Hari Sabtu (16/9/2023) tim pengabdian kepada masyarakat (PkM MBKM-2023) Kedungpoh dibawah bimbingan Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc., yaitu Rahmi Qurrota Aeni, Nala Azkiya, Lena Mardiana, Nurrisma Ika Lestari, dan Kanya Nabila Febrirani melakukan kegiatan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Desa Wisata Klayar, Kedungpoh, Nglipar, Gunung Kidul. Program ini merupakan keberlanjutan dari program penanaman dan pemanenan bawang merah organik yang dilakukan sebelumnya, yaitu pelatihan pengolahan bawang merah organik menjadi produk pangan yang dapat meningkatkan perekonomian. Program ini merupakan kerjasama Tim MBKM Kedungpoh dengan Kelompok Wanita Tani yang dipimpin oleh Sri Murni. Pelatihan dilaksanakan dikediaman Tri Wahyuni, anggota KWT. Pelatihan pengolahan bawang merah menjadi produk diversifikasi pangan berupa siwang dan pasta bawang merah.
Pelatihan pembuatan siwang dilakukan oleh mahasiswa dan Kelompok Wanita Tani sedara praktik langsung. Peserta pelatihan sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan dan tertarik dengan produk siwang. Bahkan produk ini akan diproduksi secara massal dan dipasarkan oleh KWT. Siwang merupakan olahan bawang merah khas Cirebon yang dibuat dari campuran terasi, udang rebin dan bwang merah yang disangrai sehingga memiliki aroma terasi yang kuat dan rasa yang gurih. Produk ini dibuat sebagai pengganti lauk, penambah rasa pada makanan, dan sebagai bumbu tambahan. Siwang memiliki daya simpan yang cukup lama.
Selain siwang, tim MBKM juga memberikan pelatihan pembuatan pasta bawang merah. Pasta bawang mearh merupakan produk antara dari bawang merah yang telah digiling halus dan digunakan sebagai bumbu masak siap pakai. Pasta bawang merah dapat diaplikasikan untuk seluruh masakan yang membutuhkan bawang merah seperti nasi goreng, tumisan, sayur sop, rendang, dan masakan lainnya. Masa simpan produk ini sekitar 3-4 bulan di suhu ruang dan lebih dari 6 bulan di pendingin. Kegiatan ini dapat memberikan pengetahuan dan ide produksi kepada masyarakat khususnya Kelompok Wanita Tani Kedungpoh untuk meningkatkan perekonomian dari sektor pertanian bawang merah organik.
“Kami akan memproduksi siwang dan memasarkan produk ini secara online dan ke pasar sekitar Gunung Kidul”, ungkap Tri Wahyuni selepas acara pelatihan. Bahan bawang merah yang digunakan saat ini adalah bawang merah hasil budidaya organik yang dilakukan oleh tim MBKM Kedungpoh. “Saya bersyukur, aplikasi biofertilizer untuk budidaya organik bawang merah dan diversifikasi pangan dari produknya sangat disambut baik oleh KWT bahkan akan diproduksi dan dipasarkan”, ungkap Dwi Umi Siswanti. Program MBKM pengabdian masyarakat di Kedungpoh diharapkan berlanjut untuk tahun berikutnya dan mendukung visi Desa Kedungpoh sebagai desa unggulan produsen komodtitas pertanian organik dan desa wisata. Lebih lanjut, kegiatan MBKM pengabdian kepada masyarakat ini sebagai upaya mewujudkan dari SDGs1 (No Poverty), SDGs 3 ( Good Health and Well Being) dan SDGs 8 (Decent Work and Economic Growth) karena program pengabdian ini menghasilkan produk organik yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan alternatif bernilai ekonomi tinggi.