Partisipasi Mahasiswa Fakultas Biologi UGM dalam Prasmul Elevate Program (PrEP) 2025, Kolaborasi “YOUTH x LEAD” bersama SISO Prasetiya Mulya, dan Kunjungan ke GeTI Incubator

Mahasiswa Fakultas Biologi UGM turut ambil bagian dalam kegiatan Prasmul Elevate Program (PrEP) 2025 dan Kolaborasi “YOUTH x LEAD” bersama SISO Prasetiya Mulya yang diselenggarakan oleh Universitas Prasetiya Mulya. Sebanyak 18 mahasiswa dari Fakultas Biologi UGM hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini, terdiri atas perwakilan dari berbagai Kelompok Studi dan Lembaga yang ada di Fakultas Biologi UGM, seperti BEM, SEMA, JMMB, Matalabiogama, KMK, PMK, BiOSC, Formasigen, KSH, KSE, KSK, KSAT, dan KMP, yang secara aktif terlibat dalam diskusi dan membangun jejaring dengan peserta lintas institusi.


Partisipasi Mahasiswa Fakultas Biologi UGM dalam kegiatan ini dimulai pada Senin, 21 Juli 2025, dengan menghadirkan 2 perwakilan mahasiswa sebagai narasumber dalam sesi talkshow bertema “Campus Life” yang berlangsung di Lapangan Multicourt. Dalam sesi tersebut, dua mahasiswa aktif Fakultas Biologi UGM, Muhammad Haidar Ali dan Raissa Nanda Talitha, membagikan pengalaman mereka seputar kehidupan perkuliahan, keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan, serta dinamika akademik di UGM kepada mahasiswa baru Prasetiya Mulya. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi Community Life, yaitu pengenalan berbagai organisasi kemahasiswaan melalui booth terbuka dan interaksi langsung bersama mahasiswa baru.

Setelah dilaksanakannya ISHOMA, mahasiswa Fakultas Biologi UGM berpartisipasi dalam kegiatan “YOUTH x LEAD” yakni kegiatan yang diselenggarakan oleh SISO (STEM Innovation Student Organization) Universitas Prasetiya Mulya. Kegiatan ini merupakan kolaborasi strategis antara mahasiswa STEM Prasetiya Mulya, mahasiswa Fakultas Biologi UGM, dan siswa OSIS dari berbagai SMA di wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan. “YOUTH x LEAD” bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya kepemimpinan berbasis sains dan inovasi serta mendorong kolaborasi nyata lintas jenjang pendidikan. Dalam sesi ini, mahasiswa Fakultas Biologi UGM diundang sebagai narasumber Inspiring Talk dan Sharing Session, yaitu Sekar Jasmine Canitri dan Manika Rosalia Lysander, yang menyampaikan materi berjudul “Science, Society, and the Power of Youth Leadership”. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi Panel Refleksi dan Diskusi terbuka bertema “How to Stay Inspired and Take Action” bersama perwakilan mahasiswa Fakultas Biologi UGM yakni Raja Panggabean Sujatmiko sebagai narasumber, yang menghadirkan ruang reflektif dan mendorong peserta untuk terus bergerak membawa perubahan.

Pada hari berikutnya yakni pada Selasa, 22 Juli 2025 Mahasiswa Fakultas Biologi UGM berpartisipasi kembali dalam kegiatan PrEP 2025, para perwakilan mahasiswa mengikuti sesi talkshow bertema “Communication 101” yang menghadirkan Bupati Kabupaten Tangerang yakni Drs. Moch. Maesyal Rasyid M.Si serta Ibu Imelda selaku Direktur Marketing Communication Perumnas sebagai narasumber. Dalam suasana interaktif yang digelar di Lapangan Multicourt, para narasumber membagikan wawasan dan pengalaman mengenai pentingnya keterampilan komunikasi dalam dunia kerja dan masyarakat. Talkshow selanjutnya bertema “Analytical Thinking” diisi oleh Erika Ricardo yakni alumni UPM, yang menyampaikan materi tentang berpikir analitis sebagai keterampilan esensial di era modern.

Sebagai penutup rangkaian kegiatan, mahasiswa Fakultas Biologi UGM juga melakukan kunjungan ke GeTI Incubator yang berlokasi di Great Western Resort, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten. GeTi Incubator merupakan sebuah Lembaga Pelatihan Kerja berbasis inkubasi yang berfokus pada pencetakan talenta muda dengan kompetensi kerja dan kewirausahaan berstandar internasional. Dalam kunjungan ini, peserta mendapatkan penjelasan langsung mengenai strategi dan ekosistem bisnis digital, termasuk bagaimana memulai, mengembangkan, dan mempertahankan bisnis berbasis teknologi secara berkelanjutan. Kegiatan ini memberikan wawasan baru tentang dunia kerja dan kewirausahaan digital yang relevan dengan kebutuhan zaman serta menumbuhkan semangat inovasi di kalangan mahasiswa. [Penulis: Aulia Annisa Azzahra]

Inovasi Genomik untuk Kesehatan dan Keberlanjutan Lingkungan Seminar Nasional Biologi Tropika 2025 Berkolaborasi dengan Jogja MultiOmics Update Sukses Digelar

Sabtu, 19 Juli 2025, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Biologi Tropika (SNBT) ke-9 yang tahun ini dipadukan dengan Jogja MultiOmics Update (JMU), inisiasi dari Integrated Genome Factory (IGF). Bertempat di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, seminar ini mengusung tema: “Inovasi Genomik: Transformasi di Bidang Kesehatan dan Keberlanjutan Lingkungan”.


Kegiatan ini menjadi ajang strategis untuk memperkuat kolaborasi riset lintas institusi dan sektor, seiring dengan perkembangan pesat teknologi multi-omics dan urgensi pemanfaatannya dalam konteks tropis.

Dalam sambutan pertama, yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., beliau menegaskan bahwa sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam pengembangan teknologi genomik. “Kami berharap seminar ini dapat melahirkan sinergi strategis, pembentukan jaringan riset, serta kebijakan dan kurikulum yang mendukung kemajuan sains tropika Indonesia,” tuturnya.

Dr. Danang Sri Hadmoko, M.Sc., selaku Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, menyampaikan bahwa transformasi berbasis sains menuntut pendekatan integratif dan multidisipliner. “Genomik adalah pintu masuk untuk menjawab persoalan kesehatan, lingkungan, dan bioindustri secara ilmiah dan kolaboratif. Forum ini adalah wujud nyata semangat UGM untuk mengembangkan solusi dari akar lokal dengan standar global,” ujarnya.

Direktur Sumber Daya Kemendikbudristek, Prof. Dr. Ir. Sri Suning Kusumawardani, S.T., M.T., menyoroti pentingnya pembangunan kapasitas sumber daya manusia di bidang genomik dan bioinformatika. “Kita harus menjadi aktor utama, bukan sekadar pengguna teknologi. Kolaborasi akademik dan industri seperti dengan Integrated Genome Factory (IGF) adalah langkah tepat menuju inovasi berkelanjutan,” tegasnya.

SNBTxJMU 2025 menghadirkan 15 pembicara nasional dalam sesi Lightning Talk dan Topic Island Session, serta diikuti lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang mahasiswa, dosen, peneliti, praktisi, dan pelajar yang berasal dari berbagai instansi di indonesia.

Para narasumber berasal dari berbagai institusi, antara lain: BB Biomedis dan Genomika Kesehatan Kemenkes RI, Fakultas Kedokteran UGM, SITH ITB, BRIN, IPB University, hingga perusahaan bioteknologi seperti Nalagenetics dan Nusantics. Tiga topik utama yang dibahas dalam sesi paralel adalah Clinical Omics, Plant & Animal Omics, serta Environmental & Microbial Omics.

Acara ini juga menampilkan showcase platform teknologi multi-omics UGM dan mitra industri, serta memperkenalkan layanan NGS dari IGF. Turut didukung oleh sponsor utama seperti PacBio-DKSH Scientific Indonesia, Oxford Nanopore Technology- CV. Dynata Creative Image, Shimadzu- PT Ditek Jaya, Sciex & Cytiva – PT Laborindo Sarana, Panin Bank dan Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS), serta media partner seperti Biou.id, Synbio.id, INBIO, Genbinesia, dan Block 71 Indonesia.

Institusi yang hadir mencakup universitas nasional dan internasional seperti UI, ITB, IPB, UIN, Khon Kaen University, serta lembaga dan perusahaan bioteknologi terkemuka di Indonesia seperti PT Genetika Science Indonesia, PT Moosa Genetika Farmindo, PT Etana Biotechnologies Indonesia, PT Bio Farma (Persero), PT Widya Genomic Nusantara, dan PT Widya Teknologi Hayati, PT Saraswanti Indo Genetech, PT. PathGen Diagnostik Teknologi, serta perwakilan Asosiasi Genomik Indonesia.

Kegiatan SNBTxJMU 2025 mendukung pencapaian SDGs, khususnya SDGs 3 (kehidupan sehat) melalui inovasi Clinical Omics, SDGs 4 (pendidikan berkualitas) lewat penguatan kapasitas akademik dan kurikulum, SDGs 9 (industri dan inovasi) melalui kolaborasi dengan sektor bioteknologi, serta SDGs 13 dan SDGs 15 lewat sesi Environmental & Microbial Omics yang fokus pada pelestarian biodiversitas dan pemantauan lingkungan.

SNBTxJMU 2025 diharapkan menjadi titik tolak penting dalam mendukung ekosistem riset dan inovasi genomik serta multiomics Indonesia yang berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat dan lingkungan tropis.

Sebelum penutupan acara, diumumkan presenter terbaik dari peserta pemakalah SNBT yaitu Kinasih Prayuni, M.Si. dari Universitas YARSI, dan Imam Bagus Nugroho, S.Si., M.Sc. dari Fakultas Teknologi Pertanian, UGM. Selain itu juga, turut disampaikan pemenang best pitching dari pre-event SNBTxJMU yang dilaksanakan oleh IGF yaitu saudari Assyfa Atha dari IGEM UGM dan saudara Alim El Hakim dari Magister Ilmu Biomedik UGM. Dalam rangka meramaikan acara, apresiasi juga diberikan kepada para peserta yang telah berpartisipasi dalam mengunggah cerita melalui platform Instagram.

Kegiatan ditutup oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc., yang sekaligus menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan semangat kolaboratif yang terbangun selama acara. Beliau turut mengundang seluruh peserta untuk kembali berpartisipasi dalam SNBTxJMU tahun 2026 mendatang.

#InovasiGenomik #SDGsIndonesia #SainsTropika #UGMuntukBangsa #Bioinformatika #GenomikUntukKeberlanjutan #UGMGlobalImpact #SainsUntukHidup #SDGs3 #SDGs4 #SDGs9 #SDGs13

Langkah Global Mahasiswa Biologi UGM dalam Ajang Kepemudaan di Jepang

Mahasiswa Program Magister Biologi Universitas Gadjah Mada, Arief Maulana Sabilillah, berpartisipasi dalam program Rise Young Leaders Summit Japan 2025: International Waste Management Leadership Trip di Osaka dan Kyoto, Jepang. Kegiatan yang berlangsung pada 14-19 Juni 2025 tersebut diikuti oleh 18 pemuda baik mahasiswa maupun profesional dari seluruh Indonesia dan berkolaborasi dengan Pandawara Group, sehingga kegiatan ini dapat menjadi wadah kolaborasi multidisipliner untuk menciptakan ide dan inovasi sebagai solusi dari permasalahan limbah di Indonesia.


Selama lima hari, Arief dan tim belajar mengenai sistem pengelolaan sampah di Jepang yang sangat terstruktur dan efektif hingga berhasil menyisakan 0.9% saja yang berakhir di TPS. Dua tempat pembakaran sampah padat yang dikunjungi adalah Maishima Incinerator di Osaka dan Sustaina Kyoto di Kyoto. Kedua fasilitas menekankan tiga hal, yaitu pengelolaan sampah sejak dari hulu dengan menekankan prinsip “Mottainai” yang mendorong gaya hidup berkelanjutan melalui Reduce, Reuse, Recycle (3R), penyediaan program tur edukasi bagi masyarakat umum untuk belajar mengenai pengelolaan sampah, serta penggunaan teknologi yang tidak hanya berhasil mengurangi volume sampah secara signifikan, tetapi juga berhasil menciptakan ekonomi sirkular melalui produksi energi seperti listrik yang dihasilkan dari panas pembakaran, biogas dari sampah organik, hingga CO2 dari aktivitas pembakaran. Dari kesempatan tersebut, Arief dan tim berkesimpulan bahwa, integrasi sistem pengelolaan sampah dari hulu ke hilir sudah terbangun dengan sempurna di Jepang yang telah membuktikan betapa efektifnya pengelolaan sampah mereka di mata dunia, namun sayangnya, sistem yang sebenarnya relevan dan sederhana tersebut belum dapat terealisasikan di Indonesia.

Selain mengunjungi fasilitas pembakaran sampah, Arief dan tim juga menghadiri campus tour di Kyoto University serta lecture session dengan Prof. Taku Fujiwara (Graduate School of Global Environmental Studies, Kyoto University). Dalam sesi kuliah pendek tersebut, Prof. Fujiwara mengenalkan kebijakan pengelolaan limbah, teknologi, kolaborasi, dan cara Jepang dalam mengelola air limbah agar dapat dimanfaatkan kembali dan tidak mencemari sungai. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi jika ingin membentuk komunitas yang sustainable. Pemerintah berperan untuk menyusun kebijakan, peraturan, serta menyediakan insentif dan infrastruktur. Akademisi berkontribusi melalui riset ilmiah, pengembangan teknologi hijau, serta penyediaan basis data dan evaluasi kritis terhadap solusi yang diusulkan. Industri akan menguji dan menerapkan inovasi tersebut di lapangan dengan kemampuan implementasi skala besar. Kolaborasi tersebut akan membuka jalan bagi terciptanya solusi yang tidak hanya berbasis riset, tetapi juga selaras dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat serta mampu diterapkan secara nyata. Kolaborasi ini menjadi fondasi penting dalam membangun komunitas yang berkelanjutan, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan pencemaran lingkungan saat ini.

Di hari terakhir kegiatan (18/6), Arief dan tim berkesempatan untuk mengunjungi Expo 2025 di Osaka yang merupakan pameran internasional yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang berkelanjutan melalui co-creation dan inovasi. Panel Discussion yang bertajuk “Waste Warriors: Youth & Community Solutions from Indonesia” dilaksanakan untuk membahas proyek yang harus dilakukan oleh Arief dan tim untuk mengimplementasikan ilmu dan pengalaman dari Jepang sebagai solusi bagi krisis sampah di Indonesia.

Bagi Arief, program ini bukan sekadar perjalanan lintas negara, tetapi juga lintas disipliner yang membuka pandangan baru tentang bagaimana sampah bukan lagi dipandang sebagai masalah, melainkan sebagai sumber daya yang dapat dikelola secara berkelanjutan. Seluruh rangkaian kegiatan menghadirkan pengalaman yang memperkuat keterkaitan antara praktik pengelolaan limbah global dengan topik penelitian yang saat ini tengah Arief tekuni di bawah bimbingan Prof. Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, yaitu pencemaran plastik di ekosistem akuatik. Pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi pijakan untuk melanjutkan kontribusi melalui riset, kolaborasi lintas keilmuan, dan aksi nyata dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan. [Penulis: Arief Maulana Sabilillah]