• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • SDG 15 : Ekosistem Daratan
  • SDG 15 : Ekosistem Daratan
  • hal. 45
Arsip:

SDG 15 : Ekosistem Daratan

Mempelajari Biosistematika dan Biodiversitas Serangga Melalui Pandangan Universitas Yamagata, Jepang

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 18 Februari 2023

Sakura Science Program-Yamagata University-Laporan Perjalanan: Hari 2

Pada Jumat (17/02/2023) pagi yang mendung, Peserta Sakura Science Program berangkat ke lokasi Universitas Yamagata.  Agenda hari ini adalah empat sesi kuliah oleh Prof. Jun Yokoyama, Profesor Yutaka Miazawa, Prof. Naoyuki Fujiyama, Dr. Taisuke Kanao.  Dua sesi kuliah di pagi hari dan dua sesi di sore hari.  Profesor Jun Yokoyama yang pertama menyampaikan kuliahnya tentang “Bagaimana Mendeskripsikan Keanekaragaman Tumbuhan” atau “How to Describe Plant Diversity”.  di dalamnya, ia menjelaskan bahwa secara tradisional keanekaragaman tumbuhan biasanya dideskripsikan. Awal mulanya, tanaman yang dideskripsikan adalah tanaman bermanfaat bagi manusia.  Tanaman obat dan yang dapat dimakan paling banyak diilustrasikan dan didokumentasikan pada zaman kuno.  Di zaman modern, spesies baru didokumentasikan mengikuti seperangkat aturan yang ketat.  Secara formal peraturan ini dimulai dengan “Systema Naturea” oleh Carl Linnaeus.  Memperkenalkan klasifikasi kerajaan tumbuhan, kerajaan hewan, klasifikasi batu.  Namun sekarang jika spesies baru ingin dideskripsikan, seseorang harus: menemukan spesies baru, membandingkan dengan spesies yang sudah dideskripsikan, pemilihan spesies jenis, persiapan nama, penerbitan makalah, dan peer review.

Setelah itu Profesor Yokoyama melanjutkan kuliah tentang berbagai konsep spesies dan kladistik.  Salah satunya adalah konsep spesies filogenetik yang menyatakan bahwa organisme yang diturunkan dari nenek moyang yang sama memiliki sifat-sifat yang diturunkan dari nenek moyang yang sama tersebut.  Mengakhiri kuliah dengan pendekatan mana yang diperlukan untuk mendapatkan data untuk analisis filogenetik diperlukan data molekuler dari DNA dan Protein.

Kuliah kedua disampaikan oleh Profesor Yutaka Miyazawa dengan topik “Pengantar Fisiologi Molekuler Tumbuhan: Mekanisme Molekuler Hidrotropisme Akar, respon tanaman adaptif terhadap kondisi miskin air.  Di dalamnya ia menjelaskan fenomena yang dikenal sebagai hidrotropisme di mana jaringan tanaman tumbuh menuju daerah dengan gradien kelembaban yang lebih tinggi.  Proses tropik selain fototropisme dan gravitropisme tidak sepenuhnya dipahami.  Dengan demikian untuk mempelajari mekanisme hidrotropisme, seseorang harus menemukan apa yang menyebabkan pertumbuhan tersebut.  Dengan menganalisis isi jaringan yang tumbuh, pola-pola dapat ditemukan. Melalui analisis pertumbuhan akar Arabidopsis thaliana, beberapa ratus gen yang bertanggung jawab atas seluruh proses pertumbuhan telah ditemukan.  Karena banyaknya pekerjaan yang diperlukan dan bereksperimen pada mereka semua untuk menemukan gen mana yang terutama bertanggung jawab atas hidrotropisme.  Pendekatan yang berbeda diambil.  Mutan yang tidak menunjukkan pertumbuhan hidrotropik diisolasi dan dibandingkan dengan spesimen tipe liar.  Ada dua gen yang tidak diekspresikan dalam tipe mutan, selanjutnya disebut MIZ1 dan MIZ2. MIZ1 mempengaruhi pertumbuhan stela akar dan jaringan luar.  Ketika tidak ada akar Arabidopsis thaliana hanya dipengaruhi oleh gravitropisme; bila diekspresikan secara normal seperti pada tipe liar, akar akan tumbuh secara normal mengikuti gradien kelembaban yang lebih tinggi;  ketika akar yang diekspresikan berlebihan akan mendekati air dengan kecepatan yang jauh lebih cepat.  Meskipun hidrotropisme muncul pada spesies tumbuhan lain, gen dan respons yang terjadi sama sekali berbeda dengan Arabidopsis thaliana.

Kini selesai sesi pertama perkuliahan, para mahasiswa Sakura Science Program diajak makan siang di kantin kampus.  Kami diberi ramen panas dan pangsit udang . Setelah makan siang, Dengan para siswa puas dengan makanan ramen yang lezat bersama Profesor Jun Yokoyama, mereka kembali ke fakultas sains untuk melanjutkan kuliah berikutnya dengan profesor Naoyuki Fujiyama.  Kuliah bersama Professor Naoyuki Fujiyama mengangkat topik keanekaragaman serangga Asia yang terdiri dari 3 bagian utama.  Pelajarannya diawali dengan pertanyaan yang diajukannya kepada para mahasiswanya, yaitu “apakah keragaman spesies serangga tertinggi berada di Asia?”, yang kemudian dilanjutkan dengan jawaban sementara yaitu “tidak pasti”.

Ia kemudian melanjutkan pelajarannya dengan menjelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati serangga.  Dalam beberapa penjelasannya, ia menjelaskan bahwa semakin luas wilayahnya maka keanekaragaman jenisnya akan semakin banyak.  Iklim juga mengambil bagian dari faktor keragaman serangga.  Misalnya, iklim tropis akan mengandung lebih banyak spesies phytophagus karena keanekaragaman spesies tanaman inangnya.  Setelah semua penjelasannya, ia kemudian kembali ke pertanyaannya kepada para mahasiswa dan kemudian memberikan jawaban barunya yang menjelaskan bahwa keanekaragaman serangga bisa jadi merupakan yang tertinggi di Asia, karena faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati, mulai dari luas, jumlah pulau, iklim, sejarah geologi, dan keanekaragaman jenis tumbuhan.

Bagian kedua dari kuliah Profesor Naoyuki Fujiyama adalah keanekaragaman kumbang kepik herbivora Indonesia.  Penjelasannya menunjukkan bahwa pusat penyebaran kumbang kepik herbivora berasal daerah tropis, dan berasal dari Afrika.  Selain itu, Cucurbitaceae adalah inang leluhur, dan sebagian besar spesies Asia bergantung pada Solanaceae.  Dan bagian terakhir dari kuliah profesor Naoyuki Fujiyama adalah studi kasus kumbang kepik herbivora tentang informasi apa yang dapat kita ketahui dari data sekuens DNA.  Setelah kuliah Profesor Naoyuki Fujiyama, para siswa diberikan istirahat sepuluh menit sebelum melanjutkan ke kuliah berikutnya dan juga kuliah terakhir hari itu yaitu penjelasan Dr. Taisuke Kanao tentang Termitologi.

Dalam kuliah Dr. Taisuke Kanao, Ia menjelaskan bahwa rayap (termite) adalah pengurai, hama, dan serangga sosial.  Selanjutnya, sudah hampir 3100 spesies rayap dikenal.  Kasta rayap terbagi dari ratu, raja, pekerja, tentara, bidadari & alate.  Setiap kasta memiliki tugas masing-masing, mulai dari ratu yang bertugas untuk bertelur dan mengatur koloni dengan feromon.  Raja di mana dia kawin dengan ratu, para pekerja di mana mereka harus merawat ratu, telur dan larva dan mengumpulkan makanan.  Dan kemudian ada prajurit yang melindungi koloni dan terakhir nimfa & alate di mana mereka adalah ratu dan raja masa depan.  Di sela-sela penjelasannya, Dr. Taisuke Kanao menampilkan pelestarian ratu rayap kepada para siswa, dan ukurannya mengejutkan para mahasiswa karena ukurannya bisa dibandingkan dengan ibu jari manusia.

Dr. Taisuke Kanao kemudian menjelaskan istilah tamu di dunia rayap, dari synectrons, pendatang yang dianiaya/dilawan oleh rayap karena kemungkinan besar adalah pemangsa rayap.  Synoeketes, yang merupaka adalah tamu yang diabaikan oleh rayap, dan synophylis yang pada dasarnya adalah “tamu sejati” rayap karena mereka terintegrasi ke dalam masyarakat sosial rayap.  Setelah itu, Dr. Taisuke Kanao melanjutkan pembahasan tentang filogeni rayap.  Topiknya terdiri dari evolusi termitophily di Aleochharinae, yang menjelaskan bahwa mereka berevolusi setidaknya 14 kali. Terdapat kKonvergen morfologi dan hubungan inang, dan juga kesalahan sistematika Aleocharinae.

Setelah masing-masing materi selesai disampaikan, kami menyampaikan cendera mata dari Yogyakarta dan Fakultas Biologi UGM, yang kemudian dilanjut dengan sesi foto bersama.  Kuliah terakhir berlangsung hingga pukul 16.00 WIB.  Setelah itu para mahasiswa akan diberikan waktu istirahat hingga waktu makan malam tiba pada pukul 17.30. Pada waktu bebas ini, kami menikmati lingkungan sekitar kampus dan berbelanja makanan ringan. (NAdh&Ibar)

 

Berjalan menuju Yamagata University
Bersiap mengikuti sesi Kuliah dengan semangat
Sesi 1. Kuliah dengan Prof. Jun Yokoyama
Sesi 2. Kuliah dengan Profesor Yutaka Miazawa
Menuju Kafetaria
Makan Siang Ramen hangat
Menikmati Lingkunagn kampus Yamagata University
Sesi 3. Kuliah Prof. Naoyuki Fujiyama
Kenang-kenangan untuk Prof. Naoyuki Fujiyama
Kenang-kenangan untuk Dr. Taisuke Kanao dari Fak. Biologi UGM
Sesi 4. Kuliah dengan Dr. Taisuke Kanao

Awal dari sebuah petualangan: Kisah Hari Pertama Sakura Science Program 2023

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 18 Februari 2023

Sakura Science Program-Yamagata University-Laporan Perjalanan: Hari 1

Setelah proses perjalanan penuh tantangan berakhir pada hari kedatangan kami, esok hari pun datang. Pagi itu, tim kami berkumpul tepat jam 8 di lobi hotel, sesuai dengan perjanjian malam sebelumnya. Karena letak Universitas Yamagata yang dekat dengan hotel kami, kami memutuskan untuk berjalan kaki sebagai moda transportasi selama masa tinggal di kota yang terletak di Prefektur Yamagata. Kami disambut oleh Prof. Jun Yokoyama dan langsung diarahkan ke ruang kelas untuk sesi sarapan pagi. Setelah itu, kami mengikuti program orientasi sebagai delegasi Sakura Science Program 2023.

Sebagai persiapan untuk mengikuti program SSP 2023, Prof. Jun Yokoyama dengan sangat baik hati memberikan presentasi terperinci tentang jadwal program kami, hingga menjelaskan seluruh hal mengenai kota dan universitas Yamagata. Dimulai dengan kegiatan di hari pertama hingga hari kesembilan, kami akan mendapat kesempatan untuk belajar  mengenai hal yang berkaitan dengan biologi molekuler, biodiversitas, dan kegiatan laboratorium yang akan mengembangkan pemahaman kami mengenai topik tersebut.

Kami melanjutkan pembelajaran hari pertama ini dengan sesi yang membahas kondisi cuaca Jepang yang tidak biasa bagi penduduk pulau tropis seperti kita, dan diberi tahu bahwa Yamagata merupakan kota yang memiliki perbedaan ekstrim antara iklim musim dingin dan musim panas. Sementara, cuaca Indonesia sendiri berbanding terbalik – dengan suhu konstan 30 °C sepanjang tahun – dimana pihak lain yakni musim dingin Yamagata mencapai dibawah 0°C dan musim panas mendekati 27°C. Perbedaan ini tidak terbatas hanya pada iklim kota Yamagata saja, tetapi juga pada tingkat curah hujan, perubahan suhu, dan gelombang radiasi yang terjadi selama siklus 12 bulan.

Prof. Jun Yokoyama juga menyebutkan perbedaan yang ditemukan dalam kondisi iklim kita, akan menjadi faktor utama keanekaragaman hayati yang ada, terutama diversitas tumbuhan. Pelajaran ini merupakan bagian penting untuk program yang kami lakukan, kami difasilitasi dengan lebih banyak pengetahuan yang akan memberikan fondasi bagi kami untuk penelitian biologi molekuler yang akan dilakukan mulai hari minggu.

Namun, kami harus mengakhiri sesi tersebut karena jam makan siang sudah tiba pada pukul 1.30 siang. Kali ini kami dihidangkan porsi makan besar dan hangat, semangkuk nasi dengan salad dan sup sebagai lauk pauk kami, dengan sepiring ayam katsu isi tomat dan keju ditemani spaghetti Bolognese untuk memperkaya cita rasa. kami mengakhiri paruh pertama hari ini dengan perut kenyang sembari berbagi cerita di meja makan.

Setelah makan siang di kantin kampus, kami pun kembali berjalan menuju ke kelas untuk belajar tentang biodiversitas di Yamagata. Profesor Jun Yokoyama menjelaskan mengenai keragaman di berbagai daerah di Jepang, salah satunya adalah daerah pegunungan di Yamagata. Kami diberitahu bahwa daerah di Jepang memiliki jenis tanaman yang berbeda karena faktor-faktor yang disebutkan di sesi sebelumnya.

Setelah sesi kuliah selesai, Profesor Jun Yokoyama membawa kami berkeliling kampus. Terdapat banyak fasilitas lab seperti lab perilaku hewan, lab perkembangan tumbuhan, dan masih banyak lab lainnya dengan fasilitasnya. Kami mendapat kesempatan untuk mengunjungi lab-lab tersebut. Profesor menjelaskan tentang fasilitas dan alat-alat yang ada di masing-masing lab. Profesor Jun Yokoyama dan rekan-rekannya juga menunjukkan kepada kami sebuah ruangan yang dipenuhi dengan peralatan lab canggih dengan teknologi terkini.

Untuk kegiatan terakhir, kami melakukan perjalanan ke Museum Universitas Yamagata yang terletak di gedung yang berbeda. Kemudian kami berjalan-jalan di sekitar gedung kampus. Saat itu cuacanya sangat dingin (-4 °C) dan berangin, tapi pada saat yang sama kita bisa menikmati pemandangan indah bersalju. Kami memutuskan untuk mengambil beberapa foto diri dan foto pemandangan tentunya. Di museum kami mendapat kesempatan untuk melihat hewan yang diawetkan. Profesor Yokoyama juga menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan sejarah Yamagata University.   

Setelah mengunjungi museum, kami pergi ke kantin untuk makan malam bersama. Makan malam kami adalah nasi kari ayam hangat dengan salad. Kami menikmati jam makan malam ini, makanan yang disajikan juga sangat enak. Setelah itu kami keluar untuk melihat lingkungan sekitar kampus. Suhu saat itu sekitar -5°C.

Setelah sesi belajar hari itu selesai, kami jalan-jalan di sekitar hotel, di mana kami mengunjungi beberapa toko untuk membeli camilan dan makanan ringan, kemudian kami kembali ke hotel untuk beristirahat. (Zeph-Fel)

WhatsApp Image 2023-02-16 at 15.29.50
WhatsApp Image 2023-02-16 at 15.29.50 (1)
WhatsApp Image 2023-02-16 at 13.20.00
WhatsApp Image 2023-02-17 at 23.40.28
WhatsApp Image 2023-02-17 at 23.40.56
WhatsApp Image 2023-02-17 at 23.41.20

Memulai Perjalanan: dari Kehangatan Yogyakarta ke Kota Yamagata yang Bersalju

Rilis BeritaTajuk Kamis, 16 Februari 2023

Sakura Science Program-Yamagata University-Laporan Perjalanan: Hari 0

Tanggal 15 Februari dini hari, tim Sakura Science Program 2023 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada bertemu di Bandara Internasional Sukarno Hatta. Lima belas mahasiswa dan dua dosen tersebut bersiap untuk memulai perjalanan ke Yamagata di Sakura Science Program. Setelah briefing terakhir dan upacara pelepasan (9/2/2023) oleh Dekan Fakultas Biologi UGM Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., ini adalah pertama kalinya tim kami bertemu secara lengkap.

Kami bertemu pada jam 3 pagi. Semua orang terlihat sangat bersemangat dengan perjalanan ini. Beberapa mahasiswa didampingi oleh orang tua mereka, yang juga tampak gembira dan bahagia atas pengalaman anak-anak mereka belajar di luar negeri dengan kelompok. Setelah menyerahkan bagasi di konter check-in, kami kemudian berpisah dengan orang tua dan keluarga mahasiswa di depan gerbang Pabean. Para mahasiswa mengambil langkah pertama dalam perjalanan ini dengan restu dan doa dari orang tua mereka.

Penerbangan kami yang sangat tenang dan hanya mengalami turbulensi yang sangat kecil. Pukul 15.00, kami mendarat di Bandara Narita. Kami harus melewati beberapa pos pemeriksaan panjang karantina Covid-19 yang dijaga kemudian pos imigrasi, dan bea cukai. Untungnya kami telah mempersiapkan check in ini dengan mengisi Visit Japan (https://www.vjw.digital.go.jp). Di masa depan check-in otomatis seperti ini akan dilakukan secara meluas.

Prof Jun Yokoyama, telah melakukan perjalanan jauh dari Yamagata untuk menjemput kami di Narita. Kami bertemu dengannya langsung setelah kami keluar dari bea cukai. Prof. Yokoyama menyambut kami dengan sangat hangat dan membawa kami ke stasiun kereta bawah tanah untuk membawa kami dari Bandara Narita ke Stasiun Tokyo. Setelah lebih dari 6 jam penerbangan, anggota tim kami masih bersemangat. Dengan barang bawaan kami yang besar, kami naik dan turun beberapa tangga di stasiun kereta bawah tanah untuk mengejar kereta. Sayangnya, salah satu anggota kami kehilangan tiket kereta bawah tanah, jadi Prof. Yokoyama menemani anggota tersebut dan membiarkan kami naik shinkansen sendiri. Dengan keterbatasan waktu yang kami miliki, dan kebetulan kami tidak menyadari bahwa kereta Shinkansen kami terdiri dari 2 kereta yang akan terpisah di Stasiun Fukushima. Kami naik kereta kedua. Setelah mendorong barang-barang kami dari gerbong ke-4 ke gerbong ke-10, kami baru menyadari bahwa tidak ada cara bagi kami untuk sampai ke gerbong tujuan kami yaitu gerbong 17. Kami sangat stres dan bingung. Untungnya, kami dapat menghubungi Prof Yokoyama, dan dia berbicara dengan petugas gerbong tentang cara terbaik bagi kami untuk pindah ke kereta yang benar di depan. Salah satu mahasiswa (Alifya) juga sangat membantu dengan kemampuan bahasa Jepangnya dan memberi tahu kami bahwa kami harus keluar dari stasiun berikutnya dan berlari ke kereta depan. Dengan ide itu, kami semua berkerumun di dekat pintu keluar dengan semua barang bawaan kami dan bersiap untuk berlari ke pintu depan kereta terdekat. Kami sangat terburu-buru karena kami hanya punya waktu kurang dari satu menit untuk menuju ke kereta yang benar. Ini adalah pengalaman unik untuk berlari dengan barang bawaan besar dan memastikan kami semua (16 orang) naik kereta dalam kurun waktu kurang dari 1 menit.

Akhirnya, di stasiun Omiya, kami berlari sekuat tenaga, untuk sampai ke kereta depan. Selama berlari inilah, kami benar-benar dapat melihat bahwa kereta Shinkansen tersebut terdiri dari dua kereta dengan kepala lokomotif berbeda yang berjalan bersama (kereta Yamabiko dan kereta Tsubasa). Kami akhirnya berhasil naik kereta Tsubasa yang seharusnya kami naiki, dan sekali lagi mendorong barang bawaan kami dari gerbong 11 ke 17, tapi kali ini kami melakukannya dengan lega, karena keenambelas dari kami berhasil sampai ke kereta Tsubasa dengan selamat. Kami akhirnya tiba di Stasiun Yamagata pada pukul 21.59 dan bertemu dengan mahasiswa Prof Yokoyama yang bernama Yuji Yamamoto. Dia membawa kami ke sebuah hotel tempat beberapa anggota tim akan menginap selama program Sakura ini berlangsung, yang berjarak 11 menit berjalan kaki dari stasiun kereta. Setelah semua anggota yang menginap di hotel itu, mendapat kunci kamar, mengambil bento makan malam mereka, dan pergi beristirahat ke kamar, Yuji-san kemudian memimpin enam anggota tim lainnya untuk pergi ke Universitas Yamagata.

Kami berjalan selama 25 menit lagi dari hotel ke wisma Universitas Yamagata. Itu adalah malam yang sangat sunyi di Yamagata. Kami bisa melihat salju menutupi semua permukaan dan berkumpul di sisi jalanan kosong sepanjang perjalanan menuju kampus. Kami tiba di asrama hampir tengah malam. Namun, karena ini merupakan pengalaman baru untuk memasuki asrama universitas Jepang, kami sangat bersemangat untuk belajar tentang lingkungan baru ini dan untungnya, Yuji-san dengan ramah menjelaskan dan menjawab pertanyaan kami mulai dari cara menyiapkan air panas hingga memilah sampah. Setelah itu, kami kemudian masuk ke kamar masing-masing dan menikmati bento halal yang dapat kami yang panaskan menggunakan hot pocket. Itu adalah makan malam yang sangat lezat dan memuaskan untuk kami yang kelaparan. Kami tidur nyenyak dan akan siap untuk hari berikutnya.

WhatsApp Image 2023-02-11 at 20.45.43
WhatsApp Image 2023-02-15 at 07.34.03
WhatsApp Image 2023-02-16 at 22.21.25
WhatsApp Image 2023-02-16 at 22.22.28
WhatsApp Image 2023-02-16 at 22.21.41
WhatsApp Image 2023-02-16 at 22.44.11
WhatsApp Image 2023-02-16 at 22.44.10

Dosen Fakultas Biologi UGM terlibat Survei Okupansi Harimau Sumatera: Survei Satwa Liar terbesar di Dunia

Pengabdian kepada Masyarakat Jumat, 10 Februari 2023

Harimau Sumatera, atau Phantera tigris sumatrae, diklasifikasikan sebagai terancam punah di kategori International Union for Conservation of Nature (IUCN). Populasi harimau sumatera dilaporkan terus menurun. Menurut data populasi dan habitat tahun 2015 yang digunakan oleh WWF, sejauh ini tercatat hanya 371 ekor harimau sumatera yang tersebar dari Aceh hingga Lampung. Berbagai pihak terutama pemerintah melalui Ditjen KSDAE telah berupaya untuk meningkatkan populasi harimau sumatera. Direktur Jenderal KSDAE dalam hal ini telah melakukan banyak hal bersama dengan mitra. Salah satunya adalah Sumatera-Wide Tiger Survey (SWTS).

Berbagai inisiatif dan inovasi telah dilakukan sejak tahun 2010 untuk memperkuat konservasi populasi harimau sumatera dan habitatnya. Untuk mengetahui efektivitas tindakan konservasi selama periode ini, perlu dilakukan pemutakhiran informasi distribusi tingkat pulau dan penggunaan lahan melalui operasi SWTS kedua yang dilakukan antara tahun 2008 dan 2019.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menetapkan tujuan untuk menggandakan populasi harimau sumatera pada tahun 2022. Tujuan tersebut telah disebutkan dalam National Tiger Recovery Program (NTRP) 2010-2022. Untuk memantau efektivitas konservasi harimau sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama mitra meluncurkan Survei Harimau Sumatera (SWTS), survei satwa liar terbesar di dunia dalam hal kemitraan, staf dan cakupan wilayah.

Hariyo T. Wibisono, Koordinator Pelaksana SWTS menyatakan bahwa SWTS kedua ini adalah kegiatan survei satwa liar terbesar di dunia, baik dalam hal kemitraan, sumber daya manusia yang terlibat, maupun luasan wilayah. Sebanyak 74 tim survei (354 anggota tim) dari 30 lembaga diturunkan untuk melaksanakan survei di 23 wilayah sebaran harimau seluas 12,9 juta hektar, yang 6.4 juta hektar di antaranya adalah habitat yang disurvei pada SWTS pertama.” Tercatat 15 unit pelaksana teknis (UPT) KLHK, lebih dari 10 KPH, 21 LSM nasional dan internasional, dua universitas, dua perusahaan, dan 13 lembaga donor yang telah bergabung mendukung kegiatan SWTS.

 

Pada 7 Februari 2023, diadakan FGD untuk untuk memperbaharui data di tingkat nasional sebagai laporan kepada pemerintah dalam hal ini Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik. Selain itu, kegiatan FGD kali ini diharapkan mampu merumuskan tindak lanjut dari pelaksanaan SWTS serta pengelolaan data yang diperlukan. Dr. Dwi Sendi Priyono, telah terlibat di dalam survei ini sebagai peneliti yang menggunakan pendekatan genetic dari sampel feses yang ditemukan selama survei. Informasi genetic ini bertujuan untuk mengetahui keragaman genetika populasi di masing-masing kantong habitat, mengetahui level inbreeding, estimasi ukuran populasi (Ne), estimasi mangsa dari feses, serta mengetahui rasio jenis kelamin tiap-tiap landskap.

 

Dosen Fakultas Biologi UGM Menjadi Anggota Tim Kementerian Kesehatan RI tentang Pengkajian dan Pencegahan Hewan Berbisa dan Tumbuhan Beracun

Rilis BeritaTajuk Jumat, 10 Februari 2023

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Beberapa spesies dari keanekaragaman hayati tersebut ada yang berbisa dan beracun, salah satu contohnya adalah ular. Indonesia yang merupakan negara tropis memiliki banyak sekali jenis ular berbisa tinggi. Penelitian mengenai keanekaragaman jenis reptil terutama ular dan pengabdian masyarakat mengenai penanggulangan reptil terutama ular telah banyak dilakukan oleh staf pengajar atau dosen di Fakultas Biologi UGM, salah satunya adalah Donan Satria Yudha, M.Sc., yang berasal dari Laboratorium Sistematika Hewan.

Donan telah berperan aktif di bidang kajian dan penanggulangan satwa liar ular sejak tahun 2011 hingga saat ini. Beberapa contoh peran aktif Donan dalam kajian dan penanggulangan ular yaitu: membantu BKSDA Yogyakarta mengkaji keanekaragaman reptil di wilayah konservasi, membantu Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam inventarisasi satwa liar termasuk ular, membantu komunitas pecinta reptil dengan menjadi narasumber dan pembina mereka, memberikan pelatihan penanganan ular kepada Pemadam Kebakaran Sleman dan UGM, membantu Dr. dr. Tri Maharani, Sp.EM, M.Si., dalam identifikasi ular berbisa yang mematuk manusia, memberikan pengetahuan dan penanggulangan ular di lingkungan gardu induk PLN, serta masih banyak lagi kegiatan pengabdian lainnya.

Sangar Slider :: No slide found!, please make sure you have at least one slide.

Berkat kegiatan penelitian dan pengabdian Donan terkait tentang reptil terutama ular, maka pada Februari 2022, Donan diminta bergabung ke dalam Tim Pengkajian, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Hewan Berbisa dan Tumbuhan Beracun, yang diinisiasi oleh dr. Tri Maharani. Tim ini kemudian terbentuk dengan anggota yang beragam, yaitu mulai dari dokter ahli emergensi, dokter hewan, ahli farmasi, unit pelayanan kesehatan, Pak Amir Hamidy peneliti herpetofauna dari BRIN dan Donan Satria Yudha dari Biologi UGM.

Tim Pengkajian, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Hewan Berbisa dan Tumbuhan Beracun kemudian diresmikan oleh Menteri Kesehatan Bapak Budi Gunadi Sadikin. Peresmian tim diwujudkan dalam bentuk surat: “Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No: HK.01.07/MENKES/1114/2022 tentang Tim Pengkajian, Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Hewan Berbisa dan Tumbuhan Beracun, tertanggal 11 April 2022”. Dalam SK Menteri Kesehatan tersebut, tim ini bekerja selama tiga tahun terhitung sejak tanggal Keputusan Menteri ditetapkan. SK Menkes tersebut membuat Donan menjadi tertantang dan siap membantu guna penanggulangan dan pencegahan hewan berbisa. Salah satu kegiatan dari tim ini adalah membuat buku panduan mengenai “Pedoman Penanganan Gigitan, Sengatan Hewan Berbisa dan Keracunan Tanaman” yang saat ini masih dalam proses melengkapi isian buku.

 

Museum Biologi UGM Menyapa Pengunjung di Awal Tahun 2023 Dengan Menyelenggarakan Pamaran Tematik Tentang “Ular”

Rilis Berita Jumat, 10 Februari 2023

Museum Biologi UGM kembali menghadirkan pameran rutin tematik pada periode triwulan pertama tahun 2023. Berbeda dengan tema sebelumnya, tema yang diangkat kali ini yaitu pameran ular. Pameran berlangsung di ruang 2. Tujuan dilaksanakan pameran ular ini yaitu memberikan sarana edukasi kepada pengunjung mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan kehidupan ular dan juga memuat berbagai tips dan fakta mengenai ular.

Pada saat pengunjung masuk ruangan pameran tematik pengunjung akan mendapatkan informasi mengenai tips mencegah kedatangan ular, setelah itu terdapat infografis tentang bagaimana siklus hidup ular berlangsung serta pembagian golongan ular berdasarkan taring dan habitatnya. Tak lupa juga disajikan fakta menarik tentang lidah ular. Setelah itu terdapat display taksidermi berbagai spesies ular, rangka utuh ular, dan awetan basah yang pengunjung dapat amati dan pelajari.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Kedepannya berbagai inovasi pameran tematik akan selalu ditingkatkan guna mengedukasi pengunjung dengan informasi yang menarik.

Pengajar Biologi UGM ikuti residence program di UCLA

Rilis BeritaTajuk Senin, 6 Februari 2023

Selain sebagai penyedia pangan, sektor pertanian dan perkebunan memiliki peranan dalam menggerakkan ekonomi masyarakat, khususnya petani. Namun, sektor ini menjadi salah satu penyebab hilangnya ekosistem hutan tropis sekaligus menjadi salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di Indonesia dan Asia tenggara. Memiliki ambisi untuk meminimalisir dampak pertanian terhadap keberlangsungan ekosistem hutan tropis, Sdr. Mukhlish Jamal, pengajar di Fakultas Biologi UGM, terpilih sebagai penerima hibah penelitian Project on Resource and Governance (PRG) Fellowship, bersama dengan dua penerima lainnya yang berasal dari Afrika Selatan dan Benin. Dalam projek yang diajukannya, Sdr. Mukhlish akan mengidentifikasi aspek-aspek yang menghambat beserta peluang-peluang yang mendukung penerapan pertanian tropis yang berkeberlanjutan.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

“Dari sudut pandang ilmu ekologi, menjaga keberlanjutan di lahan pertanian yang berkeadilan dapat dilakukan dengan memanfaatkan jasa ekosistem yang disediakan oleh komunitas biologis. Namun, produksi pertanian dan pelestarian alam kerap dibenturkan sehingga seolah-olah kita hanya bisa memilih salah satu.”, Tutur pengajar Biologi yang kini sedang merampungkan studinya di Department of Biology, University of Oxford, UK.

Selama dua pekan (17-27 Januari 2023), Sdr. Mukhlish berkesempatan untuk berdiskusi dengan beberapa staf dan mahasiswa pascasarjana di University of California Los Angeles (UCLA) untuk mempertajam rencana penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian ini merupakan upaya hilirisasi hasil penelitian disertasi Sdr. Mukhlish yang berkaitan dengan fungsi ekosistem di agroekosistem tropika guna mendukung keberlanjutan pertanian sekaligus pelestarian alam.

“Studi ini harapannya dapat diterapkan guna mendukung pemenuhan komitmen Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim di Indonesia yang tertuang dalam NDC (Nationally Determined Contribution)” harap Sdr. Mukhlish.

Kunjungan Kerjasama Fakultas Biologi UGM di Hari Ulang Tahun RSUD Ajibarang, Banyumas

Kerja SamaTajuk Senin, 30 Januari 2023

Minggu (29/2/2023), Tim Fakultas Biologi UGM yang terdiri atas Dekan, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni, Kepala Kantor dan Administrasi, Kepala Seksi Bidang Administrasi, Keuangan dan Umum serta Staff Bagian Kerja Sama Fakultas Biologi UGM berkunjung ke RSUD Ajibarang untuk mengikuti rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun RSUD Ajibarang ke-16 Tahun 2023.

Rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun RSUD Ajibarang diawali dengan sambutan dan penyampaian laporan dari dr. Noegroho Harbani, M.Sc., Sp.S. selaku Direktur RSUD Ajibarang dan pembacaan doa kemudian dilanjutkan pembukaan acara oleh Ir. Ahmad Husein selaku Bupati Banyumas, Line Dance, penanaman pohon bantuan dari Fakultas Biologi UGM, Peresmian Ruang Perawatan Camar Bawah Standar KRIS BPJS, Tasyakuran HUT RSUD Ajibarang yang dimeriahkan dengan beberapa lomba dan doorprize, serta diakhiri dengan acara penandatanganan MoU dan PKS (Perjanjian Kerja Sama) antara Fakultas Biologi UGM dan RSUD Ajibarang.

Fakultas Biologi UGM telah memberikan bantuan bibit pohon kenari (100 pohon), pohon alpukat (2 pohon), pohon Kelengkeng Super Sleman (4 pohon), pohon duku (1 pohon), dan pohon pule (1 pohon) untuk ditanam di area lahan pengembangan RSUD Ajibarang.

Penanaman simbolis dilakukan oleh Bupati Banyumas, Ketua DPRD Kabupaten Banyumas, Direktur RSUD Ajibarang serta Dekan Fakultas Biologi UGM dengan menanam pohon alpukat serta kenari yang kemudian rencananya akan dilanjutkan dengan penanaman secara massal oleh seluruh karyawan RSUD Ajibarang pada hari Jumat, 3 Februari 2023 dengan harapan bahwa lima hingga sepuluh tahun kedepan RSUD Ajibarang menjadi green-hospital untuk peningkatan kenyamanan dan kualitas lingkungan rumah sakit.

Slide 5
Slide 2
Slide 1
Slide 6
Slide 3
Slide 4
Slide 7

Acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sekaligus penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Fakultas Biologi UGM dan RSUD Ajibarang dilakukan di ruang Direktur RSUD Ajibarang dengan dihadiri oleh jajaran pejabat serta dokter RSUD Ajibarang. Ruang lingkup kerja sama yang dilakukan meliputi kerja sama di bidang pendidikan dan pelatihan, bidang penelitian dan publikasi ilmiah, bidang pengabdian kepada masyarakat, bidang program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), serta kerja sama dalam hibah Matching Fund 2023 dengan Prof. Purnomo, M.S. (Guru Besar Sistematika Tumbuhan Fakultas Biologi UGM) sebagai ketua pengusul untuk pengembangan budidaya dan produk olahan labu susu dalam peningkatan kesehatan masyarakat di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

“RSUD Ajibarang hampir terasa seperti rumah kami karena sambutannya yang begitu hangat dan ramah, menanam pohon berarti menanam kehidupan karena saat pohon ditanam maka akan banyak kehidupan lainnya yang akan hadir, semoga suatu saat nanti perwakilan dari RSUD Ajibarang dapat juga berkunjung ke Fakultas Biologi UGM sehingga saya bisa mengajak berkeliling ke Sawitsari Research Station dan Pantai Porok Fakultas Biologi UGM”, ucap Dekan Fakultas Biologi UGM.

Direktur RSUD Ajibarang, dr. Noegroho Harbani, M.Sc., Sp.S juga menyampaikan ucapan terima kasih serta berharap bahwa dengan adanya kerja sama ini selain transfer bibit, Fakultas Biologi UGM juga dapat mentransfer knowledge khususnya untuk program penanganan stunting di kawasan Ajibarang. Kerja sama ini juga menunjukkan perwujudan dari Sustainable Development Goals dalam kolaborasi mendukung peningkatan kesadaran terhadap kelestarian lingkungan melalui penanaman pohon (SDG 17 dan SDG 15), membangun kesadaran terhadap stunting melalui sosialisasi untuk peningkatan kesehatan masyarakat (SDG 3) sekaligus mendukung pembelajaran dan pendidikan (SDG 4).

Dua Siswa Madrasah Internasional TechnoNatura Jogja mengikuti Magang Kultur Jaringan Tumbuhan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM selama 3 hari (24-26 Januari 2023)

Rilis Berita Jumat, 27 Januari 2023

26 Januari 2023_ Di awal Tahun 2023 ini Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM telah menerima 2 orang siswa level 8 dari Madrasah Internasional TechnoNatura Jogja, yaitu Ata Nufayl An Nabih dan Zufar Syahardyan untuk melaksanakan kegiatan magang Kultur Jaringan Tumbuhan. Kedua siswa tersbut sangat serius mengikuti pematerian dari Ibu Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Kepala Laboratorium Bioteknologi dan menjalankan praktek Teknik Kultur Jaringan tumbuhan didampingi oleh Sdr. Eka Mega Sampurna, Amd teknisi Laboratorium Bioteknologi.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 10
Slide 4
Slide 5
Slide 6
Slide 7
Slide 8
Slide 9

Mentor level 8 MI TechnoNatura Jogja: Della Rosiana Ningtias, S.Si menyatakan bahwa kegiatan magang ini merupakan salah satu program kegiatan belajar pada pekan entrepreneur di Madrasah Internasional TechnoNatura. Secara umum magang memiliki tujuan memberikan gambaran, wawasan, pengetahuan, dan pengalaman langsung kepada para siswa. Secara khusus, magang memberikan pengalaman dunia kerja sesuai dengan minat dan bakat para siswa atau lebih memahami proses bisnis yang berjalan di perusahaan/lembaga, supaya bisa diberikan kesempatan untuk belajar langsung dari sumbernya dan mendapat pengalaman dunia kerja yang nyata. Dalam kegiatan magang ini, kedua siswa tersebut mendapatkan materi dari Prof. Endang tentang dasar-dasar teknik kultur jaringan tumbuhan secara umum dan keuntungan penggunaan metode kultur jaringan tersebut untuk perbanyakan tanaman/ produksi bibit tanaman secara massal, bersifat seragam dan dalam waktu yang relatif singkat.  Hal ini tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan di dunia industri/Agribisnis. Untuk praktek para siswa melaksanakan praktek tahapan kultur jaringan tumbuhan dimulai dari pembuatan media, mempersiapkan tanaman sebagai tanaman donor untuk dikembangkan yaitu tanaman anggrek sebagai icon dari Laboratorium Bioteknologi yang terkenal sebagai Laboratorium Anggrek UGM dan melakukan subkultur/ pemindahan bibit tanaman/penjarangan bibit tanaman hasil kultur jaringan dari 1 botol kultur yang telah penuh ke medium baru dari ke botol kultur yang lain berupa bibit tanaman anggrek. Phalaenopsis steril tampak tumbuh dengan baik. Meskipun waktunya sangat singkat, hanya dalam waktu 3 hari, Ata dan Zufar kedua siswa ini terlihat sangat menikmati dan antusias mengikuti semua kegiatan yang diberikan oleh Ibu Prof Endang dan mas Eka. Pada hari ke-2 dan ke-3, ada 2 siswa lagi (Yafi dan Ardan) yang dikirimkan dari MI TechnoNatura Jogja untuk mengikuti magang, keduanya juga sangat bersemangat mengikuti kegiatan Magang Kultur Jaringan Tumbuhan ini.

 

Di hari terakhir, para siswa menunjukkan hasil kegiatannya, berupa media tumbuh hasil buatan mereka, kemudian mereka mengerjakan Post Test yang diberikan sebagai dasar penilaian kerja mereka. MI TechnoNatura Jogja menyampaikan Sertifikat untuk Laboratorium Bioteknologi sebagai ungkapan terima kasih bahwa kedua siswa mereka telah diijinkan melaksanakan magang, mendapatkan ilmu dan pengalaman bekerja Teknik kultur jaringan kepada Ata dan Zufar, siswa mereka. Kak Della menyatakan bahwa dengan mengikuti magang ini diharapkan ilmu yang diperoleh oleh kedua siswa tersebut bermanfaat untuk masa depan mereka dan semoga mereka bisa menjadi scientist masa depan Indonesia. Pelaksanaan Magang Kultur Jaringan tersebut juga menjadi bentuk pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) dalam kontribusi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik (SDG 4) terutama dalam hal kultur jaringan yang berkaitan juga dengan konservasi biodiversitas tumbuhan (SDG 15). Di samping itu, diharapkan kesempatan ini juga menjadi wadah kerja sama yang baik antara kampus dengan lembaga lain termasuk sekolah (SDG 17) dalam mewujudkan pembelajaran yang inovatif dan efektif bagi siswanya (Tim Lab. Bioteknologi)

Usung Inovasi Pestisida Organik untuk Hama dan Penyakit pada Tanaman Hortikultura, Mahasiswa Biologi Raih Bronze Medal pada Lomba Esai Internasional

PrestasiRilis BeritaTajuk Kamis, 26 Januari 2023

Tim lomba esai mahasiswa Biologi Angkatan 2019 yang diketuai oleh Fatika Soraya Taufik dengan 4 anggota yaitu Amelia Rifki Alifiah, Alodia Marisa Artamevia, Hasna Nur Aini, dan Alifa Amalia pada 10 Januari 2023 berhasil meraih bronze medal pada lomba esai berskala internasional dibawah bimbingan Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D. International Agriculture Technology Essay Competition (INTEGRATION) diadakan oleh Agritech Research and Study Club Universitas Brawijaya. Perlombaan ini berlangsung dari tanggal 12 Desember 2022 s.d. 10 Januari 2023. Tema yang diusung adalah “Innovation on Multidiscipline Integration for Agriculture Development” dengan 4 subtema, yaitu (1) Food Security and Innovation; (2) Bioinformatic Application on Agricultural Technology; (3) Agriculture for Human Welfare; dan (4) Sustainable Bioenergy. Dari ke-4 subtema tersebut, Soraya dan tim menyusun sebuah esai yang menjurus pada subtema Agriculture for Human Welfare, dengan judul “Phymose: Innovation of Eco-Friendly Organic Pesticide Using Leaf Extract of Cutleaf Groundcherry (Physalis angulata var. pendula (Rydb.) Waterf.) and Sensitive Plant (Mimosa pudica L.) as an Alternative for Controlling Pests and Diseases in Horticultural Plants to Increase Agricultural Productivity System”.

Slide 1
Slide 2

Esai tersebut disusun berdasarkan permasalahan yang terjadi akibat normalisasi penggunaan pestisida sintetis/kimia yang merugikan berbagai aspek kehidupan. Tanpa disadari, penggunaan pestisida sintetis dalam jangka panjang mampu menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, mendorong pencemaran pada lingkungan, dan menyebabkan terjadinya resistensi pada hama dan penyakit tanaman. Berdasarkan hal tersebut, Soraya dan tim menggagas sebuah inovasi pembuatan pestisida organik yang berasal dari pemanfaatan tanaman gulma, yaitu ciplukan dan putri malu, yang ekstrak daunnya dapat digunakan sebagai bahan alami untuk mengontrol hama dan penyakit pada tanaman hortikultura. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan manusia dengan cara yang jauh lebih aman dibandingkan dengan penggunaan pestisida sintetis. Harapannya, karya esai ini dapat menjadi sarana tambahan bagi para pembaca mengingat akan urgensi kebutuhan pestisida organik yang diperlukan untuk menunjang kualitas produktivitas pertanian dan juga kesejahteraan masyarakat di Indonesia. Inovasi pestisida organik tersebut juga menunjukkan partisipasi Soraya dan tim dalam pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) terutama dalam konservasi dan pengelolaan ekosistem di air dan darat (SDG 14 dan SDg 15) dan menunjang pengembangan riset selanjutnya untuk peningkatan kualitas pendidikan (SDG 4). Hasil yang luar biasa tersebut juga sesuai dengan komitmen untuk menjalin kerja sama tim yang baik (SDG 17) untuk mendapatkan prestasi yang diharapkan.

Dari ± 200 tim yang turut serta dalam perlombaan ini, Soraya dan tim berhasil meraih bronze medal pada kategori Agriculture for Human Welfare dengan perolehan nilai total 8420 poin. Soraya dan tim berharap dengan mengikuti kompetisi ini, mahasiswa lain juga turut termotivasi untuk dapat menuangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam sebuah karya di bidang kepenulisan pada perlombaan lainnya. [FST]

1…43444546

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Open House “Sosialisasi Program Magister & Doktoral Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada: Jalur Rguler, By Research dan Double Degree Batch 1 2025”
  • Mengikuti Jejak L.B. Holthuis, Dosen Fakultas Biologi UGM Deskripsikan Tujuh Spesies Lobster Air Tawar Endemik Papua
  • Nusantara Orchid Biodiversity Show 2025: Orchid as Puspa Pesona Indonesia, Locally Rooted Globally Respected
  • Upgrading Skills KSE 2025: Wujudkan Anggota yang Kritis, Tangguh, dan Kolaboratif
  • Pendampingan Kelompok Wanita Tani ‘Aisyiyah Berkah Lumintu Sebagai Desa Binaan Fakultas Biologi UGM Untuk Mensukseskan Gerakan Lumbung Hidup
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY