Berikut disampaikan informasi tentang Pelatihan Etika Penggunaan Hewan Coba dalam Riset untuk Mahasiswa S1, S2, S3 dan Peneliti. Informasi lebih lengkap dapat diakses pada tautan berikut ini..
BULAKSUMUR — Setelah meraih sertifikat Akreditasi Internasional AUN-QA pada 2011 lalu, yang sekaligus menjadi Program Studi Biologi Pertama di ASEAN yang meraih Akreditasi ini, Fakultas Biologi kini mengajukan akreditasi internasional ASIIN (Accreditation Agency for Degree Programs in Engineering, Informatics/Computer Science, the Natural Sciences and Mathematics). Pada 2018 mendatang, Program S2 Biologi juga akan mengajukan Akreditasi Internasional AUN-QA, sekaligus akan menjadi Prodi S2 pertama yang memperoleh AUN-QA.
Demikian disampaikan Dekan Fakultas Biologi UGM Dr. Budi Setyadi Daryono, M.Agr.Sc. saat merayakan ulang tahun MATALABIOGAMA, Senin (9/10) di Auditorium Fakultas Biologi. Sebagaimana dipaparkan Budi, visi Fakultas Biologi adalah bagaimana bisa menjaga, memanfaatkan, dan juga melestarikan kekayaan biologi tropika khususnya.
Dekan Fakultas Biologi Dr. Budi Setyadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan, dalam riwayatnya hampir 20 tahun Fakultas Biologi menekuni Teaching Faculty, yang berarti hampir semua fakultas dan Departemen Biologi yang ada di Indonesia lahir dari kandungan Fakultas Biologi UGM.(Foto: Taufiq/KAGAMA)
“Supaya anak cucu kita bisa merasakan sebagaimana sekarang yang kita rasakan. Kalau bisa malah berkembang. Kami bersama-sama semua elemen, termasuk teman-teman Kehutanan, Farmasi dan sebagainya, selalu bersinergi untuk menunjukkan visi kami ke depan,” ujarnya.
Pihaknya menjelaskan, kendati sumber daya manusia Fakultas terbilang simpel, namun ia bersyukur. Pasalnya, Fakultas yang sudah berusia 62 tahun ini tercatat memiliki publikasi dan juga penelitian-penelitian yang cukup tinggi bila dihitung rasio. (Kagama.co)
Disamping terus mengembangkan kualitas pendidikan mahasiswa UGM, Fakultas Biologi sebagai salah satu program biologi terbaik dan pelopor ilmu biologi terdepan di Indonesia juga berupaya untuk mendukung perkembangan program studi biologi di institusi pendidikan lainnya di kancah nasional. Salah satu dari upaya yang dilakukan oleh Fakultas Biologi untuk mengimplementasikan visi UGM ini adalah dengan menjalin kerjasama dengan beberapa universitas lain sehingga alumni maupun staf pengajarnya bisa mendapatkan kesempatan studi lanjut di program pascaasarjana di Fakultas Biologi UGM. Setelah sukses bekerja sama dengan kementerian Agama untuk mendidik guru-guru di madrasah dan juga program pendidikan untuk mahasiswa 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal), Fakultas Biologi menjalin kerjasama dengan Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) dan Poltekkes Surakarta.
“Kami ingin agar Program Pascasarjana, khususnya Program Doktor di Fakultas Biologi UGM terus berkembang dan dikenal lebih dekat dengan mitranya” tutur Dr. Budi terkait luaran yang diharapkan dari kerjasama ini.
Di UMS, bentuk kerja sama tersebut diinisiasi dengan penjajagan bersama antara Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dengan pihak UMS pada tanggal 12 September 2017. Kerjasama ini juga mendapatkan sambutan baik oleh Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si, yang juga merupakan alumni Fakultas Biologi UGM. Selain dengan UMS, Fakultas Biologi UGM juga menjalin kerja sama dengan Poltekkes Surakarta. Di Poltekkes Surakarta, bentuk kerjasama yang disepakati kedua belah piham antara lain adalah kuliah Tamu, pengiriman dosen Poltekes Surakarta untuk studi S3 khususnya Prodi Jamu di Fakultas Biologi UGM.
“Ke depan diharapkan peminat dan mahasiswa Program Doktor, Program Pascasarjana Fakultas Biologi UGM terus meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya” tegas Dr. Budi.
BULAKSUMUR — MATALABIOGAMA merupakan salah satu kawah candradimuka tempat penggemblengan insan pejuang-pejuang konservasi dan pembela lingkunga yang sangat penting di Indonesia.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDAE KLHK) Ir. Wiratno, M.Sc. dalam seminar bertajuk “Biologi dan Pengelolaan Berbasis Konservasi Sumber Daya Alam Tropis”, di Auditorium Fakultas Biologi, Senin (9/10).
Pemamaparan materi dari Dirjen KSDAE KLHK Ir. Wiratno, M.Sc. berjudul “Smart Investmen sebagai Strategi Pemanfaatan dan Kawasan Konservasi Indonesia” diwakili oleh Sekretaris Dirjen KSDAE Ir. Herry Subagiadi, M.Sc.(Foto: Taufiq/KAGAMA)
Menurut alumni Fakultas Kehutanan angkatan 1981 ini, di fakultasnya juga terdapat unit kegiatan Mahasiswa Pencinta Alam Silvagama. Pihaknya juga mengajak para mahasiswa untuk turut ambil bagian dalam konservasi sumber daya alam di Indonesia. (Kagama.co)
BULAKSUMUR — Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada genap berusia 43 tahun pada 5 Oktober lalu. Dalam perayaannya, organiasi yang konsen menunjang kehidupan masyarakat dan kelestarian alam ini menggelar seminar bertajuk “Biologi dan Pengelolaan Berbasis Konservasi Sumber Daya Alam Tropis”, di Auditorium Fakultas Biologi, Senin (9/10).
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Biologi Dr. Budi Setyadi Daryono, M.Agr.Sc. menyambut hangat para hadirin yang terdiri dari alumni, mahasiswa, dan jajaran dekanat. Pihaknya juga becerita perjalanan Fakultas Biologi serta peranannya dalam bidang konservasi Sumber Daya Alam Tropis di Indonesia.
“Fakultas Biologi berdiri taggal 19 September 1955. Sekarang usianya sudah 62 tahun. Kami juga senang di tengah perjalanan pada tahun 1974, tepatnya pada tanggal 5 Oktober Matalabiogama juga telah lahir. Kami mengucapkan selamat ulang tahun pada teman-teman Matalabiogama,” ujarnya kepada para hadirin.
Dekan menambahkan, dalam riwayatnya hampir 20 tahun Fakultas Biologi menekuni Teaching Faculty, yang berarti hampir semua fakultas dan Departemen Biologi yang ada di Indonesia lahir dari kandungan Fakultas Biologi UGM. (Kagama.co)
Masalah klasik yang sering dihadapi oleh mahasiswa baru ketika memasuki dunia perkuliahan adalah pilihan untuk mengikuti organisasi di kampus atau fokus terhadap pendidikan akademik. Oleh karena itu, pada hari Kamis 28 September 2017 Kajian Islam Pekanan hadir dengan judul “Aktivis Prestatif” dengan pembicara Fathin Naufal Nur Islam (Teknik Industri UGM 2013) untuk memberikan jawaban atas keresahan para mahasiswa. Sebelum pukul 16.00 WIB, peserta KIP sudah memasuki Ruang V Fakultas Biologi UGM untuk mengikuti kajian.
Kak Naufal memulai acara inti dengan dua pertanyaan. Pertanyaan pertama adalah apakah arti dari mahasiswa aktivis? Dan apakah arti dari mahasiswa berprestasi? Beberapa peserta menjawab kedua pertanyaan tadi. Kak Naufal menyampaikan bahwa saat menjadi mahasiswa aktivis hal pertama yang akan didapat adalah sotf skill dan mahasiswa berprestasi adalah mahasiswa yang menghasilkan sebuah “karya” atau yang didapatkan adalah hard skill. Biasanya saat seseorang berprestasi, maka salah satu outputnya adalah sertifikat. Akan tetapi, prestasi bukan hanya sebatas sertifikat. Sertifikat hanyalah bukti yang sah atas prestasi yang telah didapatkan. Sertifikat memang penting, namun bukanlah yang utama. Akan tetapi kondisi pada saat ini terutama di Indonesia yang menuntut seseorang untuk mendapatkan banyak sertifikat agar mampu menjadi orang yang sukses padahal hal tersebut kurang tepat. Kondisi tersebut menciptakan pribadi yang berambisi mendapatkan sertifikat bagaimanapun caranya dan yang paling memprihatinkan, sering kali tidak peduli apakah ilmu yang didapat dikuasai atau tidak.
Satu pertanyaan lagi dilontarkan oleh Kak Naufal tentang sebuah statement yang sering dikatakan oleh beberapa orang yaitu “IPK dan sertifikat itu tidak penting, yang lebih penting adalah soft skill.” Apakah kalimat tersebut benar? Jawabannya adalah salah. Kak Naufal menyampaikan bahwa pandangan tersebut salah karena baik hard skill dan soft skill penting untuk mencapai tujuan dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan bermasyarakat meskipun prosentase antara hard skill dan soft skill yang digunakan berbeda.
Sebagai seorang muslim seharusnya mampu menjadi pribadi yang berprestasi dan memiliki akhlak yang terpuji. Akhlak dalam konteks ini juga meliputi soft skill. Apabila pemuda muslim tekun dan ulet dalam bidangnya maka suatu negara akan menjadi negara yang maju. Kenyataannya di Indonesia, produk dalam negeri masih kalah bersaing dengan produk-produk luar negeri. Mulai dari makanan hingga barang-barang elektronik didominasi oleh produk luar negeri. Pemuda Indonesia banyak yang kurang berkembang karena orientasi yang dikejar adalah hard skill berupa nilai, IPK dan sertifikat.
Sering kali, mahasiswa baru khawatir apabila akademik mereka terutama nilai, menjadi turun ketika menjadi aktivis di organisasi. Banyak yang khawatir apabila tugas banyak yang tidak terselesaikan karena harus menyelesaikan tugas di organisasi. Kunci dari seimbangnya akademik dan non akademik adalah kemampuan seseorang dalam managemen waktu. Seorang muslim seharusnya memiliki kemampuan dalam mengatur waktu karena salah satu sifat yang wajib dimiliki oleh seorang muslim adalah teratur dalam urusan.
Dalam menjalani proses kehidupan, pasti akan mengalami fase di bawah seperti belum berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan. Akan tetapi tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Seperti yang telah Allah firmankan dalam Al-Quran Surah Yusuf ayat 87 yang berbunyi :
“ Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. “
Para pemuda sering kali melupakan untuk selalu berdoa dan berharap pada Sang Mahapemilik waktu. Padahal Allahlah yang menentukan keputusan apakah kita diizinkan untuk mendapatkan apa yang ditargetkan. Seorang muslim harus senantiasa berikhtiar dengan sebaik-baiknya dan sisanya, harus diserahkan kepada Allah. Kak Naufal menegaskannya dalam salah satu motto hidupnya “Do the best, the rest, leave it to Allah“ . Kak Naufal menambahkan, orang-orang yang berhasil adalah orang-orang yang tidak gentar bermimpi besar. Mimpi besar dan tekad yang kuat serta sikap tawakal kepada Allah, maka akan menuntun pada keberhasilan. Seperti tokoh muslim yaitu Muhammad Al-Fatih yang mampu menaklukkan konstantinopel. Materi inti KIP ini akhiri oleh Kak Naufal dengan sebuah kata-kata motivasi;
“Bukan kemampuan yang membuatmu yakin, namun keyakinanlah yang membuatmu mampu.” (Fathin Naufal Nur Islam)
Sebanyak 200 pakar dunia hadir dalam The 5th International Conference on Biological Science (ICBS) 2017. Pada konferensi yang diselenggarakan Fakultas Biologi UGM, 15-16 September 2017 di East Parck Hotel Yogyakarta ini mendiskusikan hasil-hasil penelitian terkait life science.
Kegiatan diikuti peserta dari tujuh negara di dunia. Beberapa diantaranya adalah Jepang, Swedia, Jerman, Netherland, Australia, Malaysia, dan Indonesia. Acara dibuka secara langsung oleh Rektor UGM Prof.Ir.Panut Mulyono,M.Eng., D.Eng.
“Biologi memiliki kontribusi penting dalam pembangunan ekonomi. Harapannya melalui konferensi ini nantinya dapat menumbuhkan riset biologi baru dan teknologi biologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia,” tuturnya.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc., menyampaikan bahwa penelitian biologi memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan manusia yang lebih baik dan pembangunan berkelanjutan. Oleh sebab itu, penting memajukan bidang keilmuan biologi dan membangun jejaring serta berbagi gagasan maupun hasil riset di kalangan ilmuwan nasional dan internasional.
Penelitian biologi penting dilakukan karena menjadi dasar untuk pengaplikasian yang lebih luas lagi di berbagai bidang sebagai solusi permasalahan di masyarakat. Misalnya, untuk mendorong ketahanan pangan, mencegah perubahan iklim, mengatasi pencemaran lingkungan, dan lainnya.
Ketua panitia, Tuty Arisuryanti,Ph.D., menyampaikan kegiatan kali ini mengangkat tema “Inventing Prosperous Future through Biological Research”. Konferensi dibagi dalam delapan topik, antara lain tentang ekologi dan konservasi, biosistematika, nano bioteknologi, dan biomaterial.
“Melalui konferensi akan membuka kesempatan besar untuk berbagi ide, gagasan, dan hasil riset yang dilakukan serta membangun kolaborasi untuk penelitian di masa depan,”terangnya.
Acara menghadirkan pembicara kunci Prof. Dr.Keiko Natsuaki dari Tokyo University of Agriculture, Jepang. Turut hadir sebagai pembicara lain, seperti Prof. dr. Herman P.Spaink, Universiteit Leiden, Prof. Dr. Ingo Schubert, Leibinz Institute of Plan Genetics and Crop Plant Research Jerman, Prof. Datin, Dr. Maryati Mohamed, Universiti Tun Hussein Onn Malaysia, dan Darmawan Prasodjo,Ph.D., Deputi I Kantor Staf Presiden RI.
Dalam kesempatan tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan MoU antara Fakultas Biologi UGM dengan Faculty of Science, Technology, and Human Development Universiti Tun Hussein Onn Malaysia. Kerja sama dilaksanakan dalam bidang pendidikan dan penelitian meliputi pertukaran mahasiswa dan dosen, kolaborasi riset, dan joint seminar.
Selain itu, juga dilakukan pembentukan tim peneliti restorasi gambut Fakultas Biologi UGM dan Badan Restorasi Gambut. Ada pula launching model hewan penelitian yakni zebra fish antara IBL Leiden dan Fakultas Biologi UGM. (Humas UGM/Ika)
Sabtu, 30 September 2015- Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) Fakultas Biologi UGM kembali menyuguhkan acara yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas mahasiswa UGM. Acara Workshop Penulisan Artikel Ilmiah dan Populer ini menghadirkan Dosen Fakultas Biologi yang sarat akan publikasi ilmiah, Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. dan kolumnis yang aktif di berbagai platform media elektronik, Kalis Mardiasih. Tak hanya dihadiri oleh mahasiswa pascasarjana saja, namun mahasiswa S1 turut menggali wawasan kepenulisan melalui acara tersebut.
Sambutan Ketua Panitia Workshop, Denny M. Fajar mengawali acara workshop dengan mengutip tulisan Stephen King “The scariest moment is always just before you start‘’. Denny menuturkan bahwa umumnya kesulitan untuk menulis berada saat di permulaan, dengan adanya acara ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa melalui berbagai tips dari kedua narasumber. Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Dr. Drs. R.C. Hidayat Soesilohadi, M.S. sebagai Ketua Program Studi Pascasarjana (S-3) Fakultas Biologi UGM. Beliau menuturkan bahwa KMP Biologi UGM turut mendukung keterampilan mahasiswa untuk publikasi sebagai salah syarat terpenuhinya jenjang pendidikan. Beliau juga turut menghimbau supaya outcome dari acara ini dapat meningkatkan kuantitas publikasi ilmiah dan populer dari mahasiswa Fakultas Biologi UGM.
Pukul 09.00 WIB, moderator, Wardha Ayu Andriyuni, S.Si, memandu berlangsungnya pemaparan dari kedua narasumber. Materi perdana disampaikan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc dengan judul Start Publishing or Nothing. “Tren publikasi ilmiah meningkat di 3-5 tahun terakhir karena tuntutan kuantitas dan kualitas publikasi menjadi parameter kesuksesan universitas” tutur dosen yang menggeluti bidang bioteknologi ini. Beliau turut berbagi tips bagi mahasiswa untuk aktif dalam konferensi sebagai sarana membangun jejaring dengan berbagai pakar terkait bidang yang digeluti. Antusiasme peserta workshop juga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang disampaikan kepada beliau. Salah satunya adalah bagaimana menghindari plagiarisme dan apakah ada tips untuk memunculkan ide yang selanjutnya dapat dituangkan dalam jurnal ilmiah. Beliau menuturkan untuk selalu mencantumkan sumber referensi dan menggunakan aplikasi anti-plagiarism.
Selanjutnya materi yang tidak kalah menarik disampaikan oleh Kalis Mardiasih, seorang kolumnis dengan gaya kepenulisan yang interaktif. Kolumnis ini mengulas tentang tren informasi viral yang beredar di dunia maya, sekaligus memberi inspirasi bagi peserta untuk mengembangkan konten viral dari bidang biologi. Tentunya konten yang berkualitas dan dari sumber kredibel. Kalis Mardiasih juga berharap mahasiswa Biologi UGM dapat turut berkontribusi memperluas kajian ilmiah biologi melalui cara yang sederhana dengan konten viral. Di sesi diskusi materi kedua ini juga antusiasme penanya tidak kalah banyaknya. Salah satunya adalah apakah dalam menulis konten viral perlu diperhatikan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan sumber referensi. Kalis Mardiasih kemudian menambahkan bahwa yang terpenting adalah tidak melanggar konstitusi, etika jurnalistik serta panduan EBI.
Sesi terkahir dari acara ini ditutup dengan closing photo session. KMP mengharapkan acara ini dapat meningkatkan kapasitas mahasiswa Fakultas Biologi UGM melalui publikasi jurnal ilmiah maupun tulisan populer, khususnya di ranah Biologi. [Uni Sutiah – Meijig/KMP Biologi UGM]
Minggu, 17 September 2017, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) Fakultas Biologi UGM mengadakan acara pengakraban yang dilaksanakan di desa Wisata Turi, Pulosari Yogyakarta. Semua peserta berangkat menggunakan dua bus pada pukul 07.00 menuju desa wisata bersama panitia. Kegiatan dibuka pukul 08.00 Pendopo 2 dewi Pule dengan agenda acara berupa pembukaan, perkenalan dan pembagian keompok outbond. Sebelum memulai keselurhan rangkaian acara ketika tiba di desa wisata peserta mendapatkan snack berupa jajanan pasar yang disediakan oleh desa wisata. Acara dilanjutkan dengan games dan ice breaking yang dipandu oleh dua guide dari desa wisata. Ada beberapa permainan yang dilakukan untuk pemanasan sebelum outbond dan melatih kekompakan semua peserta. Acara outbond dimulai setelah games selesai. Peserta yang telah dibagi dalam kelompok kecil berjalan bersama guide untuk menyelesaikan setiap tantangan outbond yang identik dengan air.
Tantangan pertama adalah melewati jembatan gantung di atas sungai. Pada sesi ini nyaris tidak ada peserta yang berhasil. Kemudian dilanjutkan dengan susur sungai sambil melewati beberapa permainan. Pada sesi susur sungai ini secara keseluruhan peserta berjalan melalui sungai. Tantangan yang harus dilalui adalah jaring laba-laba yang megasah keberanian serta ketangkasan, menjaga lilin tetap menyala di tengan guyuran air untuk melatih kerjasama, melalui terowongan yang terbuat dari tali-temali, melalui ban vertikal, mengeluarkan bola plastik dari dalam pipa, dan terakir peserta mendaki ke sungai bagian atas sebelum akhirnya kembali ke pendopo. Setelah outbond selesai semua peserta diberikan kesempatan untuk mandi dan makan bersama. setelah acara makan agenda selanjutnya adalah pentas seni yang di sajikan oleh mahasiswa angkatan 2017 dan tim akustik KMP. Mahasiswa angkatan 2017 dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan melakukan pertunjukan seperti menyanyi dan membaca puisi.
Acara pengakaban ini bertujuan agar keseluruhan mahasiswa dapat saling mengenal dan lebih akrab satu sama lain. Baik antar angkatan atau dalam satu angkatan. Hal ini sangat penting agar terbentuk kerjasama selama menjalani masa kuliah dan mengurangi individualitas. Semua mahasiswa yang masuk di jurusan Biologi adalah satu kesatuan seperti keluarga yang diharapkan dalam saling membantu dan bekerjasa untuk menjalani perkuliahan serta memajukan Fakultas Biologi UGM khususnya pascasarjana.
Pertanian masih menjadi salah satu fondasi dalam peradaban manusia saat ini. Pertumbuhan dari pertanian yang sangat cepat dalam satu abad terakhir ini sangat didukung oleh aktivitas penelitian ilmiah. Terlebih lagi, semakin cepatnya pertumbuhan populasi dunia, perubahan kondisi lingkungan dan meningkatnya permintaan pasar, penelitian yang lebih intensif sangatlah penting untuk dilakukan. Untuk mewujudkannya, salah satu lembaga penelitian di Jerman, Institut für Pflanzengenetik und Kulturpflanzenforschung (IPK) atau Liebniz-Institute of Plant Genetics and Crop Plant Research, berfokus pada pengembangan pengetahuan dan teknologi baru yang bertujuan untuk pemanfaatan sumber daya genetik yang komprehensif untuk sains, ekonomi, dan masyarakat.
Sebagai salah satu perwujudan dari World Class Professor Program, Fakultas Biologi hadirkan Pakar Genetika Tumbuhan, Prof. Ingo Schuberts, dari lembaga penelitian tersebut. Setelah menjadi salah satu keynote speaker pada The 5th Internatonal Conference on Biological Sciences yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi pada Jum’at hingga Sabtu lalu (15-16/9), Prof. Ingo juga memberikan seminar dan workshop terkait genetika tumbuhan.
Diawali dengan seminar bertajuk “How to generate a scientific paper”, Prof. Ingo memberikan tips dalam penulisan manuskrip ilmiah agar peluang sebuah tulisan diterima di sebuah penerbit jurnal dapat lebih tinggi. Kegiatan yang diadakan pada Senin, 25 September 2017 ini diadakan di Ruang Sidang Atas Fakultas Biologi UGM yang dihadiri oleh dosen, mahasiswa S1, dan mahasiswa pascasarjana.
Rangkaian program yang juga menjadi bagian dari Senior Experten Service (SES) Jerman ini dilanjutkan dengan Workshop dan Seminar Sitogenetika dan Sitogenomik pada 26-27 September 2017. Workshop yang dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi setyadi Daryono, M.Agr.Sc., dan Kepala Pusat Studi Bioteknologi, Prof.Dr.Ir. Siti Subandiyah, M.Agr.Sc., ini dilaksanakan di Falitma (Fasilitas Penelitian Bersama) Fakultas Biologi UGM dan LPPT UGM. “Pada program World Class Professor Program ini, kita berfokus pada topik food security sehingga workshop ini sangat sesuai dengan fokus kita”, ujar Prof. Siti pada sambutan yang diberikannya. Dr. Budi juga menyampaikan bahwa penelitian sitogenetika dan sitogenomik sangat berguna dalam ilmu terapan seperti pertanian dan juga untuk kemajuan negara Indonesia.
Materi yang disampaikan dalam workshop meliputi penjelasan teknis dan pengamatan sel dengan metode squash, metode hibridisasi, dan metode washing dan signal detection. Pada workshop yang dihadiri oleh 24 peserta yang berasal dari berbagai fakutas di UGM maupun dari institusi di luar UGM peserta ini, Prof. Ingo tidak menyampaikan materinya sendiri, melainkan ditemani dengan Dr. Rita Schuberts, Pakar Bioteknologi yang juga merupakan istri dari Prof. Ingo.
Di hari selanjutnya, seminar berjudul “Cytogenomics for Duckweeds, an Emerging Crop” diadakan di Auditorium Fakultas Biologi UGM dihadapan. Duckweed atau yang dikenal sebagai kiambang di Indonesia merupakan tumbuhan akuatik yang memiliki potensi sebagai sumber pangan yang menjanjikan. Selain sebagai bahan pangan, duckweed juga dapat digunakan sebagai agen bioremediasi namun dengan konsekuensi tidak dapat dikonsumsi melainkan sebagai bahan biofuel. Prof. Ingo melakukan studi terkait sitogenetik dan sitogenomik untuk mengetahui evolusi dari duckweed yang mampu tumbuh dengan sangat cepat.
Kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama Fakultas Biologi UGM dan Pusat Studi Bioteknologi UGM ini mendapatkan kesan yang sangat baik, baik dari Prof. Ingo maupun dari pihak UGM. Dalam seminarnya, Prof. Ingo menyampaikan bahwa beliau tidak menyangka dengan jumlah peserta hadirin seminar yang banyak. Senada dengan kesan baik Prof. Ingo, Dr. Budi selaku Dekan Fakultas Biologi UGM juga menyampaikan bahwa Seminar Sitogenetika dan Sitogenomika sangat bermanfaat khusunya bagi civitas academika Fakultas Biologi.