Pencemaran sampah plastik telah memberikan dampak buruk, tak hanya bagi lingkungan, tetapi juga makhluk hidup. Bahkan, mikroplastik telah menjadi ancaman serius yang tak bisa diabaikan. Volume produksi dan penggunaan plastik yang meningkat tidak disertai dengan pengelolaan sampah secara baik yang akhirnya menghasilkan akumulasi signifikan mikroplastik. Karena ukurannya yang sangat kecil, organisme seperti ikan dan avertebrata lainnya dapat keliru menyangka mikroplastik adalah makanan mereka sehingga masuk kedalam rantai makanan. Mikroplastik dapat juga terakumulasi di sedimen dan badan air, kali ini BioTalks #14 mengangkat tema “Bahaya dan Solusi Sampah Plastik dan Mikroplastik di Indonesia” untuk memberikan wawasan kepada masyarakat dalam menyebarluaskan informasi yang kredibel serta diharapkan dapat memberikan solusi dalam permasalahan tersebut. BioTalks #14 diselenggarakan pada hari Jumat, 11 Juni 2021 dimulai pukul 09.30-11.00 WIB disiarkan secara live streaming di Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM dengan menghadirkan 2 narasumber, yaitu Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si (Dosen dan Peneliti Lingkungan Fakultas Biologi UGM) serta Dr. Drs. Wahyu Marjaka. M.Eng (Direktur Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK). Acara ini di moderatori oleh Dr. Aprilia Sufi Subiastuti, S.Si. (Dosen Fakultas Biologi UGM).
Acara dibuka dengan sambutan dari Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, pada kesempatannya Prof Budi menyampaikan bahwa BioTalks hari ini diselenggarakan tanggal 11 Juni bertepatan dengan acara Biotalks yang pertama pada tahun lalu, dan BioTalks ke-14 ini lahir ketika dirundung pandemi Covid varian baru, namun Fakultas Biologi meresponnya dengan kreativitas, yaitu menciptakan beberapa platform berbasis pengembangan keilmuan yang senantiasa menyuguhkan informasi,pengetahuan, pengalaman, serta peluang kerja sama agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar, valid dan mencerahkan.
Menanggapi tema webinar ini, Prof Budi menyampaikan bahwa, “Hampir 100 tahun plastik diciptakan, dengan itikad awal yang baik untuk mempermudah dalam kehidupan manusia namun sekarang banyak menimbulkan masalah, dan yang lebih parah lagi di masa pandemi ini saat biodiversitas sedang mengalami recovery, sampah plastik dari APD justru meningkat sekali”
Narasumber pertama, Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, S.Si., M.Si. memberikan materi mengenai Sumber, Emisi, Transport, Distribusi, Akumulasi mikroplastik pada Ikan, dan Efeknya. Makroplastik dari berbagai sumber yang di-emisikan ke lingkungan perairan akan mengalami proses degradasi menjadi mikroplastik, kemudian mikroplastik ini dapat meng-absorbsi berbagai jenis polutan lain sehingga dapat menjadi vektor polutan dan menciptakan efek toksik campuran berbagai jenis polutan (combined effect). Mikroplastik tersebut dapat masuk kedalam rantai makanan hingga mencapai puncak rantai makanan,yaitu pada manusia. Mikroplastik yang tertelan manusia akan melapisi sistem pencernaan kemudian tersebar melalui peredaran darah dan dapat menyebabkan ganggunan sistem saraf,hormonal, kekebalan tubuh serta meningkatkan resiko kanker. “Mikroplastik sangatlah berbahaya maka dari itu kita perlu lebih aware dalam mengendalikan sumber pencemaran mikroplastik dan lebih bijak dalam penggunaan plastik sekali pakai”, tutup Dr. Andhika.
Narasumber kedua, yaitu Dr. Drs. Wahyu Marjaka. M.Eng. menyampaikan mengenai Gaya Hidup Millenial Berkelanjutan, yaitu pengelolaan sampah plastik untuk mengurangi transformasi ke mikroplastik. Dr. Marjaka dalam pembukaannya menyampaikan fakta-fakta yang memprihatinkan seperti di TPST Piyungan dengan area seluas 12,5 Ha ada sekitar 1.100 sapi dan 200-an kambing yang setiap hari dilepas liarkan untuk memakan sampah, serta bungkusan mie instan, shampo, pembungkus makanan lainnya seperti bumbu penyedap masakan adalah material plastik yang hampir tidak dapat di recycle. Karena banyaknya permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah plastik maka KLHK menguatkan kebijakan mengenai peraturan perundangan pengelolaan sampah di Indonesia, KLHK mendorong peraturan tersebut dari tingkat produsen ke pemakai hingga pencemarannya di lingkungan. Dalam PermenLHK dalam kurun waktu 10 tahun ini, sampah plastik harus dapat di re-design dan dapat ditarik kembali oleh produsen untuk menjadi kemasan baru. KLHK juga menginisiasi pembentuan bank sampah di beberapa desa agar masyarakat tahu mengenai nilai ekonomis dari sampah sehingga meningkatkan pengelolaan sampah dengan baik. Dr. Marjaka mengatakan, “Mari kita bersama berkomitmen untuk mengurangi sebanyak mungkin penggunaan plastik, caranya adalah membiasakan diri untuk melakukan 3R (Reduce Reuse Recycle) sehingga sebelum sampai ke TPA sampah tersebut dapat kita pakai kembali dan menghasilkan manfaat serta membangkitkan circular ekonomi”.
Biotalks#14 ini telah disaksikan oleh penonton yang berasal dari dari berbagai institusi melalui channel Youtube Fakultas Biologi UGM yaitu Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi UGM. Kedepannya, Biotalks series akan segera hadir dan dikemas lebih menarik serta menjadi sumber informasi yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan masyarakat.