• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Tajuk
  • hal. 158
Arsip:

Tajuk

Profesi Biolog Dibutuhkan untuk Pelestarian Biodiversitas

Rilis BeritaTajuk Kamis, 22 Maret 2018

Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), yang juga Dekan Fakultas Biologi Budi S Daryono menilai, profesi biolog memegang peran penting. Terutama, sebagai salah satu garda terdepan penyelematan, pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia.

“Profesi biolog tidak kalah penting dengan profesi lainnya, terlebih saat ini banyak terjadi kerusakan keanekaragaman hayati,” ujar beliau di sela-sela Rakornas KOBI di Hotel Harper Yogyakarta, Rabu (21/3).

Sayangnya, beliau melihat selama ini profesi biolog belum begitu banyak dilirik masyarakat. Padahal, lanjut beliau, profesi biolog itu sendiri memiliki prospek yang cukup menjanjikan di Indonesia.

Beliau merasa, jumlah profesi biolog di bidang tertentu seperti taksonomis, embriologis, entomologis dan lain-lain belum banyak di Indonesia. Karenanya, melalui Rakornas KOBI diharapkan bisa memperdalam bahasan perumusan profesi bagi sarjana biologi.

“Sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia level tujuh, kita fokuskan membahas naskah akademik dan kurikulum profesi biolog,” ujar Beliau.

 Dikutip dari republika.co.id

 

Anggrek Phalaenopsis Alam di Indonesia Terancam Punah

PenelitianTajuk Kamis, 22 Maret 2018

Tanaman anggrek Phalaenopsis sp. alam di tanah air mengalami ancaman kepunahan. Padahal, anggrek ini memiliki peran penting sebagai induk persilangan dalam budidaya anggrek.

“Keberadaan anggrek Phalaenopsis alam di Indonesia sudah sangat berkurang sehingga perlu dilakukan konservasi,” kata Dr. Mahfut, S.Si., M.Sc., dalam diseminasi hasil penelitiannya di Fakultas Biologi UGM, Selasa (20/3).

Mahfut menyampaikan Phalaenopsis sp. alam teridri dari 63 jenis dan 22 spesies diantaranya terdapat di Indonesia. Sayangnya, anggrek ini di habitat aslinya terancam mengalami kepunahan dan rentan terinfeksi virus.

“Anggrek ini dilaporkan telah terinfeksi 50 jenis virus dan Ondotoglossum ringspot virus (ORSV) merupakan virus yang terbanyak menginfeksi tanaman anggrek phalaenopsis di Indonesia,” ungkapnya.

Melihat kenyataan tersebut, Mahfut menilai upaya konservasi perlu dilakukan melalui pelestarian dan perlindungan tanaman. Upaya pelestarian dapat dilakukan dengan analisis variasi genetik melalui deteksi dan karekterisasi gen Coat Protein (CP) dan rbcL. Sementara itu, usaha perlindungan bisa dilakukan dengan induksi ketahanan Orchid Mycorrhiza  terhadap ORSV.

Mahfut pun melakukan penelitian tentang variasi genetik gen rbcL dan gen CP, serta induksi ketahanan Phalaenopsis alam di Idonesia terhadap ORSV dengan Orchid Mycorrhiza. Dalam penelitian tersebut menggunakan daun Phalaenopsis sp. alam bergejala yang dikumpulkan dari 10 lokasi hutan alam dan kebun raya di Indonesia.

Dari hasil uji diketahui 6 sampel positif terinfeksi ORSV. Selanjutnya, hasil analisis pohon filogenetik gen CP ORSV diketahui dari isolat ORSV di Indonesia yang diuji terpisah dengan isolat ORSV asal negara lainnya. Sedangkan hasil analisis filogenetik gen rbcL kloroplas menunjukkan aksesi asal Jayapura dan Balikpapan memiliki kekerabatan yang dekat.

“Kedua aksesi tersebut tidak mengalami banyak mutasi seperti aksesi lainnya karena keduanya merupakan anggrek Phalaenopsis alam asli setempat dan bukan hasil introduksi sehingga tahan terhadap infeksi ORSV,” paparnya. (Humas UGM/Ika).

Dikutip dari ugm.ac.id

Empat Dosen Tetap Non PNS Fakultas Biologi UGM Terima SK Pengangkatan

Rilis BeritaTajuk Jumat, 16 Maret 2018

Kamis, 15 Februari 2018 sebanyak 4 dosen Fakultas Biologi UGM menerima surat keputusan (SK) pengangkatan dosen tetap non PNS. SK tersebut diserahkan langsung oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, Ph.D., di Fakultas Biologi. Meskipun penyerahan SK baru dilaksanakan pada Kamis (15/2/18), para dosen baru telah melaksanakan tugas sejak  1 Februari 2018.
Dalam penyerahan SK dosen baru tersebut, juga dihadiri oleh para Wakil Dekan Fakultas Biologi UGM, Kepala dan Sekretaris Departemen Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM serta Kepala Kantor Fakultas Biologi UGM.
Budi Setiadi Daryono menyampaikan ucapan selamat kepada 4 dosen baru atas pengangkatan mereka sebagai dosen tetap non PNS UGM. Dia berharap para dosen baru untuk selalu menjalankan tridharma perguruan tinggi dan memperkuat Fakultas Biologi UGM serta berkontribusi untuk rakyat Indonesia.
“Kami berharap para dosen baru untuk segera memenuhi target-target kinerja yang telah ditetapkan salah satunya segera melanjutkan studinya kembali ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa menjadikan Fakultas Biologi lebih besar dan kuat di masa depan,” katanya.
Ditambahkan Budi Setiadi Daryono, para dosen sebagai pendidik juga diharapkan mampu memberikan tauladan dan menjadi panutan bagi para mahasiswa. Selain itu, juga jangan lupa untuk selalu menghormati kepada sesama dosen, tenaga pendidik dan karyawan lainnya.

Ke-4 dosen tersebut terdiri dari Akbar Reza, S.Si., M.Sc. yang mengabdi pada Laboratorium Ekologi dan Konservasi, Nur Indah Septriani S.Si., M.Sc. mengabdi di Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Annas Rabbani S.Si., M.Sc. mengabdi di Laboratorium Sistematika dan Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc. mengabdi di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan.

Forum Pengelola Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi Terbentuk di Fakultas Biologi UGM

Rilis BeritaTajuk Rabu, 14 Maret 2018

Forum Pengelola Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi merupakan sebuah wadah komunikasi dan kerjasama yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas penerbitan jurnal dalam bidang Biologi dan Pendidikan Biologi. Salah satu upaya peningkatan tersebut adalah dengan memberikan pembekalan dan penguatan kinerja editor serta pembekalan mengenai tata kelola jurnal. Untuk mencapai tujuan tersebut, diadakan Workshop Editor yang dilaksanakan oleh Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology (JTBB) Fakultas Biologi UGM dengan dibantu oleh Jurnal Bioedukatika prodi Pendidikan Biologi FKIP UAD. Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 Maret 2018, di Auditorium Fakultas Biologi UGM, serta dihadiri oleh 47 peserta yang mewakili 34 institusi/jurnal.

Pembukaan kegiatan dilakukan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Aggr.Sc. Dalam sambutannya, Pak Budi memuji inisiatif para pengelola jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi se-Indonesia untuk membuat sebuah forum Bersama. Beliau yakin bahwa jurnal-jurnal tersebut akan bertambah maju apabila bekerja sama dibandingkan berjalan sendiri-sendiri. Selain itu, Pak Budi juga menjelaskan bahwa salah satu upaya Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) adalah meningkatkan akreditasi prodi Biologi di Indonesia dengan salah satunya meningkatkan publikasi ilmiah dari prodi-prodi tersebut.

 

Sesi pertama diisi oleh Dr. Berry Juliandi, Editor-in-Chief Jurnal Hayati, yang membicarakan mengenai penguatan kinerja editor. Pak Berry menekankan pentingnya peran Editor-in-Chief dalam keberlangsungan jurnal. Editor-in-Chief, menurutnya, bukan hanya berperan dalam mengawasi aliran naskah, namun juga berperan keluar untuk meminta dukungan dari institusi guna menjamin keberlangsungan jalannya jurnal. Beliau juga menyatakan bahwa untuk mencapai indeksasi internasional, scope dari jurnal haruslah unik dan spesifik, sehingga lebih menarik bagi lembaga-lembaga indeksasi.

Sesi kedua membahas mengenai tata kelola dari jurnal. Sesi ini diisi oleh Yazid Hady (Editor Jurnal Edusains, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) serta Andri Pranolo, M.Cs. (Editor Jurnal IJAIN, UAD Yogyakarta). Kedua pembicara tersebut menyampaikan bahwa perlunya memiliki tujuan jurnal yang jelas serta membangun suasana team work, bukan single fighter.

Pada sesi terakhir, peserta workshop melakukan musyawarah untuk membentuk susunan organisasi dari Forum Pengelola Jurnal Biologi dan Pendidikan Biologi. Sebagai hasilnya, dipilih Dr. Miftahul Ilmi, M.Si. (Editor JTBB Fakultas Biologi UGM) sebagai ketua, Much. Fuad Saifuddin, M.Pd. (Editor Jurnal Bioedukatika FKIP UAD) sebagai sekretaris, serta Isna Rasdianah Aziz, M.Sc. (Editor Jurnal Biogenesis, UIN Alauddin Makassar) sebagai bendahara. Disetujui juga kerja sama dalam bentuk tukar-menukar naskah, seminar nasional, serta pelatihan dan pendampingan editor.

Audiensi Proyek Penghijauan Digilib Café dengan Dekan FISIPOL, Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT) Siap Jawab Tantangan

Kegiatan MahasiswaTajuk Selasa, 13 Maret 2018

Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT) melakukan audiensi dengan Dekan Fisipol pada Jumat, 2 Maret 2018. Audiensi ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari survey yang telah dilakukan oleh KSAT pada akhir Januari lalu (31/1). Setelah melakukan survey dan konsultasi langsung dengan Dekan Fakultas Biologi terlebih dulu, akhirnya KSAT mendapat lampu hijau untuk bertandang ke Dekanat Fisipol dan melakukan audiensi langsung dengan Dekan Fisipol. Audiensi dihadiri oleh 6 Anggota KSAT yaitu Adib Muhammad Ahsan, Qatrunnada, Hasna Farras Abiyya, Fitra Nofra Yosa Putri, Reinatawas Febri Santika dan Jundi Faaris Alhazmi Ashshidiq, serta didampingi oleh Pembina Lapangan KSAT yaitu Sidiq Permana Putra, S. Si., M. Sc.

Audiensi berlangsung selama 2 jam, dimulai dari pukul 13.00-15.00 WIB diawali dengan presentasi desain oleh KSAT dengan Adib Muhammad Ahsan, Qatrunnada, dan Hasna Farras Abiyya sebagai presenter dan kemudian ditanggapi oleh Dekan Fisipol, Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si., dan Kepala Kantor Fisipol, Paminto Adhi, SE, M.Si. Sebanyak 3 desain atau planning ditawarkan oleh KSAT yang akan diterapkan untuk menghijaukan digilib café Fisipol UGM. Dari ketiga desain yang ditawarkan, ternyata dari pihak fisipol memilih desain yang ketiga yaitu membuat digilib café menjadi café dengan konsep hidroponik. Konsep hidroponik sendiri dipilih oleh Bapak Dekan karena masih jarang café yang berani dan mampu menerapkan konsep tersebut.

 

“Proses audiensi ini tentunya menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi presenter yang notabene masih baru di KSAT, selain itu hasil diskusi tadi menjadi tantangan baru yang harus kami selesaikan.” Ujar Jundi (Ketua KSAT 2018) setelah audiensi usai.

Setelah audiensi, fokus konsep yang akan dilakukan oleh KSAT semakin mengerucut dalam menjawab tantangan yang tidak bisa dibilang mudah mengingat konsep yang harus dibuat adalah indoor hydroponic. “Proyek ini merupakan ajang latihan bagi adik-adik KSAT dalam hal pengerjaan proyek, bagaimana menghadapi client, dan bagaimana cara mengatasi segala kemungkinan-kemungkinan yang ada.” Tambah Pak Sidiq selaku pembina lapangan KSAT 2018.

 
 

Dengan dilayangkannya tantangan baru bagi KSAT, meracik sistem hidroponik indoor yang sesuai dengan nuansa modern di Digilib Café, kini KSAT tengah menyiapkan desain terbaiknya untuk audiensi ulang dengan Dekan Fisipol yang dijadwalkan pada tanggal 16 Maret 2018. (JF)

Kajian FORSILAM di Fakultas Biologi: “Menjaga dan Mencintai Anggrek Alam sebagai Ciptaan Allah SWT”

Rilis BeritaTajuk Senin, 12 Maret 2018

Jum’at, 9 Maret 2018. Forum Silaturahmi Muslimah Universitas Gadjah Mada (Forsilam UGM) mengadakan kajian yang bertajuk “Menjaga dan Mencintai Anggrek Alam sebagai Ciptaan Allah SWT”, bertempat di Ruang Auditorium KPTU Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada pada pukul 11.00-13.00 WIB yang dihadiri oleh yang dihadiri oleh segenap dosen, keluarga mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan mahasiswi dari kelompok studi, Biology Orchid Study Club (BiOSC) dengan judul yang diangkat mengenai “Mengenal Anggrek dan Pembuatan Hibrida Anggrek”.Kajian ini diawali dengan pembukaan dan tilawah Al-Qur’an. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Wakil Dekan bidang Akademik, Ibu Rina Sri Kasiamdari, S.Si.,Ph.D. Acara inti pada kajian kali ini disampaikan oleh Ibu Dr. Endang Semiarti,M.S.,M.Sc selaku pembicara.

Bu Endang menyampaikan bahwa manusia harus senantiasa berusaha berbuat yang terbaik untuk mendapatkan ganjaran yang berlipat ganda dari Allah SWT, sesuai yang tertera dalam surah Al-Baqarah 2:261, ‘perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap tiap bulir seratus biji, Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunianya) lagi Maha Mengetahui.’ Surah Al-Baqarah tersebut menjelaskan bahwa barang siapa yang berbuat kebajikan dengan berjuang karena Allah maka pahala orang tersebut akan serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap tiap bulir seratus biji. Barang siapa yang menjaga ciptaan Allah dan memanfaatkan hartanya untuk keberlangsungan makhluk hidup lainnya maka ia telah berbuat kebaikan.

Tumbuhan merupakan makhluk Allah yang patut kita rawat, lindungi dan kita lestarikan. Keberadaan tumbuhan mendukung kehidupan makhluk lainnya dan sebagai tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berimanlagi berakal, seperti firman Allah dalam surah Al-An’am ayat 99 “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.Tumbuhan merupakan salah satu makhluk hidup ciptaan Allah yang memiliki banyak sekali manfaat, senantiasa kita sebagai manusia patut memperhatikan ayat-ayat Allah di alam semesta, membenarkan ciptaan Allah lainnya agar timbul kecintaan dan rasa syukur, sebagaimana dalam surah Ar-Ra’d ayat 3-4. Selain itu, tumbuh-tumbuhan dapat memunculkan beberapa zat untuk dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya , misalnya mulai dari beberapa vitamin-vitamin, minyak, dan masih banyak yang lainnya.

Salah satu tumbuhan yang patut diperhatikan dan dijaga adalah anggrek, dalam setangkai anggrek terdapat hal-hal yang dapat kita pelajari sebagai bentuk kecintaan manusia terhadap mahkluk Allah lainnya.Anggrek sudah dikenal dalam sejarah Cina 3000 tahun yang lalu. Sedangkan, bangsa Indian (Amerika) telah mengenal tanaman ini sejak ribuan tahun silam. Anggrek telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia sebagai tanaman hias, aroma makanan seperti vanila, kosmetik, obat, bunga potong, dan kerajinan. Tanaman anggrek memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan dapat bersaing di pasaran sebagai bunga yang menarik perhatian orang-orang yang memandangnya.Pada dasarnya banyak tanaman anggrek yang habitat alaminya berada di hutan hujan tropis. Anggrek menyukai wilayah dengan kelembaban,wilayah yang hangat dan ada naungan/kanopi.

Dewasa ini, anggrek biasanya dikenal sebagai tanaman hias yang ditanam untuk dinikmati keindahan bunganya. Bunga anggrek dalam rangkaian bunga atau sebagai tanaman dalam pot sering digunakan sebagai hiasan interior indoor maupun outdoor.Namun, dalam masa perawatan, permasalahan yang umum dialami setelah membeli tanaman anggrek berbunga terletak pada saatmasa mekar bunga habis. Ternyata, setelah masa mekar bunga habis, anggrek tidak mau berbunga lagi. Untuk itu, diperlukan ilmu dalam rangka pembudidayaan anggrek. Adapun, langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembudidayaan anggrek berbunga ialah, pertama perlu pemahaman dan pengenalan jenis anggrek yang hendak kita tanam atau budidaya, dasarnya dapat diperhatikan dalam tipe pertumbuhan batang dan habitat anggrek itu sendiri. Kedua perlu dilakukan perbanyakan tanaman kawin dan tak kawin. Penanaman anggrek dari botol ke com-pot, dari com-pot ke single pot pun perlu diperhatikan. Perawatan tanaman anggrek berbunga terdiri atas penempatan tanaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian hama-penyakit

Pada bunga anggrek, seringkali penyilangan bunga dilakukan dan dibantu oleh manusia. Namun penyilangan tidak bisa dilakukan secara sembarangan, terdapat hal hal yang perlu diperhatikan dalam menyilangkan bunga anggrek adalah sebagai berikut, pertama pemilihan tanaman induk yang sehat harus dilakukan. Induk betina yang sehat memiliki ciri-ciri tanaman kuat dan bentuk bunga bagus, sedangkan induk jantan yang sehat memiliki warna bunga menarik dan dominan. Tipe pertumbuhan batang antara induk jantan dan betina haruslah sama (sympodial dengan sympodial atau monopodial dengan monopodial). Adapun, bunga betinadi haruskan telah mekar 4 hari dan untuk bunga jantan berumur mekar 4 hari sampai bunga tersebut sudah layu. Jumlah bunga yang boleh disilang hanya 1/3 dari jumlah keseluruhan bunga, misalnya 3 bunga dari 9-10 kuntum bunga dalam 1 tandan. Jika terlalu banyak bunga yang disilangkan, biji akan kosong/embrio tidak akan berkembang.

Selain bunga, tanaman anggrek memiliki buah. Buah anggrek berasal dari bakal buah yang terletak pada pangkal bunga. Setelah terjadi penyerbukan, buah anggrek akan berkembang. Buah anggrek memiliki ciri khas yaitu berusuk enam (6), terdiri dari 3 daun buah, jika pecah tidak diujung melainkan dibagian tengah buah dan disebut buah repium.

Sebagai kesimpulan, Bu Endang juga menyampaikan beberapa tips budidaya anggrek secara keseluruhan, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah mengenali dengan baik anggrek yang hendak dibudidaya dan mencintai anggrek tersebut sebagai bentuk cinta kita kepada ciptaan Allah SWT, tanaman anggrek tersebut ditempatkan sesuai dengan habitat aslinya, lakukan selfing jika anggrek berbunga dan buat bastar atau persilangan, lakukan perbanyakan vegetatif (tak kawin) saat diperlukan, kemudian petunjuk perawatan seperti penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit harus diikuti dengan baik dan bila perlu membuat jadwal teratur. Kebersihan lingkungan harus dijaga sebagai bentuk pencegahan hama dan penyakit.

Setelah acara inti tersebut disampaikan, kajian ini diakhiri dengan penutup. Melalui kajian ini diharapkan peserta dapat lebih memperhatikan alam sekitar dan semakin banyak lagi anggrek-anggrek alam yang dapat dilestarikan serta dibudidayakan sebagai bentuk rasa syukur dan rasa cinta terhadap ciptaan Allah SWT.

 

Fakultas Biologi UGM Kirim Dosen Mengikuti Workshop Metagenomik Dalam Rangka Pengembangan SDM

Rilis BeritaTajuk Senin, 12 Maret 2018

“Pusat Penelitian Oseanografi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) bersama dengan Regional Training and Research Center on Marine Biodiversity and Ecosystem Health (RTRC MarBEST Center) pada tanggal 25 September – 5 Oktober 2017 menyelenggarakan  Molecular Taxonomy Training di Jakarta. Peserta kegiatan tersebut berasal dari perwakilan Malaysia, Singapura, Thailand, Filiphina, Vietnam, Pakistan, Bangladesh, China dan Indonesia”, ujar  Indra Lesmana dosen Fakultas Biologi UGM yang hadir pada acara tersebut.

Materi training tersebut mengenai aplikasi Enviromental DNA (eDNA) Metabarcoding untuk eksplorasi Biodiversitas. Environmental DNA (eDNA) merupakan teknik terbaru dan mampu melakukan analisis DNA dalam sekala besar (metabarcoding DNA). Prinsip kerja dari teknik ini adalah memanfaatkan jejak DNA yang ditinggalkan hewan akuatik di dalam air. Jejak DNA ini diambil dan disaring menggunakan kertas saring khusus dan diisolasi seperti biasa. Perbedaan teknik ini yakni pada proses pengolahan sampel menggunakan Next-Generation Sequencing(NGS) dan tahapan analisis data. Teknik ini memungkinkan kita untuk mempelajari berbagai jenis hewan pada habitat tersebut dalam satu kali proses sampel sehingga waktu relatif lebih singkat dan perolehan data yang jauh lebih banyak dan beragam.

Selain workshop di P2O-LIPI, Matin Nuhamunada juga mengikuti workshop metagenomik yang diselenggarakan oleh Kelompok Keilmuan Genetika dan Bioteknologi Molekuler, Sekolah Ilmu Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung pada tanggal 12-13 Februari yang lalu. Materi training lebih banyak berisi analisis data metagenom, baik berupa hasil shotgun sequencing maupun amplicon sequencing. Dengan menggunakan perangkat lunak dan beberapa fasilitas database yang dapat diakses melalui internet, peneliti dapat melakukan pembandingan komposisi metagenom dari berbagai lokasi di dunia dengan menggunakan teknik komputasi. Selain menganalisis keanekaragaman hayati dan kemelimpahannya, kita dapat melakukan analisis lebih lanjut mengenai profil jalur metabolisme yang ada di tiap metagenom, sehingga memberikan informasi lebih banyak mengenai fungsi dari masing-masing mikrobioma yang diteliti.

Harapan kedepannya dengan semakin berkembang dan maju teknologi dalam bidang sistematika molekular akan semakin mempermudah langkah kita untuk mengungkap misteri kekayaan hayati yang ada, terutama di Indonesia. Keanekaragaman jenis sebagai salah satu kekayaan bangsa yang memiliki potensi luas dalam pengembangan, salah satunya sebagai sumber genetik dan jenis di alam serta sebagai kajian dalam bidang konservasi dan penataan penggunaan lahan.

 

Fakultas Biologi Undang Dr. Stephan Immenschuh Dalam Kuliah Umum Tentang Peran Stem Cell Dalam Riset dan Klinik

Rilis BeritaTajuk Senin, 12 Maret 2018

Untuk kesekian kalinya, Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan kuliah tamu dengan nara sumber dari luar negeri, yaitu Prof. Dr. med. Stephan Immenschuh dari dari Institut für Transfusionsmedizin Medizinische Hochschule Hannover Germany. Kuliah umum ini diadakan pada tanggal 6 Maret 2018 dengan tema peran stem cell dalam riset dan klinik dan dihadiri oleh segenap sivitas akademika Fakultas Biologi yang meliputi staf dosen dan mahasiswa. Dekan Fakultas Biologi UGM Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan sambutan sebagai pembuka kegiatan ini.

Prof. Immenschuh memaparkan sejumlah aspek biologis stem cell yang harus diketahui oleh para peneliti dan tenaga medis. Stem cell merupakan populasi sel yang belum terdiferensiasi yang dapat memperbarui diri secara tidak terbatas dan menghasilkan generasi sel baru yang sangat terspesialisasi. Teknologi stem cell atau yang dikenal dengan sel punca telah dimulai sejak tahun 1965 dengan suksesnya transplantasi sumsum tulang pada dua orang bersaudara yang mengalami imunodefisiensi. Kemudian di tahun-tahun selanjutnya terjadi peristiwa penting yang menandai kemajuan teknologi stem cell dalam bidang klinik

Salah satu macam stem cell adalah hemapoietic stem cells (HSCs). HSC merupakan prekursor sel yang belum terdiferensiasi pada sumsum tulang. Aplikasi dasar dari stem cell adalah dilakukannya transplantasi HSC pada pasien dengan indikasi kelainan hematologik, seperti leukimia myeloic akut, leukimia limfatik akut, malignan limfoma dan multiple myeloma. Perawatan defisiensi imun pada bayi baru lahir juga dapat menerapkan teknologi Hematopoietic stem cell transplantation (HSCT), yaitu prosedur infusi sel punca hematopoietic untuk membangun kembali fungsi hematopoeietic pada pasien dengan gangguan atau kerusakan sumsum tulang atau sistem imun, yaitu dengan memanen HSC dari sumsum tulang. Contoh lain kemajuan dalam teknologi stem cell yaitu terapi gen stem cell yang dapat digunakan untuk menangani penyakit defisiensi imun herediter seperti Wiskott-Aldrich Syndrome dan pemrograman ulang sel dewasa menjadi stem cell pluripoten yang melibatkan induced ploripotent stem cells (iPSCs).

Mengingat besarnya potensi stem cell dalam bidang klinik, maka riset yang berkelanjutan mengenai stem cell tentu saja sangat dibutuhkan agar semakin mudah diakses oleh pasien yang membutuhkan. Bukan tidak mungkin stem cell dapat menjadi pengobatan yang umum untuk penyakit-penyakit yang berat seperti yang bersifat herediter, defisiensi imun, kelainan jantung, dan sebagainya. Dalam kuliah ini, peserta terlihat antusias dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada Prof. Immenschuh. Kegiatan kuliah tamu ini masih akan dilanjutkan pada Selasa 13 Maret 2018 dengan tema Stem Cell Transplantation bertempat di auditorium Fakultas Biologi UGM.

Fakultas Biologi UGM bersama Departemen of Life Science National Central University (NCU) Taiwan Menangkan Hibah Joint Research dari Pemerintah Taiwan

Kerja SamaTajuk Senin, 12 Maret 2018

Akhir bulan Februari yang lalu merupakan momen yang cukup baik bagi kerjasama antara dua institusi, yakni Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dengan Departement of Life Sciences, National Central University, Taiwan. Grants Collaboration yang diajukan oleh Prof Chien Chia Wang, Distinguished Professor sekaligus Kepala Departmen Life Science National Central University dinyatakan diterima dan didanai oleh Kementrian Pendidikan Taiwan anggaran 2018. Joint proposal tersebut diajukan oleh Prof. Wang dan juga sebagai kolaborator adalah dua dosen Fakultas Biologi UGM, yakni Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dan juga Arief Muammar, S.Si., M.Sc., Staf Dosen laboratorium Mikrobiologi.

Penelitian ini bertajuk “Genetic and functional characterization of two divergent prolyl-tRNA synthetase genes in Bacillus thuringiensis”. Secara umum penelitian akan lebih fokus dilakukan di Wang’s Lab, NCU, Taiwan. Kemudian di pertengahan tahun, Dr. Budi dan Arief diundang oleh Prof. Wang untuk datang ke NCU, Taiwan untuk menindaklanjuti kerjasama yang telah dilakukan antara kedua institusi dan juga secara spesifik Dr. Budi akan melakukan sharing penelitain beliau kepada civitas akademika NCU, Taiwan.

Kolaborasi ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan yang dilakukan oleh Prof. Wang ke Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada di bulan Januari yang lalu. Kunjungan tersebut merupakan upaya penjajagan kerjasama dalam bidang akademik dan penelitian. Di bidang akademik, kerjasama direncanakan akan berupa kegiatan student exchange, sharing courses dan juga student/staff mobility dari kedua institusi. Kemudian kerjasama di bidang penelitian berkaitan dengan joint proposal, research collaboration dan juga joint publication. Pada pertemuan tersebut telah disetujui dan ditandatangai MoA diantara kedua institusi, untuk kolaborasi selama lima tahun kedepan.

Fakultas Biologi UGM Hadirkan Pakar Kebakaran Hutan dan Perubahan Iklim Dunia

Rilis BeritaTajuk Minggu, 11 Maret 2018

Tidak bisa dipungkiri, dampak dari perubahan iklim semakin terasa. Dalam skala global, perubahan iklim menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi yang menyebabkan mencairnya es di kutub secara perlahan. Selain itu, perubahan iklim juga mempengaruhi keberlangsungan mahluk hidup yang ada di daratan, salah satunya terhadap tumbuh-tumbuhan. Menanggapi hal ini, pakar Ekologi Tumbuhan, Professor Neal Enright, melakukan berbagai investigasi terkait dampak dari perubahan iklim terhadap tumbuhan berkayu.
Prof. Neal yang juga merupakan dekan dari program pascasarjana Murdoch University ini hadir dalam kegiatan Guest Lecture yang diadakan oleh Fakultas Biologi UGM. Guest Lecture ini dibuka oleh sambutan dari Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. . Kemudian, sebelum Prof. Neal menyampaikan materinya, ada pemaparan terkait studi di Perth dan kehidupan mahasiswa di Murdoch University oleh perwakilan Murdoch University di kantor cabang Indonesia.

Dalam guest lecture yang bertema “Fire-climate change interactions threaten woody species persistence: testing the interval squeeze model”, Prof. Neal menyampaikan hasil investigasinya yang menunjukkan bahwa perubahan iklim menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat dan juga udara menjadi lebih kering. Hal ini memicu terjadinya kebakaran, salah satunya terjadi di bagian barat Australia.
“Terjadi pergeseran periode kebakaran yang semakin lama menjadi semakin pendek”, ucap Professor di the School of Veterinary and Life Sciences at Murdoch di hadapan mahasiswa program sarjana, pascasarjana, dan juga dosen di Fakultas Biologi UGM pada kamis lalu (8/3).
Kebakaran yang semakin sering terjadi menyebabkan tumbuhan terbakar sebelum sempat bereproduksi. Jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang, maka vegetasi yang semula berupa hutan, dapat berubah menjadi bentuk lain seperti padang rumput. Penelitian yang telah dilakukannya juga menunjukkan bahwa ukuran serta produksi biji dari beberapa jenis tumbuhan yang hidup di kawasan kering dengan intensitas kebakaran yang lebih tinggi semakin lama semakin mengecil. Untuk itu, perlu adanya upaya seperti restorasi maupun penjagaan semai pohon agar tetap selamat.

Di akhir guest lecture yang diadakan di Ruang Kuliah 1, Gedung B, Fakultas Biologi UGM ini, terdapat pula presentasi terkait peluang untuk melanjutkan pendidikan S3 di Murdoch University oleh Dale Banks selaku Candidature Management Officer Murdoch University.

1…156157158159160161

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Ujian Susulan UAS (Ujian Akhir Semester) Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025
  • Dukung Swasembada Pangan dengan Inovasi Biochar Three In One Berbasis Limbah Tebu, Tim Mahasiswa Fakultas Biologi dan Pertanian Raih Juara 2 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agriculture 2025
  • Implementasi Urban Agriculture Tanaman Pewarna Alami untuk Edukasi dan Ekonomi Kreatif Masyarakat Blotan, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta melalui PKM-MBKM Fakultas Biologi UGM
  • Kalender Akademik Universitas Gadjah Mada Tahun Akademik 2025/2026
  • Sampling Rutin Kelas Keilmuan Crustacea, Kelompok Studi Kelautan (KSK)
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY