SDG 1 : Tanpa Kemiskinan
Pada hari Minggu, 1 September 2024 telah dilaksanakan program kerja KSK Mengajar yang berkolaborasi dengan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) di Panti Asuhan Yatim Dhuafa Mafaza yang berlokasi di Warungboto, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini dilaksanakan dari jam 13.00 sampai 15.00 WIB dan diikuti oleh 63 peserta dan 17 panitia.
Kegiatan diawali dengan sharing session #1 yaitu pengenalan biota laut dan kelompok studi kelautan. Selanjutnya merupakan sesi games dan sharing session #2 yaitu pemberian materi mengenai motivasi untuk meraih cita cita. Kegiatan ini diakhiri dengan pemberian hadiah dan sesi dokumentasi bersama.
Berhasilnya acara ini didukung dengan open donasi yang berlangsung 27-31 Agustus 2024. Donasi yang didapatkan sebesar Rp1.430.000 yang secara langsung oleh panitia berikan ke pihak panti pada hari pelaksanaan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada para donatur, kepada Panti Asuhan Dhuafa Mafaza dan KMP, serta pihak pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu turut membantu melancarkan kegiatan KSK Mengajar #2 tahun 2024. [Penulis: KSK]
Pada hari sabtu 24 Agustus Kelompok Studi Kelautan (KSK) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada telah sukses menyelenggarakan acara Micro Scientific Discussion (MicroSD) kedua secara luring dengan tema “Prospeksi Kajian Sosiobiologi Lingkungan Kelautan” dalam rangka memfasilitasi pengembangan wawasan baru bagi seluruh anggota KSK Biogama terkait pengembangan ide penelitian mengenai isu dan permasalahan kelautan secara interdisipliner yang dapat dilaksanakan kedepannya. MicroSD merupakan kegiatan seminar interaktif yang dihadiri oleh seluruh anggota internal KSK Biogama disertai dengan dosen pembimbing dengan narasumber Dr. Andreas Budi Widyanta, S.Sos, M.A yang merupakan dosen sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Acara ini berlangsung selama 3 jam yang tersusun atas sesi pematerian dan sesi tanya jawab yang dilakukan melalui media mentimeter.
Pada sesi pematerian beliau membahas mengenai area kajian sosiobiologi atau yang dikenal dengan istilah human ecology. Beliau menyatakan bahwa dalam kajian sosiobiologi, manusia sebagai pelaku sosial memiliki tanggung jawab dalam pelestarian lingkungan, dimana terdapat dua paradigma, yaitu anthropocentrism dan ecocentrism. Anthropocentrism merupakan paradigma yang mengadopsi pemikiran bahwa manusia dan spesies manusia lebih berharga daripada organisme lain. Paradigma ini umum dimiliki oleh orang Indonesia dan banyak dianut oleh masyarakat dengan paham kapitalisme yang cenderung menganggap alam sebagai sumber objek yang dapat dieksploitasi secara maksimal. Paradigma ini berbanding terbalik dengan paradigma ecocentrism yang memiliki pandangan bahwa alam dan keseluruhannya membentuk suatu hubungan umpan balik terhadap aktivitas manusia yang dilakukan di dalamnya sehingga sudah menjadi kewajiban manusia untuk melestarikan dan menjaga alam. Dalam human ecology dalam rangka pelestarian lingkungan, suatu kolaborasi dalam ilmu multidisipliner diperlukan dalam meneliti dan mengembangkan kajian human ecology yang didukung dengan advanced technology untuk menciptakan urban community untuk membentuk suatu komunitas yang dapat mengedukasi dan mengadvokasi terkait lingkungan dan yang dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan iklim.
Berkaitan dengan prospeksi kajian sosiobiologi, beliau menyatakan terdapat 8 aspek pendekatan, meliputi perencanaan kota, konservasi lingkungan, praktik pertanian, adaptasi perubahan iklim, manajemen bencana, pembangunan pedesaan, konservasi keanekaragaman hayati, dan kesehatan masyarakat. Beliau menyatakan bahwa dalam mengkaji human ecology, khususnya di bidang kelautan, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan, di antaranya
- Mengutamakan subjek utama pelaku ekonomi baru, meliputi nelayan kecil, masyarakat lokal, dan masyarakat adat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.
- Mengimplementasikan konsep ekonomi biru yang transparan dan adil melalui kemudahan akses data yang mutakhir dan terintegrasi dengan sistem informasi
- Mekanisme pengawasan end-to-end yang partisipatif dan penegakkan hukum dalam kebijakan ekonomi biru
- Mendorong tata kelola pemanfaatan laut, pesisir, dan pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan mengakomodir kearifan lokal.
Dalam mengkaji aspek sosiobiologi kelautan dapat dimulai dengan mengkaji existing condition wilayah masyarakat pesisir, meliputi pengetahuan lokal dan kearifan lokal masyarakat pesisir, bentuk budaya maritim, sumber daya manusia maritim di masyarakat pesisir, profesi SDM maritim, dan indikator penilaian yang mempersiapkan SDM Maritim yang berkualitas. Kelimanya diperlukan sebagai media pendekatan dalam mengaplikasikan agenda riset human ecology di bidang kelautan. [Penulis: KSK]
Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu, 14 September 2024 merupakan bagian dari rangkaian program pengabdian masyarakat BIMA Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dipimpin oleh dosen Fakultas Biologi UGM, Sukirno, S.Si., M.Sc., Ph.D., dan melibatkan sekitar sepuluh mahasiswa. Edukasi mengenai Pelatihan Pembuatan Pakan Buatan untuk Ulat Sutra Eri (Samia cynthia ricini) disampaikan kepada JAMTRA (Jantra Mas Sejahtera).
JAMTRA bergerak dalam kegiatan konservasi ulat sutra liar mulai dari budi daya ulat sutra, mengembangkan Kelompok Tani, dan produksi hilir seperti benang sutra dan kain sutra. Pada tempat pelatihan yang berlokasi di Sebokarang, Wates, Kulon Progo, disampaikan materi mengenai pembuatan pakan buatan oleh Siti Shofa Assyifa’ul Qulbi Barid, S.Pd., M.Sc. Formula pakan buatan tersebut disesuaikan untuk ulat sutra eri (Samia cynthia ricini) yang merupakan komoditas unggulan dari JAMTRA.
Nilai penting dari penggunaan pakan buatan dalam proses budi daya ulat sutra adalah membantu menghemat waktu dalam proses mencari tanaman pakan. Apalagi saat musim kemarau, tanaman pakan jarak kepyar (Ricinus communis) cukup sulit ditemukan. Selain itu, menurut materi yang disampaikan Bapak Sukirno, pemberian pakan buatan pada larva instar I dapat membantu mengurangi risiko mortalitas larva. Yunianto Hagro Nugroho, atau lebih akrab dipanggil Pak Anto, selaku pemilik JAMTRA menyampaikan harapan bahwa semoga dengan adanya pakan buatan dapat membantu proses budi daya Ulat Sutra Eri menjadi lebih efisien.
Kegiatan pelatihan kemudian diakhiri dengan dokumentasi bersama. Melalui kegiatan ini, diharapkan anggota JAMTRA dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, dan bekerja sama dalam mengembangkan budi daya ulat sutra serta dapat menghasilkan produk lokal yang bernilai tambah dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Kegiatan ini untuk mendukung tercapainya SDG’s 1 (Tanpa Kemiskinan), SDG’s 2 (Tanpa Kelaparan), SDG’s 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), dan SDG’s 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Selain prosesi tumpeng, acara tasyakuran diisi dengan berbagai hiburan dari dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa. Penampilan Mefi yang merupakan maskot Biologi, Bio Line Dance dengan lagu “Kupu-Kupu”, puisi dari Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono,M.Agr.Sc. yang berjudul 3K+69, persembahan lagu oleh Fani Sukria dan Kalleb William serta flash mop Gugur Gunung turut meramaikan suasana.
Yogyakarta, 08 Agustus 2024 – Tim Pengabdian kepada Masyarakat Desa Mitra Fakultas Biologi UGM 2024 bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Lestari Padukuhan Malangrejo, Ngemplak. Tim ini dipimpin oleh Prof. Dr. Laurentius Hartanto Nugroho, M.Agr., Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si., dan Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc. Kegiatan yang berjudul “Sosialisasi Pemanfaatan Minyak Bekas Pakai dan Tanaman Sereh Wangi Menjadi Lilin Aromaterapi” ini melibatkan tujuh mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Padukuhan Malangrejo, Ngemplak.
Program ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 Agustus 2024, dari pukul 15.30 hingga 17.30 WIB di Pendopo Padukuhan Malangrejo, tempat berkumpulnya warga, khususnya anggota KWT Lestari. Acara dibuka dengan sambutan dari Ibu Isti Maryati, Ketua KWT Lestari Malangrejo, dan dilanjutkan dengan sambutan dari Prof. Dr. Laurentius Hartanto Nugroho, M.Agr., Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si., serta Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc.. Dalam sambutan tersebut, disampaikan harapan agar sosialisasi ini dapat memotivasi para peserta untuk memanfaatkan limbah rumah tangga berupa minyak bekas dan tanaman sereh wangi yang banyak tumbuh di kebun-kebun mereka, untuk diolah menjadi lilin aromaterapi yang bernilai ekonomis.
Sesi pertama kegiatan ini berupa pemaparan materi oleh tim dosen. Prof. Dr. Laurentius Hartanto Nugroho, M.Agr., Dr. Yekti Asih Purwestri, S.Si., M.Si., dan Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc. menjelaskan dampak negatif penggunaan berulang minyak goreng, yang dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah dan berisiko menyebabkan penyakit serius seperti stroke dan serangan jantung. Mereka juga menyoroti bahaya pembuangan minyak jelantah yang sembarangan, yang dapat merusak ekosistem air dan tanah. Selain itu, tim dosen juga memaparkan manfaat tanaman sereh wangi, yang mengandung senyawa aktif seperti citral, geraniol, limonene, cymene, dan myrcene, yang memiliki efek anti-inflamasi dan antimikroba, serta memberikan aroma yang menyegarkan. Tanaman ini dapat diolah menjadi minyak sereh wangi yang bermanfaat untuk kesehatan kulit, relaksasi otot, serta lilin aromaterapi.
Pada sesi kedua, para peserta mengikuti demonstrasi dan praktik langsung yang dipandu oleh mahasiswa KKN. Mereka mempelajari proses penjernihan minyak bekas menggunakan arang aktif dan zat kimia bleaching earth, metode ekstraksi minyak sereh wangi yang sederhana, serta cara membuat lilin aromaterapi dengan mencampurkan minyak sereh wangi dengan stearic acid.
Program Desa Mitra ini juga diharapkan dapat mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya dalam enam poin, yaitu: Tanpa Kemiskinan (No Poverty), Tanpa Kelaparan (Zero Hunger), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth), Berkurangnya Kesenjangan (Reduced Inequalities), Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production). Selain itu, program ini juga berkontribusi terhadap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) 2 dan IKU 3 bagi Fakultas Biologi UGM.
Melalui kegiatan ini, diharapkan anggota KWT Lestari Malangrejo dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, serta bekerja sama dalam mengembangkan produk lokal yang bernilai tambah, yang berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan.
SDGs:
#SDG 1: No poverty
#SDG 2: Zero Hunger
#SDG 3: Good Health and Well-being
#SDG 12: Responsible Consumption and Production