif” yang diselenggaran oleh Balai Taman Nasional Way Kambas bersama mitra yaitu WCS Indonesia, YABI dan AleRT. Peserta kegiatan pelatihan ini berasal dari Pengendali Ekosistem Hutan (PEH), Polisi hutan, staf dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Way Kambas, BKSDA Bengkulu-Lampung, dan Balai Gakum Sumatera Seksi wilayah 3 Lampung, Dinas Lingkungan Hidup Lampung Timur, serta tim lapangan WCSIP, YABI, ALeRT, PKHS dan KHS.
Dwi Sendi Priyono yang memiliki banyak pengalaman di dunia konservasi genetik untuk satwa endemik Indonesia, berbagi pengalaman mulai dari gajah sumatra, harimau sumatra, anoa, hingga DNA forensik untuk membantu penegakkan hukum terkait perdagangan satwa liar. Pada kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari ini (10 dan 11 Maret 2022), Dwi Sendi Priyono memberikan 2 topik materi antara lain: Prinsip dan Teknik Koleksi DNA dari sampel Invasif dan Non-Invasif, Prinsip dan Teknik Koleksi DNA dari Barang Bukti dan Satwa Mati. Sedangkan, 3 pelatihan praktik meliputi: Pelatihan Praktek Koleksi DNA dari sampel Feses, Pelatihan Praktek Koleksi DNA Lingkungan dari sampel air dan sedimen, Praktek Teknik Koleksi DNA dari Barang Bukti dan Satwa Mati. Selain itu, pemateri juga berasal dari Polda Lampung dan Dosen Biologi UI.
Taman Nasional Way Kambas yang merupakan taman nasional dengan beragam flora fauna endemik Indonesia terus berupaya untuk menjaga populasinya. Kegiatan pelatihan konservasi genetik bertujuan mendukung penyelamatan satwa endemik terancam punah yang ada di TN Way Kambas, seperti badak sumatra, harimau sumatra, dan gajah sumatra. Sehingga dengan adanya pelatihan ini, tim lapangan diharapkan mampu melakukan kerjasama dengan masing-masing personil dilapangan, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam teknik pengambilan data secara tepat dan akurat termasuk dalam pengambilan sampel biologi (invansif dan non-invansif) untuk uji DNA. Perkembangan teknologi terutama genetik sendiri telah terbukti menjadi alat yang powerfull dalam membantu konservasi, seperti DNA forensik satwa liar, monitoring populasi, level inbreeding, status taksonomi, hingga memberikan rekomendasi manajemen konservasi yang lebih tepat. Pelatihan ini dilaksanakan secara luring di Rumah Sakit Gajah-Pusat Latihan Gajah, dengan protokol kesehatan yang ketat.