• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Adjunt Professor
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology
    • Berkala Ilmiah Biology
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 3
Arsip:

Rilis Berita

Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Gelar Workshop Biokimia Analitik 2025: Integrative Bioprospecting dalam Era Multi-Omics

Rilis Berita Selasa, 14 Oktober 2025

Laboratorium Biokimia, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, kembali menyelenggarakan kegiatan tahunan Workshop Biokimia Analitik  dengan tema “Integrative Bioprospecting: Eksplorasi Senyawa Bahan Alam dalam Era Multi-Omics” mulai tanggal 8 hingga 11 Oktober 2025 dalam bentuk Pelatihan Paket 1 dan 2 di Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kompetensi peserta dalam hal identifikasi, dan analisis senyawa bioaktif dari bahan alam yang berperan dalam pengembangan bidang bioprospecting. Kegiatan ini sebagai bagian penting dalam pengembangan riset, inovasi, serta industri berbasis sumber daya hayati di Indonesia.


Workshop ini terdiri atas tiga paket pelatihan intensif yang dilaksanakan secara bertahap. Paket I berlangsung pada 8–9 Oktober 2025 dengan fokus pada “Preparasi dan Identifikasi Awal Senyawa Bioaktif Bahan Alam yang akan dikembangkan dalam bioprospecting”. Materi pelatihan mencakup teknik ekstraksi, fraksinasi, evaporasi, serta pengujian golongan senyawa dari bahan alam secara kualitatif dan semi kuantitatif dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Prof. Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc. selaku Kepala Laboratorium Biokimia, dilanjutkan dengan Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja sama dan Alumni. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen Fakultas Biologi UGM dalam memperkuat ekosistem riset bahan alam di Indonesia melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang biokimia analitik. Pelatihan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan teknis yang aplikatif, sehingga mampu diterapkan dalam penelitian, industri, maupun pendidikan.

Tahun ini, jumlah peserta pada masing-masing paket 1 dan 2 mencapai 28 orang peserta yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia dengan latar belakang akademik dan profesi yang beragam. Para peserta datang dari berbagai instansi pendidikan tinggi dan lembaga riset, baik dari lingkungan internal UGM maupun eksternal. Dari internal UGM, kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa serta tenaga akademik dari Fakultas Biologi, Bioteknologi, Pertanian, Teknik Kimia, dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK). Sementara itu, dari eksternal, peserta berasal dari sejumlah universitas dan lembaga ternama seperti UIN Sunan Kalijaga, Universitas Pattimura, Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Palopo, Universitas Cenderawasih, Universitas Papua, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi, Politeknik Negeri Jember, Akademi Farmasi Prayoga, STIKES Panti Waluya Malang, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Keikutsertaan peserta dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari sarjana hingga doktoral, serta dari kalangan profesional seperti dosen, peneliti, dan laboran menunjukkan luasnya antusiasme terhadap pengembangan riset biokimia dan eksplorasi senyawa bahan alam di Indonesia.

Selama pelatihan, untuk sesi teori, peserta memperoleh empat materi utama yang disampaikan oleh dosen dan peneliti ahli di bidang biokimia bahan alam, yaitu Prof. Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc. dengan topik Laboratory Safety dan Identifikasi Fitokimia (Kualitatif), Tyas Ikhsan Hikmawan, M.S., Ph.D. dengan topik Pengantar Bioprospecting, serta Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc. dengan materi Ekstraksi, Evaporasi, Fraksinasi, dan KLT. Peserta juga memperoleh pengalaman dalam pengenalan dan praktek penggunaan alat laboratorium TLC Scanner dari pihak PT Merck sebagai mitra kegiatan. Sementara itu, Paket II diselenggarakan pada 10–11 Oktober 2025 dengan tema “Analisis Aktivitas dan Karakterisasi Senyawa Bioaktif”. Pelatihan ini menitikberatkan pada pengenalan dan praktek terkait metode spektrofotometri, uji aktivitas antioksidan, penentuan Total Phenolic Content (TPC), serta teknik molecular docking untuk menganalisis interaksi antara senyawa bioaktif dan target molekuler. Sesi teori dan praktik Paket II diampu oleh para pengajar berkompeten di bidang biokimia dan bioinformatika, yaitu Tyas Ikhsan Hikmawan, M.S., Ph.D. dengan materi Good Laboratory Practice, apt. Navista Sri Octa Ujiantari, S.Farm., M.Sc., Ph.D. dengan materi dan praktik Uji Bioaktivitas dengan Pendekatan Molecular Docking, serta Dr. Woro Anindito ST, M.Sc. dengan materi Uji Aktivitas Antioksidan dan Identifikasi Senyawa dengan Spektrofotometer serta Penentuan Kadar Flavonoid, yang dilanjutkan dengan melakukan serangkaian praktik laboratorium meliputi analisis fingerprint extract menggunakan UV-Vis spectroscopy, dibawah pendampingan dari mitra, PT Kairos. Kegiatan Paket II ditutup dengan sesi post-test, dokumentasi, dan sambutan penutupan oleh Prof. Dr. Rarastoeti Pratiwi, M.Sc. selaku Kepala Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi UGM. Adapun Paket III akan diselenggarakan menyusul pada 7–9 November 2025, dengan fokus pada “Pengenalan Metabolomik dan GC-MS dalam Drug Discovery” sebagai lanjutan dari dua paket sebelumnya yang menitikberatkan pada teknik eksplorasi, karakterisasi, dan analisis senyawa bioaktif dari bahan alam.

Edukasi Herbal dan Aromaterapi: Tim PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM Wujudkan Inovasi Kesehatan di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta

Pengabdian kepada MasyarakatRilis Berita Senin, 13 Oktober 2025

Tim Pengabdian kepada Masyarakat – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Fakultas Biologi UGM 2025 melaksanakan kegiatan edukatif di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman dengan mengusung judul “Inovasi Kesehatan Melalui Pembuatan Lilin Aromaterapi dan Berbagi Resep Minuman Sehat Berbahan Herbal”, program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan bahan herbal untuk kesehatan dan kesejahteraan—sejalan dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) No. 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan No 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Tim ini melibatkan 5 mahasiswa aktif Fakultas Biologi, UGM Angkatan 2022 dengan pembimbing Dr. Ardaning Nuriliani, S.Si., M.Kes dan mitra bapak Gunardi, S.Si.


Kegiatan berlangsung pada Sabtu, 11 Oktober 2025, di Masjid Jami’ Darussalam, Dusun Pajangan. Acara dimulai dengan sesi penyuluhan yang dibawakan oleh Ghefira Nur Fatimah dan Nimas Ayu Pramesthi, yang mengangkat dua topik utama: teknik pembuatan lilin aromaterapi dan resep minuman sehat berbahan herbal. Dalam sesi pelatihan, peserta berkesempatan mempraktikkan langsung pembuatan lilin aromaterapi menggunakan minyak esensial alami seperti lavender, lemon, peppermint, dan serai. Seluruh peserta sangat bersemangat dalam membuat lilin aromaterapi sesuai dengan keinginan masing-masing. Lilin aromaterapi tak hanya berfungsi sebagai pengharum ruangan, tetapi juga membantu menciptakan suasana rileks, meningkatkan konsentrasi, memperbaiki kualitas tidur, serta mendukung meditasi dan keseimbangan emosi.

Selain itu, peserta juga diajak mengenal berbagai resep minuman herbal yang mudah dibuat di rumah. Setiap resep dipilih berdasarkan manfaat kesehatannya, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, membantu detoksifikasi, dan menjaga keseimbangan metabolisme. Dengan demikian, peserta tak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan ini, setiap peserta membawa pulang lilin aromaterapi buatan mereka sendiri, sebagai simbol pengetahuan dan keterampilan baru yang telah diperoleh sebagai upaya untuk mendukung SDGs No. 4 tentang Pendidikan Berkualitas. Program ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi warga Dusun Pajangan, tetapi juga menjadi inspirasi kolaborasi berkelanjutan antara akademisi dan masyarakat. Melalui kemitraan semacam ini, Fakultas Biologi UGM berkomitmen untuk terus mendorong tercapainya SDGs No. 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Dengan semangat keberlanjutan dan inovasi, Tim PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM membuktikan bahwa pengetahuan ilmiah dapat diterapkan secara nyata untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kontributor: Ardaning Nuriliani, Chelsy Ammara Septiani, Meinawa Amaliah, Nimas Ayu Pramesthi, Syifa Aneira, Muhammad Fathin Setya Daffa.

Tambahan Doktor Baru di Fakultas Biologi UGM, Teliti Dengue Lewat Pendekatan Spasial dan Molekuler

Rilis Berita Senin, 13 Oktober 2025

Yogyakarta, 10 Oktober 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menorehkan prestasi akademik melalui bertambahnya satu lagi dosen bergelar Doktor. Dila Hening Widyaraini, S.Si., M.Sc., dosen di Fakultas Biologi UGM, resmi menyelesaikan studi doktoralnya pada Program Studi Doktor Biologi Fakultas Biologi UGM.

Dalam disertasinya yang berjudul “Analisis Spasial, Entomologi, dan Molekuler Kasus Dengue di Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta”, Dila meneliti secara komprehensif hubungan antara distribusi spasial vektor nyamuk, kondisi lingkungan, serta aspek molekuler yang berperan dalam penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam pengendalian penyakit dengue secara lebih efektif, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia.

Sidang promosi doktor ini dipimpin dan dibuka oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Biologi UGM, yang sekaligus memberikan apresiasi atas capaian akademik yang membanggakan ini. Sidang kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr. Bambang Retnoaji, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

Dila menyelesaikan studinya di bawah bimbingan tim promotor yang terdiri dari Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, S.U. sebagai promotor utama, serta Prof. Dr.med.vet. drh. Raden Wisnu Nurcahyo dan Dr. drh. Sitti Rahmah Umniyati, S.U. sebagai ko-promotor. Ujian terbuka promosi doktor dilaksanakan di Yogyakarta dengan susunan tim penilai disertasi yang diketuai oleh Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D., dengan anggota Prof. Drs. Projo Danoedoro, M.Sc., Ph.D., dan Dr. Prima Widayani, S.Si., M.Si.

Dengan capaian ini, Fakultas Biologi UGM semakin memperkuat kapasitas akademik dan risetnya dalam bidang biologi kesehatan dan penyakit tropis. Peningkatan jumlah dosen bergelar doktor menjadi bukti komitmen Fakultas Biologi UGM dalam mendukung kualitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang unggul.

Penelitian yang dilakukan Dila Hening Widyaraini juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui upaya pengendalian penyakit tular vektor (vector-borne disease) seperti dengue, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dengan peningkatan kapasitas akademik dosen dan penelitian berbasis sains, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) melalui kajian keterkaitan faktor lingkungan dan persebaran penyakit tropis. Sinergi antara penelitian dan pendidikan ini menjadi wujud nyata kontribusi Fakultas Biologi UGM dalam mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Matalabiogama Gelar Kegiatan Susur Gua di Gua Jlamprong, Gunung Kidul

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Jumat, 10 Oktober 2025

Yogyakarta, 21 September 2025, Matalabiogama (Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada) mengadakan perjalanan susur gua menuju Gua Jlamprong, Desa Mojo, Ngeposari, Gunung Kidul. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian acara DIKLATSAR CAM XXVIII yang diadakan untuk menyediakan ruang praktik langsung setelah diadakannya sesi pematerian teoretis. Dengan harapan CAM dapat mengaplikasikan kemampuan lapangan dan merasakan langsung keseruan menjelajah.


Peserta yang hadir dalam ekspedisi kali ini berjumlah sekitar 14 orang dengan peserta merupakan AM XXVI, AM XXVII, dan CAM 28 XXVIII yang dipimpin oleh Faiq Mishbahul Aufa sebagai Ketua Pelaksana DIKLATSAR CAM XXVIII. Kegiatan susur gua dipandu oleh Mas Wawan, Mas Budi, dan Mas Arif selaku pemandu resmi dari tim pengelola Gua Jlamprong.

Sebelum memulai ekspedisi, peserta terlebih dahulu melakukan tahapan persiapan yang berorientasi pada Manajemen Risiko. Seluruh peserta perlu memastikan kesiapan fisiknya mumpuni dalam menunjang ekspedisi lapangan kali ini. Tidak luput dengan pemeriksaan kelengkapan peralatan yang mencakup helm caving, sepatu boots, headlamp, baterai cadangan, serta peralatan nonteknis seperti P3K dan logistik. Selain itu, peserta juga dibekali dengan pengarahan teknis keberangkatan menuju Gua Jlamprong seperti halnya pemilihan rute, prosedur komunikasi, serta simulasi penanganan kondisi darurat.

Usai menyelesaikan seluruh rangkaian persiapan, peserta berangkat secara terkoordinasi dari Fakultas Biologi UGM pada pukul 08.00 WIB dan tiba di lokasi pada pukul 10.30 WIB dengan durasi perjalanan sekitar 2,5 jam. Sesampainya di lokasi, peserta tiba di basecamp yang merupakan rumah salah seorang warga. Sambutan baik dari tuan rumah menghadirkan suasana ramah nan hangat. Kegiatan susur gua dimulai pada pukul 11.00 WIB.

Gua Jlamprong terletak di Desa Mojo, Ngeposari, Semanu, Gunung Kidul. Gua ini bertipe horizontal dan membutuhkan waktu penyusuran kurang lebih 2,5–3 jam. Jalur penelusuran gua didominasi oleh medan berlumpur yang membuat permukaan pijakan menjadi licin. Pada beberapa titik di dalam gua, terdapat genangan air yang kedalamannya dapat mencapai 1,5 meter. Lebih dalam memasuki lorong Gua Jlamprong, terdapat ornamen geologis berupa stalaktit dan stalagmit. Selain itu, gua ini juga menjadi habitat bagi beragam hewan penghuni gua seperti kelelawar dan serangga gua.

Penyusuran Gua Jlamprong terselesaikan pada pukul 14.00 WIB dengan seluruh peserta berhasil melalui rangkaian kegiatan tanpa kurang sesuatu apapun. Setelah beristirahat sejenak, peserta bersiap untuk perjalanan pulang meninggalkan lokasi pada pukul 15.00 WIB. Sebelum kembali, para peserta menyampaikan salam pamit kepada pengelola basecamp yang telah menyambut dengan ramah. Kehangatan tersebut menghadirkan perasaan diterima dengan baik selama singgah di basecamp. Setelah itu, peserta menempuh perjalanan pulang sekitar 3 jam menuju Fakultas Biologi UGM dan tiba pada pukul 18.00 WIB.

Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan ekspedisi lapangan ke Gua Jlamprong kali ini dapat dikatakan terlaksana dengan baik. Setiap tahapan persiapan hingga pelaksanaan di lapangan terlaksana sesuai rencana. Meskipun demikian, sebagaimana kegiatan lapangan tetap membuka ruang lebar terhadap perbaikan, khususnya dalam aspek efisiensi waktu dan peningkatan manajemen logistik agar kegiatan dapat berjalan lebih optimal. Vivat et Floreat! [Penulis: Matalabiogama]

Rihlah Jaulah JMMB x GAMAIS 2025

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Jumat, 10 Oktober 2025

Jama’ah Mahasiswa Muslim Biologi (JMMB) Universitas Gadjah Mada sukses menyelenggarakan Rihlah Jaulah JMMB x GAMAIS dengan tema “Connecting Hearts, Empowering Movements” yang telah dilaksanakan pada hari Ahad, 21 September 2025, bertempat di Ruang 1 dan 2 Gedung B Fakultas Biologi. Kegiatan ini berhasil mengumpulkan sekitar 40 orang peserta dari kedua lembaga, yang terdiri atas pengurus maupun anggota aktif. Acara rihlah jaulah diadakan dengan tujuan mempererat persaudaraan antara JMMB dan GAMAIS, menjadi wadah berbagi ide bersama, dan memperkuat komitmen dakwah di lingkungan kampus. Dengan demikian, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam melahirkan kolaborasi yang berkesinambungan antar lembaga.


Kegiatan diawali dengan pembukaan acara secara resmi dipandu oleh MC yaitu Nisrina Rahma Adihapsari. Acara dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Ketua dari masing-masing lembaga. Sambutan pertama disampaikan oleh Ketua JMMB (Rafli Nur Muhammad Fahrezi) dan dilanjutkan sambutan kedua yang disampaikan oleh Wamas’ulah GAMAIS (Nur Khayati). Sambutan-sambutan yang diberikan memperkuat tekad bersama untuk menyukseskan acara hingga selesai dan menjadi penyemangat terjalinnya ikatan persaudaraan antara LDF JMMB dan GAMAIS.

Kegiatan inti pada rihlah jaulah adalah presentasi program kerja masing-masing LDF. Program kerja JMMB disampaikan oleh Ketua JMMB (Rafli Nur Muhammad Fahrezi) dan dilanjutkan dengan program kerja GAMAIS yang disampaikan oleh Wamas’ulah GAMAIS (Nur Khayati). Presentasi program kerja ini memberikan wawasan tidak hanya mengenai program kerja, tetapi juga pengenalan masing-masing anggota, struktur lembaga, pengenalan divisi, dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masing-masing LDF. Usai pemaparan program.

kerja dari masing-masing LDF, agenda dilanjutkan dengan diskusi terbuka antar LDF bersama masing-masing bidang. Pada sesi ini, setiap anggota dari bidang terkait diberi ruang untuk saling bertukar pandangan sehingga dapat semakin memperdalam pemahaman terhadap program kerja yang telah disampaikan. Terakhir, dilaksanakan serah terima kenang-kenangan dan dokumentasi sebagai penutup dari seluruh rangkaian acara Rihlah Jaulah JMMB x GAMAIS.

Kami menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pihak yang telah berperan, berpartisipasi aktif, dan menunjukkan antusias yang luar biasa selama berlangsungnya acara Rihlah Jaulah JMMB x GAMAIS dengan tema “Connecting Hearts, Empowering Movements” ini. Dengan semangat persatuan, kolaborasi yang kokoh, dan komitmen dakwah yang terus diperkuat, kami percaya JMMB UGM akan terus berkembang sebagai wadah yang inspiratif untuk pembinaan serta pengembangan potensi mahasiswa dan civitas akademika Muslim Biologi. JMMB, One Big Family! [Penulis: Panitia Rihlah Jaulah JMMB x GAMAIS]

Perkuliahan Etnobiologi di Keraton Yogyakarta: Menyelami Kearifan Budaya dalam Menjaga Biodiversitas

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Rabu, 8 Oktober 2025

Pada Sabtu, 27 September 2025, mahasiswa Program Studi Magister Biologi Fakultas Biologi yang terdaftar dalam mata kuliah Etnobiologi mengikuti kegiatan perkuliahan lapangan yang unik di Keraton Yogyakarta. Kegiatan berlangsung dari pukul 11.00 ini dilakukan dalam bentuk diskusi terbuka mengenai kearifan budaya di lingkungan Keraton serta kaitannya dengan biodiversitas. Mahasiswa didampingi oleh dosen pengampu mata kuliah, Ibu Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D.Eng. berdiskusi secara interaktif bersama dua narasumber dari pihak Keraton Yogyakarta, yaitu RA Siti Amirul Nur Sundari, Carik Kawedanan Radyo Kartiyoso) dan Mas Jajar Praba Hanendra (Mas Irmawan).


Kegiatan diawali dengan sesi perkenalan antara mahasiswa dan narasumber, dilanjutkan dengan penjelasan singkat mengenai silsilah Keraton Yogyakarta, makna candrasengkala atau simbol-simbol pada bangunan, serta etika berpakaian di lingkungan Keraton. Diskusi utama kemudian berfokus pada kearifan budaya dan hubungannya dengan biodiversitas. Narasumber menjelaskan bahwa berbagai tumbuhan yang tumbuh di area Keraton memiliki makna dan fungsi tersendiri. Beberapa di antaranya seperti beringin, sawo kecik, gayem, dan kepel ditanam serta dirawat secara khusus oleh pihak Keraton. Selain itu, terdapat pula tanaman yang tumbuh alami tanpa campur tangan manusia, seperti paku-pakuan yang menempel di beberapa pohon besar. Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar tentang hubungan erat antara budaya dan lingkungan, tetapi juga memahami bahwa pelestarian biodiversitas telah menjadi bagian dari warisan budaya Keraton Yogyakarta sejak lama.

Tumbuhan yang tumbuh di area Keraton Yogyakarta tidak sekadar elemen penghias lingkungan, tetapi memiliki nilai kearifan budaya yang mendalam dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta, terutama di lingkungan keraton. Tanaman-tanaman tersebut disusun dengan penuh makna dan fungsi, mulai dari peneduh, penyerap polutan, pelindung sumber air, hingga penahan angin. Menurut R.A. Siti Amirul Nur Sundari setiap tumbuhan di Keraton memiliki filosofi dan peran ekologis yang saling melengkapi. Beliau menjelaskan makna filosofi dan fungsi beberapa tumbuhan antara lain Beringin, pohon gayam, Jambu Dersana,

 

Beringin: Simbol Kesakralan dan Penopang Kehidupan

Pohon beringin dianggap suci dan sakral di lingkungan keraton. Secara ekologis, beringin berperan penting sebagai penyedia oksigen, penyimpan air tanah, serta tempat hidup bagi berbagai tumbuhan dan hewan kecil. Karena peran pentingnya, hanya Sri Sultan yang berhak menanam pohon beringin. Sri Sultan juga melarang penanaman beringin secara berlebihan untuk menjaga keanekaragaman hayati, agar lingkungan tidak menjadi monokultur yang mengancam spesies tumbuhan lain. Selain itu, akar beringin yang kuat dan menyebar luas dapat merusak fondasi bangunan dan saluran air bila ditanam terlalu dekat dengan infrastruktur.

 

Jambu Dersana: Lambang Kesejukan dan Ketenteraman

Tanaman jambu dersana melambangkan ketenangan dan kesejukan batin. Kata “durs” berarti hujan yang membawa kesejukan. Filosofi ini mengajarkan bahwa siapa pun yang memasuki area keraton harus membawa aura sejuk dan damai, baik lahir maupun batin. Hal ini mencerminkan pentingnya kecerdasan emosional serta sikap tenang dan santun ketika berada di lingkungan keraton.

 

Pohon Gayam: Keteguhan dan Keseimbangan

Gayem/Gayam bermakna keteguhan dan ketahanan. Ia tetap tumbuh kuat meskipun dalam kondisi sulit, sehingga menjadi simbol keteguhan hati, kesucian, dan keseimbangan hidup. Nilai ini mengajarkan bahwa setiap individu yang memasuki wilayah keraton hendaknya menjaga keseimbangan antara alam dan spiritualitas.

 

Sawo Kecik: Kesabaran dan Kehalusan Budi

Tanaman sawo kecik melambangkan kesabaran dan ketekunan. Buah sawo yang manis memerlukan waktu lama untuk matang, menggambarkan bahwa kebaikan dan kebijaksanaan tidak dapat dicapai secara instan. Dalam budaya Jawa, kata “sawo” sering diasosiasikan dengan kesantunan dan kelembutan perilaku. Walau tampak sederhana dari luar, buah sawo memiliki rasa manis dan gizi tinggi — sebuah simbol bahwa nilai sejati seseorang terletak pada perkataan dan perilakunya, bukan pada penampilan luar. Filosofi ini sejalan dengan pepatah Jawa, “Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana.”

Kepel: Simbol Kesucian, Keharuman Hati, dan Jiwa Ksatria

Tumbuhan kepel memiliki filosofi yang mendalam dalam budaya Keraton Yogyakarta. Tanaman ini melambangkan kesucian dan keharuman hati, mencerminkan sosok seseorang yang berperilaku baik, bertutur halus, dan berhati bersih. Selain itu, kepel juga mengandung nilai-nilai luhur seorang kesatria Jawa, yang dirangkum dalam empat prinsip utama:

nyawiji (menyatu dan selaras), greget (bersemangat), sengguh (percaya diri), dan ora mingkuh (bertanggung jawab dan pantang menyerah).

Secara filosofis, keempat nilai ini membentuk tahapan perjalanan batin seorang kesatria. Dimulai dari menyatukan diri dengan profesi dan tugas yang dijalani (nyawiji), lalu menumbuhkan semangat untuk melakukan yang terbaik (greget), hingga muncul rasa percaya diri (sengguh) dalam menjalankan tanggung jawabnya. Pada tahap puncak, nilai ora mingkuh menegaskan integritas sejati seorang kesatria—tetap berjuang dan tidak menyerah meski menghadapi kesulitan.

Di lingkungan Keraton Yogyakarta, pohon kepel biasanya ditanam di area sakral atau dekat dengan keputren (tempat tinggal para putri keraton). Tanaman ini termasuk jenis langka, dan upaya konservasinya dilakukan oleh pihak keraton dengan dukungan lembaga-lembaga terkait untuk memastikan kelestariannya.

Selain memiliki makna filosofis yang mendalam, berbagai tumbuhan juga dimanfaatkan oleh Keraton Yogyakarta dalam upacara adat dan kegiatan sehari-hari. Penggunaan tumbuhan ini mencerminkan perpaduan antara kearifan lokal, simbolisme budaya, dan keberlanjutan lingkungan. Salah satu contoh menarik terdapat dalam upacara Yasa Peksi Burak, yang diselenggarakan untuk memperingati peristiwa Isra Mikraj. Dalam upacara ini, pihak keraton membuat replika burung sebagai simbol Buraq, tunggangan Nabi Muhammad SAW saat Isra Mikraj. Replika tersebut dibuat dari kulit jeruk bali, sementara bagian bawahnya dihiasi sarang dari daun pacar dan susunan buah-buahan bertingkat, yang melambangkan keindahan dan kemakmuran.

Dalam tradisi keraton lainnya, seperti upacara syukuran, juga dikenal berbagai polo-poloan, yaitu kelompok makanan tradisional yang berasal dari tumbuhan dengan karakteristik pertumbuhan tertentu.

  • Polo Kesimpar merupakan buah dari tanaman yang menjalar di permukaan tanah, seperti semangka, melon, dan blewah.
  • Polo Pendem berasal dari tanaman yang tumbuh dan berbuah di dalam tanah, seperti ubi, singkong, kentang, talas, gadung, dan kacang tanah.
  • Polo Gantung adalah hasil tanaman yang berbuah menggantung di pohon, contohnya mangga, jambu, jeruk bali, dan anggur.
Selain digunakan dalam upacara adat, tumbuhan juga berperan penting dalam aktivitas sehari-hari di keraton. Misalnya, asam jawa digunakan sebagai bahan pencuci kereta kerajaan agar lebih awet, sementara jeruk nipis dan air kelapa muda digunakan untuk membersihkan benda-benda pusaka seperti keris pada bulan Suro. Pemanfaatan tumbuhan-tumbuhan tersebut memperlihatkan bagaimana Keraton Yogyakarta menjaga harmoni antara budaya, spiritualitas, dan alam, sekaligus meneruskan tradisi leluhur yang sarat makna ekologis dan simbolis.

Pertemuan dengan Ibu Amirul dan Bapak Irmawan memberikan kesan yang mendalam bagi mahasiswa. Banyak pengetahuan berharga yang diperoleh mengenai pemanfaatan tumbuhan dan hewan di lingkungan Keraton Yogyakarta serta kaitannya dengan budaya Jawa. Mahasiswa dapat memahami filosofi mendalam yang terkandung di balik berbagai tumbuhan dan hewan yang dimanfaatkan dalam ritual budaya maupun kehidupan sehari-hari masyarakat Mataram.

Pengetahuan etnobiologi yang diwariskan secara turun-temurun ini merupakan bagian penting dari kearifan lokal yang perlu dijaga kesinambungannya di masa mendatang. Melalui kunjungan studi ini, mahasiswa juga dapat meneladani berbagai upaya konservasi yang telah dilakukan oleh pihak Keraton dalam melestarikan tumbuhan langka dan bernilai budaya tinggi.

Sebagai mahasiswa Biologi UGM, kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk turut menjaga keanekaragaman hayati asli Indonesia. Metode pembelajaran yang interaktif, kontekstual, dan penuh makna seperti ini tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap alam dan budaya bangsa. Kegiatan ini meninggalkan kesan mendalam dan menumbuhkan keinginan untuk kembali belajar langsung di lapangan.

Kegiatan ini juga selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama Tujuan 4 (Pendidikan Bermutu) melalui penerapan pembelajaran kontekstual berbasis kearifan lokal, Tujuan 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan) melalui pelestarian nilai-nilai budaya dan tradisi lokal, serta Tujuan 15 (Menjaga Ekosistem Darat) dengan dukungan terhadap konservasi keanekaragaman hayati dan pelestarian tumbuhan langka di lingkungan Keraton Yogyakarta. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya memperkuat pemahaman akademik mahasiswa, tetapi juga mendorong kontribusi nyata terhadap pencapaian pembangunan berkelanjutan di Indonesia (GAL/ZR).

Adapun mahasiswa Program Studi Magister Biologi Fakultas Biologi UGM yang mengikuti kegiatan ini antara lain Mahyono Hassanudin, Ogilvy Galang Rizki, Arbiatun Nurlaili Assyifa, Syarafina Azzahra, Naufal Rafif Zain, Inez Maylida, dan Ani Saputri.

Dari Kebun ke Kain: Budidaya Indigofera tinctoria dan Pewarnaan Batik dengan Indigo Alami bersama Anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman

Pengabdian kepada MasyarakatRilis Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Tim Pengabdian kepada Masyarakat – Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PkM-MBKM) Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada 2025, di bawah bimbingan Prof. Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St. sukses melaksanakan rangkaian kegiatan edukatif di Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman Yogyakarta. Pada tanggal 27 September 2025, mulai pukul 08:00 sampai 14:30 WIB. Judul kegiatan yang dilaksanakan yaitu “Dari Kebun ke Kain: Budidaya Indigofera tinctoria dan Pewarnaan Batik dengan Indigo Alami bersama Anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta. Tim pengabdian kepada masyarakat ini melibatkan empat mahasiswa aktif Fakultas Biologi UGM Angkatan 2022 yaitu Karima Salsabila (22/497198/BI/11012), Ristya Nadaa Shabrina (22/498042/BI/11033), Ainu Lifah Windia Sari (22/494555/BI/20973), dan Salma Dwiyanti (22/502511/BI/11064). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman serta pemanfaatan tanaman pewarna alami di masyarakat, untuk mempromosikan praktik ramah lingkungan dalam industri fashion, dan melestarikan teknik pewarnaan tradisional Indonesia.


Kegiatan pelatihan membatik dengan pewarna alami indigo berhasil menarik perhatian anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan dan berlangsung dengan penuh antusias. Jumlah peserta yang hadir ada 35 orang dan kegiatan juga dihadiri oleh ibu Dukuh Blotan serta didukung penyediaan tempat pelatihan oleh bapak dan ibu Suwardi. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan potensi pewarna alami yang ramah lingkungan sekaligus melestarikan budaya membatik. Kegiatan diawali dengan penjelasan tentang prospek budidaya tanaman Indigofera tinctoria yang disampaikan oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. Selanjutnya dalam praktik pewarnaan, para peserta menggunakan teknik pencelupan kain ke dalam larutan indigo sebanyak empat kali untuk mendapatkan warna biru indigo yang khas. Setelah proses pencelupan, dilakukan tahap penguncian warna menggunakan larutan cuka dengan hasil warna biru muda atau larutan tunjung yang menghasilkan warna biru tua. Penguncian warna pada kain ini berfungsi agar hasil pewarnaan lebih tahan lama. Tahap akhir adalah “melorot” malam batik, yaitu proses menghilangkan lilin pada kain sehingga motif batik tampak jelas dengan warna biru alami yang menawan. Selama kegiatan berlangsung, peserta menunjukkan rasa ketertarikan yang sangat tinggi. Banyak peserta yang aktif bertanya dan mencoba langsung setiap tahapan proses. Mereka mengaku senang mendapatkan pengalaman baru sekaligus menambah wawasan tentang pewarna alami yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga menghasilkan karya batik yang unik dan bernilai seni tinggi. Kegiatan ini didukung oleh ibu Asti dan tim, yang merupakan salah satu pelaku bisnis batik dan ecoprint dari dusun Blotan. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendorong penggunaan pewarna alami serta meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap batik sebagai warisan budaya bangsa. Kegiatan pengabdian yang mengusung tema pewarna alam ini juga mendukung pelaksanaan SDGs terutama pilar 12 yaitu tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab serta pilar ke 15 yaitu tentang Ekosistem Daratan, dimana pada pilar ini ditekankan pentingnya upaya melindungi, memulihkan, dan meningkatkan penggunaan ekosistem bumi secara berkelanjutan yang dapat dimulai dengan tindakan mengelola hutan secara tepat, menjaga biodiversitas, dan keanekaragaman hayati.

DUA MAHASISWA BIOLOGI UGM MENERIMA PROGRAM BEASISWA DARI MANDAI NATURE SINGAPURA

Rilis Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Yogyakarta, 6 Oktober 2025- Mandai Nature adalah cabang konservasi dari Mandai Wildlife Group (MWG) dan didirikan pada Desember 2020 oleh Temasek dan MWG. Berbasis di Singapura, Mandai Nature menerima pendanaan dan dukungan non-tunai dari MWG. MWG membawahi pusat atraksi wisata edukasi di Singapura yang meliputi: Singapore Zoo, Bird Paradise, Night Safari, River Wonders, Rainforest Wild Asia. Mandai Nature memiliki Tujuan mewujudkan dunia yang berkelanjutan dimana satwa liar dan manusia dapat hidup berdampingan dalam ekosistem yang sehat. Bertujuan untuk menjadi organisasi konservasi satwa liar terpercaya di Asia, dengan fokus melindungi spesies yang terancam punah dari kepunahan, melindungi dan memulihkan ekosistem, serta menciptakan manfaat bagi masyarakat lokal.


Mandai Nature juga memberikan dampak melalui berbagai peran: sebagai Katalis, yaitu mengkatalisasi dan memungkinkan program lapangan konservasi dan penelitian untuk dilaksanakan melalui mitra; merancang solusi dan proyek penelitian bersama, serta mendukung mitra melalui hibah, keahlian, dan jaringan konservasi; sebagai Pembangun, yaitu membangun kapasitas konservasi, penelitian, dan pengelolaan LSM lokal dan nasional, mahasiswa dan akademisi, serta pemangku kepentingan lainnya; sebagai Konvenor, yaitu menyelenggarakan kemitraan dan menjadi tuan rumah aliansi kolaboratif multi-pemangku kepentingan untuk mengatasi hasil konservasi yang penting. Dengan bangga Mandai Nature menjadi hosts dari IUCN SSC Center untuk Species Survival: di Asia Tenggara, secretariat dari IUCN SSC Asian Species Action Partnership (ASAP) serta IUCN SSC Conservation Planning Specialist Group (CPSG) Southeast Asia Resource Centre.

Indonesia sebagai salah satu negara megabiodiversitas nomor satu di Asia menjadi salah satu negara yang mendapatkan perhatian spesial dari Mandai Nature. Salah satu yang menjadi konsen adalah burung paruh bengkok di Indonesia. Indonesia dengan keanekaragaman burung paruh bengkok tertinggi di dunia namun tidak banyak lembaga yang fokus menjaga dan melakukan upaya konservasi terhadap burung ini. Dudi Nandika dan Dwi Agustina merupakan pendiri dan sekaligus motor penggerak Perkumpulan Konservasi Kakatua Indonesia (KKI) bekerja untuk menjaga kelestarian burung paruh bengkok di Indonesia dan mencoba membangun keharmonisan antara kelestarian burung paruh bengkok dan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat. Atas kiprahnya yang telah mendedikasikan diri selama hampir 18 tahun Mandai Nature memberikan penghargaan berupa beasiswa untuk melanjutkan pendidikan pasca sarjana untuk program Doktoral dan Master.

Dudi dan Dwi memanfaatkan kesempatan berharga tersebut dengan memilih Program Doctoral Ilmu Biologi dan Magister Ilmu Biologi di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, sejak awal 2024. UGM Sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia merupakan salah satu kampus yang memiliki program by research, dimana mahasiswa dapat menjalankan pekerjaan dan studinya secara bersama-sama secara sejalan. Program by research ini sangat mempermudah bagi para praktisi untuk tetap dapat melanjutkan akademisnya tanpa meninggalkan kegiatan misi konservasinya. Hal tersebut yang menjadikan Dudi dan Dwi memilih Biologi UGM yang juga sejalan dengan tema penelitian mereka. Beberapa pakar forensik di UGM juga sangat membantu dalam proses penelitian yang akan memfokuskan untuk mengurangi adanya perburuan dan penyelundupan burung paruh bengkok melalui pendekatan pendekatan forensik, salah satunya yaitu melalui sidik jari isotop dan melalui komunikasi konservasi yang kreatif dan mudah diterima oleh semua golongan.

UGM sangat mengapresiasi program beasiswa Mandai Nature dan diharapkan akan terjalin kerjasama berkelanjutan sehingga dapat membuka kesempatan yang lebih luas bagi calon-calon mahasiswa yang berkiprah dalam di dunia konservasi satwa liar. Program beasiswa ini akan menjadi pilihan baru untuk melahirkan ilmuwan- ilmuwan berbakat dan meningkatkan sumberdaya manusia yang unggul dan menjadi aset kemajuan di wilayah regional Asia Tenggara, khususnya di Indonesia di masa yang akan datang.

Melalui kolaborasi antara Mandai Nature dan Fakultas Biologi UGM, program beasiswa ini tidak hanya membuka peluang pendidikan bagi generasi konservasionis muda, tetapi juga memperkuat komitmen terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang Pendidikan Berkualitas, SDG 13 tentang Penanganan Perubahan Iklim, SDG 15 tentang Ekosistem Daratan, dan SDG 17 tentang Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

Satu Langkah Bersama: Meet and Greet & Dikru Keorganisasian BIOSC 2025

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Pada hari Sabtu tanggal 6 September 2025 BiOSC (Biology Orchid Study Club) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, telah menyelenggarakan kegiatan Meet & Greet dan Diklat ruang Keorganisasian sebagai langkah awal dari rangkaian Forum Diskusi Keilmuan dan Keroganisasian. Pada tahun ini Forum Diskusi Keilmuan dan Keorganisasian mengangkat tema “Mekar Bersama Pengetahuan”. Pada kegiatan Meet and Greet dan Dikru Keorganisasian ini berisi pengenalan mengenai BiOSC yang meliputi sejarah, struktur kepengurusan harian, bidang, dan divisi-divisi yang ada di BiOSC. Tujuan dari kegiatan ini yaitu memperkenalkan calon anggota dengan struktur organisasi BiOSC dan memberikan peluang untuk mempererat hubungan antara calon anggota dan anggota.


Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Bambang Retnoaji, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan , Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. selaku Dosen Pembina Biology Orchid Study Club serta calon anggota dasar Biology Orchid Study Club. Rangkaian acara diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan dari Saudara Muhammad Zaki Bramasta selaku ketua pelaksana Forum Diskusi Keilmuan dan Keorganisasian, Ramadhan Nur Khoiruddin selaku Ketua BiOSC, Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. selaku Dosen Pembina BiOSC, serta Prof. Dr. Bambang Retnoaji, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.

Sesi selanjutnya yaitu pengenalan BiOSC yang mencakup penjelasan pengurus harian, bidang, dan divisi di BiOSC. Pada sesi ini, calon anggota dasar memperoleh informasi mendalam mengenai beberapa bidang dan divisi di BiOSC. Terdapat pula Post to Post bidang bidang yang terdapat di BiOSC, meliputi bidang Sekretaris, Bendahara, PSDM, Humas dan Jaringan, Media dan Publikasi, Kerumahtanggaan serta Kewirausahaan, Post to Post ini ditujukan agar CAD XX lebih mengenal bidang apa saja yang ada di BiOSC. Pemahaman calon anggota dasar mengenai kepengurusan, bidang dan divisi di BiOSC diuji melalui kegiatan Post Test. Kegiatan ini ditutup dengan penyampaian penugasan kepada CAD XX dan dokumentasi bersama peserta yang hadir. [Penulis: BIOSC]

Tim PKM-RE Dermavant UGM Teliti Sediaan Vaksin Transdermal Berbasis Patch Nanoemulgel Menggunakan Adjuvant Emulsi Ganda A1/M/A2

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Selasa, 7 Oktober 2025

Dalam upaya mendukung inovasi teknologi vaksin yang lebih efektif, nyaman, dan minim invasif, Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam tim Dermavant melakukan penelitian terkait sediaan vaksin transdermal. Inovasi ini berbasis patch nanoemulgel dengan memanfaatkan adjuvant emulsi ganda A1/M/A2 yang menggunakan ekstrak dari minyak Sacha Inchi dan kitosan sebagai komponen bioaktif utama untuk meningkatkan efektivitas penghantaran antigen.


Selama ini, vaksin umumnya diberikan melalui injeksiintramuskular atau subkutan, metode yang meskipun efektif, seringkali menimbulkan rasa nyeri, ketidaknyamanan, serta memerlukan tenaga medis terlatih. Oleh karena itu, sediaan vaksin transdermal hadir sebagai alternatif inovatif yang menawarkan kenyamanan, kemudahan penggunaan, serta potensi mengurangi resistensi masyarakat terhadap vaksinasi.

Patch nanoemulgel yang dikembangkan oleh tim Dermavant UGM memanfaatkan teknologi nanoemulsi untuk meningkatkan penyerapan antigen melalui kulit. Nanoemulsi dengan ukuran partikel yang sangat kecil mampu menembus lapisan stratum korneum, sementara sistem gel memberikan kestabilan dan kemudahan aplikasi pada kulit. Adjuvant emulsi ganda A1/M/A2 ditambahkan bersama minyak Sacha Inchi yang kaya akan asam lemak esensial (omega-3, omega-6, dan omega-9) serta antioksidan, sehingga dapat mendukung respons imun tubuh. Selain itu, kitosan, biopolimer alami hasil deasetilasi kitin, digunakan karena sifatnya yang biokompatibel, biodegradable, dan mampu meningkatkan penetrasi antigen serta stimulasi respons imun mukosa.

Dalam penelitian ini, tim melakukan tahap awal berupa formulasi dan evaluasi fisikokimia nanoemulgel. Pengujian meliputi ukuran partikel, viskositas, homogenitas, hingga stabilitas emulsi. Selain itu, uji in vitro pada model kulit dilakukan untuk menilai kemampuan penetrasi serta efektivitas penghantaran antigen. Dengan dukungan analisis laboratorium dari Fakultas Farmasi dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, riset ini menjadi salah satu langkah strategis dalam mengembangkan sistem vaksin yang inovatif dan ramah pasien.

Tim Dermavant UGM yang diketuai oleh Alif Afzalurrohman (Biologi) dan beranggotakan Zahwa Khoirun Nisa (Biologi), Sekar Ayu Kusumawardani (Farmasi), Alvian Chesyar Burhanudin (Farmasi), dan Moh. Basofi Muzaky (Farmasi) memiliki harapan agar penelitian ini dapat menjadi tonggak awal dalam pengembangan vaksin transdermal yang tidak hanya aman dan efektif, tetapi juga mendukung peningkatan cakupan vaksinasi di masyarakat. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi dalam menghadapi tantangan distribusi vaksin di masa depan, terutama pada kondisi darurat kesehatan global. [Penulis: Zahwa Khoirun Nisa]
12345…216

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Fakultas Biologi UGM Jalin Kolaborasi Akademik dengan National Changhua University of Education (NCUE) Taiwan: Dorong Program Double Degree dan Student Exchange
  • Fakultas Biologi UGM Perluas Jaringan Internasional melalui Kolaborasi Akademik dengan Dayeh University Taiwan
  • Profil Tim International Genetically Engineered Machine (iGEM) UGM 2025: Pemenang AjangBiologi Sintetik di Paris, Prancis
  • UGM Sabet Gold Medal di Grand Jamboree iGEM 2025
  • Fakultas Biologi UGM Mengenalkan Seni Botani (Botanical Art) kepada Warga Desa Sumberagung dan Mahasiswa dalam Program Inovasi Seni Nusantara Tahun 2025 #1
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Layanan Konseling Mahasiswa

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju