Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) berkolaborasi dengan Komite IBI telah sukses menyelenggarakan Pertemuan Konsultasi Penyusunan Protokol Data Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI). Kegiatan tersebut diselenggarakan secara hibrid melalui Zoom Meeting dan luring terbatas yang dilakukan di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua KOBI sekaligus Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc, “Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 Oktober 2021 ini menjadi momentum bersejarah yang tidak akan dilupakan karena bersamaan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda. Kegiatan Penyusunan Protokol Data IBI ini menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara dalam menjaga dan mengelola keanekaragaman biodiversitas Indonesia yang sangat kaya”.
Kegiatan ini dipandu oleh Oki Hadian dari WWF Indonesia sebagai moderator. Selain itu, diskusi juga dihadiri secara luring oleh Ir. Ign. Pramana Yuda, Ph.D., Akbar Reza, M.Sc., Thomas Barono, S.Si., M.Si., Dr. rer. nat. Hawis H. Madduppa, S.Pi., M.Si., Dr. rer. nat. Andhika Puspito Nugroho, dan Lisna Hidayati, S.Si., M.Biotech dari komite IBI-KOBI. Dari WWF Indonesia, diskusi secara luring juga dihadiri oleh Diah Sulistyowati, Riza Sukriana, dan Muhammad Erdi Lazuardi. Secara daring, diskusi dihadiri oleh Prof. Dr. I Gusti Putu Suryadharma, M.S., Prof. Dr. Endang Kustati Sri Harini Muntasib, Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, dan Prof. Dr. Meizer Said Nahdi, M.Si.
Dalam diskusi ini, dipaparkan rancangan penyusunan protokol data, mulai dari metode pengumupulan data, manajemen data, pengendalian data, dan keamanan data. Pengumpulan data sebagai cara untuk melakukan data update juga dibahas mengenai bagaimana cara input data, kategori data yang digunakan, dan validasi dan standardisasi data. Selain itu juga dibahas mengenai mekanisme pembagian data kepada pihak eksternal, yang meliputi proses pengajuan dari pihak eksternal yang ingin menggunakan data, verifikasi data, dan perjanjian yang disepakati. Dengan adanya kategori data yang bermacam-macam,
Prof. Harini dari Komite IBI-KOBI menyampaikan harapannya mengenai protokol ini bahwa protokol ini perlu mengakomodir data authority sebagai penghargaan bagi yang telah menghasilkan data ini, mengingat dari database IBI akan dikembangkan menjadi suatu indeks biodiversitas Indonesia.
Thomas Barano dari WWF menambahkan, “dalam penerapannya nanti, dengan keberadaan protokol ini diharapkan akan mempermudah semua pihak yang memiliki kepentingan untuk mengakses data ini”. Senada dengan masukan dari Prof. Suwarno dari Komite IBI-KOBI yang menyatakan bahwa istilah-istilah yang digunakan dalam protokol ini harus dibuat sejelas mungkin untuk menghindari multi tafsir yang berpotensi menimbulkan masalah.