Arsip:
Pengabdian kepada Masyarakat
Pada tanggal 16 Oktober 2024, Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM kembali memberikan pelatihan/studi tiru Pengelolaan pupuk organik bagi staf pengelolaan sampah dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta. Pelatihan ini terselenggara atas permintaan dari Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset dan SDM Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Peserta pelatihan/studi tiru adalah staf pengelolaan sampah dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM yang hadir sebanyak 25 orang. Acara tersebut dibuka oleh Kapala Kantor Administrasi Fakultas Biologi Mulyanto, S.T.,M.M. sedangkan narasumber untuk kegiatan tersebut adalah Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc. dan Sukirno, S,Si.,M.Sc. Ph.D. Dalam kesempatan tersebut disampaikan metode pengelolaan dan pembuatan kompos dengan penambahan Bioferti 2023, program ini tidak hanya menangani pengelolaan sampah tetapi juga berperan penting dalam restorasi ekosistem. Dengan mendaur ulang limbah organik, dan berkontribusi pada kesehatan ekosistem lokal, meningkatkan kualitas tanah, dan mempromosikan keanekaragaman hayati. Pendekatan ini sangat penting dalam konteks perubahan iklim, karena ekosistem yang sehat lebih tahan terhadap tekanan lingkungan.
“Pelatihan/studi tiru ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat Fakultas Biologi yang memiliki formula Bioferti 2023 untuk membantu mempercepat pengomposan materi organik”, kata Sukirno saat pematerian.
Bioferti 2023 merupakan produk starter dari Fakultas Biologi UGM yang terbukti mampu mendegradasi sampah organik dalam waktu sekitar 7 sampai 14 hari. Hasil analisis formula ini mempunyai kandungan N 2,70% , P 0,62% dan K 68,3% sehingga memenuhi standar pupuk organik. Formula ini terus dikembangkan oleh Satgas Pengelola Sampah Organik yang mempunyai tim ahli Sukirno, S.Si.,M.Sc.,Ph.D. dan Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc.
Sebagai kesimpulan, kunjungan studi tiru FEB UGM tentang pengelolaan sampah dari Fakultas Biologi UGM mencerminkan komitmen UGM terhadap pendidikan untuk keberlanjutan. Dengan fokus pada restorasi ekosistem, perubahan iklim, universitas mengambil langkah signifikan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan. Program Bioferti menjadi model bagi fakultas dan institusi lain, menunjukkan pentingnya mengintegrasikan praktik berkelanjutan ke dalam pendidikan dan penelitian.
Pada hari Sabtu, 12 Oktober 2024 telah dilaksanakan kegiatan Sarasehan bertajuk “Pengolahan Limbah Organik Ramah Lingkungan dengan Mikrobia Katalitik dan Aplikasi Biostimulan dalam Pertanian dan Hortikultura” di Balai Pertemuan Dusun Manukan, Desa Condong Catur, Sleman. Kegiatan sarasehan tersebut merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pengabdian kepada Masyarakat, Fakultas Biologi, UGM tahun 2024 yang diketuai oleh Prof. Dr. Endah Retnaningrum, M, Eng dengan 3 anggota mahasiswa yaitu Saffanah, Fadhila Nujannah dan Sekar Alya Maharani.
Sarasehan diikuti oleh oleh pengurus dan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Dusun Manukan dengan jumlah 30 orang. Acara sarasehan diawali dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan pemaparan materi dan diskusi. Pemaparan materi pertama mengenai “Pengolahan Limbah Organik Ramah Lingkungan dengan Mikrobia Katalitik” oleh Prof. Dr. Endah Retnaningrum, M, Eng. Limbah organik yang dibuang masyarakat, sampai saat ini umumnya dikelola dengan cara penimbunan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), sehingga masih menyebabkan pencemaran, air, tanah dan udara. Limbah organik baik dari limbah perkotaan, limbah agroindustri rumah tangga dan kotoran hewan dapat diolah menggunakan mikrobia katalitik yang terdapat dalam usus maggot Black Soldier Fly (BSF). Tahapan pengolahan limbah organik tersebut meliputi pemilahan jenis limbah organik, pengaturan ukuran limbah organik dan pemeliharaan maggot BSF dalam limbah organik sampai semua limbah telah dirombak oleh mikrobia katalitik dalam usus maggot BSF.
Pemaparan materi sarasehan kedua mengenai “Aplikasi Biostimulan dalam Pertanian dan Hortikultura” oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. Biostimulan mengandung beberapa supplemen berupa nutrient, asam amino, ekstrak tumbuhan atau ganggang laut, asam humat, chitosan, beneficial microbes (Azotobacter spp., mycorrhizal fungi, Rhizobium spp., dan Azospirillum spp.). Biostumulan tersebut bermanfaat untuk budidaya pertanian dan hortikultura karena dapat menstimulasi penyerapan nutrien oleh tanaman, meningkatkan kualitas dan hasil tanaman, meningkatkan aktivitas mikrobia rizosfer dan enzim-enzim, meningkatkan ketersediaan hormon serta meningkatkan fotosintesis. Selain manfaat positif tersebut biostimulan dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia dan mengurangi efek gas rumah kaca, mendukung green agriculture, meningkatkan pendapatan masyarakat serta mendukung program ketahanan pangan nasional. Setelah pemaparan materi sarasehan, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab dengan peserta sarasehan yang sangat antusias serta diakhiri dengan penutupan acara berupa foto bersama. Kegiatan sarasehan tersebut menunjukkan dukungan terhadap pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam mendukung air bersih dan sanitasi layak, kota dan komunitas berkelanjutan, penanganan perubahan iklim dan ekosistem darat (SDG 6, SDG 11, SDG 12 dan SDG 15).
Kulon Progo, 10 Oktober 2024—Tim Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Berbasis Kemitraan Skema DRTM KEMENDIKBUD RISTEK, Fakultas Biologi UGM yang dipimpin oleh Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D. bersama anggota tim mahasiswa yang terdiri dari R. Hanindyo Adi, S.Si., M.Sc., Aryo Setyo Pandu Wiranto, S.Si., M.Sc., Puji Lestari S.Pd., Syefrina Rosyada, S.Si., dan Kaifa Salwa Arrahma bersama mitra Omah JAMTRA, yakni Bapak Yunianto Hargo Nugroho, S.Hut, Ibu Nurdiana Setianingsih, Ibu Suparti, dan Bapak Sunu mengadakan kegiatan pelatihan pengetahuan serangga dan brainstorming bersama masyarakat Dusun Crangah, Desa Hargotirto, Kapanewon Kokap, Kabupaten Kulon Progo untuk menggali potensi sebagai desa wisata berbasis entomologi.
Pada kegiatan ini, tim bersama mitra Omah JAMTRA mengunjungi rumah Bapak Tukino selaku Ketua RT 47 Padukuhan Crangah sebagai tempat berkumpulnya masyarakat. Kegiatan ini dihadiri oleh warga masyarakat Padukuhan Crangah yang berjumlah sekitar 35 orang, serta tokoh masyarakat yang meliputi Ketua RT, Kepala Dusun, dan perwakilan Kelurahan Desa Hargotirto.
Kegiatan ini dipandu oleh Puji Lestari S.Pd sebagai pembawa acara dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan oleh tokoh masyarakat. Selanjutnya, pada sesi inti dilaksanakan penyampaian materi yang berjudul “Konservasi Serangga Langka: Potensi Desa Wisata Berbasis Entomology Eduventure” oleh Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan brainstorming terkait potensi Padukuhan Crangah sebagai desa wisata. Selain itu, pada sesi ini juga dilaksanakan sharing bersama pengelola Omah JAMTRA, yakni Bapak Yunianto Hargo Nugroho, S.Hut yang memberikan ilmu dan wawasannya mengenai budidaya ulat sutera Samia yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun. Rangkaian kegiatan ditutup dengan makan siang bersama warga dan dokumentasi bersama.
Kegiatan pengenalan dan penggalian potensi ini berjalan dengan lancar dan tim diterima dengan sangat antusias oleh warga. Melalui pemaparan materi dan brainstorming ini, diharapkan akan terjalin kerja sama yang baik antara Padukuhan Crangah sebagai tempat konservasi serangga langka sekaligus desa wisata berbasis entomology eduventures.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap Tujuan Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals), yaitu No Poverty: Tanpa Kemiskinan; Industy, Innovation, and Infrastructure: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur; dan Partnership for the Goal: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Permasalahan sampah di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menjadi tantangan besar dalam beberapa tahun terakhir. Masalah ini berdampak langsung pada kualitas hidup warga, mulai dari pencemaran lingkungan hingga masalah kesehatan. Melihat urgensi ini, Tim Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2024, yang dipimpin oleh Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes., bersama anggota tim yaitu Anida Safriyani, Nailah Aufa Khansa Darin Azhar, Rizquita Brillianti, dan Safia Putri Sakanti mahasiswa Fakultas Biologi, UGM angkatan 2021, merasa perlu memberikan pendampingan terkait pengelolaan sampah dan inisiasi Bank Sampah di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
Program ini dilaksanakan atas kerja sama dengan Takmir Masjid Jami’ Darussalam, yang diwakili oleh bapak Gunardi S.Si. Pendekatan program dilakukan secara bertahap, dimulai dengan survei untuk memetakan kebiasaan pengelolaan sampah warga Dusun Pajangan. Survei tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 September 2024, dengan melibatkan sekitar 40 warga, berusia antara 14 hingga 70 tahun. Program ini dilanjutkan dengan sosialisasi yang bertajuk “Pengelolaan Sampah dan Inisiasi Bank Sampah di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman” pada tanggal 5 Oktober 2024. Dalam kegiatan ini, tim MBKM menjelaskan mengenai jenis sampah organik dan anorganik, serta teknik pengelolaannya menggunakan prinsip 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace). Tim juga memaparkan konsep bank sampah dan tahapan inisiasinya. Program ini mendukung pencapaian beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan no. 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), no. 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak), serta no. 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Selama sosialisasi, warga sangat antusias dan menunjukkan minat yang tinggi dalam memahami cara pengelolaan sampah yang benar. Diskusi yang berlangsung juga penuh partisipasi aktif dari warga. Sebagai langkah awal untuk inisiasi pendirian bank sampah, tim MBKM memberikan beberapa tempat sampah untuk pemilahan sampah organik dan anorganik. Tujuan utamanya adalah menumbuhkan kesadaran dan inisiatif warga Dusun Pajangan dalam memilah sampah yang mereka buang, sekaligus sebagai langkah awal pembentukan bank sampah di dusun tersebut. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar di lingkungan sekitar mereka. Dengan menerapkan pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari, warga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, taraf hidup, kesehatan, serta menambah nilai ekonomis dari pengelolaan sampah rumah tangga.
Pada hari Minggu, 6 Oktober 2024, Tim Pengabdian kepada Masyarakat Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM MBKM) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan kegiatan workshop di Dusun Sendari, Sleman, DI Yogyakarta. Kegiatan ini dipandu oleh tiga dosen, yaitu Dr. Woro Anindito Sri Tunjung, M.Si. Novita Yustinadiar, dan Dr. Wahyu Aristyaning Putri, bersama dengan 12 mahasiswa. Program ini mendukung inisiatif Sendari Mandiri yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat agar lebih mandiri dalam mengelola sumber daya mereka.
Dengan tema “Pemanfaatan Bahan Bekas dan Minyak Atsiri sebagai Lilin Aromaterapi Ramah Lingkungan,” program ini mengajarkan masyarakat cara kreatif mengolah bahan bekas, seperti lilin tak terpakai dan minyak jelantah, menjadi lilin aromaterapi. Lilin ini tidak hanya bermanfaat untuk relaksasi, tetapi juga berfungsi sebagai pengusir nyamuk alami. Minyak atsiri yang digunakan memiliki kandungan bioinsektisida yang mampu mengusir nyamuk dengan aroma menenangkan, yang juga membantu mengurangi stres dan menciptakan suasana santai di rumah.
Kegiatan yang berlangsung di RT03, RW19 Dusun Sendari, bertempat di rumah Bapak Djijana (Ketua RT), dihadiri oleh 27 anggota PKK. Acara dibuka dengan pre-test dan doa bersama. Annisa Fadhilah, salah satu mahasiswa tim PkM MBKM, memaparkan proses pembuatan lilin aromaterapi ramah lingkungan dari bahan bekas seperti parafin lilin, minyak jelantah, dan crayon bekas. Tim juga menjelaskan cara meningkatkan kualitas minyak jelantah menggunakan arang aktif yang mampu menyerap senyawa berbahaya, sehingga aman digunakan kembali.
Dalam sesi praktik, Zahra Azkia Razzak dan Zahra Fitri Annisa memandu peserta dalam pembuatan lilin aromaterapi. Peserta melihat langsung proses dari awal hingga akhir pembuatan lilin, yang kemudian bisa dipraktikkan di rumah dengan bantuan brosur panduan yang diberikan.
Acara ditutup dengan post-test, pembagian doorprize berupa payung kepada 10 peserta yang beruntung, serta cinderamata berupa lilin aromaterapi untuk semua peserta yang hadir. Kegiatan ini mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera serta SDG 4 tentang pendidikan berkualitas.
Program PkM MBKM Fakultas Biologi 2024 diharapkan dapat terus meningkatkan kesadaran lingkungan dan memberdayakan masyarakat melalui kegiatan yang berkelanjutan dan bermanfaat. Dengan keterampilan yang diberikan, masyarakat Dusun Sendari diharapkan semakin mampu memanfaatkan limbah menjadi produk bernilai guna, sekaligus mendukung gaya hidup yang lebih sehat dan ramah lingkungan.
Pada tanggal 5 Oktober 2024, bapak Susilohadi, S.Si., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada melakukan sosialisasi tentang definisi, peran, dan pengelolaan sempadan sungai khususnya terkait konservasi kepada warga Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian acara Program Hibah Desa Mitra di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta tahun 2024.
Acara diawali dengan penjelasan terkait definisi sempadan sungai. Sempadan sungai merupakan area sempit dan memanjang yang menjadi transisi antara ekosisem perairan dan daratan. Bagi masyarakat yang tinggal pedesaan, sempadan sungai merupakan satu-satunya “hutan” yang tersisa dari kawasan pemukiman dan hamparan persawahan yang menyita hampir 90% kawasan desa. Peran sempadan sungai sangatlah penting selain sebagai buffer zone perairan dan daratan juga sebagai agen penangkap karbon, pencegah erosi, filter air, menjaga kesehatan tanah dan tempat tumbuhnya vegetasi alam, serta habitat bagi beraneka ragam satwa liar.
Pada kesempatan ini, bapak Susilohadi, S.Si., M.Si., Ph.D. selaku narasumber menekankan bahwa peran sempadan sungai bagi masyarakat ini menjadi penting mengingat saat ini kawasan tersebut banyak mengalami alih fungsi lahan terutama ekspansi yang dilakukan pengembang perumahan dan kondisi darurat pengelolaan sampah. Kota Yogya dan kabupaten Sleman secara keseluruhan banyak terjadi kriminalitas lingkungan dengan liarnya orang membuang sampah domestik maupun industri di sekitar sempadan sungai. Sosialisasi ini juga sejalan dengan SDG nomor 15 yaitu pengelolaan ekosistem daratan dengan tujuan rinci seperti perlindungan area lindung, pengelolaan aliran air, restorasi vegetasi dan rehabilitasi satwa liar, pengelolaan limbah dan polusi serta edukasi dan partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat, khususnya dari Dusun Pajangan Wedomartani, pada sosialisasi ini cukup besar dan antusias terutama oleh keaktifan para perempuan yang ikut terlibat mendiskusikan tetantang masa depan sungai dan sempadan Sungai di wilayah perkampungan mereka sebagai bagian dari ekosistem kehidupan masyarakat setempat.
Dalam rangka meningkatkan peran aktif Kelompok Wanita Tani mendukung Circular Waste Management, TIM PkM-MBKM 2024 yang diketuai oleh Dr. Diah Rachmawati, S.Si. M.Si. melakukan evaluasi kegiatan pengolahan sampah organik terintegrasi sistem akuaponik pada Hari Sabtu, 05 Oktober 2024 pukul 15.30 -17.30 WIB di Kelompok Wanita Tani (KWT) Amanda di Pedukuhan Kepuh Wetan, Kalurahan Wirokerten Kapanewon Banguntapan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam kegiatan tersebut, TIM PkM-MBKM yang beranggotakan Hanif Fauzan Saputra, Salma Nur Majidah, Maharani Pratiwi S.A., M. Reza Hendriansah, Rima Vegi Santika, Eka Nur Oktavia, Adzkiya Aqmaliza R., dan Agra Daffa Putra memaparkan laporan kemajuan dan evaluasi pengolahan sampah organik terintegrasi sistem akuaponik yang telah dilakukan sebelumnya. Evaluasi yang dilakukan mencakup kendala yang terjadi selama proses pelaksanaan dan monitoring, disertai dengan solusi yang efektif baik dari budidaya maggot, budidaya lele maupun budidaya tanaman secara akuaponik. Beberapa kendala yang terjadi diantaranya terdapat beberapa lele yang mati serta pertumbuhan tanaman yang sedikit lebih lambat. Hal tersebut kemungkinan karena kandungan amonia yang tinggi, sehingga kendala dapat diatasi dengan pengurasan bak lebih intensif sehingga air tidak terlalu keruh dan tidak banyak mengandung amonia. Pemilihan jenis tanaman dalam sistem akuaponik juga perlu mendapat perhatian.
Maggot memiliki potensi yang besar baik sebagai pakan ternak maupun ikan. TIM PkM-MBKM juga memberikan materi dan praktik pengolahan maggot menjadi pakan ternak maupun ikan dengan beberapa metode meliputi; metode langsung dengan pemberian maggot secara langsung kepada ikan atau hewan ternak, pembuatan pakan kering baik dengan cara dioven, dijemur maupun disangrai sehingga diperoleh pakan dengan masa simpan yang lebih panjang, serta pakan bubuk yang diproses lebih lama dengan cara fermentasi untuk memperoleh produk yang halus dengan masa simpan lebih lama. Kegiatan berikutnya adalah praktik pembuatan inovasi pakan ternak dan ikan dari maggot menjadi pakan kering dengan metode dioven. Proses pengeringan maggot di dalam oven dilakukan dengan dua cara yaitu dioven pada suhu yang rendah sebesar 60oC selama 10 menit atau dengan suhu yang lebih tinggi sekitar 80oC selama 3 sampai dengan 5 menit. Maggot yang telah mengering tersebut dapat langsung digunakan sebagai pakan ternak dan ikan dengan keunggulan masa simpan yang relatif lebih lama dan tidak mudah busuk dengan penyimpanan di suhu ruang.
Kegiatan ini memberikan manfaat bagi mahasiswa melalui pengembangan keterampilan riset dan pemberdayaan sosial, serta manfaat bagi mitra dengan optimalisasi pengelolaan limbah dan peningkatan produktivitas. Inovasi pengolahan maggot menjadi pakan ikan untuk selanjutnya diimplementasikan untuk meningkatkan penghasilan. Kolaborasi ini dapat memperkuat relasi Tim PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM dengan mitra yang berkelanjutan (SDG 17), meningkatkan kesadaran lingkungan, dan membuka peluang kemandirian berwirausaha khususnya bagi Kelompok Wanita Tani Amanda sebagai wujud peningkatan perekonomian masyarakat, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG 4 dan 8).
Senin, 30 September 2024, tim Pengabdian kepada Masyarakat program Desa Mitra Wukirsari, telah menyelenggarakan kegiatan yang ketiga di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Kegiatan dibuka dan dipandu oleh Dr. Maryani, M.Sc. yang dilanjutkan dengan sambutan dari ketua tim Ibu Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D. Pertemuan kali ke tiga ini diisi oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. yang memaparkan tentang mikroalga bertemakan “Pengenalan Spirulina: Budidaya dan Manfaatnya”. Kepada 35 orang peserta yang hadir, yang merupakan ibu-ibu PKK Dusun Sruni, disampaikan bahwa Spirulina adalah ganggang yang ukurannya sangat kecil, berwarna hijau, berbentuk spiral, dan dapat ditemukan di perairan manapun, baik di sungai, laut, maupun tambak. Ganggang ini sangat kaya akan nutrisi dan menyehatkan. Spirulina mengandung protein yang tinggi hingga mencapai 70%, sama dengan protein dari telur. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi risiko diabetes dan kolesterol, juga bisa mendukung pertumbuhan anak-anak agar terhindar dari stunting. “Hasil panenan bentuknya berupa bubuk, seperti tepung, kemudian bisa dibuat dalam bentuk kapsul atau berbagai macam produk, dan dijual dengan harga yang relatif tinggi” tutur Dr. Eko sambil menunjukkan galon berisi kultur Spirulina dan sampel bubuk Spirulina yang sudah dikemas apik kepada para peserta yang antusias mendengarkan pemaparan. “Produk bubuk tersebut bisa langsung ditambahkan ke berbagai makanan: dicampur dengan nasi hangat, ditambahkan ke dalam makanan berkuah, atau dicampur ke minuman” tambahnya.
Dr. Eko juga menyampaikan cara budidaya Spirulina yaitu dengan mencampurkan bibit Spirulina ke dalam media berupa air bersih yang ditambah dengan pupuk. Selain itu, dengan penyesuaian pH, pemberian aerator yang disambungkan dengan selang, dan lampu, kultur Spirulina sudah dapat dipanen sekitar 7-21 hari atau ketika warnanya sudah hijau kebiruan. Pemanenan dilakukan dengan penyaringan menggunakan nilon filter, kemudian diperas hingga diperoleh bentuk pasta. Selanjutnya, bentuk pasta tersebut dijemur di bawah sinar matahari untuk pengeringan.
Pada kegiatan ini, juga didemokan cara mengkulturkan Spirulina yaitu dengan menggunakan wadah galon bekas air mineral. Sesi ini dibantu oleh adik-adik mahasiswa yaitu Renata Adaranyssa Egistha Putri, Muhammad Farrel Zharif Zidane, dan Finka Aulia. Starter bibit Spirulina dicampur dengan air bersih dengan perbandingan 1:1. Pupuk, yang komposisinya merupakan hasil penelitian tim mikroalga di bawah supervisi Dr. Eko, lalu ditambahkan ke dalam campuran kultur sebagai sumber nutrisi yang mendukung pertumbuhan Spirulina. Aerator dan lampu kemudian dipasang dan dimasukkan ke dalam galon. Kultur ini dibiarkan hingga siap dipanen saat warnanya sudah hijau pekat kebiruan. Aerator dan lampu bisa berkala dihidupkan dan dimatikan secara bergantian siang atau malam. Sesi ini, kemudian dilanjutkan dengan diskusi terkait materi dan kuis berhadiah doorprize yang menambah semangat peserta dalam menjawab pertanyaan mengenai materi.
Pada kegiatan kali ke tiga ini, seluruh tim dosen Desa mitra Wukirsari ikut hadir dan terlibat, yaitu Prof. Dr. Diah Rachmawati, S.Si., M.Si., Ibu Utaminingsih, S.Si., M.Sc., Dr. Aprilia Sufi Subiastuti, S.Si., Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si., Novita Yustinadiar, S.Si., M.Si., dan Dr. Siti Nurbaiti, S.Si. Kegiatan hari ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat yang mungkin belum banyak mengetahui tentang mikroalga, khususnya Spirulina. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) Indonesia yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera (3); Tanpa Kelaparan (2); Tanpa Kemiskinan (1).
Setelah penyampaian tema Spirulina selesai, tim dosen dan peserta singgah di tempat penanaman hidroponik yang merupakan tema yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Berbagai tanaman yang ditanam secara hidroponik, seperti kangkung, selada, dan sawi, tumbuh dengan sangat subur dan siap untuk dipanen. Tim dari Fakultas Biologi UGM juga menyampaikan bantuan berupa plastik UV yang harapannya dapat dimanfaatkan untuk bangunan greenhouse sederhana yang secara inisiatif sudah dibuat oleh Ibu-ibu PKK Desa Sruni.
Pada tanggal 28 September 2024, kegiatan sosialisasi Budidaya Ikan dan Tanaman di Dalam Ember (BUDIKDAMBER) telah dilaksanakan dengan baik di Dusun Blotan, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc. St., bersama para mahasiswa yang terlibat dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pengabdian Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun anggaran 2024 / 2025. Adapun mahasiswa yang terlibat adalah Cika Aprilia Hendriana (21/476880/BI/10740), Wafiq Nur Azzizah (21/483174/BI/10899), Nayla Rasya Nareswari (21/481407/BI/10844) dan Della Thasya L.S. (21/476868/BI/10739).
Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai teknik BUDIKDAMBER, yaitu metode integrasi antara budidaya ikan dan tanaman dalam satu wadah ember. Metode ini efektif untuk mengoptimalkan lahan terbatas, serta hasil budidaya ikan dan sayuran dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dengan cara yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Peserta sosialisasi yaitu ibu-ibu warga Dusun Blotan khususnya ibu-ibu PKK RT 01. Mahasiswa menyiapkan leaflet tentang BUDIDAMBER dan penjelasan teknis dilakukan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. terkait cara menjalankan budidaya ikan dan sayuran ini di rumah masing-masing. Dalam kegiatan ini peserta yang hadir menerima ember yang telah didesain khusus untuk BUDIKDAMBER, lengkap dengan pembagian bibit lele sebagai langkah awal untuk memulai budidaya ikan.
Selain sosialisasi tentang BUDIKDAMBER, dilakukan pula panen sayuran terong, kailan dan sawi pagoda yang merupakan hasil penanaman dari kegiatan MBKM sebelumnya. Hasil panen ini dibagikan kepada para peserta. Hal ini dilakukan sebagai contoh nyata keberhasilan program MBKM yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus memberikan motivasi kepada warga untuk terus melanjutkan praktik budidaya sayuran di masa mendatang. Melalui program ini, diharapkan warga Dusun Blotan dapat meningkatkan kemandirian pangan dan ikut berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dengan menerapkan metode pertanian dan perikanan yang inovatif dan berkelanjutan. Kegiatan pengabdian ini mendukung program SDGs (Sustainable Development Goals) terutama pada pilar ke 2 yaitu mengakhiri kelaparan (zero hunger) dan pilar ke 12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (responsible consumption and production). Kegiatan ini diharapkan akan berlanjut guna mendukung peningkatan kualitas hidup masyarakat serta mendukung SDGs pilar ke 3 yaitu kesehatan yang baik dan kesejahteraan (good health and well-being) bagi semua lapisan masyarakat.