Pengabdian kepada Masyarakat
Selasa (4/6) Tim Biofermed yang diketuai oleh Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc. dengan anggota Ronald Wihan Pradana, Tiffa Kusuma Dewi, Fharsya Febrildha, Rindha Amarsita dan Siti Muyassaroh. Tim Biofermed menggelar workshop pembuatan biofertilizer di Lumbung Mataraman, Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul. Workshop diikuti sekitar 20 orang wanita tani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani Kedungpoh dipimpin langsung oleh Ibu Lurah (Ibu Dwiyono). Peserta merupakan perwakilan lebih dari 200 orang anggota KWT yang berasal dari sepuluh pedukuhan di Kalurahan Kedungpoh.
Tim Biofermed merupakan gabungan dari anggota MBKM Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat di bawah bimbingan Dwi Umi Siswanti yang bermitra Kelompok Wanita Tani di Lumbung Mataraman, Kalurahan Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, Gunungkidul. Tahun ini Tim Biofermed mengusung tema pemanfaatan biofertilizer untuk pengendalian antraknosa dan remediasi residu fungisida pada tanaman cabai. Workshop ini merupakan salah satu rangkaian program Tim Bioremed yang diagendakan mulai Maret hingga November 2024.
Dwi telah menyiapkan starter mikrobia sebanyak 1.200 mili liter untuk urin sapi sebanyak 60 liter yang telah disiapkan oleh anggota KWT. Setelah urin disaring dan dipastikan bersih dari feses, starter mikrobia dimasukkan dalam galon berisi urin sapi. “Urin yang tercampur feses akan menyebabkan fermentasi tidak sempurna, ditandai dengan bau urin yang masih menyengat setelah dua minggu”, ujar Dwi di sela sela proses produksi biofertilizer. Anggota KWT sangat antusias mengikuti workshop kali ini, bahkan tidak sedikit diantara peserta meminta starter untuk dibawa pulang guna pembuatan biofertilizer secara mandiri. “Kami akan membuat biofertilizer ini dan menggunakan di lahan kami juga di luar Lumbung Mataraman”, kata Heni, salah satu anggota KWT Kedungpoh. Pada sesi workshop ini, Tim Biofermed dan KWT Kedungpoh membuat biofertilizer sebanyak 60 liter dalam galon bekas air mineral. “Pelatihan ini mendukung upaya kami dalam menciptakan ikon produk khas Kedungpoh berupa pangan organik berbahan cabai yang akan kami usung dalam lomba PKK se-DIY November nanti”, ungkap Ibu Dwiyono sengan bangga.
Setelah workshop selesai, Tim Biofermed mengukur lahan yang akan digunakan sebagai lahan penanaman cabai dan menghitung dosis biofertilizer yang akan digunakan sebagai pupuk dasar maupun sebagai pengendali antraknosa dan remediasi residu fungisida. Ronald dan Tiffa menggunakan biofertilizer untuk remediasi residu fungisida, sedangkan Rindha, Fharsya dan Muyas menggunakannya untuk pengendali antraknosa pada tanaman cabai. Acara diakhiri dengan makan dan berfoto bersama diselingi diskusi ringan di lahan pertanian Lumbung Mataram seluas 1,6 Ha.
Kegiatan ini merupakan aplikasi dari SDGs nomor 3 (Kesehatan yang baik dan Kesejahteraan), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab),15 (Menjaga Ekosistem Darat) dan dan kemitraan demi mencapai tujuan (17). (TIM BIOFERMED)
Perkembangan pariwisata pada saat ini terus berkembang dan menjadi andalan bagi masyarakat setempat. Salah satu potensi besar yang mudah dalam prinsip pengembangannya adalah pemanfaatan bentang alam kawasan yang memiliki potensi wisata. Kabupaten Gunungkidul merupakan kawasan yang didominasi oleh kawasan karst dengan potensi wisata yang beragam, baik berupa pantai, goa, bukit, air terjun, pegunungan, tempat bersejarah, dan wisata budaya. Salah satu kawasan potensial wisata bentang alam dengan topografi lanskap potensial yaitu di Kalurahan Kathongan, Kapanewon Nglipar, khususnya Wisata Punthuk Kepuh.
Wisata Punthuk Kepuh menawarkan pemandangan sunrise terbaik yang dikelilingi oleh perbukitan karst. Selain itu, terdapat fasilitas playground, camping, glamping, joglo, musholla, warung UMKM, dan taman. Namun, kondisi dan karakteristik tanah pada Punthuk Kepuh menyebabkan sulitnya penataan tanaman perindang dan pengembangan taman. Sehingga perlu dilakukan pengembangan dan penataan taman yang menjadi tujuan dari pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) berbasis program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Dalam rangka penataan taman pada kawasan wisata Punthuk Kepuh, pada hari Sabtu dan Minggu, 1-2 Juni 2024 telah dilaksanakan kegiatan PkM-MBKM arsitektur lanskap taman dan penataan taman oleh Anggi Nada, Tsaabita Roona, dan Purwi Anis di bawah bimbingan oleh Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si. berkolaborasi dengan program Garden Management dari Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT) yang berjumlah 37 orang mahasiswa. Sasaran program pengabdian ini adalah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Punthuk Kepuh yang dikatalis bersama tim KSAT.
Proses pembuatan taman berlangsung selama dua hari. Pada hari pertama, dilaksanakan survei lahan dan penyesuaian desain yang ada pada tiga site taman kemudian dilanjutkan dengan proses pembersihan dan eksekusi lahan. Proses desain taman selanjutnya dipresentasikan di depan warga dan POKDARWIS untuk mendapatkan umpan balik serta saran dari sudut pandang masyarakat. Pada hari kedua, dilaksanakan finalisasi pembuatan taman dan penutupan kegiatan.
Kegiatan penataan taman tahap pertama ini berjalan dengan lancar dan disambut sangat baik oleh masyarakat, khususnya POKDARWIS. Respons dari Mujiyono selaku ketua POKDARWIS, menyambut baik kerja sama PkM-MBKM ini untuk menambah nilai estetika dan memberikan dukungan dalam upaya memajukan pariwisata di Punthuk Kepuh. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman praktik langsung sekaligus meningkatkan jiwa sosial bagi mahasiswa yang terlibat dalam memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat. Selaku dosen pembimbing dan pengusul PkM-MBKM, Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si. menyatakan bahwa program ini sebagai upaya kontribusi UGM dalam SDG 15 perihal pengelolaan ekosistem darat yang berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat.
Tim MBKM Penelitian- Pengabdian “BIOFERMED (Biofertilizer dan Bioremediasi)” telah melakukan sosialisasi dan pemaparan program tentang pemanfaatan biofertilizer sebagai pengendali antraknosa dan remediasi residu fungisida pada tanaman cabai di Lumbung Mataraman, Kedungpoh, Gunungkidul pada hari Kamis (23/5/2024). Tim Biofermed ini terdiri dari Fharsya Febrildha, Rindha Amarsita, Siti Muyassaroh, Ronald Wihan Pradana dan Tiffa Kusuma Dewi yang merupakan mahasiswa bimbingan Dwi Umi Siswanti, S.Si., M.Sc. Kegiatan penelitian dan pengabdian ini merupakan keberlanjutan dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2021, 2022, dan 2023 di Desa Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul.
Saat ini, program pengabdian (MBKM Pengabdian Masyarakat) berfokus pada perluasan pemanfaatan biofertilizer sebagai pengendali antraknosa pada tanaman cabai di lahan sawah dan greenhouse Lumbung Mataraman. Program MBKM penelitian menitikberatkan pada pemanfaatan biofertilizer sebagai agen remediasi residu fungisida anorganik pada tanaman cabai di Lumbung Mataraman. Pengabdian masyarakat dilatarbelakangi oleh serangan penyakit antraknosa pada tanaman cabai di Lumbung Mataraman dan belum adanya solusi pengendali secara organik. Penelitian terkait bioremediasi residu fungisida dilatarbelakangi oleh penggunaan fungisida anroganik dari berbagai merk yang masif di Lumbung Mataraman dan berimbas pada keamanan hasil panen.
Sosialisasi dimulai dengan pemaparan rencana program dari Dwi dengan merencanakan pelatihan pembuatan biofertilizer berbahan urin sapi dan aplikasinya. “ Biofertilizer yang berisi beberapa spesies mikrobia dalam media urin sapi ini diharapkan efektif dan efisien mengendalikan antraknosa di Lumbung Mataraman serta menurunkan residu fungisida anorganik yang selama ini sering digunakan”, ujar Dwi dalam paparannya. Mitra program MBKM Penelitian-Pengabdian Masyarakat terdiri dari Kelompok Wanita Tani Kedungpoh (10 kelompok) dan pengelola Lumbung Mataraman antusias dengan program yang disampaikan oleh Tim Biofermed. “Kami sudah menunggu-nunggu program lanjutan dari Fakultas Biologi”, ujar Lurah Kedungpoh mewakili mitra tani.
Didik Purnomo sebagai Direktur Lumbung Mataraman menyampaikan bahwa Tim Biofermed akan mendampingi Mitra KWT (Kelompok Wanita Tani) dari sepuluh pedukuhan yang dikoordinir oleh Tri Wahyuni. Kelompok Wanita Tani Kedungpoh menantikan kerjasama dengan Tim Biofermed bahkan persiapan untuk pembenihan tanaman cabai pun sudah dilakukan oleh ibu-ibu kelompok tani ini beberapa waktu lalu. “Kami sudah siap menanam cabai dan memakai biofertilizer formula Bu Wawien, siap menunggu arahan selanjutnya.” ujar Tri Wahyuni, salah satu penggerak pertanian Kedungpoh yang menyandang predikat Perempuan Inisiator Bidang Pertanian 2024 Kabuaten Gunungkidul.
Kegiatan ini merupakan aplikasi dari SDGs nomor 3 (Kesehatan yang baik dan Kesejahteraan), 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab),15 (Menjaga Ekosistem Darat) dan dan kemitraan demi mencapai tujuan (17). (TIM BIOFERMED)
Yogyakarta, 26 Mei 2024- Tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM MBKM) Fakultas Biologi 2024 Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Desa Madurejo, yang diketuai oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc. dengan judul “ Penguatan Kemandirian Ekonomi Dengan Pengenalan Digital Marketing dan Sosialisasi Perizinan Perdagangan Produk Tepung Labu Susu Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Madurejo, Prambanan” dengan anggota 5 mahasiswa Fakultas Biologi yaitu diantaranya Haris Dwi Nugroho, Laksita Chesarina, dan Ihsanti Dwi Nugroho telah melaksanakan program pertama dari rangkaian kegiatan PkM-MBKM pada Kelompok Wanita Tani Melati Desa Madurejo. Program pertama ini memfokuskan pada Sosialisasi Program Pengabdian Masyarakat (MBKM) dan Pengenalan PIRT, Layak Hiegene, Produk Halal, serta Pentingnya Kemasan Cantik, di mana sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan pentingnya PIRT, layak hiegiene, produk halal, serta pentingnya kemasan cantik.
Program pengabdian ini dilaksanakan pada hari Minggu 26 Mei 2024, dimulai pukul 15.30 hingga 17.30 WIB di rumah Ibu Romli selaku salah satu anggota KWT Melati di Desa Madurejo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan sesi permainan dan doorprize agar seluruh peserta merasa senang dan dapat fokus mengikuti sosialisasi. Selanjutnya peserta mengerjakan pretest mengenai produk serta keahlian dari masing-masing ibu KWT Melati untuk menggali potensi produk yang akan dipasarkan.
Pematerian pertama diberikan oleh Dian Sartika, S.Si., M.Sc. yang menjelaskan mengenai pentingnya strategi dalam memproduksi suatu produk dalam skala kelompok usaha mikro pada KWT Melati. Dijelaskan bahwa penting untuk menerapkan strategi yang baik dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada dengan proses pengolahan, produksi, pengemasan, hingga pemasaran produk yang baik. Pada pematerian ini juga dijelaskan mengenai pentingnya PIRT (Produk Industri Rumah Tangga), layak hiegene, serta produk halal dan juga perbedaan ketentuan dan proses di dalamnya. Pada akhir pematerian pertama, pembicara berharap kekurangan atau kesulitan yang ada nantinya dapat diselesaikan melalui program MBKM pengabdian kepada masyarakat ini bersama dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Kesempatan ini diharapkan dapat memajukan perekonomian mandiri pada masyarakat dan berkelanjutan di masa depan.
Pematerian kedua diberikan oleh Prof. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc., beliau menyampaikan sambutan dan rasa bahagia atas antusiasme dari ibu KWT Melati terhadap program MBKM pengabdian kepada masyarakat ini. Beliau menjelaskan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang berkaitan dengan pengembangan tanaman labu susu mulai dari proses penanaman hingga panen, kemudian proses pengolahan hasil panen menjadi tepung, hingga pada proses pra-pemasaran. Hal ini dilakukan supaya produk yang dihasilkan dapat berkualitas baik dari segi estetika, keamanan, dan ketahanan sehingga harapannya produk dapat dikenalkan pada masyarakat mulai dari pemasaran kecil dikenalkan pada Jasmine Corner di Fakultas Biologi UGM. Prof Budi berpesan bahwa dalam prosesnya tidak terjadi secara instan dan terkadang tidak sesuai keinginan, tetapi keuletan dan keinginan dari KWT Melati itu yang dapat menghantarkan pada kemandirian ekonomi. Kegiatan ini ditutup dengan dokumentasi bersama.
Kegiatan PkM MBKM yang diselenggarakan ini juga diharapkan dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs). Dengan mengadakan sosialisasi ini, kami menargetkan 7 (tujuh) poin dari 17 (tujuh belas) poin SDGs : poin ke satu (no poverty : tanpa kemiskinan), poin ke dua (zero hunger : tanpa kelaparan), poin ke empat (gender equality : kesetaraan gender), poin ke 8 (decent work and economic growth : pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), poin kesepuluh (reduced inequalities : berkurangnya kesenjangan), dan poin ke dua belas (responsible consumption and production : konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab). Selain itu kegiatan ini juga merupakan capaian IKU 2 (MBKM di luar kampus) dan IKU 3 (dosen di luar kampus) bagi Fakultas Biologi UGM.
Sosialisasi ini diharapkan memberikan wawasan kepada anggota KWT Melati melalui diskusi bersama serta meningkatkan kerjasama dan dapat berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan yang bermanfaat bagi sesama. [MBKM PKM Labu Susu]
Bertempat di Balai Dukuh Kledokan, pada tanggal 20 Mei 2024 telah berlangsung pertemuan antara Tim Pengabdian Desa Mitra yang dipimpin oleh Dr.Dra.RR. Upiek Ngesti WA., DAP&E, M.Biomed dengan Perangkat Dukuh Kledokan, yang dipimpin oleh Bapak Punjul Santosa. Pada kesempatan tersebut dihadiri sekitar 50 orang yang terdiri atas Kelompok Wanita Tani (KWT) Rejosari dengan ketua ibu Marthin Sumarahayu beserta anggota; Kelompok Peternak (KP) Rejosari dengan ketua Bapak Adil beserta anggota, Ketua Karang Taruna, Herdika Yudianto dengan anggota; Pendamping Bapak Maliki, dan Ketua PKK Kledokan, ibu Tri Harini beserta anggota, serta dari LPM Catur Tunggal, Bp. Herman Purwadi.
Sebagai narasumber pada kegiatan tersebut adalah Sari Dharmasiwi, S.Si., M.Biotech., Ph.D; Nur Indah Septriani, S.Si., Ph.D, dan Woro Anindito Sritunjung, S.Si., M.Sc., Ph.D. Pada pertemuan tersebut disampaikan edukasi secara singkat tentang cara penyimpanan bahan makanan yang higienis, berbagai macam olahan berbahan dasar susu sapi, peningkatan konsumsi protein melalui budidaya lele dalam ember (“budikdamber”), dan pemanfaatan minyak atsiri sebagai aroma terapi. Kegiatan demonstrasi atau praktek akan ditindaklanjuti dengan mengikuti jadwal pertemuan ibu-ibu PKK, Kelompok Wanita Tani, dan Kelompok Ternak, serta Karang Taruna. Pada kegiatan ini, melibatkan mahasiswa dari Fakultas Biologi, Nur Farah Susilowati dan Ahmad Aris Budi R, dan 2 mahasiswa Fakultas Pertanian, yaitu Irfan Putra Ramadhan dan Aprilia Nur Safitri.
Di Dukuh Kledokan secara mandiri memelihara sekitar 36 ekor sapi dan 4 diantaranya merupakan sapi perah. Ketersediaan pakan ternak senantiasa terjaga karena terdapat lahan-lahan yang ditanami sebagai sumber pakannya. Permasalahan yang dihadapi peternak adalah tentang kebersihan kandang dan cara olah kotorannya yang belum optimal. Kelompok peternak telah memiliki peralatan untuk mengolah kotoran ternak, namun belum dapat dilakukan secara optimal. Untuk itu kedepan, selain edukasi tentang kandang juga diperlukan pendampingan dalam mengolah kotoran ternaknya.
Pertemuan diakhiri dengan melihat langsung kondisi kandang ternak dan demplot berbagai tanaman sayur, seperti gambas, kacang panjang, pare, cabai, yang lokasinya berdekatan dengan area peternakan. Kegiatan pengabdian ini mendukung komitmen Fakultas Biologi UGM dalam menyukseskan pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama nomor 3: “Kehidupan yang sehat dan Sejahtera” dan 17: “Kemitraan untuk mencapai tujuan”.
Buah salak buah pepaya,
Enak disantap banyak manfaatnya,
Mengabdi berbagi ilmu bersama-sama,
Agar Dukuh Kledokan semakin maju dan jaya…..
Tim Pengabdian Desa Mitra untuk Lumbung Mataraman, Kedungpoh Gunungkidul, Kamis (23/5/2024) mengunjungi Lumbung Mataraman dan diterima oleh Lurah Kedungpoh (Dwiyono) dan Direktur Lumbung Mataraman (Didik Purnomo) beserta anggotanya. Tim Pengabdian terdiri dari Drs. Hari Purwanto, MP.,Ph.D., Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si.,M.Kes, Ludmilla Fitri Untari, S.Si.,M.Si., Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc. dan Dr. Bambang Retnoaji, M.Sc. yang diwakili oleh dua mahasiswanya untuk berkoordinasi dengan mitra.
Acara dimulai dengan pemaparan rencana program masing-masing anggota. Dimulai dari Hari Purwanto yang merencanakan pembuatan sekaligus pelatihan budidaya lebah klanceng; Soenawan Hery memaparkan rencana pembuatan vermikompos dan pakan ternak plus dengan penambahan POC-2023; Dwi Umi Siswanti merencanakan adanya pelatihan pembuatan biofertilizer dan aplikasinya untuk penanganan antraknosa pada tanaman cabai; Ludmilla memaparkan rencana penanaman tanaman langka di Lumbung Mataraman dan mendokumentasikan data Etnobotani masyarakat Kedungpoh serta Bambang menyampaikan pesan kepada mitra bahwa tim akan membuat pelatihan budidaya wader. Mitra yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani Kedungpoh (10 kelompok) dan pengelola Lumbung Mataraman antusias dengan program yang disampaikan oleh Tim Desa Mitra Fakultas Biologi untuk Lumbung Mataraman. “Kami sudah menunggu-nunggu program dari Fakultas Biologi”, ujar Lurah Kedungpoh mewakili mitra tani.
Didik Purnomo sebagai Direktur Lumbung Mataraman menanggapi paparan Tim Desa Mitra dengan optimis bahwa program pengabdian ini akan berdampak semakin melegitimasikan Lumbung Mataraman sebagai Edu-Agrowisata yang diperhitungkan di Gunungkidul. Kedungpoh mulai menggeliat dengan banyaknya kunjungan studi banding dari berbagai kelompok tani dari Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan salah satu penggerak pertanian Kedungpoh, Tri Wahyuni, meraih predikat “Perempuan Inisiator Bidang Pertanian 2024” dari Bupati Gunungkidul di Bulan April lalu. “Semoga dengan program pengabdian dari Fakultas Biologi UGM ini, kami akan semakin maju dan berdampak luas”, ungkap Didik dalam sambutannya.
Masing-masing pengusul program diarahkan oleh direktur Lumbung Mataraman untuk bertemu langsung dan mendiskusikan agenda selanjutnya dengan PIC masing-masing program. Hasil koordinasi ini menghasilkan kesepakatan waktu pelasanaan program selanjutnya serta mempersiapkan infrastruktur yang diperlukan. Acara ditutup dengan makan cemilan (godhokan) dan berfoto bersama. Kegiatan ini merupakan pengejawantahan dari SDGs nomor 1 (Pemberantasan Kemiskinan), 2 (Peniadaan Kelaparan), 5 (Kesetaraan Gender), 10 (Pengurangan Kesenjangan) dan 17 (Kemitraan demi mencapai Tujuan). (TIM-LM)