Selama masa pandemi Covid-19 tidak Fakultas Biologi UGM tidak bosannya untuk mendiseminasikan hasil-hasil penelitian dosen dan sharing ilmu sesuai dengan kepakaran masing-masing. Kegiatan tersebut difasilitasi melalui Biolecture Series yang telah diselenggarakan sebanyak 5 kali selama masa darurat Covid-19. Biolecture Series didesain agar para dosen dapat berkolaborasi dengan institusi lain dalam sharing keilmuan sebagai perwujudan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. Kali ini Laboratorium Fisiologi Hewan yang menjadi host didalam penyelenggaraan Biolecture, menyusul Laboratorium – Laboratorium lain di Fakultas Biologi UGM. Laboratorium Fisiologi Hewan mengambil tema “Hewan Coba dan Ethical Clearance dalam Penelitian Praklinis” dengan narasumber adalah Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, MP. dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada dan Dra. Mulyati Sarto, M.Si. dari Laboratorium Fisiologi Hewan, Fakultas Biologi UGM. Sedangkan moderator yang memandu acara ini adalah Dr. Slamet Widiyanto, M.Sc. (Fakultas Biologi UGM). Webinar ini diselenggarakan pada hari Kamis, 27 Agustus 2020 pukul 10.00 – 12.00 WIB, menggunakan platform Zoom.
“Biolecture dari Fakultas Biologi UGM ini semoga berguna bagi semua dan senantiasa menjadi barokah”, papar Eko selaku Wakil Dekan bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat, kerja sama dan alumni Fakultas Biologi UGM saat membuka acara. Biolecture diharapkan dapat menjadi wadah dan sarana bekerja sama antar peneliti dan juga diseminasi hasil riset yang bermanfaat untuk masyarakat.
Dra. Mulyati Sarto, M.Si. menjelaskan tentang Pengelolaan Hewan Coba. Hewan coba merupakan hewan yang dipelihara utk digunakan dalam percobaan, penelitian, pendidikan, atau tujuan ilmiah lainnya. Hewan coba harus dipelihara dengan kaidah-kaidah tertentu dan harus memenuhi kesejahteraan hewan. “Hal ini semua dikerjakan untuk menghasilkan riset yang valid”, tutur Mulyati. Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, MP. membawakan materi tentang Ethical Clearance dalam Penelitian Praklinik. Komisi etik ini sangat penting dan memiliki tujuan untuk memastikan bahwa penelitian ini memenuhi kaidah animal welfare, melindungi para peneliti, menertibkan jurnal nasional dan internasional. “Animal right dan animal welfare itu tidak sama”, tambah Pudji.
Biolecture ini diikuti oleh sekitar 275 pendaftar yang sangat beragam, mulai dari siswa, mahasiswa S1, S2, S3, dosen, guru, masyarakat umum dan peneliti. Instansi juga sangat beragam: Universitas Negeri Gorontalo, Undip, Udayana, Universitas Mulawarman, IPB University, UI, LIPI, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Unesa, UIN Raden Fatah Palembang, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Universitas Jember, Universitas palangkaraya, UIN Alauddin Makassar, Universitas Papua, Universitas Muhammadiyah Gresik, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga , Universitas Tanjungpura, Universitas Ahmad Dahlan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, King Abdulaziz University , SMP Muhammadiyah Plus Salatiga, SMAS AL HIKAM, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Universitas Esa Unggul, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA,STIKes DHB, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UM Pare-pare, Universitas Sanata Dharma, Universitas Padjadjaran, Universitas PGRI Semarang, Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, IKIP PGRI PONTIANAK,SMAN 14 MAROS SULAWESI SELATAN, UIN Walisongo, RS Bethesda dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu dari seluruh penjuru tanah air dan luar negeri