Arsip:
SDG 13 : Penanganan Perubahan Iklim
Pada hari Kamis, 13 Februari 2025, pukul 15.30-16.30 WIB, telah dilaksanakan Pelantikan Pengurus KS dan Lembaga Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Pelantikan dilaksanakan secara luring di Gedung Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Kegiatan dihadiri oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi, para Wakil Dekan, para Ketua Program Studi, Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan, Dosen Pembina Kelompok Studi dan Lembaga, Ketua Kelompok Studi dan Lembaga, serta beberapa perwakilan Pengurus Kelompok Studi dan Lembaga.
Kegiatan dipandu oleh Master of Ceremony (MC) Alifa Tafrinjiyah dan Angga Firza. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Universitas Gadjah Mada, dan Mars Fakultas Biologi dipimpin oleh Rachel Aleya. Acara selanjutnya yaitu pembacaan Ikrar Pelantikan Pengurus Kelompok Studi atau Lembaga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dan diikuti oleh seluruh Ketua Kelompok Studi atau Lembaga Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Adapun penandatanganan Ikrar yang dilaksanakan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM dan seluruh Ketua KS/Lembaga secara bergantian. Setelah itu, dilanjutkan dengan arahan oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. kepada pengurus KS/L diantaranya harapan kepada seluruh KS/L untuk fokus pada program yang sudah disusun dan dapat meningkat kemampuannya. Beliau yakin bahwa dosen-dosen pembina akan mendukung kegiatan KS/L dengan sepenuhnya, jadi diharapkan pada tahun ini menjadi tahun peningkatan kualitas. [Penulis: BEM]
Mengapa Wacana Konsesi Tambang untuk Kampus Harus Ditolak?
JAKARTA – Wacana konsesi tambang untuk kampus melalui revisi UU 3/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) mesti ditolak. Lewat wacana itu, pemegang otoritas berupaya menggerus independensi kampus sebagai institusi pendidikan yang berorientasi pada tridharma.
“Saya melihat upaya untuk membuat kampus terintegrasi dalam sistem pasar semakin telanjang. Independensi kampus sebagai institusi yang bekerja untuk ilmu pengetahuan bisa tercerabut,” kata Ilham Majid, dosen Fakultas Hukum Universitas Musamus, saat Diskusi Publik “Timang Tambang Kampusku Sayang” yang digelar Bakul Pemimpi secara virtual, Sabtu, 8/2/2025.
Ilham mengatakan, rencana perguruan tinggi mendapat wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) memperlihatkan semangat liberalisasi ekonomi dalam sistem pendidikan tinggi. Kebijakan ini mendorong kampus melakukan aktivitas tambang kendati melahirkan dampak negatif. Artinya, kepentingan ekonomi menjadi prioritas, sedangkan dampak tambang urusan belakang.
“Kampus seyogianya menjadi benteng moral dan intelektualitas, bukan jadi alat negara untuk mencuci praktik-praktik buruk industri ekstraktif,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Tata Kasmiati, dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat. Menurutnya, pengelolaan tambang oleh kampus melenceng dari tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tata menyatakan, saat ini, akademisi menghadapi beban administratif yang cukup besar. Jika kampus menambah beban kerja baru berupa aktivitas tambang, maka ini bukan hanya di luar kewajaran, tetapi dapat menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan dalam struktur akademik. Beban kerja akademisi yang meningkat akan mengurangi fokus pada tugas utama, yakni mendidik dan meneliti.
Selain itu, bisa melahirkan ketimpangan gender dalam dunia akademik. Sebab, sektor pertambangan merupakan industri yang didominasi oleh laki-laki. Kemudian, peran sebagai pengawas independen akan hilang bila kampus menjadi bagian dari pelaku tambang. “Kewajiban kampus bukan mengapitalisasi pendidikan, tapi bagaimana membuat pendidikan menjadi acceptable bagi semua orang,” kata Tata.
Suka atau tidak, lanjut Tata, tambang adalah bisnis yang tidak bersih. Posisi kampus adalah bagaimana memproduksi pengetahuan dan teknologi untuk mereduksi efek negatif dari aktivitas tambang. Bukan sebaliknya, menjadi agen baru untuk memperluas perusakan. “Kalau kampus mengelola tambang berarti ia pelaku. Padahal, kalau terjadi sesuatu, yang menjadi ahli untuk menilai adalah orang-orang di universitas,” ujarnya.
Zulfatun Mahmudah, komunikasi publik perusahaan tambang, mengatakan, sektor pertambangan membutuhkan modal awal yang sangat besar. Sebagai gambaran, PT Kaltim Prima Coal menghabiskan USD 570 juta dalam tahap konstruksi awalnya, atau sekitar Rp10 triliun dengan kurs saat ini. Bila kampus mengelola tambang, maka hanya ada dua pilihan. Pertama, melibatkan pihak ketiga, berarti memberi hak konsesi kepada investor dan kampus menerima fee, namun hilang kendali penuh atas tambang. Kedua, kampus harus mencari pinjaman, yang berarti harus ada aset sebagai jaminan. Risiko lain yang akan dihadapi kampus adalah kehancuran reputasi. Kampus bisa dianggap tidak independen karena tersandera kepentingan bisnis. Kampus akan kehilangan kredibilitas akademik akibat konflik kepentingan.
“Kampus bisa dianggap menyimpang dari tujuan awalnya sebagai institusi pendidikan dan penelitian. Apakah kampus benar-benar akan mendapatkan keuntungan dari tambang? Atau justru akan merusak reputasinya?” ucap Zulfatun.
Pelemahan Perlawanan
Dalam pandangan Ilham, polemik soal izin tambang untuk kampus merupakan perang posisi atau perang wacana. Mengutip Gramsci, perang posisi untuk pencapaian hegemoni. Perang ini dilakukan pada tingkat masyarakat sipil. “Pada satu sisi, ada wacana konsesi tambang yang harus disukseskan. Pada sisi lain, banyak resistensi terhadap praktik-praktik tambang yang memang terbukti merusak lingkungan. Lalu, dimunculkanlah wacana tandingan bahwa mereka yang punya tradisi moralitas dan intelektualitas terlibat pengelolaan tambang. Ini kan meredam kritik dan perlawanan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Ilham, isu mengenai izin tambang bagi kampus merupakan bentuk desentralisasi pengelolaan tambang. Pengelolaan tambang yang semula terpusat kini diserahkan kepada aktor-aktor subnasional, seperti ormas dan perguruan tinggi. Secara psikologis, upaya itu agar isu tambang bisa diterima oleh khalayak. Sebab, dalam banyak kasus, persoalan tambang cenderung diwarnai konflik, baik vertikal maupun horizontal. “Kelas penguasa melihat bahwa gerakan sosial dimotori kelas menengah. Untuk mengurangi resistensi itu, maka dibangunlah wacana tandingan bahwa kampus mengelola tambang,” kata dia.
Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Akbar Reza sepakat dengan pandangan Ilham. Bila diperhatikan, isu soal izin kelola tambang untuk kampus seperti tes ombak. Lempar dahulu wacananya untuk melihat respons masyarakat sipil, lalu pemerintah akan mengambil sikap. “Ini disebut viral-based policy, kebijakan yang berbasis sifatnya viral. Itulah mengapa diskusi-diskusi seperti ini sangat penting untuk menjaga kompas diri bahwa ruang ini bukan sekadar intelektual, tapi juga spiritual,” ujarnya.
Hal lain yang meresahkan, sambung Reza, sivitas akademika menjadi tameng untuk legitimasi moral atau intelektual. Ketika kampus terlibat pengelolaan tambang, maka yang dibutukan bukan hanya kapital, tapi juga kompetensi. Kenyataannya, tidak semua akademisi memiliki kompetensi mengelola tambang.
“Akhirnya, hanya kampus yang punya kapital dan jaringan yang akan mendapat WIUP. Lalu, bagaimana dengan kampus-kampus yang punya akses terbatas? Ya, tetap diadu antara sipil dengan sipil,” kata Reza.
Sejalan dengan pandangan Ilham dan Reza, ahli Hukum Tata Negara Universitas Andalas Feri Amsari menyatakan, izin tambang bagi perguruan tinggi bukan sekadar bisnis, tetapi mencerminkan nafsu manusia yang berupaya memecah belah kampus. Kampus yang seharusnya menjadi ruang pengkritik terhadap perilaku negara, kini dijadikan target untuk dipecah belah. Fenomena ini mirip dengan upaya membelah ormas, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Awalnya berbasis keadaban, tetapi kemudian terdorong ke arah perhitungan ekonomi. Kampus kini berada dalam ancaman serupa, di mana berbagai kepentingan berupaya mengarahkan institusi akademik ke ranah keuntungan bisnis tambang yang berimplikasi pada fragmentasi internal.
Saat ini, wacana yang berkembang di dalam kampus bukan lagi soal bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi bagaimana cara mengekstraksi kekayaan alam. Hal ini mengubah esensi kampus sebagai tempat pembelajaran menjadi sekadar alat untuk meraup keuntungan. “Kampus-kampus dan organisasi akademik harus bersatu. Gerakan ini perlu dikonsolidasikan agar lebih efektif dalam menekan penguasa untuk mencabut kebijakan terkait konsesi tambang bagi kampus,” ujar Feri.(*)
Informasi lebih lanjut maupun pertanyaan seputar siaran sila menghubungi bakulpemimpi@gmail.com.
——————————
Bakul Pemimpi adalah forum pegiat sosial dengan latar belakang beragam. Berisi anak-anak muda dari Aceh sampai Merauke, Bakul Pemimpi ingin menjadi katalisator bagi perubahan positif di masyarakat. Kami percaya bahwa mimpi adalah langkah awal mencapai tujuan.
Yogyakarta, 5 Februari 2025 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari perwakilan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan 1st International Symposium on Biodiversity Conservation & Ecotourism (BCE Symposium) yang akan digelar pada 20-21 Februari 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center.
Kunjungan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari DIPI, termasuk A.A Thasun Amarasinghe, Dr. Nurul L. Winarni, Dr. Asri A. Dwiyahreni, dan Bu Isna. Mereka berdiskusi dengan tim dari Fakultas Biologi UGM yang dipimpin oleh Dekan, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pembahasan difokuskan pada persiapan simposium yang bertujuan mempertemukan akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, serta pegiat lingkungan guna membahas isu-isu konservasi biodiversitas dan ekowisata.
BCE Symposium 2025 akan menjadi forum internasional yang menghadirkan berbagai pihak dari latar belakang yang berbeda, termasuk peneliti, ilmuwan, konservasionis, pembuat kebijakan, mahasiswa, dan wirausahawan. Simposium ini didukung oleh berbagai institusi ternama, di antaranya Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), Komite Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI-KOBI), Aberdeen University, Scotland, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Research Center for Climate Change – Universitas Indonesia (RCCC-UI).
DIPI merupakan lembaga yang berkomitmen mendukung riset ilmiah berkualitas di Indonesia dengan tujuan mempercepat kemajuan sains dan inovasi. Lembaga ini bekerja sama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional untuk memperluas akses dan pendanaan penelitian. Sementara itu, RCCC-UI memiliki peran strategis dalam mengembangkan riset terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati.
Fakultas Biologi UGM, DIPI, dan KOBI bekerja sama dalam pelaksanaan BCE Symposium 2025 untuk mendorong inisiatif penelitian dan kebijakan terkait konservasi biodiversitas serta ekowisata berkelanjutan. Sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, Fakultas Biologi UGM berkomitmen mendukung upaya ini melalui penelitian dan kolaborasi berkelanjutan.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan BCE Symposium 2025 dapat menjadi platform efektif dalam memajukan penelitian, kebijakan, serta inovasi baru dalam bidang konservasi dan pengelolaan ekowisata, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat global. Simposium ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 (Quality Education) dalam mendorong pendidikan dan penelitian berkualitas di bidang konservasi, SDG 13 (Climate Action) dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, SDG 14 (Life Below Water) yang menekankan pentingnya perlindungan ekosistem laut dan perairan, serta SDG 15 (Life on Land) yang mendorong konservasi biodiversitas darat. Selain itu, simposium ini juga mendukung SDG 17 (Partnerships for the Goals) dengan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam bidang konservasi dan ekowisata.
Acara Pendampingan Penyusunan Proposal PKM 2025 telah dilaksanakan pada hari Rabu, 22 Januari 2025 pukul 14.00 – 15.30 WIB. Acara dipandu oleh Dina Oktaviani selaku MC dengan narasumber penyusunan proposal PKM yaitu Zahwa Khoirun Nisa selaku peraih medali perak kategori presentasi PKM-RE PIMNAS 37 sekaligus sebagai fasilitator PKM Center 2025. Sesi pematerian dari narasumber ditutup dengan sesi tanya jawab dari peserta kepada seluruh narasumber yang hadir mengenai materi-materi yang telah disampaikan maupun pertanyaan lain seputar ajang PKM.
Acara Pendampingan Penyusunan Proposal PKM 2025 ini diadakan dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai penyusunan proposal PKM yang baik dan benar serta sesuai aturan buku panduan UGM sehingga peserta mendapatkan gambaran untuk menyusun proposal dan mengikuti PKM di tahun 2025. Acara ini dihadiri oleh sekitar 30 orang mahasiswa/i Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Sesi pematerian membahas topik bahasan mengenai penentuan pendanaan dan nilai PKM, penilaian proposal, tips memaksimalkan skor, dan sistematika penulisan proposal.[Penulis: PKM Corner]
Yogyakarta, 31 Januari 2025 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Workshop Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni (P2MKSA) Tahun 2025 pada Jumat, 31 Januari 2025. Acara ini berlangsung di Auditorium Biologi Tropika mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh seluruh dosen Fakultas Biologi UGM.
Workshop ini dibuka oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, serta Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. Setelah seremoni pembukaan, sesi foto bersama dilakukan sebagai dokumentasi kegiatan.
Dalam sambutannya, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., menyampaikan bahwa workshop ini bertujuan untuk mendapatkan masukan dari para dosen terkait Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Biologi UGM Tahun 2024-2028, yang nantinya akan disampaikan ke Senat Fakultas untuk kemudian disahkan. Selain itu, pada sesi siang, tim P2MKSA akan memberikan sosialisasi mengenai berbagai hibah penelitian dan pengabdian yang diselenggarakan oleh fakultas.
“Saya sangat mengapresiasi peran dosen muda dalam penyusunan Rencana Induk ini dan berbagai program lainnya. Mereka adalah generasi penerus yang akan membawa Fakultas Biologi ke arah yang lebih maju dan inovatif,” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dalam sambutannya menegaskan bahwa Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ini sangat penting dalam menunjang akreditasi fakultas, baik untuk LAMSAMA maupun berbagai akreditasi lainnya.
“Rencana Induk ini akan menjadi dokumen strategis yang tidak hanya mengarahkan penelitian dan pengabdian fakultas, tetapi juga menjadi bagian penting dalam proses akreditasi. Dengan adanya perencanaan yang matang dan dukungan seluruh dosen, kita dapat terus meningkatkan kualitas akademik dan kontribusi Fakultas Biologi UGM secara nasional maupun internasional,” ujar Prof. Budi.
Diskusi Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Pada sesi pertama, para peserta mendapatkan paparan terkait Rencana Induk Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang disampaikan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., Dr. Fajar Sofyantoro, S.Si., M.Sc., Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si., dan Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si. Sesi ini memberikan wawasan mengenai arah penelitian dan pengabdian yang akan dikembangkan oleh Fakultas Biologi UGM, dengan menyoroti inovasi serta strategi implementasi hasil penelitian ke masyarakat.
Sosialisasi Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Setelah sesi istirahat, salat, dan makan siang (ISHOMA), agenda dilanjutkan dengan Sosialisasi Hibah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, yang dipandu oleh Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si., dan Dr. Aprilia Sufi Subiastuti, S.Si. Materi yang dibahas mencakup peluang hibah penelitian dan pengabdian yang dapat diakses oleh dosen Fakultas Biologi UGM.
Workshop ini diakhiri pada pukul 15.00 WIB dengan sesi penutupan oleh MC. Diharapkan melalui kegiatan ini, seluruh dosen Fakultas Biologi UGM dapat semakin berperan aktif dalam riset dan pengabdian yang berdampak luas, serta memperkuat jejaring kerja sama dengan berbagai pihak.
Jakarta, 30 Januari 2025 – Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D., peneliti dan sekaligus dosen dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih hibah penelitian dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) dalam kategori Science and Technology Research Grant (STRG) tahun 2025. Hibah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap proposal penelitian inovatifnya yang berfokus pada pengembangan bioteknologi yeast untuk produksi energi berbasis lipid yang berkelanjutan dari Rhodotorula glutinis.
Ganies merupakan salah satu dari 18 penerima hibah STRG-ITSF secara nasional tahun 2025 dengan penelitian yang berjudul “Yeast Bioengineering for Sustainable Lipid-Based Energy Production from Rhodotorula glutinis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan mikroorganisme dalam produksi bioenergi sebagai alternatif sumber energi terbarukan. Dengan pendekatan rekayasa genetika, proyek ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dalam pengurangan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Hibah ini merupakan bagian dari komitmen ITSF dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yang telah berlangsung selama 31 tahun sejak didirikan oleh Toray Industries, Inc. Jepang. “Saya merasa sangat terhormat dan bersyukur mendapatkan hibah penelitian ini. Dukungan dari ITSF akan sangat membantu dalam pengembangan riset yang saya lakukan, terutama dalam mendorong pemanfaatan mikroorganisme sebagai sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Ganies Riza Aristya.
Upacara penghargaan ITSF ke-31 diselenggarakan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, pada 30 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua ITSF Dr. Laksana Tri Handoko, Chairman Toray Industries, Inc. Jepang Akihiro Nikkaku, serta perwakilan dari pemerintah Indonesia dan akademisi terkemuka.
Pencapaian ini semakin memperkuat peran Fakultas Biologi UGM dalam mendorong inovasi berbasis riset untuk menjawab tantangan global, khususnya dalam bidang energi terbarukan dan bioteknologi industri. Penelitian ini berkontribusi langsung terhadap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, dengan mengembangkan bioenergi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui pendekatan bioteknologi untuk pemanfaatan sumber daya hayati secara efisien, dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Keberhasilan ini semakin memperkuat posisi Fakultas Biologi UGM dalam mendorong inovasi berbasis riset yang tidak hanya berdampak secara ilmiah, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi tantangan global terkait energi dan lingkungan.
Fakultas Biologi UGM telah melaksanakan wisuda periode II TA. 2024/2025 di Auditorium Biologi Tropika pada Rabu, 23 Januari 2025. Wisuda kali ini dihadiri oleh 23 wisudawan/wisudawati serta orang tua/wali wisudawan. Acara dimulai pukul 13.15 WIB diawali dengan Tarian Zapin oleh saudari Eria dan … Kemudian, upacara wisuda dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, dan Mars Fakultas Biologi.
Selanjutnya terdapat laporan wisudawan oleh Kepala Program Studi Doktor Biologi oleh Prof. Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng. Dalam laporannya beliau menyampaikan bahwa terdapat 23 wisudawan/wisudawati yang diluluskan periode ini, dengan rincian 21 wisudawan program magister dan 2 wisudawan program doktor. Rerata IPK wisudawan program magister sebesar 3.86 dan rerata masa studi selama dua tahun sembilan bulan. IPK tertinggi sebesar 3.98 diraih oleh saudari Amelia Nurma Hidayah, S.Si., M.Sc. Sementara itu, IPK tertinggi dari program doktor sebesar 4.00 diraih oleh saudari Dr. Siti Mukhlishoh Setyawati, S.SI., M.Si. Pada periode ini, wisudawan/wisudawati berasal dari 14 provinsi di Indonesia.
Acara berikutnya adalah pembacaan hasil kelulusan wisudawan/wati. Sambutan wakil wisudawan/wisudawati disampaikan oleh Amelia Nurma Hidayah, S.Si., M.Sc. Beliau menyampaikan syukur dan terimakasih untuk orang tua, dosen, segenap civitas akademik, dan teman-teman seperjuangan serta mengingatkan kepada para wisudawan/wisudawati lainnya untuk tetap semangat, seperti setiap eksperimen yang telah dilakukan, baik berhasil ataupun gagal, hal itu dapat membentuk diri menjadi lebih baik. Sambutan dari perwakilan orang tua disampaikan oleh ibunda dari wisudawati Amelia Nurma Hidayah, S.Si., M.Sc., yaitu Ibu Siti Nurmawati, S.Pd. Beliau turut menyampaikan ucapan terima kasih terhadap para dosen dan segenap civitas akademik yang telah mendukung dalam proses pembelajaran. Ibu Siti Nurmawati juga menyampaikan pesan bahwa tidak ada batasan dalam bermimpi, keberhasilan yang didapat saat ini oleh para wisudawan adalah buah kerja keras mereka dan bimbingan dari para dosen.
Adapun acara berikutnya adalah penyematan pin tanda keanggotaan Keluarga Alumni Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (KABIOGAMA). Penyematan pin dipimpin oleh Wakil Dekan bidang P2MKSA Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. kepada perwakilan wisudawan/wati, saudari Dr. Siti Mukhlishoh Setyawati, S.Si., M.Si. dan saudari Yessy Ratna Siwie, S.Pd., M.Sc. serta diikuti oleh wisudawan/wisudawati lainnya.
Acara berikutnya yaitu sambutan Dekan Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan bahwa manusia yang sukses yaitu manusia yang paling banyak manfaatnya untuk masyarakat. Lulusan Biologi UGM dapat memiliki peluang untuk berperan di berbagai aspek karena segala bidang berbasis lingkungan dan keberlanjutan. Beliau menutup sambutan dengan ucapan terima kasih kepada panitia yang telah turut menyukseskan acara wisuda kali ini. Beliau juga menyampaikan pesan kepada wisudawan/wati semoga semakin sukses kedepannya. Menjelang akhir acara, terdapat penyerahan kenang-kenangan dari wisudawan/wisudawati yang diwakili oleh wisudawan Hapiz Al-Khairi, S.Si., M.Sc. kepada Dekan. Sebelum acara berakhir, terdapat pembacaan doa oleh Bapak Sumarno, M.Sc. Acara kemudian ditutup oleh Dekan dan dilanjutkan dengan foto bersama wisudawan/wisudawati dengan pengurus fakultas.
Seminar Proposal Penelitian Tesis Mahasiswa Program Magister Angkatan 2023 (Semester Genap) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada telah sukses melaksanakan kegiatan Seminar Proposal Penelitian Tesis untuk mahasiswa program magister angkatan 2023 (Semester Genap) pada hari Senin, 6 januari 2025. Acara Seminar Proposal Penelitian Tesis mahasiswa program magister angkatan 2023 (semester genap) dilakukan secara luring (luar jaringan) bertempat di Ruang Sidang Atas, Lantai 3, Gedung A dan Gedung Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang dihadiri oleh 32 mahasiswa dan 20 dosen pembimbing atau supervisor. Peserta yang hadir merupakan mahasiswa pascasarjana periode 2023/2024. Kegiatan Seminar Proposal Penelitian Tesis juga dihadiri oleh Prof. Dr. rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si, M.Si selaku Ketua Program Magister Biologi. Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc sebagai Dekan Fakultas Biologi, dan Prof. Bambang Retnoaji, M.Sc., Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. sebagai Wakil Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Seminar Proposal Penelitian Tesis Mahasiswa Program Magister Angkatan 2023 (Semester Genap) dimulai dengan pembukaan oleh MC, saudari ‘Uliya Ma’rifati Arifina Fasa, S. Si. Para peserta kemudian bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada serta Mars Biologi. Acara dilanjutkan dengan sambutan oleh ketua program studi magister Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si, M.Si. Beliau menyampaikan terima kasih untuk seluruh pihak yang telah terlibat dalam kegiatan seminar proposal, khususnya mahasiswa dan teman-teman panitia yang telah mendukung terlaksananya kegiatan Seminar proposal Tesis mahasiswa program magister angkatan 2023 (Semester Genap). Ketua program studi menambahkan agar teman teman mahasiswa tetap semangat untuk melanjutkan ujian komprehensif agar bisa segera melakukan penelitian dan dapat lulus tepat waktu dengan hasil nilai yang baik.
Sambutan terakhir sekaligus dengan pembukaan acara disampaikan oleh dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Beliau pertama-tama mengucapkan terimakasih atas kehadiran seluruh mahasiswa dan dosen serta menambahkan bahwa seluruh semangat harus tetap dijaga hingga akhir agar penelitian dan seluruh sidang sehingga dapat selesai tepat waktu tanpa adanya perpanjangan masa studi. Setelah sambutan dan pembukaan acara peserta dan dosen pembimbing diharapkan menuju ke ruang masing-masing yang telah ditentukan. Seminar yang dilakukan di Gedung Auditorium Biologi Tropika dilanjutkan dengan arahan dari moderator saudari Siti Maulizar S.Si. sedangkan seminar yang dilakukan di Ruang Sidang Atas dilanjutkan dengan moderator saudari Anggraeni Novia Putri S.Pd.
Agenda seminar dilakukan dengan dibagi menjadi empat sesi di masing-masing ruangan, setiap sesi akan diisi oleh empat mahasiswa presenter. Penyampaian proposal dilakukan selama 40 menit setiap sesinya sehingga masing-masing mahasiswa memiliki waktu 10 menit untuk mempresentasikan terkait proposal penelitian yang akan dilakukan. Setelah presentasi proposal, selanjutnya moderator akan menanyakan terkait dengan diskusi dan tanya jawab yang dilakukan selama 20 menit. Untuk 10 menit pertama dilakukan diskusi dan tanya jawab antar mahasiswa peserta seminar proposal dan untuk 10 menit selanjutnya dilakukan diskusi kepada masing-masing supervisor. Setiap mahasiswa presenter mendapatkan respon positif terkait dengan penyampaian yang telah dilakukan. Acara ini ditutup oleh moderator dengan pembacaan alhamdulilah dan terima kasih untuk seluruh partisipan acara. [Penulis: Sekar Rahayu]
Eva Yunizar Reza, mahasiswi Fakultas Biologi (2021) UGM menjadi Delegasi Indonesia pada ASEAN – Australia Young Leaders Forum (AAYLF) 2024 di Ho Chi Minh City, Vietnam. Forum pemimpin muda ini dihadiri oleh delegasi terpilih dari negara-negara di Asia Tenggara dan Australia sebanyak 50 delegasi yang dilaksanakan selama tiga hari intensif yaitu pada 29 November hingga 1 Desember 2024 berpusat di Study Melbourne Hub, di Saigon, Ho Chi Minh City, Vietnam.
AAYLF yang diselenggarakan oleh ASEAN Australia Strategic Youth Partnership tahun ini mengungkap tantangan dan solusi yang berkaitan dengan tema “InnovASEAN: Shaping Tomorrow’s Tech Leaders”. AAYLF meningkatkan pengetahuan delegasi tentang isu-isu yang dihadapi Australia dan ASEAN, mengembangkan keterampilan kepemimpinan antar budaya, membangun jaringan regional, dan mengimplementasikan proyek-proyek untuk meningkatkan hubungan Australia dan ASEAN.
Sebagai satu dari tujuh delegasi dari Indonesia, selain pencapaian kepemimpinan, motivasi yang kuat, Eva mengajukan mini esai yang mengantarkannya menjadi bagian dari delegasi Indonesia yang berjudul “Biotechnology: Bridging Nature and Technology for ASEAN and Australia”. Eva memiliki pandangan bahwa bioteknologi merupakan teknologi mutakhir yang memiliki peran penting bagi manusia di masa depan, terutama dalam bidang kesehatan. Berlatar belakang bahwa Asia Tenggara, khususnya Indonesia, merupakan wilayah tropis dengan megabiodiversitas yang memiliki banyak potensi. Nanofiber Wound Healing merupakan salah satu inovasi bioteknologi yang menjadi subjek ide yang menjanjikan di masa depan, seperti pemanfaatan ekstrak daun kelor, alginat, dan binahong.
ASEAN – Australia Young Leaders Forum (AAYLF) 2024 menghadirkan forum dengan berbagai subtema meliputi Future of Technology and Diplomacy, Critical and Emerging Technologies, Future of Artificial Intelligence, Diversity and Intersectionality in Tech, Conservation of Nature and Culture through Tech, Tech Solutions for Climate Risks, dan presentasi Policy Simulation. Eva mempresentasikan hasil studi kasus dan policy recommendations yang mewakili negara tetangga yaitu Malaysia terhadap kondisi cuaca ekstrem berjudul “Resource-Positive Investment Partnership Program (R-PIPP)” bersama perwakilan delegasi Australia, Vietnam, dan Philippines.
Partisipasi Eva dalam ASEAN – Australia Young Leaders Forum (AAYLF) 2024 mencerminkan bagaimana latar belakang keilmuan biologi dapat memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan global melalui kolaborasi regional. Dengan wawasan ilmiah yang mendalam dan keterampilan kepemimpinan lintas budaya, Eva turut serta dalam simulasi kebijakan internasional untuk mencari solusi atas climate crisis. Pengalaman ini tidak hanya menunjukkan komitmen generasi muda Indonesia dalam membangun hubungan strategis antara ASEAN dan Australia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan. [Penulis: Eva Yunizar Reza]
Pada tanggal 26 Maret 2024, tim dari MBKM-lit Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada melaksanakan kunjungan lapangan ke Taman Hutan Raya (Tahura) KGPAA Mangkunagoro I. Kegiatan ini melibatkan Prof. Dr. Endang Semiarti, MS. M.Sc. sebagai dosen pembimbing, 4 anggota mitra dari AILESH, 3 anggota mitra dari Pertamina, 3 anggota pengelola Tahura, serta 6 anggota MBKM yaitu Bella Marcha, Akmal Bunyamin, Valeria Nawang, Inayah Budi Cahyani, Violeta Setya Adraneswari, dan Novendika Dini. Tahura yang dikunjungi ini terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, merupakan satu-satunya Tahura di Jawa Tengah. Lokasinya yang berdekatan dengan Candi Sukuh dan dikelilingi oleh keindahan alam lereng Gunung Lawu menjadikannya destinasi yang menarik untuk eksplorasi dan penelitian.
Dalam kunjungan ini, tim MBKM-lit fokus pada observasi laboratorium kultur jaringan dan green house yang ada di Tahura KGPAA Mangkunagoro I. Laboratorium kultur jaringan memainkan peran penting dalam pemuliaan tanaman, sementara greenhouse memungkinkan penelitian dan pengembangan tanaman dalam lingkungan terkontrol. Para mahasiswa dan dosen berkesempatan memahami praktik-praktik terkini dalam bidang ini dan berinteraksi dengan para ahli di lokasi. Hasil observasi mengenai laboratorium kultur jaringan dan greenhouse di TAHURA KGPAA Mangkunagoro I menunjukkan beberapa temuan yaitu, Laboratorium dilengkapi dengan fasilitas untuk mengkultur jaringan tanaman secara in vitro, namun setting atau tata letak laboratorium kurang tepat sehingga perlu dilakukan setting lab. Terdapat 2 greenhouse yaitu greenhouse Tahura serta greenhouse KTH (Kelompok Tani Hutan). Dalam kedu greenhouse tersebut terdapat beberapa spesies anggrek serta tanaman hias yang lainTim MBKM-Lit Anggrek Fakultas Biologi 2024 Melaksanakan Eksplorasi di Gunung Lawu.
Sebagai tindak lanjut, pada tanggal 13-14 Juni Tim MBKM-Penelitian Anggrek Fakultas Biologi 2024 yang diketuai oleh Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. ini melaksanakan kegiatan eksplorasi anggrek di Gunung lawu dan setting laboratorium bersama mitra (AILESH). Kegiatan ini melibatkan 6 anggota MBKM dan 4 mahasiswa anggota Biology Orchid Study Club (BiOSC) yaitu Hanif Fauzan, Anida Safriyani, Nindya Aisyah, dan Farhan Kesawa yang bekerja sama dengan 2 anggota dari mitra (AILESH) dan 2 anggota dari pengurus KGPAA Mangkunagoro 1.
Eksplorasi anggrek di Gunung Lawu ini merupakan salah satu agenda dari kegiatan MBKM-Penelitian Anggrek Fakultas Biologi 2024. Mahasiswa akan mencari berbagai spesies anggrek serta melakukan identifikasi anggrek di dearah Gunung Lawu. Adapun tujuan dari eksplorasi ini adalah mencari spesies anggrek yang akan digunakan untuk kultur jaringan serta kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi KGPAA Mangkunagoro 1 berupa luaran inventarisasi anggrek di Gunung Lawu yang terbaru. Program MBKM penelitian ini mendukung SDG’s 12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, SDG’s 13 penanganan perubahan iklim, serta SDG’s 15 menjaga ekosistem darat.
Kegiatan diawali pada tanggal 13 juni yaitu setting laboratorium, dimana mahasiswa MBKM menempelkan beberapa tata tertib, peraturan, protokol laboratorium, dan cara penggunaan alat-alat di laboratorium. Adapun tujuan dari setting laboratorium ini adalah untuk menunjang kegiatan laboratorium yang berada di laboratorium kultur jaringan Adi Sumarmo. Pada tanggal 14 juni dilaksanakan eksplorasi pada pukul 08.00 dengan rute perjalanan via TAHURA.
Link Video:
https://drive.google.com/file/d/1tHg_RjvpXdl_4PI-aD6B1IvDE7zPuX2L/view?usp=drivesdk