Menjadi institusi pendidikan yang menyelenggarakan salah satu Program Pascasarjana Program Studi Biologi tertua di Indonesia, Fakultas Biologi UGM terus mengevaluasi dan mengembangkan kurikulum program pascasarjananya. Setelah mengadakan workshop pengembangan kurikulum Program Studi Magister Biologi, kali ini Fakultas Biologi kembali menyelenggarakan kegiatan Workshop Evaluasi dan Pengembangan Kurikulum Program Studi Doktor Ilmu Biologi selama dua hari dari 16 hingga 17 Juli 2018. Kegiatan yang bertempat di Auditorium Fakultas Biologi UGM ini, dihadiri oleh seluruh dosen pengampu mata kuliah program Doktor Biologi beserta jajaran Pimpinan Fakultas, Pimpinan Departemen Biologi Tropika, dan Ketua Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi UGM.
Di hari pertama, kegiatan yang diketuai oleh Ketua Departemen Biologi Tropika Dr. Endang Semiarti, M.Sc. ini, dibuka dengan sambutan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. diteruskan dengan pemkulan Gong oleh Direktur Penjaminan Mutu Kemenristekdikti, Prof. Dr. Aris Djunaedi. Walaupun program Doktor Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada telah terakreditasi “A”, proses evaluasi dan pengembangan kurikulum tetap harus dilakukan untuk memperbaiki dan menjaga mutu pembelajaran di Fakultas Biologi UGM. Dalam sambutannya, Dekan menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan untuk melakukan evaluasi kurikulum 2013 program Doktor Biologi, mengumpulkan informasi mengenai relevansi kurikulum S3 dari alumni dan pengguna lulusan serta melakukan studi banding dengan Program Doktor Biologi dari berbagai Perguruan Tinggi terkemuka lainnya, dan akhirnya workshop ini diharapkan mendapatkan masukan untuk merumuskan Kurikulum Program Studi Doktor Biologi 2018.
Pada sesi pertama, Ketua Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi UGM, Dr. R.C. Hidayat Soesilohadi, M.S. menyampaikan struktur kurikulum yang sedang berjalan dan capaian pembelajaran (Program Learning Outcome) yang diharapkan. Pada sesi kedua, Prof. Dr. Aris Djunaedi menyampaikan peraturan terkait kurikulum Program Doktor berdasarkan peraturan Kemenristekdikti. Fakultas Biologi UGM juga mengundang beberapa narasumber dari unsur alumni program Doktor Ilmu Biologi, Dr. Sudaryanto, M.Sc. (Dosen Departemen Biologi FMIPA Universitas Udayana), pengguna lulusan program Doktor Biologi, Dr. Sudarmaji, M.Sc. (Mantan Direktur BPTP DIY), serta sharing tentang Program Studi Doktor oleh Wakil Dekan Bidang Akademik SITH ITB, Dr. Tjandra Anggraeni, M.Sc., dan Mantan Kepala Program Studi Doktor Biologi FMIPA UI, Dr. Drs. Abinawanto, M.Si. Presentasi di hari pertama di tutup dengan pemaparan terkait kompetensi lulusan Program Doktor Biologi oleh Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Biologi UGM, Rina Sri Kasiamdari ,S.Si., Ph.D.
Setelah menerima pemaparan materi oleh para narasumber di hari pertama, peserta workshop dibagi menjadi dua kelompok untuk mendiskusikan usulan perbaikan dan kebijakan kurikulum program Doktor Biologi. Setelah hasil diskusi dari masing-masing kelompok dipresentasikan dalam sidang pleno, Dr. Endang Semiarti, M.Sc. menyimpulkan luaran dari Workshop yang akan diusulkan ke Tim Kurikulum untuk finalisasi Draft Kurikulum Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi UGM tahun 2018. (Mukhlish Jamal Musa Holle)
Tajuk
Melon ‘TACAPA’ merupakan melon unggul hasil penelitian Fakultas Biologi UGM yang telah dikembangkan sejak tahun 2009. Dari hasil pengembangan tersebut, melon Tacapa kini memiliki 3 kultivar, yaitu Tacapa Green Black dengan ciri warna kulit hitam gelap, Tacapa Silver dengan ciri warna kulit putih keperakan dan Tacapa Gold dengan ciri warna kulit buah kuning keemasan, yang disebut unggul karena buahnya yang berukuran besar dengan berat sekitar 1,7-3,2 kg, rasa buah manis, daya simpan lama, tahan terhadap jamur tepung penyebab penyakit powdery mildew dan potensial untuk dikembangkan di lahan kritis karst dalam upaya konservasi lahan, serta dapat dibudidayakan menggunakan media tanam abu vulkanik. Pada tahun 2015, Tacapa Green Black dan Silver telah mendapatkan SK pemberian Tanda Daftar Varietas tanaman holtikultura dari Kementerian Pertanian RI.
Selain dari karakter fenotip yang tampak kasatmata, untuk memperkuat dan menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa tersebut memiliki karakter yang berbeda dengan melon lainnya, maka perlu dilakukan karakterisasi secara genetik/molekular. Dari latar belakang tersebut, tiga mahasiswa Fakultas Biologi UGM melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-PE) tahun 2018 melakukan penelitian mengenai bagaimana variasi genetik ketiga melon kultivar Tacapa. Ketiga mahasiswa tersebut adalah Indah Oktaviana, Muhammad Alif Ishak dan Nastri Khairunnufus yang dibimbing oleh bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr,Sc.
“Meskipun indukan ketiga melon ini sama yaitu dari melon ‘Tacapa’ akan tetapi secara fenotip mempunyai perbedaan karakter. Selain karakter fenotip yang digunakan untuk menentukan karakter melon, karakter genotip juga penting untuk diperhatikan. Seiiring dengan perkembangan teknik genetika molekular, variasi genetik dapat diketahui melalui analisis DNA. Data pendukung berupa karakter molekular diperlukan untuk memperkuat dan menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa Gold, Tacapa Green Black dan Tacapa Silver memiliki karakter yang berbeda dengan melon lain” ungkap Alif.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi UGM. Metode PCR-ISSR dan RAPD dengan 6 primer acak digunakan untuk mengevaluasi karakter molekular melon Tacapa. Dari hasil penelitian, dengan menggunaan metode ISSR didapatkan tingkat similaritas Tacapa Green Black dan Tacapa Silver sebesar 91,2 %, Tacapa Green Black dan Tacapa Gold sebesar 77,8 %, dan Tacapa Silver dengan Tacapa Gold sebesar 80%. Sedangkan menggunakan metode RAPD dapat diketahui tingkat similaritas Tacapa Green Black dan Tacapa Silver sebesar 93 %, Tacapa Green Black dan Tacapa Gold sebesar 90,5 %, dan Tacapa Silver dengan Tacapa Gold sebesar 92,9 %. Dari data tersebut menunjukkan bahwa melon kultivar Tacapa Gold, Tacapa Green Black dan Tacapa Silver memiliki variasi secara genetik. Selain itu diketahui pula bahwa metode ISSR lebih efektif untuk menganalisis variasi genetik melon Tacapa dibandingkan metode RAPD karena menghasilkan polimorfisme yang paling tinggi dan waktu amplifikasi yang lebih efisien.
“Data molekular ini merupakan data awal yang dapat digunakan lebih lanjut untuk membuat penanda genetik spesifik guna membedakan ketiga kultivar melon tersebut. Maraknya kasus pengklaiman kekayaan Indonesia oleh negara lain dapat diatasi dengan membuat barcoding dari hasil sequencing DNA. Hasil dari proses ini dimasukkan ke dalam ke gene bank sebagai sumber daya genetik flora asli Indonesia dalam upaya mendorong terciptanya katahanan pangan nasional” tambah Indah.
Memiliki tingkat kenakeragaman hayati yang tinggi sudah sepatutnya Indonesia memanfaatkan segala aset sumber daya alamnya. Menyadari akan potensi tersebut, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan Summer Course berjudul “Central Java Field Intensive (CJFI-2018)”. Kegiatan yang dilaksanakan selama 10 hari dari 2-13 Juli 2018 diikuti oleh 2 mahasiswa dari Universitas Charles Darwin.
Beragam materi diberikan dalam kegiatan summer course tersebut, diantaranya adalah analisis vegetasi bakau, belajar memahami pengelolaan kawasan bakau berbasis masyarakat, serta menganalisis ancaman anthropogenik di kawasan sand dune yang dipaparkan oleh Prof. Tjut Sugandawaty Djohan, M.Sc., Ph.D., Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi UGM. Selain itu mahasiswa dari Universitas Charles Darwin diajak untuk sampling herpetofauna di Taman Sungai Mudal Kulonprogo, identifikasi dan tabulasi data sampling herpetofauna Taman Sungai Mudal serta pelatihan pembuatan awetan tulang burung yang dipaparkan oleh Rury Eprilurahman, M.Sc. dan Donan Satria Yudha, M.Sc. dari Laboratorium Sistematika Hewan.
Pada saat penutupan summer course, Dekan Fakultas Biologi UGM: Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., yakin dari kegiatan ini akan memperkuat kerjasama antara Fakultas Biologi UGM dengan Fakultas Ilmu Lingkungan Universitas Charles Darwin, “Hubungan baik ini tetap harus dijaga”. Beliau juga berpesan kepada mahasiswa Universitas Charles Darwin untuk dapat kembali lagi ke Fakultas Biologi UGM untuk belajar banyak hal lagi.
Kompetisi global saat ini menuntut kemampuan dan keahlian sumber daya manusia yang tidak hanya bertumpu pada kemampuan menulis, membaca, dan berhitung. Selain kemampuan tersebut, SDM harus berkemampuan higher order mental skills yaitu kemampuan dalam bidang humanities (kemanusiaan), communities (interaksi komunitas) dan desain. SDM yang berkualitas juga dituntut untuk memiliki ketrampilan kepemimpinan, bekerjasama dalam tim, beradaptasi secara cepat, berjiwa enterpreners, dan berkemauan kuat untuk long life learning.
Untuk menyiapkan lulusan yang berkompeten yang siap berkompetisi secara global dan siap pada dunia kerja saat ini, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan “Workshop kurikulum berbasis OBE (outcome based education) untuk merespon pendidikan versi 4.0” pada Selasa dan Rabu, 10 – 11 Juli 2018. Pada workshop ini dihadirkan dua pembicara utama yaitu Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T. (Sekretaris Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM) dan Leni Sophia H., ST., M.Sc., D.Sc (Kantor Jaminan Mutu UGM). Dalam sambutan pembukaan workshop, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc (Dekan) menyampaikan bahwa workshop kurikulum ini diselenggarakan untuk mengisi pendidikan versi 4.0. sehingga lulusan Program Studi Biologi siap untuk berkompetisi pada era revolusi industry 4.0 atau yang dikenal sebagai disruption era. Workshop ini ditargetkan paling tidak ada 70% dosen yang berpartisipasi.
”Matakuliah merupakan penjabaran dari target capaian program studi. Kompetensi mahasiswa yang telah mengambil matakuliah harus berorientasi pada mahasiswa dan hasil belajar yang dapat diukur dan dapat dianalisis dan dibandingkan indikator-indikator kemampuan yang telah ditetapkan. Yang kemudian, analisis ini digunakan untuk evaluasi proses pembelajaran. Matakuliah dituntut untuk memenuhi capaian kognitif (level 3 – 6), yaitu lulusan dapat mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan membuat/ berinovasi. Untuk capaian psikomotor, lulusan harus dapat meniru, memanipulasi, melakukan gerak dengan terukur, membuat variasi dan mengorganisasi. Selain itu, lulusan harus berkemampuan afektif yaitu mampu menerima, merespon, mengambil nilai-nilai, mengorganisasi, dan berkepribadian luhur. Lulusan dituntut untuk mampu mengaplikasikan ilmunya dan memecahkan masalah”, imbuh Dr. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T.
“Assessment matakuliah berbasis kompetensi tidak hanya tentang penilaian terhadap mahasiswa tapi juga proses berkelanjutan utk memahami dan memperbaiki proses belajar mahasiswa. Setelah itu, dapat dibandingkan dengan harapan capaian pembelajaran dan menetapkan kriteria pencapaian mutu. Setelah itu mengumpulkan analisis dan interprestasi assessment dan membandingkan dengan kriteria mutu yang ditetapkan untuk perbaikan berkelanjutan (PDCA)” tutur Leni Sophia H., ST., M.Sc., D.Sc.
Setelah penyampaian materi oleh pembicara, peserta workshop diwajibkan untuk menyusun portofolio berbasis OBE setiap matakuliah yang diselenggarakan semester genap 2017/2018 dan menyusun RPKPS matakuliah berbasis OBE untuk semester gasal 2018/2019.
Seorang peneliti yang sukses tidak hanya memiliki kompetensi dalam menulis segala ide dalam bentuk tulisan, namun juga harus dapat menyampaikan ide dan inovasi secara lisan. Hal ini yang telah dilakukan oleh segenap mahasiswa Program Studi Magister Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Angkatan 2017 Semester Gasal pada Seminar Proposal pada hari Senin, 9 Juli 2018.
Acara dilaksanakan di Ruang Sidang Atas Lantai III Gedung A Fakultas Biologi UGM. Dengan penuh khidmat acara dimulai pukul 8 pagi diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan dengan sambutan oleh ibu Dr. Diah Rachmawati, S.Si., M.Si. “Seminar proposal ini merupakan salah satu bentuk output dari matakuliah Metodologi Penelitian Biologi bagi mahasiswa angkatan 2017 semester Gasal” Ujar Kaprodi Program Studi Magister Fakultas Biologi UGM. Beliau mengharapkan semua mahasiswa dapat melaksanakan acara ini secara serius dan dapat menjadikan seminar ini sebagai ajang untuk menggali masukan baik yang dari mahasiswa maupun dosen lain di Fakultas Biologi UGM.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Dekan Fakultas Biologi, Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Menurut beliau seminar proposal ini merupakan seminar yang ke-10 yang dilaksanakan di Pascasarjana. Seminar proposal yang dirintis Program Pascasarjana Fakultas Biologi pada tahun 2008 ini bertujuan untuk menghilangkan effect “bottle neck” terhadap lamanya seorang mahasiswa untuk maju menuju ujian komprehensif. Pada kesempatan ini beliau juga memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa pascasarjana untuk selalu menggali potensi diri sebab hal tersebut sangat dibutuhkan pada dunia kerja saat ini. Sebagai tambahan, semua mahasiswa Program Studi Magister Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada merupakan orang – orang pilihan. Hal ini karena tidak mudah untuk masuk dan bertahan dengan komitmen penuh untuk menjadi mahasiswa pascasarjana. Di akhir sambutan beliau juga menambahkan jika “Seminar proposal ini merupakan langkah awal dalam menunjukkan kompetensi kita sebagai peneliti yang baik dan unggul. Hal ini juga dalam menunjang dengan gelar lulusan yang setara dengan lulusan luar negeri”. Acara kemudian dibuka secara simbolik oleh Bapak Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, kemudian dilanjutkan dengan presentasi proposal penelitian oleh masing-masing mahasiswa.
Parent participations day adalah agenda rutin yang dilaksanakan oleh SD Tumbuh II Yogyakarta pada setiap semester yaitu pada saat jeda antara ujian akhir semester dengan penerimaan evaluasi hasil belajar siswa. Kegiatan ini melibatkan orang tua siswa dan expert suatu bidang ilmu sebagai narasumber. Sebagai peserta adalah seluruh siswa beserta guru dan orang tua siswa yang lain. Kegiatan yang dilakukan sangat beragam dari kegiatan yang bersifat ketrampilan seperti mengajarkan anak membuat tas, memasak dengan memanfaatkan produk lokal sampai kegiatan yang terkait pelestarian alam.
Fakultas Biologi sudah dua kali mengikuti kegiatan tersebut, yaitu pada tahun 2016 dan 2018. Pada tahun 2016, tim Fakultas Biologi yang terdiri dari Dr. Tri Rini Nuringtyas, M.Sc., Dr. Yekti Asih Purwestri, M.Si, dan Lisna Hidayati, M. Biotech menjadi narasumber dalam pembuatan pewarna alami untuk kain. Kegiatan diawali dari pemaparan materi mengenai pewarna alami, pengenalan tanaman yang dapat digunakan sebagai pewarna alami dan bagaimana membuat pasta indigo menjadi bubuk indigo sehingga bisa awet. Selanjutnya, seluruh siswa beserta orang tua siswa yang hadir diajak untuk mempraktekan langsung cara pembuatan pewarna indigo. Selain itu juga diajarkan bagaimana mewarnai kain dengan pasta dan bubuk indigo.
Sementara pada tahun 2018 ini, tim Fakultas Biologi pada bulan Mei lalu yang terdiri dari Dr. Tri Rini Nuringtyas, M.Sc., Woro Anindito Sri Tunjung, Ph.D., Lisna Hidayati, M. Biotech., dan Aries Bagus Sasongko, M. Biotech menjelaskan mengenai jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan hidroponik dan bagaimana bercocok tanam dengan hidroponik sederhana. Para siswa, guru dan orang tua siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Terbukti dari celotehan pertanyaan-pertanyaan ingin tahu dari para siswa. .“Kak ini sumbunya berfungsi untuk apa?”, Kak saya boleh bawa pulang hidroponiknya?”, “Kak kenapa botolnya harus diberi lubang?”, “Kak kalau dikasih ikan bisa tidak?” ujar Nehan salah satu siswa SD Tumbuh II. Beberapa hari sesudahnya pun orang tua siswa masih menindaklanjuti kegiatan tersebut dengan menanyakan cara pemeliharaan yang tepat pasca pembuatan hidroponik.
Dalam paparannya, Tri Rini sebagai leader tim Biologi menyatakan bahwa kegiatan seperti ini merupakan salah satu wujud implementasi dan pengenalan dari pengembangan ilmu yang telah dilakukan Universitas kepada masyarakat luas. Harapannya setiap tahun Fakultas Biologi dapat berperan dalam kegiatan ini, memberikan khasanah pengetahuan biologi yang lebih menarik untuk anak usia sekolah dasar.
Museum Biologi UGM kedatangan Senior Experten Service (SES) Jerman yaitu Dr. rer. nat. Ulrich Schmidt dan istrinya. Dr. rer. nat. Ulrich Schmidt adalah mantan Deputy Director of Natural History Museum, Mainz, Germany. Kompetensi beliau adalah organisasi museum terutama mengenai: pelatihan staf museum, pengembangan museum sebagai salah satu pusat edukasi, pembuatan dan pengembangan infrastruktur, eksibisi dan desain koleksi ilmiah serta masih banyak lagi. Pengalaman internasional beliau adalah 13 kali menjadi SES, yaitu di Rwanda sebanyak 7 kali, di Uganda 3 kali, di Azerbaijan, Georgia dan Jerman masing-masing satu kali.
Dr. rer. nat. Ulrich Schmidt merupakan lulusan dari Johannes Gutenberg University, Department Biology. Latar belakang beliau yang biologi, serta pengalaman internasional permuseuman beliau menjadikan Dr. rer. nat. Ulrich Schmidt sangat tepat menjadi SES bagi Museum Biologi UGM. Beliau akan membantu mengembangkan Museum Biologi UGM selama 18 hari kegiatannya di Yogyakarta, Indonesia, yaitu dari tanggal 2 sd 19 Juli 2018.
SES (Senior Experten Service) adalah lembaga yang berdiri pada tahun 1983 dengan dukungan penuh dari Kementerian Kerjasama Luar Negeri Jerman (BMZ). Lembaga ini memiliki representasi di 90 negara. Lembaga SES telah mengirimkan 4.500 tenaga ahli ke seluruh dunia setiap tahunnya. Pengiriman tenaga ahli dari Jerman ke seluruh dunia, merupakan bentuk komitmen Jerman yang dalam kemitraan strategis ABG (Academic-Business-Government). Tujuan diadakannya program SES di UGM sebagai salah satu program Peningkatan Reputasi Akademik Universitas Gadjah Mada, dan bagi Fakultas Biologi UGM adalah untuk membantu mengembangkan Museum Biologi UGM agar memiliki standar internasional sebagai “Museum Sejarah Alam”. Fakultas Biologi UGM mengucapkan banyak terima kasih kepada SES dan Kantor Jaminan Mutu UGM yang telah memfasilitasi kedatangan beliau semoga kedatangan beliau bisa optimal dalam mengembangkan Museum Biologi untuk lebih baik lagi di masa mendatang. Donan Satria Yudha
Sebelum acara dimulai, para tamu yang hadir beramah ramah dan menikmati sajian makan malam sehingga suasana yang akrab segera terlihat sejak awal. Acara segera dimulai setelah Bapak Ganjar Pranowo yang hadir langsung dari Semarang tiba di Wisma KAGAMA. Pelantikan dilakukan dengan penyematan pin KAGAMA kepada pengurus oleh Bapak Ganjar Pranowo dilanjutkan dengan penandatanganan berita acara pelantikan. Dalam sambutannya, Ketua Umum PP KABIOGAMA, Prof. Dr. Kadarwati Budiharjo, S.U. menyampaikan terima kasih atas penghargaan dan pelantikan oleh Ketua Umum PP KAGAMA dan bertekad bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan AD-ART KAGAMA dan KABIOGAMA. Selanjutnya, baik Rektor UGM maupun Ketua Umum PP KAGAMA, mengungkapkan pesan yang senada yaitu harapan dijadikannya wadah para alumni tersebut sebagai sarana mempererat silaturahmi dan kerjasama yang baik sehingga mampu bersinergi produktif menghasilkan karya untuk bangsa dan negara. Acara diakhiri dengan penyampaian tausiyah dilanjutkan dengan saling berjabat tangan dan sesi foto.
Perubahan struktur dan pengurus Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Fakultas Biologi UGM (PP KABIOGAMA) Masa Bakti 2015 – 2020 yang dilakukan, diapresiasi dengan sangat baik oleh Pimpinan Pusat Keluarga Alumni UGM (PP KAGAMA). Terbukti, pada hari Ahad 1 Juli 2018 jam 19.00 – 21.30 di Wisma Kagama dilakukan pelantikan secara resmi oleh Ketua Umum KAGAMA, Bp. Ganjar Pranowo, S.H., MIP. Dalam acara yang dilaksanakan bersamaan dengan pelantikan Pengurus Cabang Khusus KAGAMA Kerajaan Saudi Arabia dan Halal bi Halal KAGAMA dirasakan suasana yang hikmat sekaligus meriah karena dihadiri oleh Rektor UGM Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng dan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni Dr. Paripurna S.H., M.Hum., LL.M., Dekan Fakultas Biologi Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, dan para sesepuh, pembina, pengurus, dan perwakilan Korwil KAGAMA dari berbagai wilayah.
Adapun susunan pengurus PP KABIOGAMA perubahan masa bakti 2015 – 2020 adalah sebagai berikut:
Pelindung : Ketua Umum PP KAGAMA
Pengarah : Dekan Fakultas Biologi UGM
Penasehat : Wakil Dekan Penelitian, Pengabdian Masyarakat,
Kerjasama dan Alumni
: Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto
: Drs. Bambang Praswanto, M.Sc.
Ketua Umum : Prof. Dr. Kadarwati Budiharjo, S.U.
Sekretaris 1 : Abdul Razaq Chasani, M.Si.
Sekretaris 2 : Dr. Slamet Widiyanto, M.Sc.
Bendahara 1 : Lisna Hidayati, M.Biotech.
Bendahara 2 : Dila Hening Windyaraini, S.Si., M.Sc.
Ketua Bidang Program dan Organisasi : Drs. M. Husain Kasim, M.P.
Wakil Ketua Bidang Program dan Organisasi : Dr. Maizer Said Nahdi, M.Si.
Ketua Bidang Jejaring, Kerjasama, dan Ilmiah : Dr. Endang Semiarti, M.Sc.
Wakil Ketua Bidang Jejaring : Dra. Esti Wahyuningtyas
Wakil Ketua Bidang Kerjasama dan Ilmiah : Prof. Dr. Erny Poedjirahajoe, M.P.
Rabu, 04 Juli 2018, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. dan Tim Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Teknologi Tepat Guna (TTG) dari Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi UGM mengadakan acara pelatihan teknik persilangan, penanaman dan perawatan anggrek di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Girimulyo,Kulon Progo, DIY. Kegiatan dilaksanakan pukul 13.00 WIB di balai Dusun Banyunganti dan diikuti oleh ibu-ibu Kelompok Tani Anggrek Dusun Banyunganti. Peserta pelatihan sangat antusias dalam mengikuti setiap arahan dan penjelasan yang diberikan. Karena banyak teknik perawatan yang dilakukan tidak sesuai dengan yang seharusnya dilakukan, sehingga banyak anggrek yang dibudidayakan tidak bisa berbunga bahkan banyak yang mati. Praktek menyilang bunga anggrek Vanda, menanam dan merawat anggrek yang dilakukan memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai materi yang disampaikan.
Acara dibuka oleh Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc.,yang selanjutnya menyampaikan materi tentang teknik persilangan serta teknik perawatan anggrek. Materi teknik persilangan anggrek yang disampaikan meliputi cara polinasi pada kelompok anggrek monopodial (mempunyai 1 arah pertumbuhan batang) dan kelompok anggrek simpodial (mempunyai banyak arah pertumbuhan batang) dan teknik pemilihan indukan anggrek yang akan disilang, sehingga menghasilkan anggrek hibrida sesuai yang diharapkan. Masyarakat juga dilatih untuk merawat anggrek secara baik dan benar, diantaranya dengan memberikan pengetahuan mengenai kebutuhan pupuk yang berbeda-beda komposisi Nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) nya di setiap tahapan perkembangan anggrek, cara penganggulangan hama dan penyakit, serta teknik perbanyakan anggrek secara tak kawin (vegetatif) yang dapat dengan mudah dilakukan secara konvensional. Selain diberikan materi, masyarakat juga diajak untuk mempraktekkan secara langsung cara menyilang anggrek dan penanaman dan perawatan anggrek. Para peserta pelatihan sangat antusias yang ditandai dengan banyaknya pertanyaan selama pematerian.
Setelah selesai melakukan pematerian, Bu Endang kemudian mengajak masyarakat Dusun Banyunganti melakukan praktek penanaman anggrek Vanda Douglas berderet di pagar rumah Bapak Sutarman Kepala Dusun Banyunganti, Kulon Progo. Di akhir pertemuan, Endang mengundang Kelompok Tani Dusun Banyunganti untuk menghadiri Festival Anggrek Vanda tricolor asal Merapi yang akan dilaksanakan di Taman Anggrek Titi Orchid Jl. Boyong Pakem, Sleman tanggal 1-5 Agustus 2018 untuk menunjukkan seperti apakah bunga anggrek yang bagus dari para pemenang lomba dan bagaimana menanam dan merawat anggrek dengan benar, termasuk Teknik Hydrophonic dan Aerophonic. Kegiatan pelatihan ditutup dengan penyerahan peralatan perawatan anggrek dan beberapa tanaman anggrek untuk dirawat sebagai tanaman induk di demplot yang telah dibuat secara swadana oleh pak Dukuh dan penduduk Dusun Banyunganti, terakhir dilakukan foto bersama masyarakat Dusun Banyunganti. Semoga impian masyarakat untuk menjadikan Dusun Banyunganti sebagai pusat wisata anggrek Kulon Progo dapat terwujud. (Ade Siti)
GIS atau sistem informasi geografi sangat bermanfaat bagi peneliti untuk mendukung kegiatan pemetaan dan pengelolaan data geografis. Banyak software GIS yang dapat digunakan untuk pemetaan termasuk yang tidak berbayar dan open source.
“Mahasiswa bisa menggunakan software geospasial gratis dan open source. Dana penelitian mahasiswa kan tidak banyak sehingga dengan software ini akan cukup membantu,” kata Dr. Sarah Hobgen, peneliti pada Research Institute for Environment and Livelihoods, Charles Darwin University, Rabu (4/7) di Auditorium Fakultas Biologi.
Saat mengisi kuliah tamu bertajuk Free and Open Source Mapping for Enviromental Science di hadapan mahasiswa dan peneliti UGM, Sarah memperkenalkan GIS yang dapat dimanfaatkan secara gratis antara lain SAGA dan Quantum GIS.
“Ini bisa dimanfatkan secara gratis oleh siapa saja, data dan software-nya gratis,”terangnya.
Sarah menuturkan dengan memanfaatkan software GIS gratis dan open source akan memudahkan mahasiswa. Selain tidak ada biaya lisensi, software-software tersebut mudah untuk di dan di update.
Disamping itu, juga didukung oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Undang-undang Informasi Geospasial dan dapat menggunakan dan ESRI. Tidak hanya itu, software gratis dan open source tersebut mudah untuk dipelajari dan terdapat banyak tutorial gratis dan bisa digunakan dimana saja.
Sementara itu, Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, menyampaikan kuliah tamu dengan Dr. Sarah Hobgen ini menjadi ajang untuk berbagi informasi dan pengetahuan terutama terkait pemanfaatan software GIS gratis dan open source sebagai salah satu alat dalam penelitian di ilmu alam. Dia berharap melalui kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan baru bagi para mahasiswa dan peneliti UGM.
“Acara menjadi bagian dari salah satu kegiatan Central Java Field Intensive (CFFI) Program antara Fakultas Biologi UGM dengan Charles Darwin University. Semoga membuka wawasan baru dan bermanfaat dalam mendukung pelaksanaan penelitian nantinya,” katanya. (Humas UGM/Ika).
Dikutip dari ugm.ac.id