• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Pengabdian kepada Masyarakat
  • hal. 35
Arsip:

Pengabdian kepada Masyarakat

Fakultas Biologi Memberikan Pelatihan Budidaya Kelengkeng Warga Gunungkidul

Pengabdian kepada Masyarakat Kamis, 18 Mei 2017

Puluhan warga Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengikuti pelatihan budidaya Kelengkeng Super Sleman. Dalam pelatihan yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM, 11 Mei 2017 di Desa Kemadang ini warga dibekali pengetahuan terkait teknik dan pengembangan budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc., dalam kesempatan tersebut menyampaikan harapan besar kedepan warga Desa Kemadang dapat mengembangkan Kelengkeng Super Sleman. Bahkan, menjadikan buah ini menjadi salah satu produk unggulan di Kabupaten Gunungkidul sehingga dapat meningkatkan potensi agro wisata di kawasan tersebut.

“Kami berharap masyarakat Kemadang bisa membudidayakan Kelengkeng Super Sleman ini dengan baik dan menjadikannya salah satu produk unggulan Gunungkidul,”harapnya.

Sementara itu, Dr. Purnomo, M.S., staf pengajar Fakultas Biologi UGM, menyampaikan kelengkeng merupakan tanaman yang memiliki beragam karakter dan varietas. Umumnya, kelengkeng yang dibudidayakan adalah varietas kelengkeng diamond river, kelengkeng aroma durian atau mata naga, kelengkeng itah, kelengkeng jenderal, kelengkeng kristalin, dan masih banyak lainnya.

“Masing-masing kelengkeng tersebut memiliki keunggulan,”jelasnya.

Demikian pula dengan Kelengkeng Super Sleman yang dikembangkan oleh Yusuf Suleman, SIP, salah satu staf Fakultas Biologi UGM. Kelengkeng jenis ini memiliki sejumlah kelebihan salah satunya mudah dalam perawatannya. Perawatan yang dilakukan cukup sederhana, seperti mebersihkan gulma, penyiraman dua kali sehari, dan pemupukan satu minggu sekali.

“Kendala yang biasa dihadapi adalah hama kupu-kupu dan belalang,” kata Yusuf.

Yusuf menyebutkan dalam waktu tiga tahun Kelengkeng Super Sleman sudah mampu menghasilkan buah. Buah yang terbentuk biasanya berkisar antara 80-90 persen dari total bunga. Sementara produksi buah umumnya berlangsung selama tiga bulan.
Kelengkeng Super Sleman memiliki karakteristik daging buah yang lebih tebal dan rasa lebih manis. Selain itu, kelengkeng jenis ini tidak begitu terpengaruh terhadap musim.

“Tidak kenal musim, musim kemarau atau penghujan tidak mengubah rasa buah,”jelasnya.

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang merupakan pelaksanaan program hibah desa dan diketuai Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes., ini mendapatkan sambutan positif dari warga setempat. Para warga terlihat sangat antusias berdiskusi terkait cara budidaya Kelengkeng Super Sleman.

Ketua Kelompok Tani Desa Kemadang, Suwarno, mengungkapkan ketertarikannya untuk melakukan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Dia juga berencana untuk menamam di kawasan bukit karst Kemadang.

“Jika kelengkeng ini berhasil ditanam di sini, kami ingin ada pengembangan lagi,”ujarnya.(Humas UGM/Ika)

Penyuluhan dan Pelatihan Budidaya Kelengkeng Super Sleman (KSS) di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 15 Mei 2017

Kamis, 11 Mei 2017, bertempat di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul. Acara yang dilakukan adalah pelatihan budidaya kelengkeng super sleman. Acara tersebut dihadiri oleh dosen Fakultas Biologi, Kepala Desa Kemadang, warga Desa Kemadang dan mahasiswa/i Fakultas Biologi. Acara dimulai dari pukul 09.30 WIB sampai dengan pukul 14.00 WIB. Acara pertama berupa penyampaian materi dari ketiga narasumber. Narasumber pertama Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan materi tentang Pengenalan Gerakan One Village-One Product (OVOP). Narasumber kedua Dr. Purnomo, M.S. menyampaikan materi tentang Pengembangan Kelengkeng Super Sleman di Desa Kemadang, Gunungkidul. Narasumber ketiga Bapak Yusuf Suleman menyampaikan materi tentang Teknik Budidaya Kelengkeng Super Sleman (KSS). Setelah dilakukan penyampaian materi oleh ketiga narasumber, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Sesi ini sangat menarik, antusiasme warga sangat besar sehingga memunculkan banyak pertanyaan peserta penyuluhan.

‘Tanaman KSS memiliki sifat diantaranya mudah dalam perawatan, perawatan membutuhkan kesabaran dan keikhlasan dan tanaman yang dirawat ‘memahami’ keinginan sang pemilik tanaman. Kendala dari KSS adalah kupu-kupu dan belalang. Perawatan yang dilakukan meliputi mencabut gulma, penyiraman (pukul 06.00 dan 16.00), pemupukan 1 minggu sekali dan penambahan tanah. Keuntungan dari KSS adalah dalam waktu 3 tahun sejak bibit ditanam sudah menghasilkan buah, buah yang terbentuk berkisar 80-90% dari total bunga, produksi buah berlangsung selama 3 bulan, daging buah lebih tebal, rasa daging buah lebih manis, tidak mengenal musim dan musim penghujan tidak merubah rasa buah’ ujar Bapak Yusuf.

Bapak Suwarno, ketua kelompok tani di Desa Kemadang mengungkapkan bahwa jika pohon KSS ini berhasil ditanam, beliau menginginkan adanya pengembangan lagi. Beliau memiliki ide untuk menanamnya di bukit karst yang nantinya bukit tersebut dibuat lubang sebagai potnya dan diisi dengan tanah yang dicampur pupuk untuk menanam pohon KSS. Tujuannya agar nutrisi yang diberikan ke tanaman akan terfokus ke akar tanaman tersebut dan tidak tersebar ke bagian tanah yang lain. Bapak Yusuf mendukung ide dari Bapak Suwarno karena sesuai dengan prinsip penggunanaan bis beton yaitu memfokuskan nutrisi ke tanaman dan mencegah nutrisi tersebar di tanah.

Selain itu, warga Desa Kemadang tertarik mengembangkan pohon kelengkeng yang dibuat rendah, umur berbuah tidak terlalu lama dan menginginkan pemakaian pupuk dengan harga terjangkau.

Acara kedua berupa sesi foto bersama. Foto dilakukan oleh ketiga pembicara, Kepala Desa Kemadang, warga Desa Kemadang dan mahasiswa/i Fakultas Biologi. Sesi ini merupakan bukti konkret dimulainya kerjasama kelengkeng super sleman antara Fakultas Biologi dengan warga Desa Kemadang.

Acara ketiga berupa penanaman pohon kelengkeng ke lahan. Sesi ini dipandu oleh Bapak Yusuf Suleman. Sesi ini diberikan pelatihan berupa cara pemindahan pohon kelengkeng dari pot ke lahan, pemberian komposisi pupuk dan tanah dan waktu dan cara penyiraman yang tepat terhadap kelengkeng. Kedepannya, warga Desa Kemadang diberi tanggungjawab untuk merawat pohon kelengkeng sehingga warga Desa Kemadang dapat memahami cara budidaya kelengkeng yang baik dan benar. Harapannya, warga yang diberi tanggungjawab merawat pohon kelengkeng tersebut akan memiliki kemampuan dan menjadi ahli budidaya kelengkeng di Desa Kemadang, kemudian mereka dapat melakukan transfer ilmu kepada warga yang lain.

Acara ini berakhir dengan selesainya penanaman dua buah pohon KSS ke lahan. Kegiatan ini merupakan pelaksanaan program hibah bina desa yang berjudul Pengembangan Pariwisata Agro-Maritim Terpadu Berbasis Education for Sustainable Development di Desa Kemadang Kecamatan Tanjungsari Gunungkidul dengan ketua Soenarwan Hery Poerwanto S.Si., M.Kes. yang diselenggarakan oleh LPPM.

Penanaman Pohon untuk Konservasi Air di Kabupaten Gianyar

Pengabdian kepada Masyarakat Rabu, 2 November 2016

Minggu (30/10) Fakultas Biologi UGM melakukan kegiatan penanaman pohon di Derah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan hulu. Kegiatan tersebut merupakan kerja sama Fakultas Biologi UGM dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Gianyar. Upacara kegiatan penanaman pohon dilakukan di Pura Tirta Empul dan dihadiri oleh Ketua Badan Lingkungan Hidup, Bapeda, Perwakilan DPRD, Perwakilan DInas Pariwisata, delegasi dari Fakultas Biologi UGM, serta Pemerintah kecamatan, Desa dan masyarakat setempat. Tidak kurang dari 1090 bibit dari 28 jenis tanaman yang diberikan kepada masyarakat DAS Pakerisan hulu, yang diwakili oleh masyarakat Tirta Empul, Manukaya, Pura Mangening, Saraseda dan Pura Gunung Kawi. Bibit Pohon disumbangkan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar.

Fakultas Biologi mengirimkan 1 delegasi yang terdiri dari Dr. Purnomo, M.S. (Ketua Tim Kerja sama Fakultas Biologi UGM dengan BLH Gianyar) dan Dr. Retno Peni Sancayaningsih, M.Sc (Penanggung jawab Kegiatan Penanaman Pohon dan dan Konservasi Air). Dr. Retno Peni menjelaskan bahwa kegiatan penanaman pohon bertujuan untuk konservasi air di DAS Pakerisan. Dr. Retno Peni juga menambahkan bahwa Fakultas Biologi berusaha melatih masyarakat di DAS Pakerisan untuk bisa merawat tanaman. “Masyarakat sangat menyambut baik kegiatan ini. Mereka memilih sendiri jenis tanaman yang hendak mereka rawat nantinya”-papar Dr. Retno Peni.   “Disinilah peran Fakultas Biologi UGM untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya merawat pohon untuk konservasi air dan kami berusaha menghubungkan antara kebutuhan masyarakat dengan Program-program Pemerintah”-Pungkas Dr. Retno Peni.

Sosialisasi dan Budidaya Kelengkeng Super Sleman Fakultas Biologi UGM

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 15 Agustus 2016

Sambutan Dekan Fakultas Biologi UGM saat sosialisasi
Pemaparan mengenai program Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
Pemaparan materi mengenai perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan oleh Dr. rer.nat. Ari Indrianto, SU.
Pemaparan materi tetang perlakukan hormon untuk peningkatan pertumbuhan tanaman oleh Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St.

Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada melalui program Tekhnologi Tepat Guna (TTG) mendapat kesempatan kedua kalinya yang sebelumnya dilaksanakan pada tanggal 15 September 2015 untuk melakukan pengabdian masyarakat di sekitar Dusun Gejayan, Condongcatur, Sleman, DIY. Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu Tridarma Perguruan Tinggi yang wajib dilakukan oleh setiap universitas. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan pada 16 Mei 2016 mengambil tema sosialisasi dan budidaya tanaman kelengkeng super sleman. Kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 30 orang masyarakat perwakilan setiap RT yang ada di dusun Gejayan, Bapak Dekan, Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Biologi UGM serta Mahasiswa S3 Fakultas Biologi UGM. Materi kegiatan berupa: pemaparan mengenai program Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc; perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan oleh Dr. re. nat. Ari Indrianto, SU.; perlakukan hormon untuk peningkatan pertumbuhan tanaman oleh Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St dan Penyuluhan tentang metode penanaman, perawatan dan pembuahan Kelengkeng Super Sleman (KSS) oleh Yusuf Sulaiman, S.IP.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan menjadi salah satu “mata air” bagi Fakultas Biologi UGM sebagai bentuk kebaikan ke masyarakat yang ditanamkan oleh Gadjah Mada, papar Dekan Fakultas Biologi. Semenara itu, Wakil Dekan Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc, menyampaikan bahwa Dusun Gejayan diharapkan mampu membudidayakan tanaman kelengkeng Super Sleman dan diharapkan dapat menjadi One Village One Product (OVOP) dari hasil tersebut. Fakultas Biologi UGM juga memaparkan bahwa untuk kedepan tidak hanya sosialisasi mengenai kelengkeng, tetapi diharapkan berkembang dalam lingkup yang lebih luas, seperti budidaya Jamur, Anggrek dan lain-lainnya. Sementara itu dalam pemaparan Dr. rer.nat Ari Indrianto, SU., menyampaikan bahwa dalam melakukan budidaya tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan kultur jaringan, hasil tanaman yang identik dengan induknya. Meskipun demikian, dalam hal budidaya tanaman perlu diperhatikan pula hormon pertumbuhannya, hormon seperti apa yang dibutuhkan dalam budidaya tersebut, atau hormon apa yang perlu di hambat untuk hasilkan tanaman dengan buah yang maksimal?. Seperti yang dipaparkan Ibu Dr. Kumala Dewi. Lain halnya dengan Bapak Yusuf Sulaiman, S.IP yang memaparkan mengenai bagaimana penanaman, perawatan tanaman yang baik hingga menghasilkan buah yang maksimal, beliau juga memaparkan bahwa tanaman sama halnya dengan manusia, mereka butuh kelembutan dan sentuhan untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanya jawab mengindikasikan antusiasnya para peserta sosialisasi.

Pemaparan materi tentang metode penanaman, perawatan dan pembuahan KSS oleh Yusuf Sulaiman, S.IP.
Pemberian bibit tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
Pemberian bibit tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian masyarakat
Pemberian bibit Tanaman KSS oleh Wakil Dekan Bidang Aset dan keuangan, Fakultas Biologi UGM

Fakultas Biologi UGM dalam kesempatan sosialisasi ini juga memberikan 10 bibit tanaman untuk perwakilan RT yang ada di sekitar Dusun Gejayan. Pemberian bibit secara simbolis dilakukan oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Akademik, Wakil Dekan Bidang Aset dan Keuangan, Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, serta Bapak dan Ibu Pemateri saat sosialisasi tersebut.

Harapan masyarakat Dusun Gejayan, Condongcatur Sleman, adalah bahwa kegiatan tersebut tidak berhenti disini, tetapi perlu ada kelanjutan seperti praktikum pembudidayaan tanaman melalui metode soma klonal yang disampaikan serta buku panduan budidaya kelengkeng yang dapat dibaca dan dipahami oleh masyarakat umum, sehingga informasi yang ada tidak hanya diketahui oleh peserta sosialisasi tetapi juga pada masyarakat luas. Selain itu harapan kedepan, Dusun Gejayan juga dapat menjadi penghasil buah yang dapat memenuhi kebutuhan pasar tanpa harus import. Sukses selalu Fakultas Biologi UGM atas pengabdian masyarakatnya.

Budidaya Kelengkeng Super Sleman Memberi Hasil Positif

Pengabdian kepada Masyarakat Senin, 25 Januari 2016

Budidaya_Kelengkeng_Super_SlemanHari libur merupakan hari istirahat dan bersantai untuk menghilangkan kepenatan selama sekian hari sibuk dengan rutinitas pekerjaan, namun berbeda halnya dengan Bapak Yusuf atau biasa dikenal akrab dengan nama Bapak Sule, seorang staf Fakultas Biologi UGM yang sedang menggeluti salah satu bidang tanaman yaitu budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman. Hari libur merupakan hari sibuk bagi Pak Yusuf untuk menata, membenahi dan memantau kembali tanaman Budidaya Kelengkeng Super Sleman tersebut. Saat kami berkunjung ke rumah beliau di daerah Condongcatur, Sleman Yogyakarta, kami melihat banyak tanaman kelengkeng hasil dibudidaya baik yang siap di tanam maupun yang masih bibit. Menurut beliau, merawat tanaman sama halnya dengan merawat diri kita sendiri. Kita harus memahami seperti apa kebutuhan tanaman, dalam hal ini nutrisi sebagai sumber pakannya maupun air sebagai penyegar tubuhnya. Pemberian nutrisi berupa vitamin tanaman diberikan olehnya minimal setahun sekali, dan penyiraman dua kali sehari.

Setiap waktu, beliau juga melakukan pengecekan kesuburan tanah pada tanaman tersebut. Menurutnya tanah yang keras dan tidak subur menghambat pertumbuhan tanaman. Penghambatan ini ditandai dengan pertumbuhan daun kecil, menguning dan mengarah pada kelayuan serta kematian. Ketika tanaman tersebut telah mengalami hal ini, sebaiknya perlu ada perubahan atau pergantian jenis tanah yang baik. Tanah yang baik merupakan tanah yang telah bercampur dengan unsur hara lainnya. Beliau menggunakan pupuk kompos (dari kotoran hewan) yang telah dibersihkan dan diolah sebagai sumber nutrisi bagi tanaman tersebut.

Dalam waktu dekat, beliau juga akan menyewa tanah yang berada tidak jauh dari rumahnya untuk pengembangan budidaya tanaman kelengkeng ini. Saat itu, kami juga melihat lokasi tanah yang akan disewakan dan mendapatkan setangkai buah kelengkeng yang telah masak. Kelengkeng dengan buah yang besar, daging buah yang tebal, biji yang sangat kecil dan dengan rasa manis, membuat kami semakin surprise dengan pengembangan budidaya tanaman tersebut. Kelengkeng jenis ini tidak akan mengenal musim dan menghasilkan buah sangat lebat dari setiap pohon yang baik dan sehat. Beliau menyatakan bahwa, satu pohon Kelengkeng Super Sleman ini mulai dari budidaya pertama kali hingga saat ini telah berbuah 2 kali dengan hasil dalam sekali berbuah sebanyak 20 kg buah kelengkeng berkualitas baik.

Keberhasilannya dalam mengembangkan tanaman budidaya Kelengkeng Super Sleman ini akan berdampak postif pula ke daerah lain dalam waktu dekat. Menurutnya, beliau telah menerima undangan dari Pemerintah Daerah di Palembang, Sumatera Selatan melalui bantuan publikasi dari teman lamanya yang saat itu tinggal di sekitar Tangerang Banten, untuk mengembangkan budidaya tanaman kelengkeng Super Sleman ini areal kosong seluas 10.000 ha. Hal ini tidaklah mudah, dan perlu ketelitian serta kerjakeras. Beliau akan membantu mengawal pengembangan budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman di daerah tersebut dan berharap berjalan dengan baik serta tidak hanya di areal 10.000 ha tertapi mungkin lebih. Hal ini ditinjau dari kebutuhan vitamin dan nutrisi manusia melalui buah terus meningkat. Dengan demikian, keberhasilan pengembangan tanaman Budidaya Kelengkeng ini akan membawa harum nama Fakultas Biologi UGM dirancah Nasional dan berharap ke tingkat Internasional nantinya. Sukses selalu untuk Budidaya tanaman Kelengkeng Super Sleman tersebut. Kami Bangga! (doc.Ike N.Nayasilana).

1…333435

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Tim PkM MBKM Biologi UGM 2025 Gelar Penyuluhan Hubungan Kesehatan Mental dan Kesehatan Fisik serta Pengecekan Kesehatan Gratis di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
  • TIM PKM JGrow+ Mengubah Limbah Ternak Menjadi Solusi Pertanian Ramah Lingkungan di Desa Jamblangan, Sayegan, Sleman
  • BEM Biologi Selenggarakan Program BIOSRAWUNG ke SMA Negeri 2 Yogyakarta
  • Pelatihan Penyusunan PPT PKM Corner 2025
  • Tata Tertib dan Jadwal Ujian Tengah Semester Semester Gasal TA. 2025/2026 Fakultas Biologi UGM
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Layanan Konseling Mahasiswa

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju