SDG 13 : Penanganan Perubahan Iklim
Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melaksanakan upacara pelepasan wisudawan/wisudawati program pascasarjana periode I T.A. 2024/2025 pada hari Kamis, 24 Oktober 2024. Acara ini digelar di Auditorium Biologi Tropika UGM yang dimulai pada pukul 13.00 hingga 14.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Slamet Widianto, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Keuangan, Aset dan Sumber Daya Manusia, Dr. Eko. Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama, Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister, Prof. Dr. Endah Retnaningrum, M.Eng. selaku Ketua Program Studi Doktoral, para dosen di ruang lingkup Fakultas Biologi UGM khususnya dosen pembimbing dan seluruh panitia yang terlibat dalam acara.
Peserta Wisudawan/Wisudawati masuk ke dalam ruangan sembari diiringi oleh alunan gamelan. Acara dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Biologi UGM dengan simbolisasi ketukan palu satu kali, serta kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, dan Mars Biologi UGM yang dipandu oleh Voice of Biology (VoB). Acara dilanjutkan dengan penampilan tari tradisional yang dipersembahkan oleh Eria Rosanti Nugraha dan Eka Nunik Suharjanti selaku mahasiswa Magister Biologi yang tergabung dalam Laskar Gebyar KMP Fakultas Biologi UGM. Tarian yang dibawakan yaitu tari Sariyakalayu yang merupakan tari klasik khas Yogyakarta yang berasal dari bahasa Sansekerta dan memiliki makna cahaya merah saat senja yang menggambarkan wanita remaja yang lemah lembut namun dibalik kelemahan tersebut menyimpan cahaya yang merah merona. Gerak tari melambangkan keindahan waktu dari siang ke malam, dan diiringi dengan musik yang menenangkan hati.
Acara selanjutnya penyampaian laporan kelulusan wisuda oleh Dr.rer.nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Magister Fakultas Biologi UGM. Beliau melaporkan bahwa sampai dengan pelaksanaan pelepasan Wisudawan/Wisudawati periode I tahun akademik 2024/2025 ini, Fakultas Biologi UGM telah meluluskan 1764 mahasiswa program Magister Biologi dan 138 mahasiswa program Doktoral Biologi. Adapun jumlah mahasiswa yang lulus program magister dan mengikuti Upacara Pelepasan Wisudawan/wati Periode I T.A. 2024/2025 ini, jumlah wisudawan program Doktor berjumlah 2 orang dengan rerata lama studi 3 tahun 11 bulan dan rerata IPK 3.95. Wisudawati atas nama Dr. Nadya Sofia Siti Sa’adah, S.Si., lulus dengan predikat pujian dan Dr. Ainun Nikmati Layli, S.pd., M.Sc. lulus dengan predikat sangat memuaskan. Pada program Magister, jumlah Wisudawan/Wisudawati berjumlah 33 orang dengan IPK tertinggi pada 3.99.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan perwakilan wisudawan/Wisudawati oleh Hayu Swari Allimi, S.Si., M.Sc., yang menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan emosional, para dosen dan pembimbing yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga bimbingan dan inspirasi yang tiada henti, serta rekan-rekan Wisudawan/Wisudawati yang bersama-sama menuntaskan perjalanan studi dengan kerja keras. Menempuh pendidikan pascasarjana adalah pengalaman yang penuh tantangan dan pembelajaran. Beliau menyampaikan bahwa upacara pelepasan wisudawan bukanlah akhir dari perjalanan Wisudawan/Wisudawati, tetapi awal dari kontribusi yang lebih besar. Sebagai lulusan pascasarjana yang dituntut untuk tidak hanya menjadi ahli di bidang minat masing-masing, tetapi juga menjadi pemimpin yang mampu memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Beliau juga mengajak Wisudawan/Wisudawati lain untuk menjadikan ilmu yang telah diperoleh sebagai awal untuk menjadi inspirasi perubahan positif dalam menciptakan masa depan yang lebih baik. Mengakhiri sambutan, beliau mengucapkan selamat kepada Wisudawan/Wisudawati dan memberikan doa agar capaian yang telah diraih ini mampu menjadi motivasi untuk terus berkarya dan berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Sambutan kedua disampaikan oleh perwakilan orangtua Wisudawan/Wisudawati yang diwakili oleh Bapak Suyarto, ST. yang merupakan ayahanda dari Hayu Swari Allimi, S.Si., M.Sc. Beliau menyampaikan selamat dan sangat berbangga hati terhadap pencapaian seluruh Wisudawan/Wisudawati yang telah melaksanakan prosesi upacara wisuda hari ini. Sebagai wujud terima kasih, beliau menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya kepada pimpinan fakultas, para dosen, dan staf pendidik. Beliau juga menyampaikan pesan kepada para Wisudawan/Wisudawati bahwa pencapaian hari ini bukanlah akhir dari perjalanan pembelajaran Wisudawan/Wisudawati. Perjalanan yang dilewati oleh Wisudawan/Wisudawati bukanlah hal yang mudah, namun dibalik kesulitan tersebut terdapat banyak kemudahan yang mampu mengembangkan pribadi dan pola pikir Wisudawan/Wisudawati. Terakhir beliau berharap semoga para dosen mendapatkan berkah dari Allah swt. atas ilmu yang diberikan kepada mahasiswa dan mahasiswinya.
Setelah sambutan, dilakukan proses penyematan secara simbolis tanda keanggotaan Keluarga Alumni Fakultas Biologi UGM (Kabiogama) kepada Dr. Nadya Sofia Siti Sa’adah, S.Si., dan Muhammad Rivaldi, S.Pd., M.Sc., oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerjasama, Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. Sambutan terakhir disampaikan oleh Prof. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM. Sambutan dibuka dengan mengucapkan Basmalah dan Salam kepada ketua senat dan sekretaris senat, para wakil dekan, ketua departemen biologi tropika, ketua program studi magister, ketua program studi doktor, para dosen dan kepala laboratorium, staf administrasi, tenaga kependidikan, dan ucapan kebanggaan terhadap para mahasiswa keluarga mahasiswa pascasarjana yang bertugas sebagai panitia upacara pelepasan wisudawan/wisudawati periode I tahun akademik 2024/2025. Beliau juga mengucapkan selamat datang kepada orang tua wisudawan/wisudawati yang berasal dari seluruh penjuru negeri dengan total 18 provinsi pada pelaksanaan wisuda periode ini. Beliau menyampaikan harapan fakultas bagi wisudawan/wisudawati untuk terus optimis dalam membangun Indonesia emas 2045 dan bonus demografi. Beliau juga mengatakan bahwa tidak semua orang di usia muda sebagaimana wisudawan/wisudawati yang hadir saat ini mampu menyelesaikan pendidikan magister dan doktoral. Bahkan pada periode ini, doktor termuda ugm di usia 26 tahun berasal dari Fakultas Biologi sehingga wisudawan/wisudawati harus patut bersyukur karena dapat menyelesaikan pendidikan. Namun, hal ini tidak boleh membuat wisudawan/wisudawati untuk cepat berbangga hati dan merasa puas dikarenakan beliau mengharapkan agar wisudawan/wisudawati terus dapat melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya dan bekerja.
Beliau menutup sambutan dengan puisi yang berisi “Buah ketekunan, kesabaran, dan kekuatan mengantarkan para wisudawan dan wisudawati. Pada hari yang dinanti, hari yang dulunya menjadi mimpi. Keluarga pun turut bangga, diperkuat doa tulus dari orang tua. Di setiap hening malam, terjaga. Doa-doa pun dipanjatkan tanpa dikira. Langkah awal telah dicapai. Kuatkan cita dan asa yang hendak digapai. Meski perubahan dan tantangan akan diderai, tak gentar dalam karena punya bekal yang memadai. Ilmu pengetahuan adalah perbuatan. Dan perbuatan harus dipimpin oleh ilmu pengetahuan. Agar lurus menghadapi perubahan. Juga bergulirnya dinamika zaman. Dibalut dan dimandikan, dengan rasa dan nuansa yang nyaman. Silih asah, silih asih dan silih asuh menjadi andalan. Dihiasi semangat kebersamaan. Menjadi keluarga mengisi indahnya kehidupan. Selamat datang Wisudawan dan Wisudawati. Menjadi bagian dari Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA).” Setelah itu, dilanjutkan dengan pantun singkat yaitu “Cincin berlian untuk kekasih, cukup sekian dan terima kasih.” dan “Bayam berbiji dipinggir kali, salam lestari dari Fakultas Biologi.”
Acara dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan dari wisudawan/wisudawati Periode I T.A. 2024/2025 yang diwakili oleh Giano Excelsis Pangemanan, S.Si., M.Sc., kepada Dekan Fakultas Biologi UGM. Acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Sumarno, S.Si., M.Sc., dilanjutkan dengan ketukan palu sebanyak tiga kali oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, dan diakhiri oleh sesi foto bersama. [Penulis: Ni’ma Ainul Fuadi Nurkhalis (23/529418/PBI/01984) – KMP]
Bogor, 23 Oktober 2024 – Telah dilaksanakan Konsultasi Publik terkait Pengusulan Penetapan Kembali Status Perlindungan Biota Perairan yang Tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor P.106 Tahun 2018. Acara ini diadakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Hotel Luminor, Bogor, dengan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, ahli, serta perwakilan dari lembaga terkait. Kegiatan ini bertujuan untuk membahas pemindahan kewenangan pengelolaan satwa yang dilindungi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dalam pertemuan ini, Dr. Amir Hamidy, M.Sc., Direktur SKIKH (Sekretariat Konservasi dan Inovasi Kehidupan Hewan), dan Ir. Pingkan Katharina Roeroe, M.Si., Ketua Tim Kerja Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan, Direktorat Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Dirjen PRL KKP yang bertindak sebagai pemateri utama, memaparkan pentingnya peninjauan ulang status perlindungan biota perairan di Indonesia. Materi ini mencakup kebijakan perlindungan yang sesuai dengan perkembangan hukum serta tuntutan konservasi terkini terutama berdasarkan Undang Undang No. 32 tahun 2024 yang merupakan perubahan dari UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Salah satu poin utama yang dibahas adalah perpindahan kewenangan pengelolaan satwa dilindungi dari KLHK ke KKP. Berbagai pihak yang hadir menyampaikan pandangan dan masukan untuk mendukung proses ini agar berjalan efektif. Perwakilan dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Rury Eprilurahman, memberikan masukan penting terkait urgensi pengenalan jenis biota yang jelas dalam dokumen negara serta manajemen yang baik saat perpindahan kewenangan antar kementerian. Ia menekankan bahwa identifikasi yang akurat dan pengelolaan yang berkelanjutan sangat krusial dalam melindungi mamalia air dan reptil air yang masuk dalam kategori satwa dilindungi.
Pertemuan ini diakhiri dengan penetapan berita acara sebagai kesepakatan forum. Kesepakatan ini mencakup berbagai poin penting yang akan menjadi acuan dalam pembahasan lebih lanjut terkait pemindahan kewenangan dan pengelolaan satwa dilindungi.
Acara ini menunjukkan komitmen kuat dari berbagai pihak dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan perairan di Indonesia, dengan memastikan perlindungan biota air yang dilindungi tetap terjaga sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Kegiatan Konsultasi Publik terkait Pengusulan Penetapan Kembali Status Perlindungan Biota Perairan mencakup beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain: SDG 14: Kehidupan Bawah Air (Life Below Water), SDG 15: Kehidupan di Darat (Life on Land), SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action), SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh (Peace, Justice, and Strong Institutions), dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals).
Melalui kegiatan ini, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam mencapai SDGs yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Selain kuliahnya, Wildan bekerja sama dengan Dr. Espen Knutsen, Ilmuwan Senior dan Kurator Paleontologi di Museum Queensland di Townsville, untuk melanjutkan penelitiannya yang sedang berlangsung tentang fosil yang ditemukan di gua-gua bawah laut. Wildan berharap dapat menerapkan pengalaman dan wawasannya di masa depan. [Aulia]
Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan holistik, tim pengabdian masyarakat Desa Mitra Fakultas Biologi UGM telah melaksanakan kegiatan edukasi pada hari Kamis, 26 September 2024 di Balai Padukuhan Mrican, Kelurahan Caturtunggal, Sleman, DI Yogyakarta. Kegiatan ini berfokus pada konsep One Health dan memperkenalkan manfaat prebiotik, probiotik, serta minyak atsiri dalam mendukung kesehatan masyarakat. Sasaran peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi dusun Mrican dengan peserta kurang lebih 30 orang yang cukup aktif dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Kegiatan dimulai dengan pembukaan oleh perwakilan anggota KWT yang juga menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan Tim Pengabdian Masyarakat Desa Mitra Fakultas Biologi UGM di Balai Pedukuhan Mrican.
Dalam sambutannya ketua Tim Pengabdian Masyarakat Dr. Rr. Upiek Ngesti Wibawaning Astuti, menyampaikan “Edukasi ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan holistik. Dengan memahami hubungan antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih sehat,”
Materi pertama disampaikan oleh Dr. Nur Indah Septriani dari Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan yang mendiseminasikan mengenai One Health yakni pendekatan yang menekankan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terkait. Dalam sesi ini, narasumber memberikan pemahaman tentang bagaimana menjaga kesehatan secara keseluruhan dapat membantu mencegah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker, dan meningkatkan kualitas hidup melalui rumus CERDIK, yakni Cek kesehatan berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress.
Dalam kesempatan ini pula, narasumber Dr. Sari Darmasiwi dari Laboratorium Mikrobiologi menjelaskan manfaat prebiotik dan probiotik. Prebiotik berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus, sementara probiotik adalah bakteri baik yang memberikan banyak manfaat bagi sistem pencernaan dan kekebalan tubuh. Melalui konsumsi kedua komponen ini, masyarakat diharapkan dapat mengoptimalkan kesehatan pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sesi kedua tersebut diikuti dengan demo pembuatan olahan minuman fermentasi dan peserta juga ikut mencicipi tester hasil olahan tersebut. Diharapkan selain menambah wawasan peserta mengenai manfaat minuman kesehatan, peserta juga mampu membuat olahan minuman tersebut secara mandiri hingga dapat menjadi ide usaha dalam pemberdayaan ekonomi lokal.
Selain itu, materi mengenai minyak atsiri disampaikan oleh Dr. Woro Anindito Sri Tunjung dari Laboratorium Biokimia dan ibu Dra. Mulyati, M.Si dari Laboratorium Fisiologi Hewan. Beliau menyampaikan bahwa minyak atsiri dari bahan alam disekitar kita dapat dimanfaatkan sebagai solusi alami untuk berbagai masalah kesehatan. Peserta diajarkan cara penggunaan minyak atsiri dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan baik bahan kering maupun dalam bentuk bahan basah, termasuk untuk aromaterapi dan pengobatan tradisional. Kegiatan ini serta diisi dengan sesi tanya jawab interaktif, yang memungkinkan peserta untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan informasi langsung dari narasumber. Selain itu sebagai bentuk apresiasi, juga diberikan bingkisan special kepada peserta yang berhasil menjawab pertanyaan dari narasumber yang menambah semarak kegiatan tersebut.
Tim pengabdian masyarakat berharap, kegiatan ini dapat memberdayakan masyarakat terutama ibu-ibu KWT di dusun Mrican untuk dapat menerapkan ilmu yang didapat dan berbagi informasi kepada keluarga serta tetangga mereka, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup keluarga dan tercipta lingkungan yang lebih sehat dan sejahtera. Kegiatan ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama SDGs 3 mengenai kehidupan sehat dan sejahtera, serta SDGs 4 tentang pendidikan berkualitas
Divisi Konservasi BiOSC (Biology Orchid Study Club) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada telah melakukan kegiatan eksplorasi yang dilaksanakan pada 21 September 2024. Kegiatan eksplorasi tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh Divisi Konservasi BiOSC sebagai langkah awal upaya konservasi anggrek alam. Curug Siluwok dipilih sebagai lokasi eksplorasi karena merupakan salah satu destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, sehingga keberadaan anggrek yang ada di lokasi tersebut dapat dengan mudah terganggu oleh aktifitas wisatawan yang berkunjung. Kegiatan eksplorasi yang diikuti oleh 10 anggota aktif BiOSC ini bertujuan mendata jenis anggrek alam yang terdapat di Curug Siluwok untuk melengkapi data keanekaragaman anggrek di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di kawasan Pegunungan Menoreh.
Kegiatan diawali dengan briefing peserta kegiatan di pagi hari sebagai persiapan awal eksplorasi dan pembagian penanggung jawab lapangan. Setelah itu, dilanjutkan dengan perjalanan menuju lokasi eksplorasi yang memakan waktu kurang lebih 1 jam. Tepat pada pukul 09.00, pesertab eksplorasi sampai di Curug Siluwok dan bersiap-siap untuk melakukan eksplorasi dan pengambilan data lapangan. Data yang diambil berupa data morfologi anggrek untuk identifikasi, jumlah cacah individu masing-masing anggrek yang ditemukan, koordinat lokasi anggrek, dan parameter lingkungan. Berdasarkan hasil eksplorasi tersebut, didapatkan 11 spesies anggrek yang ditemukan di lokasi wisata Curug Siluwok meliputi Vanilla planifolia Andrews, Dendrobium crumenatum Sw., Bryobrium retusum (Blume) Ng & Cribb, Acriopsis lilifolia (Koenig) Ormerod, Rhynchostylis retusa (L.) Blume, Aerides odorata Lour., Liparis condylobulbon Rchb.f., Zeuxine clandestina Blume, Spathoglottis plicata Blume, Malaxis sp., dan Thrixspermum sp. Hasil eksplorasi tersebut akan diolah untuk dijadikan catatan konservasi anggrek alam dan menambah informasi keaneakaragaman anggrek di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di kawasan Pegunungan Menoreh.
Melalui kegiatan ini, Divisi Konservasi BiOSC telah berperan dalam upaya awal konservasi dan usaha perlindungan anggrek alam di Curug Siluwok, Daerah Istimewa Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya kegiatan eksplorasi rutin yang dilakukan oleh Divisi Konservasi BiOSC dapat melengkapi informasi mengenai keberadaan spesies-spesies anggrek yang ada di wilayah Pegunungan Menoreh khususnya di Curug Siluwok dan dapat mendukung upaya konservasi spesies anggrek Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah eksplorasi ini, Divisi Konservasi BiOSC akan melakukan monitoring di kawasanCurug Siluwok sehingga anggrek alam yang ada di lokasi tersebut dapat tetap tumbuh, berkembang, dan lestari. [Penulis: BiOSC]
#SDG 1: Kemiskinan; #SDG 11 Komunitas inklusif; # SDG 13: Perubahan iklim; #Biologi UGM