• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Pengabdian kepada Masyarakat
  • hal. 30
Arsip:

Pengabdian kepada Masyarakat

Kepedulian Dosen Fakultas Biologi UGM Dalam Kegiatan Konservasi Berupa Penyelamatan Labi-Labi Bintang (Chitra chitra) Satwa Langka dan Dilindungi

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Kamis, 7 Februari 2019

Kembali dosen Fakultas Biologi UGM berperan dalam kegiatan konservasi, yaitu penyelamatan labi-labi bintang di Yogyakarta. Labi-labi bintang (Chitra chitra) adalah satwa kelompok reptil yang langka dan dilindungi Undang-Undang Indonesia. Keberadaan jenis ini di wilayah Propinsi DIY belum terdata dengan baik. Labi-labi bintang ini ditemukan oleh warga di Sungai Sempor, Dusun Mantaran, Kelurahan Triharjo, Kabupaten Sleman pada akhir bulan Januari 2019.

Donan Satria Yudha, M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, yang juga Kepala Museum Biologi UGM menerima informasi dari Mas Irwanjasmoro, pemancing yang tergabung dalam WWI (Wild Water Indonesia), mengenai ditemukannya labi-labi bintang (Chitra chitra), tanggal 31 Januari 2019 malam sekitar pukul 20.29 WIB. Selang sehari, Tim Quick Respon BKSDA Yogyakarta mendatangi lokasi dan membawa satwa tersebut ke lokasi transit sebelum dibawa ke Gembira Loka Zoo (GLZoo).

Donan kemudian berkoordinasi dengan Polhut BKSDA Yogyakarta yaitu Pak Purwanto dan Pak Widodo guna mendapatkan informasi detail dan membuat surat ijin untuk melakukan identifikasi dan morfometri. Kemudian pada tanggal 4 Februari 2019, Tim Biologi diketuai oleh Donan selaku kepala Museum Biologi UGM membawa tim yang terdiri dari FX Sugiyo Pranoto, S.Si. (Frans) selaku teknisi Museum Biologi UGM; Rury Eprilurahman, M.Sc. sebagai salah satu dosen Biologi UGM ahli herpetologi; tiga alumni mahasiswa dan Kelompok Studi Herpetologi (KSH) Fakultas Biologi UGM yaitu Hendy Eka Putra, Rachmat Aditama Dwija Putra dan Ikhsan Jaya. Selain itu kami dibantu juga oleh Mas Saliyo dari Animal Keeper Jogja (AKJ) dan Mas Eka Tri Prasetiya. Kami datang ke Cagar Alam Gunung Gamping untuk melakukan identifikasi, morfometri dan membantu memindahkan labi-labi bintang ke GLZoo.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Tim Biologi melakukan pengukuran karapas, plastron, dan tubuh, kemudian identifikasi guna memastikan spesies serta jenis kelaminnya. Hasil identifikasi kami adalah spesies Chitra chitra berjenis kelamin jantan dan usia dewasa tua. Setelah diidentifikasi dan dilakukan morfometri, labi-labi bintang tersebut diletakkan di GLZoo agar mendapatkan perawatan yang layak dan observasi menyeluruh mengenai kondisinya.

Karena penemuan ini merupakan rekaman pertama kali adanya Chitra chitra di Yogyakarta, maka kami Tim Biologi berencana untuk mendatangi lokasi sungai ditemukannya. Tujuan kami ke lokasi, untuk melakukan studi lebih lanjut mengenai habitat labi-labi bintang tersebut. Data studi tersebut dapat melengkapi informasi bagi keberadaan spesies langka dan dilindungi Undang-Undang di Yogyakarta. Hasil studi kami akan diinformasikan kepada masyarakat sehingga mereka dapat melindungi sungai sebagai habitat labi-labi.

Kembangkan Desa Wisata Agro-Bahari Kemadang Tim Desa Binaan Biologi UGM Laksanakan Panen Perdana Kelengkeng Super Sleman

Pengabdian kepada MasyarakatRilis BeritaTajuk Rabu, 30 Januari 2019

(29/01) Tim Desa Binaan Fakultaas Biologi UGM adakan kegiatan panen perdana Kelengkeng Super Sleman di Pantai Porok, Desa Kemadang, Tanjungsari, Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tim Desa Binaan Fakultas Biologi UGM dimotori oleh Dr. Budi Setiadi Daryono M. Agr. Sc. dengan ketua Soenarwan Hery Poerwanto S.Si, M.Si. dan beranggotakan Dr. Purnomo M.S, Yusuf Sulaiman, S.I.P dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Kegiatan ini merupakan program penutup hibah desa binaan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada Periode Kedua 2018. Dalam kegiatan tersebut turut hadir Drs. Tri Joko, M.Si, perwakilan DPKM UGM Widodo S.T.P., M.Sc. dan Suparna S.Sos serta masyarakat Desa Kemadang.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Kelengkeng Super Sleman yang dikembangkan Fakultas Biologi UGM semenjak tahun 2017 di Desa Kemadang telah berhasil memenuhi beberapa kriteria unggul diantaranya masa panen singkat (1,5 tahun), dapat ditanam di dalam pot, tidak musiman, daging buah yang tebal, ukuran buah yang besar dan rasa yang manis, selain itu resistensi hama dan stress lingkungan yang tinggi. Kegiatan panen perdana itu sendiri diisi dengan petik buah bersama dan makan buah bersama.

Dibawah bimbingan pakar Kelengkeng Super Sleman (KSS) Yusuf Sulaiman S.I.P. masyarakat Desa Kemadang diharapkan dapat mengembangkan KSS menjadi beragam produk. Hal ini nantinya dapat mendukung pengembangan Desa Wisata Agro-Bahari Kemadang di tahun 2019. Widodo S.T.P., M.Sc. mengungkapkan kebanggaan beliau atas pencapaian Fakultas Biologi dalam mengembangkan budidaya KSS di Desa Kemadang. “Pengembangan Kelengkeng Super Sleman hasil penelitian Fakultas Biologi UGM ini diharapkan dapat meningkatkan diversifikasi produk hasil pertanian masyarakat Desa Kemadang. Selain itu dapat menjadi faktor pendukung peningkatan taraf kesejahteraan masyarakat dan pengembangan Desa Kemadang itu sendiri sebagai Desa Wisata Agro-Bahari. Secara keseluruhan budidaya dan hasil panen Kelengkeng Super Sleman sangat memuaskan”, tutur Widodo S.T.P., M.Sc. Rencana di Periode  Ketiga 2019 yaitu optimalisasi budidaya Kelengkeng Super Sleman sebagai varietas lokal unggul dalam mendukung Desa Wisata Agro-Bahari Kemadang, Tanjungsari, Gunung Kidul berbasis Education for Sustainable Development . “Perbanyakan bibit Kelengkeng Super Sleman secara mandiri dengan cangkok dan sambung pucuk oleh masyarakat menggunakan pohon KSS yang telah ada sedang dilakukan untuk dapat mendukung program di Periode Ketiga 2019. Kedepan  diharapkan program budidaya Kelengkeng Super Sleman dapat ditingkatkan melalui sinergi antara Tim Desa Binaan, masyarakat Desa Kemadang, segenap Pemerintah Daerah Kab. Gunung Kidul dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Gunung Kidul untuk dapat meningkatkan kemandirian masyarakat”, tutur Soenarwan Hery Poerwanto S.Si, M.Si.

“Diharapkan dalam program Desa Binaan di Periode Ketiga 2019 kemandirian dan inisiasi Desa Wisata Agro-Bahari Kemadang dapat tercapai”, tutup Suparna S.Sos.

 

Peran serta dosen Fakultas Biologi UGM dalam kegiatan “Analisa Kematian Penyu di Pantai Siliran, Kulon Progo DIY 2018”

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Rabu, 19 Desember 2018

Pada tanggal 11 Desember 2018 pagi sekitar pukul 04.30 WIB, Donan Satria Yudha, M.Sc., dosen Fakultas Biologi UGM, yang juga Kepala Museum Biologi UGM menerima informasi dari teman-teman pemancing yang tergabung dalam WWI (Wild Water Indonesia), mengenai ditemukannya penyu mati di wilayah Pantai Siliran, Kulon Progo. Menindaklanjuti informasi tersebut, Donan segera berkoordinasi dengan menghubungi pihak BKSDA Yogyakarta guna meneruskan informasi tersebut. Pada hari yang sama, tim gabungan dari Fakultas Biologi UGM, WWI, AKJ dan BKSDA Yogyakarta segera menuju lokasi ditemukannya bangkai penyu tersebut. Tim Biologi diketuai oleh Donan selaku kepala Museum Biologi UGM membawa tim yang terdiri dari FX Sugiyo Pranoto, S.Si. (Frans) selaku teknisi Museum Biologi UGM; Rury Eprilurahman, M.Sc. sebagai salah satu dosen Biologi UGM ahli herpetologi; serta drh. Slamet Raharjo, MP. dari Fakultas Kedokteran Hewan UGM untuk melaksanakan nekropsi penyu bersama tim BKSDA Yogyakarta.

Slide 3
Slide 1
Slide 2

Donan dan tim tiba di lokasi sekitar pukul 10.00 WIB, di lokasi sudah menunggu Mas Bambang dan Mas Rohmad dari WWI Kulon Progo, yang membantu proses penguburan penyu malam sebelumnya dan Mas Nur Rohmat relawan dari AKJ (Animal Keeper Jogja). Tidak lama kemudian, drh. Yuni Tita Sari dan beberapa anggota dari BKSDA Yogyakarta datang ke lokasi.

Proses nekropsi berlangsung lebih kurang 3 jam. Menurut Donan, jenis penyu yang ditemukan adalah penyu hijau (Chelonia mydas). Identifikasi tersebut berdasarkan penghitungan jumlah sisik karapas dan pola sisik kepala. Penyu yang ditemukan dalam keadaan mati tersebut memiliki ukuran panjang karapas sekitar 75 cm dan lebar karapas sekitar 45 cm.

Setelah diidentifikasi dan diukur karapasnya, Frans bersama Donan kemudian mulai membedah penyu tersebut dengan berkoordinasi dengan drh. Tita. Sampel paru-paru dan usus kemudian diambil untuk dianalisa patologinya. Berdasarkan pengamatan di lapangan, drh. Slamet Raharjo dan Donan memperkirakan usia penyu tersebut adalah dewasa tua, ditinjau dari beberapa hal, yaitu: ukuran karapas dan adanya teritip (Cirripedia, subfilum Crustacea) yang menempel pada tubuh luar penyu. Pada penyu yang mati ini, banyak sekali dijumpai teritip di bagian karapas dan tungkai belakang. ’Hal ini sangat umum dijumpai pada penyu dikarenakan larva teritip berenang bebas dan dapat menempel di setiap bagian tubuh hewan laut maupun benda mati di dalam laut” sambung Rury. “Pada individu penyu yang masih muda dan kuat (sehingga mampu berenang dengan cepat dan sigap), kemugkinannya sangat kecil bagi larva teritip untuk menempel dan membangun cangkang atau “rumah” di permukaan luar tubuh penyu” tambah drh. Slamet. Setelah semuanya beres, bagian tubuh penyu yang telah di nekropsi kemudian dikubur kembali di tempat semula. Kegiatan analisa kematian penyu pada hari itu akhirnya berjalan dengan lancar dengan kerjasama antara dosen-dosen Fakultas Biologi UGM, Fakultas Kedokteran Hewan UGM dan BKSDA Yogyakarta. Peran tim Biologi lebih dalam hal identifikasi jenis penyu, pembedahan dan prakiraan usia penyu.

Peneliti UGM Tak Temukan Plastik di Bangkai Penyu, hanya Kulit Ikan Buntal

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Selasa, 18 Desember 2018

Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada meneliti bangkai penyu yang dikabarkan mati dengan kondisi plastik keluar dari perutnya. Mereka bukan melaksanakan otopsi melainkan memeriksa apakah benar terdapat sampah plastik pada penyu dan mengidentifikasi jenis plastik. Apakah pula kondisi Congot bisa mempengaruhi kehidupan satwa, utamanya di laut. Para peneliti dari Biologi UGM mendatangi kubur penyu di Congot. Mereka membongkar kubur, mengangkat bangkainya, memeriksa secara detil bagian yang masih tersisa, dan memastikan apakah ada plastik dalam bangkai itu. Setelah tahap pemeriksaan berlangsung hampir 2,5 jam, para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.

Para peneliti dari Biologi UGM mendatangi kubur penyu di Congot. Mereka membongkar kubur, mengangkat bangkainya, memeriksa secara detil bagian yang masih tersisa, dan memastikan apakah ada plastik dalam bangkai itu. Setelah tahap pemeriksaan berlangsung hampir 2,5 jam, para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.

“Setelah dibongkar tidak ketemu plastiknya,” kata Donan Satria Yudha, dosen laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi, UGM, Senin (17/12/2018).

Dalam pemeriksaan itu, Donan memastikan tidak ada plastik di sana. Namun, mereka mendapati kulit transparan berduri dari ikan buntal. Donan pun menduga, kematian penyu ini bisa saja terkait apa yang dimakannya. “Kita waktu bongkar tadi ketemu kulit ikan buntal. Suspect, tersangka utamanya, (mati) makan ikan buntal,” kata Donan. Karena tak ditemukan plastik, Donan menduga, ada kemungkinan orang salah persepsi tentang plastik dari tubuh penyu. Bisa jadi itu sejenis jaringan tipis yang mirip plastik. “Saya tinggal identifikasi lewat foto,” katanya. Semua memang masih sulit dipastikan. Kondisi bangkai yang sudah sangat rusak, dan hanya foto maupun video yang bisa menjadi alat bukti untuk mengidentifikasi kebenaran akan plastik keluar dari tubuh penyu.

Tidak hanya soal plastik, jenis penyu itu pun tidak bisa segera dipastikan. “Jenis kemungkinan penyu Lekang. Tapi ada teman (sesama peneliti di Trisik) yang mengatakan itu penyu Hijau. Karenanya kami cari kepalanya untuk identifikasi, tapi tidak ketemu. Baru bisa (identifikasi) lewat foto, besok,” kata Donan. Misteri Ikan Buntal Kulit ikan berduri diyakini dari ikan buntal. Kulit itu ditemukan dalam tubuh bangkai penyu yang sudah hancur. Donan menduga, kematian penyu terkait pula dengan ikan buntal ini. Namun yang mengherankan, bagaimana ikan jenis ini dimakan karena sejatinya bukan pakan penyu. Penyu biasanya hanya memakan alga, ganggang, dan bisa juga ubur-ubur. “Jarang sekali tahu, mereka makan ikan buntal. Tersangka utamanya, (mati) makan ikan buntal” kata Donan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Peneliti UGM Tak Temukan Plastik di Bangkai Penyu, hanya Kulit Ikan Buntal”, https://regional.kompas.com/read/2018/12/17/17433131/peneliti-ugm-tak-temukan-plastik-di-bangkai-penyu-hanya-kulit-ikan-buntal.
Penulis : Kontributor Yogyakarta, Dani Julius Zebua
Editor : Aprillia Ika

Fakultas Biologi UGM Dukung Pasar Ndelik di Puri Mataram dengan Penggunaan Pewarna Alami Makanan

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Senin, 26 November 2018

Pariwisata menjadi salah satu ujung tombak perekonomian dunia. Di Indonesia, pariwisata diestimasi akan menyumbang US$ 16 miliar pada tahun ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis tengah tahun ini, kunjungan wisatawan mancanegara mengalami kenaikan 12.92% dengan angka 9.06 juta kunjungan. Sementara itu, di Yogyakarta higga Juni tercatat total 1.859.888 pengunjung yang terdiri dari wisatawan mancanegara 113.993 orang dan wisatawan domestik 1.745.895 orang. Tren positif ini disambut baik oleh berbagai kalangan, salah satunya dengan pembukaan destinasi wisata baru yang mengedepankan pengalaman menyenangkan seperti banyaknya lokasi foto dan lezatnya hidangan khas daerah.

Pasar Ndelik, yang berada dalam kawasan Puri Mataram, menjadi produk wisata menjanjikan di lingkup Yogyakarta. Terletak di Dusun Jugang Pangukan, Tridadi, Sleman, area Pasar Ndelik menawarkan atraksi berupa makanan tradisional dan proses jual belinya. Mengandalkan Pandel sebagai pengganti fisik rupiah, penjual di Pasar Ndelik juga menekan penggunaan plastik dalam transaksinya. Walaupun demikian, masih banyak potensi yang perlu digali dari para penjual di Pasar Ndelik. Maka dari itu, Lisna Hidayati, M. Biotech. dan koleganya melakukan pengabdian dengan tema utama penggunaan pewarna alami. Aries Bagus Sasongko, M. Biotech., salah satu anggotanya, mengungkapkan bahwa penggunaan pewarna makanan dari bahan alam seperti kembang telang, daun suji, dan kunyit akan meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli produk makanan minuman di Pasar Ndelik.

Slide 1
Slide 2
Slide 4
Slide 3
Slide 5
Slide 6

Kegiatan pengabdian ini memiliki tujuan teknologi tepat guna. Diawali dengan pelatihan penggunaan pewarna alami, pematerian mengenai kemasan alami, penanganan komplain konsumen, perhitungan laba rugi, filosofi makanan, hingga perhitungan kalori makanan sudah disampaikan. Pada kesempatan ini, kegiatan pengabdian sudah mencapai puncak acaranya dengan berbagai agenda. Acara dimulai dengan zumba bersama masyarakat sekitar dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM dan Wakil Bupati Kabupaten Sleman. Pada kesempatan ini, Wabup menyampaikan bahwa masyarakat harus gemar melakukan aktivitas fisik serta berharap Pasar Ndelik bisa menjadi tujuan wisata yang sangat terkenal hingga ranah internasional. Acara dilanjutkan dengan prosesi nandur bareng yang secara simbolis dilakukan oleh Wakil Bupati Kabupaten Sleman, Dra.Hj.Sri Muslimatun, M.Kes., Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dan Direktur Bumdes Tridadi Makmur, H. Agus Khaliq serta pihak sponsor. Acara yang dibantu oleh Keluarga Mahasiswa Pascasarjana, alumni dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM serta didukung oleh Hatmoko Batik, JCI Yogyakarta, Pusaka Nusantara, Perempuan Berkebaya dan Puri Mataram ini dilanjutkan dengan lomba masakan tradisional yang menyasar penjual di Pasar Ndhelik. Pada lomba ini, peserta diharapkan mampu mengimplementasikan semua materi yang telah disampaikan. Penjurian dilakukan oleh Dwi Larasatie Nur Fibri, Ph.D. selaku perwakilan panitia, Nurpuji Mumpuni, S.Si.,M.Kes. selaku Ketua Dharmawanita Fakultas Biologi UGM, Johan Wiryanto, selaku perwakilan dari Kepala Desa Tridadi menghasilkan juara I yaitu dari kelompok Dewi Sikandi, juara II dari kelompok Dewi Woro Sembrodo, juara III diraih oleh Dewi Sri, juara harapan I oleh Dewi Kunti, juara harapan II oleh Dewi Sinta serta juara favorit dari kelompok Tara. Acara dilanjutkan dengan Mbathik bareng dan roadshow Pasar Ndelik. Luthfi Nurhidayat, M. Sc. berujar bahwa saat ini Puri Mataram terus berbenah untuk menjadi salah satu destinasi utama keluarga, salah satunya dengan panganan tempo dulu yang ramah lidah. “Wah saya merasa senang sekali setiap hari minggu saya berjualan disini selalu ramai. Saya juga bisa menambah wawasan tentang banyak hal. Pokoknya saya semakin termotivasi untuk menjadi penjual yang bijak, bisa ngasih tau pembeli asal usul makanannya dan juga ramah lingkungan” kata Susmiati, penjual di Pasar Ndelik. “Saya baru pertama kali kesini dan menangkap kesan kalau konsep wisata disini sangat baik, karena menonjolkan nostalgia Yogyakarta sekaligus destinasi foto modern. Tentu, saya akan kesini lagi mengajak teman saya” ujar Kensrie, salah satu pengunjung.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Acara diakhiri dengan foto bersama. Dengan adanya program pengabdian ini, diharapkan akan adanya peningkatan kualitas dan akses menuju destinasi, penguatan data dan informasi serta peningkatan atraksi yang terintegrasi baik di Pasar Ndelik maupun Puri Mataram. –ABK-

PERPUSTAKAAN BIOLOGI UGM “memulai” pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam sebuah ‘karya’ mewujudkan Buku Panduan Biodiversitas Hayati Ds. Klegung pendukung eko-wisata dan wisata edukasi

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Selasa, 6 November 2018

Program PKM Unit Perpustakaan Fakultas Biologi UGM memasuki tahun ketiga kembali melanjutkan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Dusun Klegung  Desa Donokerto Kecamatan Turi Sleman. Kegiatan PKM ini telah diinisiasi dari perencanaan (2016) dan mulai pelaksanaan dari tahun 2017 sampai sekarang tahun 2018 dan akan berlanjut terus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kawasan wisata Dusun Klegung. Program III untuk (tahun 2018) kali ini Perpustakaan Biologi UGM memulai kegiatan mewujudkan sebuah “karya” dalam bentuk Buku Saku atau Buku Panduan dan juga dalam bentuk Poster Informasi yang bertema Biodiversitas Dusun Klegung untuk mendukung eko-Wisata Edukasi khususnya dalam kajian jenis-jenis burung yang hidup daerah ini. Dengan buku ini nantinya dapat diharapkan upaya konservasinya dan dapat lebih mengetahui jenis burung yang perlu dilindungi dan menuju kepunahan.

Dusun Klegung sebagai  salah satu kawasan di wilayah Desa Donokerto yang memiliki kekayaan alam untuk eko-wisata edukasi oleh karena itu Fakultas Biologi UGM melalui unit Perpustakaan Biologi turut terpanggil untuk memberdayakan, mengembangkan dan membangunnya menjadi sebuah aset desa yang potensial untuk ekowisata alam. Selain itu potensi sumber daya alam seperti pertanian dan perikanan Ds. Klegung dengan kondisi topografi lingkungan ‘riparian’nya menjadi ikon tersendiri untuk menjadi kawasan eko-wisata susur sungai Kali Klegung yang ramah lingkungan. Team PKM Perpustakaan Fakultas Biologi UGM telah melakukan survey lokasi, pembagian zona dan pengamatan telah dimulai sejak tanggal 28 Oktober lalu dan akan diteruskan dalam bulan November 2018 ini dibawah Pembimbingan Staf Dosen dari  Lab. Sistematika Hewan yaitu Bpk. Drs. Bambang Agus Suripto, S.U., M.Sc. dan Bpk. Rury Eprilurahman, M.Sc.

Koordinasi sebelumnya telah dilakukan oleh Bpk. Drs. Ign Sudaryadi, M.Kes selaku ketua Team PKM Perpustakaan Fakultas Biologi UGM dengan Kepala Dusun Klegung Bapak Subadi dan telah mendapatkan ijin pelaksanaannya.

Pada Pelaksanaan Pengamatan Burung tanggal 28 Oktober,  turut mendampingi salah satu Dosen Pembimbing PKM Bpk.  Rury Eprilurahman, M.Sc. dan didukung oleh beberapa mahasiswa peminat Ornitologi Fakultas Biologi UGM.

Menurut penuturan salah satu tokoh masyarakat dusun klegung Bapak Marsudi Ahdop, beliau  menuturkan bahwa bentuk kerjasama tersebut sangatlah positip dan diharapkan dapat menghasilkan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya secara luas, khususnya tentang kekayaan biodiversitas dikawasan dusun tersebut yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan untuk kelestarian alam dusun ini.  Ilmu tersebut tidak akan hilang apabila diikat dalam bentuk “karya buku” yang berisi tentang kekayaan biodiversitas kawasan eko-wisata susur sungai Kali Klegung ini, sehingga akan selalu bermanfaat ‘edukasi’ bagi pengunjung yang telah berkunjung dan menikmati kegiatan eko-wisata keindahan desa wisata ini. Gayung bersambut, sejalan dengan pemikiran salah satu tokoh masyarakat tersebut, ketua team PKM  Perpustakaan Fakultas Biologi UGM bahwa output dari  kegiatan ini nantinya dapat mendukung program promosi kegiatan eko-wisata dalam bentuk “Buku Saku – Buku Panduan Kekayaan Jenis Burung” di Kawasan Wisata Susur Sungai Kali Klegung” Program ini akan berkembang terus sejalan dengan ekplorasi biodiversitas dan keragaman jenis yang lain yang berpotensi dikembangkan untuk menarik pengunjung wisata-edukasi termasuk kegiatan wisata live-in pedesaan serta kegiatan out-bond susur sungai Kali Klegung yang unik.(Didit-Rusna)

Fakultas Biologi UGM Lakukan Kegiatan Panen Bersama yang Mengakhiri Program Teknologi Tepat Guna Kastrasi Polinasi Semangka Orange Tahun 2018 di Desa Desa Depokrejo, Ngombol, Purworejo

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Selasa, 6 November 2018

Tak terasa, salah satu program teknologi tepat guna (TTG) yang dicanangkan oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM ini akan berakhir. Kegiatan panen yang menjadi salah satu output kegiatan menjadi symbol penutupan kegiatan ini sekaligus. Seperti tujuan awalnya yaitu mengenalkan teknologi kastrasi polinasi ke masyarakat yang diharapkan akan menghasilkan produk semangka orange, maka dalam kegiatan panen ini sekaligus sebagai ajang pembuktian dari tercapainya salah satu tujuan tersebut. Setelah dilakukan penanaman semangka merah var. Puteri Delima dan semangka kuning var. Maduri, kemudian dilakukan teknik kastrasi polinasi tersebut dan ditunggu selama kurang lebih 2 bulan lamanya.

Kegiatan panen ini kemudian dilakukan pada hari Minggu, 7 Oktober 2018 pada pukul 09.00-10.00 WIB di lahan Desa Depokrejo, Ngombol, Purworejo. Kegiatan dihadiri oleh ketua program TTG, Drs. Heri Sujadmiko, M.Si, dekan Fakultas Biologi yaitu Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., kepala Desa Depokrejo yaitu Legino, dan 25 orang dari kelompok tani yang membantu selama proses penanaman hingga pemanenan. “Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah, kegiatan panen ini dilakukan cukup lancar. Para petani juga terlihat sangat bersemangat menantikan momentum panen ini karena sebagai pembuktian hasil yang telah kita lakukan bersama ini” ujar Drs. Heri sujadmiko saat ditemui pada saat kegiatan panen berlangsung. “Buah yang dipanen juga cukup banyak ya dari ketiga varietas semangkanya. Dihasilkan sebanyak kurang lebih 220 buah yang berdaging merah dari 250 tanaman, 236 buah yang berdaging buah kuning dari 250 tanaman, dan semangka orange yang dihasilkan sekitar 198 buah namun masih ada juga yang daging buah berwarna parsial.

Namun buahnya sangat terasa manis untuk yang orange ini” sambungnya.  Petani terlihat cukup puas dengan hasil panen tersebut. Kegiatan di lapangan kemudian dilanjutkan penutupan di balai Desa Depokrejo sekaligus penyampaian materi oleh Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dilanjutkan tanya jawab oleh peserta panen hari itu. “Kami sangat apresiasi dengan program yang telah dilakukan ini, namun harapan ke depannya kami para petani diberikan kesempatan lain dalam pelatihan kastrasi polinasinya kembali agar hasilnya lebih maksimal” ujar Eko Buntoro, salah satu anggota kelompok tani tersebut. Acara ditutup secara simbolis, dipimpin oleh ketua pelaksana hibah pada pukul 12.00 WIB dan dilanjutkan dengan sesi foto bersama. Penutupan ini sekaligus menjadi akhir dari kegiatan program TTG tahun ini. “Insya Allah tahun depan apabila masih ada rezeki bisa melakukan program di sini kembali. Kami sangat menantikannya” tambah Eko Buntoro.

Perkenalkan Teknik Kastrasi dan Polinasi pada Semangka : Petani Desa Depokrejo, Ngombol Purworejo Antusias

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Senin, 5 November 2018

Minggu, 02 September 2018 Tim Pelaksana Hibah Teknologi Tepat Guna dari Fakultas Biologi UGM memperkenalkan teknik kastrasi dan polinasi pada semangka. Pada kegiatan ini dihadiri oleh beberapa orang petani dan petani mitra. Kegiatan ini bertujuan untuk sharing ilmu pengetahuan kepada petani lokal yang harapannya melalui kegiatan ini tranfer ilmu dapat berjalan dengan baik. Kegiatan ini dilaksanakan di kebun pertanian semangka yang telah ditanam pada 02 Agustus 2018 lalu, saat ini umur tanaman telah mencapai 30 HST (Hari Setelah Tanam).

Kegiatan pelatihan ini diawali dengan pembukaan, dan dilanjutkan dengan penjelasan mengenai teknik kastrasi dan polinasi semangka serta diakhiri dengan praktek di lapangan. Kastrasi merupakan pembuangan alat kelamin jantan pada bunga semangka sedangkan polinasi merupakan penyerbukan kelamin jantan (benang sari ) ke atas kepala putik (kelamin betina). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menyilangkan antara bunga jantan semangka merah “Putri Delima” dengan bunga betina semangka kuning “Maduri”. Harapan kedepannya dari kegiatan ini yaitu diperoleh buah semangka berwarna orange yang merupakan sifat intermediet dari hasil penyilangan kedua indukan tersebut.

Dalam prakteknya, alat dan bahan yang perlu dipersiapkan adalah kertas minyak wajik, tali rafia, dan gunting. Kertas minyak wajik berfungsi untuk menutup bakal buah setelah dipolinasi tetap terjaga baik dan terhindar dari polinasi bunga jantan yang lain. Tali rafia berfungsi untuk mengikat kertas minyak dengan bakal buah yang telah dipolinasi sementara gunting berfungsi untuk memotong mahkota bunga jantan maupun bunga betina. Selanjutnya dilakukan pengambilan benang sari bunga jantan dari semangka merah dan dibubuhi ke atas kepala putik bunga betina setelah itu ditutup menggunakan kertas minyak dan diikat pada tangkai daun menggunakan tali rafia untuk menjaga agar hasil polinasi terhindar dari lalat buah.

Menurut Titur yang merupakan salah seorang petani yang hadir, “teknik penyilangan seperti ini baru pertama kali dilakukan untuk menyilangkan dua individu yang berbeda jenis. Selain itu metode yang diterapkan juga menarik, disebabkan karena pengenalan metode ini menjadi salah satu referensi baru dalam menjaga buah agar terhindar dari lalat buah”. Mereka berharap setelah kegiatan ini dapat menerapkan metode kastrasi dan polinasi ke lahannya masing-masing. Mereka juga berharap semoga buah semangka yang telah dikastrasi dan polinasi hasil praktek tersebut dapat berhasil dengan kualitas panen yang baik.

KOLABORASI UGM DAN KOMUNITAS PASAR NDELIK DALAM MENINGKATKAN NILAI EKONOMI MAKANAN TRADISIONAL DENGAN PEWARNA DAN KEMASAN ALAMI

Pengabdian kepada MasyarakatRilis Berita Jumat, 2 November 2018

IMG_0968
IMG_1022
IMG_1050
IMG_1079
IMG_1039
IMG_1052
IMG_1092

Yogyakarta, daerah yang identik dengan produk “ndeso”, baik berupa kebudayaan maupun kuliner telah menarik hati wisatawan untuk senantiasa singgah dan menikmati kelembutan nuansa temaram yang romantis. Selain kekhasan nuansanya, Yogyakarta juga menyimpan banyak potensi makanan tradisional, sebut saja bakpia, gudeg, gebleg, dan masih banyak lagi. Terlebih saat ini makanan tradisional mulai menunjukkan kembali tajinya di dunia kuliner, seperti banyaknya tempat wisata yang berkolaborasi dengan warga setempat untuk mengangkat kearifan lokal berupa penampilan karya seni maupun makanan tradisional.

Salah satu contoh tempat wisata yang cukup kondang yaitu Pasar Ndhelik, Puri Mataram yang ada di daerah Sleman. Di Pasar Ndhelik, tiap minggunya diadakan proses transaksi menggunakan Pandel yang menggantikan fungsi fisik uang. Pandel yang sudah didapatkan dapat ditukarkan dengan berbagai jajanan khas yang tersedia di Pasar Ndhelik, seperti Pecel, Nasi Biru, Jenang Gendhul, dan berbagai jenis minuman. Dengan potensi yang tersedia untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, maka Lisna Hidayati, M.Biotech., dosen Fakultas Biologi UGM dan timnya melakukan kegiatan pengabdian berupa Pelatihan Teknologi Tepat Guna (TTG) dengan tema Pengembangan Produk Pangan Tradisional Alami dengan Teknologi Tepat Guna untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Kampung Flory. Kegiatan ini dilaksanakan berkelanjutan mulai dari 05 Agustus 2018 hingga nanti 18 November 2018 dengan target komunitas penjual di Pasar Ndhelik.

Dibantu oleh KMP Pascasarjana Fakultas Biologi UGM, kegiatan pelatihan TTG ini sudah menginjak agenda kelimanya pada hari Jumat tanggal 2 November 2018. Kegiatan ini diawali dengan pematerian dari Aries Bagus Sasongko, M.Biotech dan Lisna Hidayati, M. Biotech. yang membagikan wawasannya mengenai Budidaya Tanaman Pangan dan Pewarna Makanan Alami. Penggunaan pewarna alami memang lebih rumit dan memakan biaya produksi yang tinggi, namun dengan penggunaan pewarna alami dapat memberikan warna yang lebih lembut dan meningkatkan aroma makanan. “Selain warna yang lebih ramah mata, penggunaan pewarna alami juga dapat meningkatkan harga jual makanan karena para penjual dapat menambahkan informasi tersebut, sehingga konsumen akan lebih percaya untuk mencicipi makanan yang dijual.” ujar Bagus.

Materi kedua yang disampaikan yaitu Kalori dalam Makanan yang disampaikan oleh Woro Anindito Sri Tunjung, Ph.D. untuk meningkatkan minat konsumen dalam mengunjungi Pasar Ndhelik. “Pencantuman jumlah kalori dalam makanan sudah menjadi tren di luar negeri terkait dengan meningkatnya perhatian masyarakat terhadap diet. Jadi, tidak hanya label halal saja yang perlu diperhatikan.” ujar Luthfi Nurhidayat sebagai Fasilitator. Diskusi mulai berjalan menarik saat ibu-ibu peserta diminta untuk menghitung Body Mass Index (BMI) untuk menentukan kategori indeks massa tubuhnya, apakah termasuk ideal atau jauh dari ideal. Selain diskusi mengenai BMI, Woro juga menambahkan perhitungan tentang berbagai kalori yang tersedia dalam makanan tiap 100 gram. Dengan demikian, diharapkan ibu-ibu peserta dapat memberikan informasi tambahan ke konsumen berupa jumlah porsi yang disarankan untuk dimakan. Sehingga, tidak hanya makanan saja yang ditawarkan di Pasar Ndhelik, namun konsumen juga akan merasa diperhatikan dalam mempertimbangkan jenis makanan yang akan dimakan.

Pematerian dilanjutkan oleh Dr. Ir. Supriyadi dan Dwi Larasatie Nur Fibri, S.T.P., M.Sc., Ph.D dari FTP UGM yang menyampaikan subyek mengenai Kemasan Alami. Pemberian materi ini ditujukan untuk menekan penggunaan plastik dalam proses jual beli makanan di Pasar Ndhelik sekaligus memberikan kesadaran kepada ibu-ibu peserta mengenai manfaat penggunaan kemasan alami dibandingkan kemasan plastik. Pasar Ndhelik, yang memang menjual makanan tradisional dan keramahannya memang sangat cocok untuk mengaplikasikan kemasan alami ini. Penggunaan daun jati, pisang, dan waru sudah banyak diteliti dan memberikan hasil yang menjanjikan sebagai kemasan alami. Walaupun kemasan ini kurang praktis, namun penggunaan kemasan alami dapat meningkatkan pula daya tahan makanan secara alami dan pada akhirnya akan berimplikasi pada meningkatnya harga jual makanan.

Pelatihan ditutup dengan foto bersama. Salah satu peserta, Mariyatin, mengungkapkan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini. “Banyak sekali manfaat yang saya peroleh selama pelatihan ini. Selain bagaimana menambahkan berbagai jenis pewarna alami yang tidak merubah rasa, saya juga dapat mengerti bagaimana proses pengemasan dan perhitungan kalori dalam makanan. Sehingga nanti saat bertemu dengan konsumen, bisa bilang kalau makanan ini tidak membuat gemuk.” ujarnya.

Pendampingan Wirausaha Anggrek untuk mewujudkan Kemandirian Dusun Banyunganti sebagai Desa Wisata di Kulon Progo

Pengabdian kepada MasyarakatTajuk Kamis, 11 Oktober 2018

Pada hari Selasa, 9 Oktober 2018, Dosen beserta mahasiswa Fakultas Biologi dan Fakultas Pertanian UGM, kembali mengadakan kegiatan Pelatihan dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat berbasis Teknologi Tepat Guna di Dusun Banyunganti, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo. Pelatihan Wirausaha Anggrek dan Pembuatan souvenir, diikuti oleh 22 orang ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam Kelompok Tani Wanita (KWT) Anggrek Banyunganti. Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 10.00 sampai 15.00 WIB, bertempat di rumah kepala Dusun, Bapak Sutarman. Acara dibuka dengan semangat oleh MC, Oktaviana Herawati, S.Si, alumni Fakultas Biologi UGM. Diawali kata sambutan dari Ketua Tim Pengabdian Masyarakat berbasis TTG Anggrek Kulon Progo Fakultas Biologi UGM, Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc, yang menegaskan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan kegiatan kita bersama untuk dapat menggali potensi-potensi yang ada di Dusun Banyunganti yang telah terkenal dengan Ekowisata Taman Sungai Mudalnya, untuk dapat dikembangkan sebagai Desa Mandiri di Kulon Progo.

Pemilihan lokasi kegiatan sebagai tempat dilaksanakan pengabdian masyarakat, bukan tanpa alasan dikarenakan kawasan tersebut sedang dikembangkan menjadi kawasan Sentra Wisata Anggrek Kabupaten Kulon Progo. Kawasan Banyunganti sendiri merupakan daerah yang memiliki jenis tanaman anggrek lokal khas Kulon Progo. Anggrek lokal menjadi salah satu potensi besar daerah yang harus dikembangkan agar dapat menjadi pendapatan lebih bagi masyarakat. Perlu adanya fokus dari masyarakat dalam berbisnis untuk menambah pendapatan bagi masyarakat. Hal itulah yang menjadi topik yang disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan ini yaitu Dr. Ir. Aziz Purwantoro, M.Sc. dari Fakultas Pertanian UGM. Beliau selaku penggiat bisnis, memberikan tips dan trik dalam membangun usaha bisnis dengan melihat potensi kawasan Banyunganti yang dapat diangkat. Dapat berupa membuat souvenir khas daerah tersebut atau makanan khas yang dapat menarik minat wisatawan. Beliau juga menekankan tentang pentingnya berinovasi dalam membangun suatu usaha.
Semangat dan antusias yang begitu besar terpancar dari raut wajah para peserta. Kegiatan kali ini dikemas sangat menarik dengan mengajak seluruh peserta untuk belajar melukis hijab cantik bermotif bunga anggrek. Tidak hanya itu saja, pembuatan bros dan gantungan kunci dari bunga anggrek asli dengan pelapisan resin yang sangat menarik juga turut mewarnai rangkaian acara yang belangsung kurang lebih 4 jam tersebut. Semua hasil karya peserta dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan dan tentunya hal ini menjadi harapan besar kita bersama agar lewat kegiatan ini, masyarakat menjadi lebih terpacu untuk bereksplorasi, mengembangkan kemampuan, dan memacu diri agar dapat membuat usaha mandiri untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.


“Saya sangat senang dengan kegiatan ini, semoga kegiatan ini sering-sering dilakukan agar kami dapat menambah ilmu untuk membuat kerajinan dari tanaman anggrek” ucap ibu Partinah.
Ibu Endang dan seluruh anggota Tim Pengabdian TTG Anggrek yang tidak lain ialah mahasiswa S1 dan S2 Fakultas Biologi UGM juga turut mengambil bagian bersama peserta membuat aneka

kerajinan tangan. Bu Endang berpesan agar lewat kegiatan ini, masyarakat Banyunganti dapat melihat peluang yang baik dalam berbisnis untuk meningkatkan potensi daerahnya sebagai Sentra Wisata Anggrek khas Kulon Progo.
Di akhir kegiatan, Pak Sutarman mengajak seluruh peserta dan Tim Pengabdian berfoto bersama dan menutup rangkaian kegiatan pada hari ini dengan sangat meriah yaitu bersama-sama meneriakkan “Bela Kulon Progo, “Beli Kulon Progo”!!!. (Zulwanis/KMP F. Biologi UGM)

Slide 4
Slide 1
Slide 2
Slide 3

 

1…2829303132

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Kembali ke Almamater: Genza Education Siap Dukung Kolaborasi Edukasi dan Lustrum XIV Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
  • Mahasiswa Magister Asal Belanda Selesaikan Program Magang Penelitian di Fakultas Biologi UGM
  • [PkM-MBKM 2025] Pelatihan Budidaya Tanaman Sayuran dan TOGA dalam Polybag di Dusun Geger, Seloharjo, Pundong, Bantul
  • Mendukung Pertanian Berkelanjutan, Tim MBKM Biofermed Tanam Krisan dan Aplikasikan Biofertilizer-Asam Humat di Lumbung Mataraman Kedungpoh
  • Sinergi UGM dan KWT Kedungpoh: Pelatihan Produksi Chrysant Teabomb – Chrysant Hard Candy- Chrysant Syrup sebagai Diversifikasi Pangan Inovatif Berbasis Krisan Organik
dewaraja88 tomatbet slot gacor slot gacor slot gacor jerukbet slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY