Arsip:
Prestasi
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Magister Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Tim BIOSHIELD berhasil meraih Gold Medal sekaligus predikat Grand Winner dalam International Ideapaper Festival (IIFest), sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh Exalter Students bekerja sama dengan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Pertamina, Djarum, dan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia pada 22-23 Februari 2025. Kompetisi ini mempertemukan inovator-inovator muda dari berbagai negara yang berkompetisi dalam menyajikan solusi berbasis riset untuk menjawab tantangan global.
Tim BIOSHIELD yang terdiri dari Aryan Mustamin, Ni’ma Ainul Fuadi Nurkhalis, Shuha Ma’muriyah Halim, Siti Aeniah, dan Wiwin Ariesti, sukses menunjukkan keunggulan intelektual dan inovasi mereka di antara puluhan peserta internasional. “Merupakan suatu kebanggaan bagi kami dapat mewakili Fakultas Biologi UGM dalam kompetisi ini. Kemenangan ini adalah bukti dari dedikasi dan kerja keras tim. Kami berharap pencapaian ini dapat menginspirasi banyak pihak serta memberikan manfaat bagi dunia akademik dan masyarakat luas.” ungkap Aryan, ketua tim, Senin (24/2).
Dalam kompetisi ini, tim BIOSHIELD harus melalui dua tahapan utama: preliminary dan final presentation. Pada tahap preliminary, peserta mengajukan paper yang berfokus pada tema “Advancing Research-Based Solutions for a Sustainable Future” Kemudian, dalam tahap final presentation, mereka mempresentasikan paper dalam bentuk power point serta mengumpulkan Research Model Canvas (RMC). Presentasi dilakukan secara langsung di hadapan dewan juri internasional yang menilai orisinalitas ide, dampak inovasi, dan kejelasan penyampaian.
Tim BIOSHIELD mengusung solusi revolusioner dengan memanfaatkan polimer selulosa dari limbah sebagai bahan dasar hidrogel multifungsi. Luka diabetes kronis menjadi tantangan medis serius karena penyembuhan yang terhambat oleh stres oksidatif tinggi, infeksi bakteri, dan buruknya vaskularisasi, yang meningkatkan risiko komplikasi hingga amputasi. Di sisi lain, pencemaran lingkungan akibat limbah polimer dan logam berat terus menjadi ancaman global bagi ekosistem dan kesehatan manusia. Inovasi BIOSHIELD hadir sebagai solusi multifungsi dengan sifat self-healing, antimikroba, antioksidan, serta kemampuan bioremediasi. Dengan demikian, inovasi ini menjembatani kebutuhan di bidang biomedis sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Perjalanan menuju kemenangan tidaklah mudah. Tim BIOSHIELD menghadapi tantangan besar dalam persiapan kompetisi, terutama karena bertepatan dengan agenda akademik seperti seminar proposal dan ujian komprehensif. “Persiapan kompetisi ini benar-benar menguji manajemen waktu dan ketahanan mental kami. Namun, pengalaman ini sangat luar biasa dan memberikan wawasan baru dalam menyampaikan inovasi di tingkat internasional,” ujar Aryan Mustamin, salah satu anggota tim. Ia juga menambahkan bahwa tantangan utama dalam tahap final presentation adalah menyampaikan konsep inovatif mereka secara singkat namun tetap jelas dan menarik di hadapan juri.
Prestasi luar biasa ini tidak hanya menjadi bukti kemampuan inovatif mahasiswa pascasarjana Fakultas Biologi UGM, tetapi juga menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang biomedis dan lingkungan. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan peran UGM dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di aspek kesehatan, lingkungan, dan keberlanjutan ilmu pengetahuan. Dengan semangat inovasi dan kolaborasi, UGM terus mendorong mahasiswa untuk menjadi agen perubahan yang memberikan kontribusi nyata bagi dunia. [Penulis: Tim BIOSHIELD]
Indonesia menghasilkan sekitar 6,8 juta ton sampah plastik setiap tahun dan jumlah ini terus meningkat sebesar 5% setiap tahunnya. Sekitar 4,8 juta ton (70%) sampah plastik di Indonesia tidak dikelola dengan baik dengan rincian 48% dibakar secara terbuka, 13% tidak dikelola secara memadai di tempat pembuangan akhir resmi, dan 9% mencemari saluran air serta laut. Kebanyakan sampah plasik ini berasal dari plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) atau merupakan jenis plastik yang sulit terurai. Potensi bakteri Ideonella sakaiensis dapat mendegradasi plastik PET menggunakan enzim PETase namun bakteri ini memiliki beberapa kelemahan, seperti bersifat patogen, tidak dapat tumbuh di lingkungan dengan konsentrasi NaCl 3%, dan harganya cukup mahal. Sementara itu, bakteri gram positif memiliki potensi menjadi inang gen PETase untuk meningkatkan efisiensi degradasi plastik PET sehingga ada peluang untuk memanfaatkan rekayasa genetika pada bakteri gram positif dengan menyisipkan gen pengkode PETase, sehingga dapat menciptakan bakteri pendegradasi plastik tanpa bergantung pada I. sakaiensis. Oleh karena itu Feny Nur Nucifera dan Cindy Adisty Rudi Ananda Putri sebagai mahasiswi biologi UGM mengusulkan gagasan “Pemanfaatan penyisipan Gen PETase pada Lactobacillus sp. berbasis rekayasa genetika sebagai solusi permasalahan plastik Indonesia”. Lomba ini diadakan oleh Yayasan Rumah Cendekiawan Muda Indonesia di Universitas Deztron pada tanggal 22-23 Februari 2025 yang melibatkan sebanyak 183 karya kemudian diseleksi hingga mencapai Grand Final. Kompetisi ini melibatkan serangkaian tahapan, yaitu pengumpulan full paper, pembuatan presentasi dengan bantuan power point, serta presentasi poster secara langsung di hadapan juri.
Proses penyisipan gen PETase ke dalam Lactobacillus sp. dilakukan melalui teknik rekayasa genetika dengan beberapa tahap kloning enzim PETase dari I. sakaiensis yang telah dimodifikasi. Enzim PETase yang terdapat pada bakteri Lactobacillus sp. menawarkan peluang bagi Indonesia untuk memproduksi bakteri yang mampu mendekomposisi sampah plastik. Kekurangan dalam penerapan teknologi ini dapat diatasi seiring berjalannya waktu dengan kolaborasi dari pemerintah, peneliti serta instansi terkait, karena Lactobacillus sp. yang telah disisipi gen PETase memiliki waktu pertumbuhan yang relatif singkat sehingga dapat mengurangi biaya produksi dalam skala besar di masa mendatang. Inovasi ini dapat membantu Indonesia terhindar dari masalah pencernaan dan berbagai penyakit lainnya yang disebabkan oleh akumulasi sampah plastik, serta berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Kehadiran bakteri yang dimodifikasi ini dapat menjadi solusi efektif untuk menangani masalah sampah plastik di Indonesia. [Penulis: Feny Nur Nucifera]
Yogyakarta, 15 Februari 2025 – Mahasiswa Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2024, Natasyabrina, meraih 1st Honorable Mention dalam Brawijaya ASEAN Society Essay Competition (BAEC) 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya secara daring.
Esai yang ditulis mengangkat judul “Potensi Karet Alam di ASEAN sebagai Material Scaffold untuk Rekayasa Jaringan Medis yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan.” Karya ini membahas bagaimana karet alam, yang selama ini lebih banyak digunakan dalam industri konvensional, dapat dimanfaatkan sebagai bahan scaffold dalam rekayasa jaringan medis. Dengan sifatnya yang elastis, biokompatibel, dan biodegradable, karet alam memiliki potensi menjadi alternatif material medis yang lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan sintetis yang digunakan saat ini.
BAEC 2025 mengusung tema “ASEAN Development Future Projection” dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Kompetisi ini bertujuan untuk mendorong gagasan inovatif yang berkontribusi pada pembangunan kawasan ASEAN di masa depan.
Melalui kompetisi ini, topik mengenai pemanfaatan karet alam sebagai material biomedis semakin mendapat perhatian. Potensi pengembangannya tidak hanya bermanfaat bagi dunia medis, tetapi juga bagi industri karet di ASEAN secara keseluruhan. [Penulis: Natasyabrina]
Tim dari Fakultas Biologi dan Pertanian UGM yang diketuai oleh Padia Desi Rahmawati (Pertanian UGM 2022) dengan dua rekannya Ghefira Nur Fatimah (Biologi 2022) dan Nabilla Izzus Shufa (Biologi 2022) berhasil menorehkan Juara Harapan 1 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agricultural Food Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman pada tanggal 1 Januari – 23 Februari 2025 dengan tema “The Actualization of Sustainable Development Goals through Agricultural Innovation in the Society 5.0 Era”. Tim ini dibimbing oleh dosen Fakultas Pertanian UGM yaitu Ibu Desi Utami, S.P., M.Env.Sc., Ph.D. Subtema yang dipilih adalah Energy Efficiency and Conservation. dengan judul karya “Energi Hijau Berbasis Duckweed: Optimalisasi Biomassa Duckweed (Spirodela polyrhiza) dengan Burkholderia sp. Sebagai Bahan Baku Bioetanol”.
Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan kelangkaan bahan bakar minyak yang berdampak pada sektor pertanian. Cadangan minyak bumi Indonesia pada tahun 2019 sebesar 3,8 miliar barrel dengan rasio reserves to production (R/P) sebesar 9 tahun yang artinya cadangan bahan bakar minyak bumi hanya bertahan sampai tahun 2028 jika tidak diimbangi adanya energi terbarukan dengan total produksi dan konsumsi yang sama. Diperlukan energi terbarukan untuk memenuhi pasokan energi nasional. Salah satu bahan baku pembuatan bioetanol sebagai energi terbarukan yang dipilih adalah tanaman duckweed (Spirodela polyrhiza). Di Indonesia tanaman ini hanya dianggap sebagai gulma air, namun di luar negeri sudah memanfaatkan tanaman ini sebagai pakan ternak dan bioetanol. Tanaman duckweed berpotensi menjadi bahan baku bioetanol dengan kandungan pati yang cukup tinggi mencapai 31% dari berat keringnya dengan kandungan selulosa yang rendah, selain itu tanaman ini memiliki laju pertumbuhan yang cepat dan tidak termasuk tanaman komoditas pangan atau ekspor sehingga tidak terjadi persaingan bahan baku.
Biomassa duckweed dapat di optimalisasi dengan pemberian Burkholderia sp. pada sistem budidayanya. Burkholderia sp. merupakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) yang mampu bersimbiosis dengan mekanisme fiksasi nitrogen dan pelunakan fosfor, serta membantu dalam meningkatkan produksi hormon pertumbuhan. Tujuan dari optimalisasi biomassa duckweed dengan Burkholderia sp. adalah guna memenuhi pasokan bahan baku duckweed pada skala industri. Produksi duckweed menjadi bioetanol meliputi beberapa tahapan utama, yaitu budidaya duckweed dengan Burkholderia sp. terdiri dari pembentukan simbiosis duckweed dan Burkholderia sp., tahap budidaya, dan tahap pengeringan setelah pemanenan. Tahapan berikutnya dilakukan hidrolisis enzimatis pati sebelum masuk ke proses fermentasi. Tahap Hidrolisis enzimatis pati bertujuan untuk memecah pati menjadi glukosa dengan menggunakan enzim α-amilase dan enzim glukosidase. Pada tahapan ini terjadi proses gelatinisasi, likuifikasi, dan sakarifikasi. Fermentasi dilakukan dengan metode batch culture pada suhu 30–35°C selama 7 hari menggunakan khamir S. cerevisiae. Tahap terakhir dalam produksi bioetanol duckweed yaitu destilasi menggunakan metode destilasi refluks hingga diperoleh bioetanol dengan konsentrasi 96% dan destilasi absorbent untuk memperoleh FGE (Full Grade Ethanol).
Ide inovasi Bioetanol berbasis duckweed yang dibudidayakan dengan Burkholderia sp. memiliki peranan dalam mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs), terutama poin ke 7 terkait energi bersih dan terjangkau, serta poin ke 12 terkait konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Bahan bakar nabati seperti bioetanol berbahan baku duckweed mampu dijadikan bahan campuran bahan bakar minyak sehingga mampu mengurangi total konsumsi bahan bakar tak terbarukan. Selain itu, bioetanol berbahan baku duckweed membantu menurunkan emisi gas buang yang menjadi penyebab utama pencemaran lingkungan karena emisi yang dihasilkan dapat diserap kembali oleh tanaman. Dengan demikian, energi hijau berbasis duckweed ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan energi nasional yang ramah lingkungan. [Penulis: Ghefira Nur Fatimah]
Pada tanggal 21-23 Februari 2025, telah dilaksanakan Global Open Genetic Engineering Competition 2025. Pada kesempatan tersebut, dua mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, berkolaborasi dengan mahasiswa dari beberapa kampus lain, menyabet beberapa gelar yang diraih, seperti Gold Medal, Runner-Up Best Computational Project, Runner-Up Best Project Value, Runner-Up Best Visual Design, dan Runner-Up Best Written Communication.
Kedua mahasiswa tersebut adalah Muhammad Ode Rahmadhani (Biologi 2021) dan Renada Oktavia (Biologi 2021). Kedua mahasiswa tersebut berkolaborasi dengan mahasiswa dari beberapa kampus lain seperti Zeineb Abbaci (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2021), Rafly Mochamad Rivaldo (Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran 2022), dan Zaki Sidqi Aaliyya (Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman 2022). Kelima mahasiswa tersebut melakukan riset berbasis biologi sintetik yang bertujuan untuk mengembangkan vaksin chimeric untuk mengatasi perkembangan tuberkulosis terutama untuk spesifik populasi masyarakat Indonesia. Dibawah bimbingan Dr.rer.nat. Abdul Rahman Siregar, S.Si. M.Biotech., kelima mahasiswa tersebut berhasil mengkonstruksi multi-epitope vaksin tuberculosis yang berasal dari protein Ag85 kompleks dan dikombinasikan pada satu konstruksi vaksin tunggal. Analisis yang dilakukan secara komputasi juga memperoleh data bahwa konstruksi vaksin yang dibuat mampu melingkupi 97,61% populasi masyarakat Indonesia dengan karakteristik yang robus dan stabil sehingga sesuai dan tepat digunakan dan didistribusikan pada negara kepulauan tropis seperti Indonesia. Kedepannya, diharapkan pengembangan vaksin tersebut dapat dilanjutkan dengan penelitian berbasis lab basah.
Keberhasilan yang diperoleh oleh kelima mahasiswa tersebut tak terlepas dari kolaborasi yang dilakukan dalam melibatkan beragam sudut pandang dan latar belakang peneliti yang berbeda, yang dalam hal ini adalah life science dan medika. Dengan adanya hasil yang memuaskan ini, diharapkan kedepannya, Fakultas Biologi UGM dapat terus berkembang dan terlibat dalam berbagai riset kolaborasi dengan peneliti yang berasal dari beragam latar belakang, sehingga pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi suatu problematika dapat dilakukan secara komprehensif dan sistematis.
Arlita Putri—mahasiswi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada meraih medali emas dalam Indonesian Science Kompetition (ISC) 2024 yang diselenggarakan secara daring oleh Puskanas di bawah naungan Yayasan Berlian Hati Mulia, bekerja sama dengan Pusat Prestasi Nasional dan Event Indonesia di Yogyakarta. Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 189 universitas negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Dalam kompetisi individu ini Arlita berhasil mengungguli pesaingnya di bidang Biologi Mahasiswa dengan strategi yang telah dipersiapkan dan dipelajari.
Sebagai DPA, Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes memberikan arahan serta dukungan dalam kompetisi. Keberhasilan ini juga tidak lepas dari dukungan orang tua dan fakultas sebagai pemberikan fasilitas serta motivasi. Kompetisi berlangsung pada tanggal 29 September 2024. Proses persiapan dimulai sejak dua tahun sebelumnya, di mana pelatihan dilakukan secara pribadi yang diperoleh melalui kegiatan pembelajaran di perkuliahan dan praktikum rutin setiap minggu.
Pemilihan lokasi pelaksanaan di Yogyakarta bermaksud agar mendapat kemudahan aksesibilitas dan fasilitas yang memadai untuk mendukung proses kompetisi. Keikutsertaan Arlita dalam kompetisi ini bertujuan untuk mengasah keterampilan berpikir dan pengetahuan dalam bidang biologi secara umum serta untuk mempromosikan minat belajar dan berkompetisi di kalangan generasi muda. Selain itu, meraih medali emas di tingkat nasional diharapkan dapat meningkatkan reputasi fakultas dan universitas di dunia pendidikan.
Arlita berhasil menalar dan menyelesaikan berbagai tantangan, mulai dari tipe soal paling mudah sampai tipe soal dengan penalaran paling sulit. Soal yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 40 nomor memuat materi tentang peralatan laboratorium, biologi sel dan molekuler, fisiologi hewan, fisiologi tumbuhan, mikrobiokogi, dan ekologi. Dengan pengetahuan dan keterampilan berpikir yang didapatkan selama kuliah, Arlita berhasil menyelesaikan semua soal sebelum batas waktu selesai yang telah ditentukan. Selain persiapan yang matang, kesiapan mental dan ketenangan dalam mengerjakan juga menjadi kunci keberhasilan, di mana setiap respon dan reaksi terhadap soal memiliki dampak yang signifikan dalam proses pengerjaan. [Penulis: Arlita Putri]
Jakarta, 30 Januari 2025 – Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D., peneliti dan sekaligus dosen dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada (UGM), berhasil meraih hibah penelitian dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) dalam kategori Science and Technology Research Grant (STRG) tahun 2025. Hibah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap proposal penelitian inovatifnya yang berfokus pada pengembangan bioteknologi yeast untuk produksi energi berbasis lipid yang berkelanjutan dari Rhodotorula glutinis.
Ganies merupakan salah satu dari 18 penerima hibah STRG-ITSF secara nasional tahun 2025 dengan penelitian yang berjudul “Yeast Bioengineering for Sustainable Lipid-Based Energy Production from Rhodotorula glutinis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan mikroorganisme dalam produksi bioenergi sebagai alternatif sumber energi terbarukan. Dengan pendekatan rekayasa genetika, proyek ini diharapkan dapat memberikan solusi inovatif dalam pengurangan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil serta mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.
Hibah ini merupakan bagian dari komitmen ITSF dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yang telah berlangsung selama 31 tahun sejak didirikan oleh Toray Industries, Inc. Jepang. “Saya merasa sangat terhormat dan bersyukur mendapatkan hibah penelitian ini. Dukungan dari ITSF akan sangat membantu dalam pengembangan riset yang saya lakukan, terutama dalam mendorong pemanfaatan mikroorganisme sebagai sumber energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Ganies Riza Aristya.
Upacara penghargaan ITSF ke-31 diselenggarakan di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, pada 30 Januari 2025. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua ITSF Dr. Laksana Tri Handoko, Chairman Toray Industries, Inc. Jepang Akihiro Nikkaku, serta perwakilan dari pemerintah Indonesia dan akademisi terkemuka.
Pencapaian ini semakin memperkuat peran Fakultas Biologi UGM dalam mendorong inovasi berbasis riset untuk menjawab tantangan global, khususnya dalam bidang energi terbarukan dan bioteknologi industri. Penelitian ini berkontribusi langsung terhadap implementasi Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, dengan mengembangkan bioenergi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, melalui pendekatan bioteknologi untuk pemanfaatan sumber daya hayati secara efisien, dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Keberhasilan ini semakin memperkuat posisi Fakultas Biologi UGM dalam mendorong inovasi berbasis riset yang tidak hanya berdampak secara ilmiah, tetapi juga memberikan solusi nyata bagi tantangan global terkait energi dan lingkungan.
Tim mahasiswa jenjang S1 Fakultas Biologi angkatan 2022 atas nama Kotimah berhasil mengukir prestasi dengan menyabet Juara 1 dalam ajang Essay Competition Cendekia Days yang diselenggarakan oleh Universitas Gadjah Mada. Pada kompetisi ini, Kotimah melakukan kolaborasi ilmu dengan rekannya yang bernama Rahayu Murti Ayuningtyas dari Fakultas Teknik 2022. Kotimah dan Rahayu membentuk tim yang bernama ‘Biochem’ dengan diketuai oleh Kotimah. Essay Competition merupakan salah satu rangkaian dari program kerja Cdays (Cendekia Days) yang rutin diselenggarakan setiap tahun oleh Cendekia Teknika. Tema yang diangkat dalam kegiatan ini yakni, “Digital Native, Green Activists: Sinergi untuk Bumi yang Lebih Baik”. Adapun subtema yang dapat dipilih bagi peserta, meliputi energi dan lingkungan, ketahanan pangan, teknologi dan digitalisasi, industri kreatif, pendidikan, dan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mendorong mahasiswa dalam memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai sains dan teknologi, mengembangkan sikap inovatif mahasiswa sebagai peneliti muda yang turut berpartisipasi dan menyukseskan pembangunan berkelanjutan di era industri saat ini, serta untuk meningkatkan kepedulian mahasiswa sebagai agent of change dalam perkembangan teknologi hijau untuk bumi yang lebih baik.
Kompetisi ini dilaksanakan dengan melalui serangkaian tahapan, pada tanggal 21 September – 12 Oktober 2024 periode pendaftaran peserta dan pengumpulan esai. Selanjutnya, pengumuman finalis dilakukan pada tanggal 26 Oktober 2024 yang terdapat 8 besar finalis dengan perolehan nilai tertinggi untuk lanjut ke tahap seleksi final presentasi. Pada tahap seleksi awal esai ini, Tim Biochem berhasil memperoleh nilai tertinggi pertama dari 152 peserta yang mengikuti kompetisi esai ini. Finalis melakukan presentasi pada tanggal 10 November 2024, dan awarding pada tanggal 16 November 2024. Pada tahap akhir dari final presentasi, Tim Biochem berhasil mempertahankan posisi dengan nilai tertingginya sehingga dapat menyabet Juara 1 pada kompetisi esai ini.
Tim Biochem mengangkat subtema energi dan lingkungan dengan mencetuskan suatu inovasi Sustainable Electric Nanogenerator (SENG). Sustainable Electric Nanogenerator sebagai inovasi energi ramah lingkungan yang menjanjikan untuk mengubah energi mekanik yang terbuang menjadi listrik. Latar belakang dari ide ini dikarenakan adanya permasalahan lingkungan yang kritis dari proses hidrodesulfurisasi penyulingan minyak bumi yang memiliki potensi tinggi untuk melepaskan zat per-oforoalkil berbahaya (PPAS) ke dalam ekosistem. Serta, memiliki risiko kesehatan yang serius bagi tubuh manusia, seperti kanker, kerusakan sistem kekebalan tubuh, dan keguguran. Inovasi SENG ini berbasis polimer yang kaya akan sulfur, dengan menawarkan tiga keunggulan dalam hal ekonomi, keberlanjutan, dan kinerja yang ramah lingkungan. [Penulis: Kotimah].
Yogyakarta – Mahasiswi S1 Fakultas Biologi kembali menorehkan prestasi pada ajang Biology Scientific Writing Competition. Kotimah mahasiswi Biologi angkatan 2022 berhasil mengukir prestasi dengan meraih Juara 2 pada ajang kompetisi biologi yang diikuti oleh Mahasiswa/i dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia. Kompetisi ini merupakan salah satu rangkaian lomba yang diselenggarakan secara hybrid di Tasikmalaya, Jawa Barat. Tema yang diangkat pada kegiatan ini yaitu “Meningkatkan Peran Mahasiswa dalam Membangun Indonesia Emas 2045 melalui Sinergi Budaya, Pendidikan Inovatif, dan Etika untuk Membentuk Generasi Muda yang Berkualitas dan Beritegritas”. Subtema pada kompetisi ini mencakup 17 poin tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), meliputi tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, kehidupan sehat dan sejahtera, pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, air bersih dan sanitasi, energi bersih dan terjangkau, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, industri, inovasi dan infrastruktur, berkurangnya kesenjangan, kota dan permukiman yang berkelanjutan, konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, penanganan perubahan iklim, ekosistem lautan, ekosistem daratan, perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh, dan kemitraan untuk mencapai tujuan.
Ajang perlombaan ini, tentunya melalui serangkaian tahap penyisihan untuk memperoleh para juara yang terbaik. Tahap awal dimulai dari pendaftaran peserta dan pengumpulan karya yang dilakukan mulai tanggal 12 Agustus – 25 September 2024. Selanjutnya, dilakukan tahap penjurian dan penilaian naskah karya tulis oleh dewan juri, hingga ke tahap pengumuman finalis pada tanggal 10 Oktober 2024. Jumlah finalis yang lolos ke tahap final presentasi sebanyak 3 finalis dengan perolehan nilai paling tertinggi dari ratusan peserta yang mengikuti kompetisi ini. Presentasi finalis dan awarding ceremony dilakukan pada 17 Oktober 2024 di Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Kotimah mencetuskan inovasi ini dikarenakan adanya latar belakang dari banyaknya produk plastik yang diproduksi di seluruh dunia, dengan setengahnya adalah barang sekali pakai. Secara khusus, limbah plastik non-biodegradable, membutuhkan waktu lebih dari 500 tahun untuk terurai secara alami. Selama proses ini, mikroplastik terbentuk, mengganggu ekosistem atau terakumulasi pada organisme, meningkatkan efek yang buruk pada lingkungan. Dengan lokasi TPA di seluruh dunia mencapai kapasitas, mengatasi masalah ini telah menjadi semakin mendesak. Metode saat ini untuk mengatasi pembuangan limbah plastik, seperti pembakaran dan degradasi kimia yang dapat menghasilkan zat beracun selama dekomposisi dan membutuhkan katalis yang cukup mahal.
Dengan demikian, Kotimah mengembangkan inovasi menggunakan enzim yang berasal dari mikroorganisme untuk biodegradasi polietilen. Polyethylene menyumbang 35% dari plastik yang diproduksi setiap tahun dan banyak digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk bahan kemasan dan kantong plastik. Seperti plastik non-biodegradable lainnya, polietilen sering dibuang di laut atau tanah, dan tentunya mengalami oksidasi terus menerus karena udara dan sinar matahari. Inovasi ini berfokus pada penggunaan enzim lipase, enzim yang memecah lipid polimer alami, dan memiliki struktur yang mirip secara kimia untuk polietilen. Enzim lipase berasal dari bakteri anaerobik Pelosinus fermentans, yang diterapkan pada polietilen dengan menunjukkan terjadinya proses biodegradasi. Enzim lipase yang digunakan dapat diproduksi secara massal menggunakan sumber daya terbarukan, dan pada prosesnya tidak menghasilkan zat beracun, sehingga menjadikannya inovasi yang ramah lingkungan. [Penulis: Kotimah].
Kuala Lumpur, Malaysia – Tim mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Muhammad Faris Khiar Calosa dan Ridho Nur Alam berhasil meraih medali perak dalam ajang International Youth Summit 2024. Kompetisi esai internasional ini berlangsung pada 9-10 November 2024 di Universiti Putera Malaysia, Malaysia, dengan ratusan peserta dari berbagai negara yang bersaing mempresentasikan inovasi mereka di berbagai kategori.
Dalam kompetisi ini, tim Fakultas Biologi UGM berkompetisi di kategori Foods dengan mengusung karya ilmiah bertajuk Boba Bean: An Innovative Instant Red Bean Beverage for Anemia Prevention Among Adolescents. Ide inovatif ini berhasil menarik perhatian juri internasional berkat pendekatan kreatif yang menggabungkan solusi nutrisi berbasis sains dengan tren makanan yang relevan di kalangan remaja. Melalui persiapan yang matang dan kolaborasi lintas disiplin dengan anggota tim dari Fakultas Ilmu Budaya, Teknik, dan Farmasi, tim ini berhasil menonjol di antara para pesaing dan meraih penghargaan yang membanggakan.
Inovasi Boba Bean menawarkan minuman berbasis kacang merah yang tidak hanya kaya akan zat besi nabati, tetapi juga dirancang untuk menarik perhatian generasi muda yang menyukai minuman trendi. Dengan memanfaatkan bahan alami seperti kacang merah, tepung tapioka, dan gula kelapa, produk ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis untuk meningkatkan asupan zat besi harian dan mencegah anemia, khususnya di kalangan remaja putri yang memiliki prevalensi anemia cukup tinggi. Selain kaya gizi, Boba Bean juga menonjolkan keunggulan dalam hal rasa dan tekstur yang sesuai dengan preferensi remaja.
Prestasi ini tidak hanya menunjukkan kualitas riset mahasiswa Fakultas Biologi UGM, tetapi juga memperlihatkan kemampuan generasi muda Indonesia untuk berkontribusi dalam menjawab permasalahan global melalui inovasi yang relevan. Secara khusus, karya ini mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 2: Tanpa Kelaparan, dengan menyediakan alternatif pangan bergizi yang dapat membantu mencegah anemia, dan SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan. [Penulis: Ridho Nur Alam]