Arsip:
Prestasi
Yogyakarta (UGM) – Mahasiswa Program Studi Pascasarjana Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, menorehkan prestasi gemilang di ajang internasional 5th World Science, Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2025 dengan meraih Silver Medal dalam kategori Environmental Science.
Tim yang beranggotakan Fahima Ellya Wulandari, Tika Permatasari, Ayu Nawang Wulan, dan Sri Garcinia Lathifah, di bawah bimbingan Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc., mempresentasikan inovasi berjudul “Bio-Concrete: Utilization of Recycled Coarse Aggregate (RCA) Inoculated by Ureolytic Bacteria on the Compressive Strength of Porous Concrete.” Kegiatan ini diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientists Association (IYSA) bekerja sama dengan Universitas Pancasila dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Proyek inovatif ini menggabungkan pendekatan bioteknologi dan teknik sipil dengan memanfaatkan bakteri ureolitik (Micrococcus luteus dan Bacillus subtilis) untuk meningkatkan kekuatan tekan beton berpori dari limbah agregat kasar daur ulang (RCA). Inovasi ini merupakan respons terhadap isu lingkungan global, khususnya emisi gas rumah kaca dari industri semen dan penumpukan limbah konstruksi. Melalui metode bio-cementation, tim berhasil menunjukkan bahwa pemanfaatan RCA yang diinokulasi bakteri dapat meningkatkan kekuatan struktur beton hingga lebih dari 20%.
“Pengalaman ini membuka wawasan kami bahwa riset multidisiplin dapat memperkaya keilmuan serta memperbesar dampak sosial dan lingkungan dari inovasi yang kami kembangkan,” ujar Fahima Ellya Wulandari.
“Melalui inovasi ini, kami ingin menunjukkan bahwa ilmu biologi memiliki kontribusi nyata dalam bidang teknik dan pembangunan berkelanjutan,” ungkap Tika Permatasari.
“Bio-concrete merupakan salah satu cara kami membuktikan bahwa sains bisa menjadi solusi permasalahan lingkungan di bidang konstruksi ” ucap Ayu Nawang Wulan.
“Kemajuan tidak harus selalu dari bahan baru, melainkan dengan pemanfaatan limbah, merupakan langkah baru yang dapat dilakukan. Dalam hal ini penggunaan limbah beton dengan bantuan bakteri dapat mengubah menjadi yang dapat digunakan kembali,” tambah Sri Garcinia Lathifah.
Ajang WSEEC 2025 menjadi wadah bagi generasi muda dari berbagai negara untuk menunjukkan kapasitas mereka dalam menciptakan solusi berbasis STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) terhadap isu-isu lingkungan global.
Partisipasi dalam ajang internasional ini menjadi bukti nyata kontribusi mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM dalam mengintegrasikan ilmu biologi dengan pendekatan lintas disiplin untuk menjawab tantangan lingkungan global. Ke depan, tim berharap riset ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan menjalin kolaborasi dengan sektor industri maupun pemerintahan dalam implementasi nyata. [Penulis: Tika Permatasari]
Soedirman Event of Animal Husbandry (SEARY) 8.0 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Penelitian dan Pengembangan Peternakan (UP3), Fakultas Peternakan, Universiras Jendral Soedirman pada tanggal 2-4 Mei 2025.. Kegiatan SEARY 8.0 dilaksanakan secara offline yang terdiri dari lomba esai dengan tema “Kontribusi Inovasi dan Kreativitas Generasi Muda dalam Mengelola Sumber Daya Guna Mewujudkan Ketahanan dan Ekonomi Berkelanjutan Menuju Swasembada Nasional”.
Mahasiswa S1 Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Angkatan 2022, yaitu Intan Nur Aprilia, Muhammad Faris Khiar Calosa, dan Genoveva Ristining Tyas berhasil meraih prestasi berupa Silver Medal pada Lomba Esai yang diselenggarakan oleh Universitas Jenderal Soedirman Tingkat Nasional 2025 di bawah bimbingan Bapak Tyas Ikhsan Hikmawan, S.Si., M.Sc., Ph.D. Karya esai ini diajukan dengan subtema “Lingkungan” yang berjudul “Inovasi Pemulihan Lahan Bekas Tambang Nikel melalui Phytomining Ramah Lingkungan dengan Alyssum murale sebagai Tanaman Hiperakumulator Unggul”.
Adanya permasalahan tanah yang tercemar oleh logam nikel dapat memengaruhi produksi tanaman dan menghambat pengelolaan berkelanjutan mendasari pembuatan karya esai ini. Inovasi remediasi lahan bekas tambang nikel dengan metode phytomining menggunakan tanaman hiperakumulator, yaitu Alyssum murale menjadi solusi berkelanjutan dalam memulihkan lahan bekas tambang nikel yang tercemar. Dengan memanfaatkan tanaman Alyssum murale yang memiliki kemampuan dalam mengakumulasi nikel dari tanah tercemar dan mengkonsentrasikannya dalam jaringan tumbuhan, membuka peluang untuk ekstraksi logam sekaligus pemulihan lahan bekas tambang. Inovasi yang kami berikan ini, selain menggunakan metode remediasi lahan yang ramah lingkungan, tetapi juga memberikan nilai ekonomis melalui potensi ekstraksi logam nikel yang dapat dimanfaatkan kembali dalam berbagai aplikasi industri. Diharapkan dengan penggunaan tanaman A. murale dalam metode phytomining dapat menjadi strategi berkelanjutan yang tidak hanya berkontribusi pada pemulihan kualitas lingkungan dengan pemanfaatan sumber daya, tetapi juga meningkatkan ekonomi dengan perolehan kembali logam nikel. Dengan menerapkan metode phytomining ini, juga dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi masalah pencemaran tanah oleh aktivitas penambangan nikel sehingga lahan bekas penambangan nikel dapat menjadi lahan produktif. Lahan yang produktif ini akan meningkatkan produktivitas pertanian, mendukung ketahanan pangan global, serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar lahan tersebut. [Penulis: Intan Nur Aprilia]
Tiga mahasiswa Program Magister Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Tandur berhasil meraih medali perak (Silver Medal) dalam ajang bergengsi tingkat internasional, Jakarta International Science Fair (JISF) 2025. Kompetisi ini diselenggarakan pada 15–22 April 2025, diikuti oleh 386 tim dari 15 negara dan menjadi wadah kolaborasi ilmiah global yang berfokus pada inovasi sains berkelanjutan.Dalam kompetisi ini, Tim Tandur yang beranggotakan Fahima Ellya Wulandari, Syarafina Azzahra, dan Aryan Mustamin mempresentasikan inovasi mereka berupa TANDUR, sebuah aplikasi mobile berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk membantu petani dan masyarakat umum memperoleh pengetahuan pertanian, mempraktikkan teknik budidaya, serta memfasilitasi jual-beli hasil pertanian secara langsung melalui sistem peer-to-peer. Aplikasi ini tersedia dalam versi Android dan iOS, dan dikembangkan dengan visi mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Inovasi TANDUR dinilai unggul karena mampu menjawab berbagai tantangan di sektor pertanian, sekaligus berkontribusi terhadap beberapa poin utama SDGs seperti pengentasan kemiskinan (SDG 1), ketahanan pangan (SDG 2), akses terhadap pendidikan (SDG 4), konsumsi dan produksi berkelanjutan (SDG 12), serta aksi terhadap perubahan iklim (SDG 13). TANDUR hadir sebagai solusi nyata untuk mendorong transformasi pertanian yang lebih cerdas, inklusif, dan adaptif terhadap tantangan zaman.
“Petani adalah ujung tombak ketahanan pangan kita. Melalui TANDUR, kami ingin membawa teknologi lebih dekat kepada mereka—bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk berkembang bersama zaman,” ujar Fahima Ellya Wulandari, perwakilan tim. Syarafina Azzahra menambahkan, “Kami percaya bahwa pertanian modern tidak hanya soal alat canggih, tapi juga soal akses informasi dan koneksi antara sesama petani. TANDUR hadir untuk menjembatani hal itu.” “Ini bukan sekadar kompetisi. Ini adalah panggung pembuktian bahwa ilmu yang kami pelajari di bangku kuliah bisa benar-benar berdampak di lapangan,” tutur Aryan Mustamin.
Proses seleksi kompetisi ini dimulai dari pengumpulan extended abstract oleh seluruh peserta, dilanjutkan dengan tahapan final berupa presentasi daring di hadapan dewan juri internasional. Tim Tandur berhasil menyampaikan gagasan mereka secara komprehensif, berbasis data, dan menunjukkan dampak aplikatif dari inovasi mereka terhadap masyarakat.
Keberhasilan ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan Bapak Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., yang telah mendampingi Tim Tandur dalam proses persiapan hingga pelaksanaan lomba. Dedikasi beliau sebagai pembimbing sangat berperan dalam mengarahkan tim untuk menyusun strategi presentasi yang kuat, berbasis ilmiah, dan relevan dengan kebutuhan nyata di lapangan. Pencapaian ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Indonesia, khususnya dari UGM, memiliki kemampuan dan daya saing global dalam menghadirkan solusi berbasis sains dan teknologi untuk menjawab isu-isu riil masyarakat, serta mendukung agenda pembangunan berkelanjutan di tingkat nasional dan internasional. [Penulis: Aryan Mustamin]
Berdasarkan hasil Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Tingkat Fakultas di Universitas Gadjah Mada yang dilaksanakan pada 8 Maret 2025 dan memperhatikan hasil rapat penetapan pemenang oleh tim juri fakultas, Direktur Kemahasiswaan menetapkan Ridho Nur Alam sebagai pemenang Pilmapres Tingkat Fakultas Biologi di Universitas Gadjah Mada Tahun 2025. Ridho Nur Alam merupakan Mahasiswa Fakultas Biologi angkatan tahun 2022 yang telah dikenal sebagai mahasiswa aktif dalam bidang akademik maupun non-akademik. Pelaksanaan Pilmapres tersebut dilakukan sejak tanggal 18 Februari-26 Februari 2025 sebagai seleksi tahap awal, yakni pendaftaran dan pengumpulan berkas. Berkas-berkas tersebut meliputi Capaian Unggulan (CU) yang memuat prestasi peserta, Naskah Gagasan Kreatif (GK) dengan tema “Asta Cita” sesuai bidang ilmu peserta, dan sertifikat bahasa inggris (TOEFL/ITP/IELTS/ACEPT/TOEP/TOEIC). Berkas kemudian diseleksi oleh Komunitas Mahasiswa Berprestasi (Kommapres) UGM pada tanggal 1 Maret 2025. Selanjutnya, dilakukan tahap Review Portofolio dan Gagasan Kreatif oleh juri pada tanggal 3-6 Maret 2025. Pengumuman Mahasiswa Berprestasi Fakultas adalah pada tanggal 8 Maret 2025. Topik yang diangkat Ridho dalam Gagasan Kreatifnya adalah “Inovasi Biofertilizer dengan Bakteri Halotoleran dan Eco Enzyme untuk Bioremediasi Lahan Non Produktif di Wilayah Pesisir”.
Pada hari Sabtu, 22 Maret 2025 telah diadakan Supercamp dalam rangka Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas, Universitas Gadjah Mada, dilakukan selama satu hari penuh yang bertempat di F11 UGM. Diikuti oleh seluruh perwakilan Mahasiswa berprestasi dari masing-masing fakultas, termasuk salah satunya adalah Fakultas Biologi. Pelaksanaan supercamp dibuka pada pagi hari dengan sambutan Sekretariat Direktorat Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Dr. Hempri Suyatna, S.Sos., M.Si. yang dilanjutkan dengan proses seleksi final Pilmapres Universitas. Seleksi dilakukan bersama dengan dosen juri yang mencakup wawancara Capaian Unggulan, Presentasi Gagasan Kreatif dan Kemampuan Berbahasa Inggris. Setelah seluruh prosesi penyaringan akhir dilakukan, didapatkanlah tiga terbaik untuk Mahasiswa Berprestasi Universitas Gadjah Mada 2025. [Penulis: BEM Biologi]
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Tim BIOSHIELD berhasil meraih Gold Medal sekaligus predikat Grand Winner dalam International Ideapaper Festival (IIFest), sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Exalter Students bekerja sama dengan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Pertamina, Djarum, dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada 22-23 Februari 2025. Kompetisi ini mempertemukan inovator-inovator muda dari berbagai negara yang berkompetisi dalam menyajikan solusi berbasis riset untuk menjawab tantangan global.
Tim BIOSHIELD yang terdiri dari Aryan Mustamin, Ni’ma Ainul Fuadi Nurkhalis, Shuha Ma’muriyah Halim, Siti Aeniah, dan Wiwin Ariesti, sukses menunjukkan keunggulan intelektual dan inovasi mereka di antara puluhan peserta internasional. “Merupakan suatu kebanggaan bagi kami dapat mewakili Fakultas Biologi UGM dalam kompetisi ini. Kemenangan ini adalah bukti dari dedikasi dan kerja keras tim. Kami berharap pencapaian ini dapat menginspirasi banyak pihak serta memberikan manfaat bagi dunia akademik dan masyarakat luas.” ungkap Aryan, ketua tim, Senin (24/2).
Dalam kompetisi ini, tim BIOSHIELD harus melalui dua tahapan utama: preliminary dan final presentation. Pada tahap preliminary, peserta mengajukan paper yang berfokus pada tema “Advancing Research-Based Solutions for a Sustainable Future” Kemudian, dalam tahap final presentation, mereka mempresentasikan paper dalam bentuk power point serta mengumpulkan Research Model Canvas (RMC). Presentasi dilakukan secara langsung di hadapan dewan juri internasional yang menilai orisinalitas ide, dampak inovasi, dan kejelasan penyampaian.
Tim BIOSHIELD mengusung solusi revolusioner dengan memanfaatkan polimer selulosa dari limbah sebagai bahan dasar hidrogel multifungsi. Luka diabetes kronis menjadi tantangan medis serius karena penyembuhan yang terhambat oleh stres oksidatif tinggi, infeksi bakteri, dan buruknya vaskularisasi, yang meningkatkan risiko komplikasi hingga amputasi. Di sisi lain, pencemaran lingkungan akibat limbah polimer dan logam berat terus menjadi ancaman global bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Inovasi BIOSHIELD hadir sebagai solusi multifungsi dengan sifat self-healing, antimikroba, antioksidan, serta kemampuan bioremediasi. Dengan demikian, inovasi ini menjembatani kebutuhan di bidang biomedis sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Tim BIOSHIELD menghadapi tantangan besar dalam persiapan kompetisi, terutama karena bertepatan dengan agenda akademik seperti seminar proposal dan ujian komprehensif. “Persiapan kompetisi ini benar-benar menguji manajemen waktu dan ketahanan mental kami. Namun, pengalaman ini sangat luar biasa dan memberikan wawasan baru dalam menyampaikan inovasi di tingkat internasional,” ujar Aryan Mustamin, salah satu anggota tim. Ia juga menambahkan bahwa tantangan utama dalam tahap final presentation adalah menyampaikan konsep inovatif mereka secara singkat namun tetap jelas dan menarik di hadapan juri.
Prestasi luar biasa ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan inovatif mahasiswa pascasarjana Fakultas Biologi UGM, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang biomedis dan lingkungan. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan peran UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di aspek kesehatan, lingkungan, dan keberlanjutan ilmu pengetahuan. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, UGM terus mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang memberikan kontribusi nyata bagi dunia. [Penulis: Tim BIOSHIELD]
Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun dan jumlah ini terus meningkat sebesar 5% setiap tahunnya. Sekitar 4,8 juta ton (70%) sampah plastik di Indonesia tidak dikelola dengan baik dengan rincian 48% dibakar secara terbuka, 13% tidak dikelola secara memadai di tempat pembuangan akhir resmi, dan 9% mencemari saluran air serta laut. Kebanyakan sampah plasik ini berasal dari plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) atau merupakan jenis plastik yang sulit terurai. Potensi bakteri Ideonella sakaiensis dapat mendegradasi plastik PET menggunakan enzim PETase namun bakteri ini memiliki beberapa kelemahan, seperti bersifat patogen, tidak dapat tumbuh di lingkungan dengan konsentrasi NaCl 3%, dan harganya cukup mahal. Sementara itu, bakteri gram positif memiliki potensi menjadi inang gen PETase untuk meningkatkan efisiensi degradasi plastik PET sehingga ada peluang untuk memanfaatkan rekayasa genetika pada bakteri gram positif dengan menyisipkan gen pengkode PETase, sehingga dapat menciptakan bakteri pendegradasi plastik tanpa bergantung pada I. sakaiensis. Oleh karena itu Feny Nur Nucifera dan Cindy Adisty Rudi Ananda Putri sebagai mahasiswi biologi UGM mengusulkan gagasan “Pemanfaatan penyisipan Gen PETase pada Lactobacillus sp. berbasis rekayasa genetika sebagai solusi permasalahan plastik Indonesia”. Lomba ini diadakan oleh Yayasan Rumah Cendekiawan Muda Indonesia di Universitas Deztron pada tanggal 22-23 Februari 2025 yang melibatkan sebanyak 183 karya kemudian diseleksi hingga mencapai Grand Final. Kompetisi ini melibatkan serangkaian tahapan, yaitu pengumpulan full paper, pembuatan presentasi dengan bantuan power point, serta presentasi poster secara langsung di hadapan juri.
Proses penyisipan gen PETase ke dalam Lactobacillus sp. dilakukan melalui teknik rekayasa genetika dengan beberapa tahap kloning enzim PETase dari I. sakaiensis yang telah dimodifikasi. Enzim PETase yang terdapat pada bakteri Lactobacillus sp. menawarkan peluang bagi Indonesia untuk memproduksi bakteri yang mampu mendekomposisi sampah plastik. Kekurangan dalam penerapan teknologi ini dapat diatasi seiring berjalannya waktu dengan kolaborasi dari pemerintah, peneliti serta instansi terkait, karena Lactobacillus sp. yang telah disisipi gen PETase memiliki waktu pertumbuhan yang relatif singkat sehingga dapat mengurangi biaya produksi dalam skala besar di masa mendatang. Inovasi ini dapat membantu Indonesia terhindar dari masalah pencernaan dan berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh akumulasi sampah plastik, serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Kehadiran bakteri yang dimodifikasi ini dapat menjadi solusi efektif untuk menangani masalah sampah plastik di Indonesia. [Penulis: Feny Nur Nucifera]
Yogyakarta, 15 Februari 2025 – Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2024, Natasyabrina, meraih 1st Honorable Mention dalam Brawijaya ASEAN Society Essay Competition (BAEC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya secara daring.
Esai yang ditulis mengangkat judul “Potensi Karet Alam di ASEAN sebagai Material Scaffold untuk Rekayasa Jaringan Medis yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.” Karya ini membahas bagaimana karet alam, yang selama ini lebih banyak digunakan dalam industri konvensional, dapat dimanfaatkan sebagai bahan scaffold dalam rekayasa jaringan medis. Dengan sifatnya yang elastis, biokompatibel, dan biodegradable, karet alam memiliki potensi menjadi alternatif material medis yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan sintetis yang digunakan saat ini.
BAEC 2025 mengusung tema “ASEAN Development Future Projection” dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong gagasan inovatif yang berkontribusi pada pembangunan kawasan ASEAN di masa depan.
Melalui kompetisi ini, topik mengenai pemanfaatan karet alam sebagai material biomedis semakin mendapat perhatian. Potensi pengembangannya tidak hanya bermanfaat bagi dunia medis, tetapi juga bagi industri karet di ASEAN secara keseluruhan. [Penulis: Natasyabrina]
Tim dari Fakultas Biologi dan Pertanian UGM yang diketuai oleh Padia Desi Rahmawati (Pertanian UGM 2022) dengan dua rekannya Ghefira Nur Fatimah (Biologi 2022) dan Nabilla Izzus Shufa (Biologi 2022) berhasil menorehkan Juara Harapan 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agricultural Food Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada tanggal 1 Januari – 23 Februari 2025 dengan tema “The Actualization of Sustainable Development Goals through Agricultural Innovation in the Society 5.0 Era”. Tim ini dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian UGM yaitu Ibu Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D. Subtema yang dipilih adalah Energy Efficiency and Conservation. dengan judul karya “Energi Hijau Berbasis Duckweed: Optimalisasi Biomassa Duckweed (Spirodela polyrhiza) dengan Burkholderia sp. Sebagai Bahan Baku Bioetanol”.
Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak yang berdampak pada sektor pertanian. Cadangan minyak bumi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 3,8 miliar barrel dengan rasio reserves to production (R/P) sebesar 9 tahun yang artinya cadangan bahan bakar minyak bumi hanya bertahan sampai tahun 2028 jika tidak diimbangi adanya energi terbarukan dengan total produksi dan konsumsi yang sama. Diperlukan energi terbarukan untuk memenuhi pasokan energi nasional. Salah satu bahan baku pembuatan bioetanol sebagai energi terbarukan yang dipilih adalah tanaman duckweed (Spirodela polyrhiza). Di Indonesia tanaman ini hanya dianggap sebagai gulma air, namun di luar negeri sudah memanfaatkan tanaman ini sebagai pakan ternak dan bioetanol. Tanaman duckweed berpotensi menjadi bahan baku bioetanol dengan kandungan pati yang cukup tinggi mencapai 31% dari berat keringnya dengan kandungan selulosa yang rendah, selain itu tanaman ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan tidak termasuk tanaman komoditas pangan atau ekspor sehingga tidak terjadi persaingan bahan baku.
Biomassa duckweed dapat di optimalisasi dengan pemberian Burkholderia sp. pada sistem budidayanya. Burkholderia sp. merupakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang mampu bersimbiosis dengan mekanisme fiksasi nitrogen dan pelunakan fosfor, serta membantu dalam meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Tujuan dari optimalisasi biomassa duckweed dengan Burkholderia sp. adalah guna memenuhi pasokan bahan baku duckweed pada skala industri. Produksi duckweed menjadi bioetanol meliputi beberapa tahapan utama, yaitu budidaya duckweed dengan Burkholderia sp. terdiri dari pembentukan simbiosis duckweed dan Burkholderia sp., tahap budidaya, dan tahap pengeringan setelah pemanenan. Tahapan berikutnya dilakukan hidrolisis enzimatis pati sebelum masuk ke proses fermentasi. Tahap Hidrolisis enzimatis pati bertujuan untuk memecah pati menjadi glukosa dengan menggunakan enzim α-amilase dan enzim glukosidase. Pada tahapan ini terjadi proses gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Fermentasi dilakukan dengan metode batch culture pada suhu 30–35°C selama 7 hari menggunakan khamir S. cerevisiae. Tahap terakhir dalam produksi bioetanol duckweed yaitu destilasi menggunakan metode destilasi refluks hingga diperoleh bioetanol dengan konsentrasi 96% dan destilasi absorbent untuk memperoleh FGE (Full Grade Ethanol).
Ide inovasi Bioetanol berbasis duckweed yang dibudidayakan dengan Burkholderia sp. memiliki peranan dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke 7 terkait energi bersih dan terjangkau, serta poin ke 12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Bahan bakar nabati seperti bioetanol berbahan baku duckweed mampu dijadikan bahan campuran bahan bakar minyak sehingga mampu mengurangi total konsumsi bahan bakar tak terbarukan. Selain itu, bioetanol berbahan baku duckweed membantu menurunkan emisi gas buang yang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena emisi yang dihasilkan dapat diserap kembali oleh tanaman. Dengan demikian, energi hijau berbasis duckweed ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan energi nasional yang ramah lingkungan. [Penulis: Ghefira Nur Fatimah]
Pada tanggal 21-23 Februari 2025, telah dilaksanakan Global Open Genetic Engineering Competition 2025. Pada kesempatan tersebut, dua mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, berkolaborasi dengan mahasiswa dari beberapa kampus lain, menyabet beberapa gelar yang diraih, seperti Gold Medal, Runner-Up Best Computational Project, Runner-Up Best Project Value, Runner-Up Best Visual Design, dan Runner-Up Best Written Communication.
Kedua mahasiswa tersebut adalah Muhammad Ode Rahmadhani (Biologi 2021) dan Renada Oktavia (Biologi 2021). Kedua mahasiswa tersebut berkolaborasi dengan mahasiswa dari beberapa kampus lain seperti Zeineb Abbaci (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2021), Rafly Mochamad Rivaldo (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran 2022), dan Zaki Sidqi Aaliyya (Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 2022). Kelima mahasiswa tersebut melakukan riset berbasis biologi sintetik yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin chimeric untuk mengatasi perkembangan tuberkulosis terutama untuk spesifik populasi masyarakat Indonesia. Dibawah bimbingan Dr.rer.nat. Abdul Rahman Siregar, S.Si. M.Biotech., kelima mahasiswa tersebut berhasil mengkonstruksi multi-epitope vaksin tuberculosis yang berasal dari protein Ag85 kompleks dan dikombinasikan pada satu konstruksi vaksin tunggal. Analisis yang dilakukan secara komputasi juga memperoleh data bahwa konstruksi vaksin yang dibuat mampu melingkupi 97,61% populasi masyarakat Indonesia dengan karakteristik yang robus dan stabil sehingga sesuai dan tepat digunakan dan didistribusikan pada negara kepulauan tropis seperti Indonesia. Kedepannya, diharapkan pengembangan vaksin tersebut dapat dilanjutkan dengan penelitian berbasis lab basah.
Keberhasilan yang diperoleh oleh kelima mahasiswa tersebut tak terlepas dari kolaborasi yang dilakukan dalam melibatkan beragam sudut pandang dan latar belakang peneliti yang berbeda, yang dalam hal ini adalah life science dan medika. Dengan adanya hasil yang memuaskan ini, diharapkan kedepannya, Fakultas Biologi UGM dapat terus berkembang dan terlibat dalam berbagai riset kolaborasi dengan peneliti yang berasal dari beragam latar belakang, sehingga pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi suatu problematika dapat dilakukan secara komprehensif dan sistematis.
Arlita Putri—mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada meraih medali emas dalam Indonesian Science Kompetition (ISC) 2024 yang diselenggarakan secara daring oleh Puskanas di bawah naungan Yayasan Berlian Hati Mulia, bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional dan Event Indonesia di Yogyakarta. Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 189 universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Dalam kompetisi individu ini Arlita berhasil mengungguli pesaingnya di bidang Biologi Mahasiswa dengan strategi yang telah dipersiapkan dan dipelajari.
Sebagai DPA, Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes memberikan arahan serta dukungan dalam kompetisi. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan orang tua dan fakultas sebagai pemberikan fasilitas serta motivasi. Kompetisi berlangsung pada tanggal 29 September 2024. Proses persiapan dimulai sejak dua tahun sebelumnya, di mana pelatihan dilakukan secara pribadi yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran di perkuliahan dan praktikum rutin setiap minggu.
Pemilihan lokasi pelaksanaan di Yogyakarta bermaksud agar mendapat kemudahan aksesibilitas dan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses kompetisi. Keikutsertaan Arlita dalam kompetisi ini bertujuan untuk mengasah keterampilan berpikir dan pengetahuan dalam bidang biologi secara umum serta untuk mempromosikan minat belajar dan berkompetisi di kalangan generasi muda. Selain itu, meraih medali emas di tingkat nasional diharapkan dapat meningkatkan reputasi fakultas dan universitas di dunia pendidikan.
Arlita berhasil menalar dan menyelesaikan berbagai tantangan, mulai dari tipe soal paling mudah sampai tipe soal dengan penalaran paling sulit. Soal yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 40 nomor memuat materi tentang peralatan laboratorium, biologi sel dan molekuler, fisiologi hewan, fisiologi tumbuhan, mikrobiokogi, dan ekologi. Dengan pengetahuan dan keterampilan berpikir yang didapatkan selama kuliah, Arlita berhasil menyelesaikan semua soal sebelum batas waktu selesai yang telah ditentukan. Selain persiapan yang matang, kesiapan mental dan ketenangan dalam mengerjakan juga menjadi kunci keberhasilan, di mana setiap respon dan reaksi terhadap soal memiliki dampak yang signifikan dalam proses pengerjaan. [Penulis: Arlita Putri]