SDG 13 : Penanganan Perubahan Iklim
Yogyakarta, 14 September 2023 — Pada tanggal 12 September 2023, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Laboratorium Ekologi dan Konservasi menyelenggarakan Seminar Hybrid bertajuk “Solusi berbasis alam untuk mengelola ekosistem di lanskap-bentang laut tropika untuk kesejahteraan manusia” di Auditorium Biologi Tropika. Kegiatan yang diawali sambutan dari ketua panitia Dr.rer.nat Andhika Puspito Nugroho dan dibuka oleh Dekan Fakultas Biologi, Prof. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc ini dilaksanakan dalam rangka memperingati purna tugas Prof. Tjut Sugandawaty Djohan yang telah memberikan sumbangan ilmiah yang berharga selama hampir 40 tahun berkarya di Fakultas Biologi UGM. Lebih lanjut, seminar ini terselenggara bertepatan dengan hari lahir Prof Tjut juga sebagai bukti penghargaan dan apresiasi yang besar terhadap kontribusi beliau yang tak terhitung jumlahnya dalam pengembangan ilmu ekologi dan konservasi.
Tema seminar diangkat sebagai respon atas kerusakan ekosistem yang terjadi di berbagai area di dunia. Padahal, ekosistem dalam lanskap dan bentanglaut, memberikan jasa yang mendukung antara lain kehidupan manusia seperti pasokan air bersih, pangan, udara bersih, hingga aspek budaya dan spiritual yang berkelanjutan. Kerusakan ekosistem yang luar biasa ini mendorong United Nation mendeklarasikan 2021-2030 the UN Decade on Ecosystem Restoration, yang mendorong program-program restorasi ekosistem dalam skala global. Lebih lanjut, hubungan timbal balik antara kesejahteraan manusia dan kesehatan ekosistem terus dibangun, salah satunya melalui Solusi Berbasis Alam atau Nature-based Solution (NBS). NBS adalah pendekatan yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pengelolaan berbasis jasa ekosistem sebagai solusi permasalahan manusia di era antroposen. Lebih lanjut, diharapkan topik terkait NBS juga dapat mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Seminar hybrid yang dihadiri oleh hampir 220 peserta baik luring dan daring dilaksanakan dengan dua sesi utama yaitu sesi keynote speakers dan invited speakers. Dalam sesi keynote yang dimoderatori Mukhlish Jamal Musa Holle, DPhil, Profesor Tjut Sugandawaty Djohan mengangkat tema “Kerusakan ekosistem di lanskap-bentanglaut tropika dan darurat iklim,” sedangkan Prof. Jatna Supriatna dari Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (Research Center for Climate Change) membahas “Potensi layanan ekosistem untuk perdagangan karbon.” Selanjutnya, Dr. Barano Siswa Sulistyawan dari Global Environment Facility-RIMBA, Kementerian ATR/BPN, berbicara tentang “Perwujudan Koridor Lanskap RIMBA melalui Ekonomi Hijau.
Pada sesi invited speakers yang dimoderatori Dr. Siti Nurleily Marliana, Akbar Reza, M.Sc, dan Ardyan Pramudya Kurniawan, M.Si, turut hadir bimbingan Prof Tjut untuk berbagi pengalaman yaitu “Dr.Ir.Aji Ali Akbar, S. Hut, M. Si, IPU (Universitas Tanjungpura) Gemasakti Adzan, M.Sc. (World Resources Institute Indonesia), Dr. Rossie Wiedya Nusantara (Universitas Tanjungpura), Dr. Karyadi Baskoro, M.Si. (Universitas Diponegoro), Achmad Ariefiandy, M.Phil. (Komodo Survival Program), Sugotowikan (Ateliers Francois S.A.), Dr. Sudaryanto (Universitas Udayana), Willem Amu Blegur, M.Sc (Universitas Timor), Arief Rachman, M.Sc. (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Ryannika Dwi Astuti, S.Si. (Yayasan LINI).
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk sharing pengalaman, pengetahuan, berjejaring, termasuk menginspirasi generasi pemuda untuk terjun di dunia ekologi dan konservasi karena generasi pemuda sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan lingkungan saat ini dan masa depan. Pada kesempatan yang sama, panitia dan Prof Tjut juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh narasumber dan peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia, serta berbagai latar belakang profesi termasuk akademisi, ilmuwan, mahasiswa, dan praktisi konservasi. “Semangat dan antusiasme yang telah ditunjukkan dalam acara ini memotivasi kami untuk terus berjuang dalam menjaga alam dan mendukung keberlanjutan” pungkas Ketua Panitia.
Jumat, 8 September 2023, Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM mengunjungi Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang. Kunjungan ini bertujuan untuk menjajagi kerjasama pengelolaan sampah organik di TWC Borobudur dan Prambanan. Kunjungan ini dipimpin oleh Soenarwan Hery Poerwanto, S,Si.,M.Kes. didampingi oleh anggota Satgas diantaranya Dr. Sukirno, M.Si., Dwi Umi Siswanti., S.Si.,M.Sc., Mulyanto, ST.MM, Rujito dan Danang.
Keberangkatan Tim Satgas Pengelola Sampah Organik ini atas rekomendasi inisiator SONJO (Sambatan Jogja) WA Group, Rimawan, SE., M.Sc., PhD. kepada Dekan Fakultas Biologi, UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Selanjutnya Dekan menugaskan Satgas Pengelola Sampah Organik untuk berrtemu dengan stakeholder TWC Borobudur, yaitu Kristiono Wibowo (Operasional Manager), Sumardi (Asisten Manager Merchant Area) dan Agus Susanto (Asisten Manager PAK Maintenance).
Satgas Pengelola Sampah Organik diajak mengunjungi Waste Management Area Borobudur dan Manohara yang setiap harinya mengelola sampah serasah sebanyak 10 ton. Sampah organik ini diolah menjadi kompos dalam waktu 30 hari. Hasil diskusi Satgas Pengelolaan Sampah Fakultas Biologi dan TWC Borobudur menyimpulkan bahwa proses dekomposisi serasah menjadi kompos masih terlalu lama. Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM menawarkan penggunaan Bioferti 2023 untuk mempersingkat pemrosesan sampah organik di TWC Borobudur. “Saat ini Bioferti 2023 produksi Fakultas Biologi telah terbukti memberikan hasil dekomposisi sampah organik menjadi kompos dalam 14 hari”, ungkap Ketua Sagas, Soenarwan Hery Poerwanto. Selain memproduksi kompos, TWC Borobudur juga mempunyai peralatan yang cukup memadahi untuk pembuatan briket. Briket ini selanjutnya didistribusikan ke unit pembangit listrik di Cilacap, jawa Tengah hasil Kerjasama dengan CSR PLN Jateng.
Satgas Pengelola Sampah Organik Fakultas Biologi UGM pada dasarnya mempunyai misi untuk meningkatkan kualitas lingkungan Universitas Gadjah Mada yang bersih, rapi dan sehat yang bebas dari pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah organik. Misi ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12, Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab dan nomor 13, penanganan perubahan iklim sekaligus mewujudkan SDGs nomor 14 yaitu kota dan komunitas yang berkelanjutan (dus_bio, 2023)
Yogyakarta, 25 Agustus 2023 – Pelatihan Pengolahan Sampah Organik kembali diselenggarakan oleh Fakultas Biologi. Pada kesempatan ini, sebanyak 50 peserta yang terdiri atas rombongan dari Bidang Pasar Rakyat, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Fakultas Farmasi dan Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada. Partisipasi dari Disperindag DIY dalam pelatihan ini berkaitan dengan pengelolaan sampah di 29 pasar di DIY selepas penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan beberapa saat yang lalu. Setidaknya setiap harinya dihasilkan 9 ton sampah dari keseluruhan pasar yang belum dikelola dengan baik.
“Perlu adanya keselarasan upaya di hulu dan di hilir. Di hulu penting untuk terus edukasi dan praktek memilih dan memilah sampah oleh masyarakat sehingga menjadi budaya, sedangkan di hilir, Fakultas dan Perguruan Tinggi harus terus mengembangkan teknologi tepat guna khususnya untuk pengolahan sampah organik dan residu”, demikian disampaikan oleh Prof. Budi Setiadi Daryono, Dekan Fakultas Biologi UGM. Beliau juga menyampaikan bahwa apabila masyarakat di tingkat rumah tangga sudah disiplin memilah sampah berdasarkan kategorinya (organik-anorganik) sudah cukup mengurangi permasalahan sampah.
Fakultas Biologi telah mengadakan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Sampah Organik yang diikuti setidaknya 25 Rumah Sakit, 17 Pondok Pesantren, dan 30 Komunitas Pengelolaan Sampah di DIY. Pada kesempatan ini, sebanyak 40 peserta dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian khususnya Bidang Pasar mengikuti pelatihan dalam rangka penyelesaian masalah sampah di pasar DIY terutama sampah organik pasar berupa sampah buah dan sayur. Pelatihan berjalan dengan dipandu oleh Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. dan Suharjita.
Susilo, Penata Layanan Operasional Bidang Pasar Rakyat Disperindag DIY yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan setidaknya terdapat 29 pasar yang terlibat dan berencana bekerja sama dengan Fakultas Biologi dalam pengelolaan sampahnya. Beliau menyatakan sampah yang terkumpul di tiap pasar biasanya bukan hanya berasal dari pedagang melainkan juga dari masyarakat sekitar dengan jumlah sampah terbesar terdapat di Pasar Giwangan dan Pasar Beringharjo. Upaya yang dapat dilakukan Pengelola Pasar semenjak penutupan TPA berupa pembatasan jumlah sampah yang masyarakat buang di pasar. Susilo juga mengungkapkan kurangnya edukasi masyarakat dalam hal peemilahan dan pengolahan sampah.
Fakultas Biologi berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah organik di DIY. Dalam pengelolaan sampah dari pasar DIY, Fakultas Biologi setidaknya dapat menampung 3 ton sampah setiap harinya dari pasar-pasar tersebut dan mengolahnya. Dengan teknologi pengelolaan sampah yang diterapkan di Fakultas Biologi diantaranya vermicomposting dan Black Soldier Fly, Eco Enzim, Bioferlilizer, Eco Lindi dan lainnya, proses degradai sampah dapat berlangsung setidaknya satu minggu saja.
Komitmen Fakultas Biologi dalam pengelolaan sampah yang juga menyasar pada masyarakat dan komunitas di DIY ini menegaskan komitmen sebagai kampus ramah lingkungan dan mendukung sasaran pembangunan berkelanjutan (SDGs). Dukungan terhadap SDGs tersebut diantaranya peningkatan kehidupan yang lebih sehat (SDGs 3), berdampak dapa ketersediaan air bersih di lingkungan (SDGs 6), dan berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim akibat dampak emisi gas rumah kaca dari timbunan sampah organic (SDGs 13).
Senin (7/8/23) bertempat di Ruang Kelas 3, Fakultas Biologi UGM menerima rombongan peserta tour pengelolaan sampah yang dikoordinir oleh SONJO yaitu gerakan kemanusiaan yang fokus membantu masyarakat. Rombongan peserta yang berjumlah 25 orang tiba di Fakultas Biologi UGM sekitar pukul 09.30 dan langsung diterima oleh Dekan beserta jajarannya. Kunjungan ke Fakultas Biologi UGM sendiri merupakan rangkaian kegiatan kunjungan yang dilakukan sebelumnya di Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Dalam sambutannya Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan terima kasih atas kunjungan dari peserta. “Masalah sampah sebetulnya berasal dari manusia sendiri, jadi manusia sendiri yang harus meneyelesaikannya” tutur Prof. Budi. Lebih lanjut Prof. Budi menuturkan bahwa Fakultas Biologi UGM sendiri setiap hari melakukan pengelolaan sampah dari area yang cukup luas, termasuk sampah organik dari Hutan Biologi. Dengan berjalannya waktu, Fakultas Biologi menciptakan penemuan-penemuan dalam mengelola sampah seperti percepatan pembuatan kompos.
Selanjutnya diputarkan video cara pengelolaan sampah yang dilakukan di Fakultas Biologi UGM.
Di akhir acara, peserta diajak ke lapangan untuk menyaksikan secara langsung proses pengelolaan sampah yang terdiri dari:
- Komposting dan maggot
- Proses pembuatan POC/Biofetilizer dan ECO enzin
- Proses Vermicomposting
Kunjungan peserta pengelolaan sampah ini direncanakan akan dilakukan selama 3 hari sampai hari Rabu (9/8/23) dengan peserta dari Rumah Sakit dan Pesantren.
Pada tanggal 18 Maret 2023 dilaksanakan presentasi inovasi Business Plan ENVIROTECH 4.0 oleh PT Pertamina Hulu Indonesia dengan subtema pengelolaan limbah padat organik, sekaligus memperingati Hari Daur Ulang Sampah Dunia. Tim STARGAZE yang digawangi oleh Eva Yunizar Reza Permana Putri, Fanny Najmi Faza, dan Fika Zulfiani berpartisipasi dalam kompetisi tersebut. Judul yang diangkat adalah “MoldtoPlast” Inovasi Produk Suspensi Spora Aspergillus niger sebagai Agen Biodegradasi Sampah Plastik Kemasan” dibawah pendampingan Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si.
Awalnya, dilakukan proses seleksi abstrak pada skala nasional. Tim STARGAZE mampu lolos dan masuk 10 besar diantara 444+ abstrak. Tahap semifinal atau proposal tim Stargaze kembali masuk dalam skala 5 besar hingga melanjutkan di tahap final atau presentasi melawan ide inovasi terbaik dari tim lain dan berhasil meraih prestasi sebagai Juara 3.
Penggunaan plastik, khususnya plastik kemasan semakin meningkat jumlahnya. Hal tersebut tentunya membawa dampak buruk bagi lingkungan karena sampah plastik memiliki masa daur ulang yang cukup lama. Tim STARGAZE melirik adanya potensi mikroorganisme yang memiliki kemampuan dalam mendegradasi plastik, salah satunya kapang (mold) yang menjadi salah satu alternatif dalam biodegradasi sampah plastik berbahan dasar Low Density Polyethylene (LDPE).
Produk inovasi dalam bentuk Suspensi Spora Aspergillus niger dikemas dalam bentuk bubuk dan kemasan kertas ramah lingkungan. Produk ini ditargetkan untuk jangkauan pasar yang luas karena penggunaannya yang mudah, efektif, dan ramah lingkungan. Dengan produk ini dalam kurun waktu tertentu akan terjadi pengurangan berat sampah plastik kemasan efek kerja dari spora kapang dengan bantuan medium pendukungnya.
Melalui kegiatan ini, Eva Yuniar dan Tim turut serta berpartisipasi dalam Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu SDG 12 (Produksi dan Konsumsi Bertanggung Jawab) yang mendorong penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dan pengurangan limbah. Penggunaan MoldtoPlast dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir, menghembat sumber daya alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, penggantian penggunaan plastik dengan MoldtoPlast juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang timbul dari penggunaan ulang bahan-bahan plastik (SDG 13). [EYRPP]
Yogyakarta, Kamis, 9 Maret 2023 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Yayasan Belantara menyelenggarakan Kuliah Umum dengan tema “Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia dan Peluang Karir di Bidang Konservasi”. Acara tersebut diadakan di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM dan dibuka oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Biologi UGM dengan dipandu oleh Akbar Reza, S.Si., M.Sc. selaku dosen Laboratorium EKologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM.
Kuliah umum ini diisi oleh narasumber yang berpengalaman dalam bidang konservasi, Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Yayasan Belantara. Beliau berbicara mengenai pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan potensi karir yang dapat ditemukan di bidang konservasi.
Keanekaragaman hayati di Indonesia sangatlah penting karena Indonesia memiliki sekitar 17.000 pulau dengan beragam flora dan fauna yang tersebar di seluruh wilayahnya. Namun, keanekaragaman hayati Indonesia saat ini menghadapi berbagai ancaman, seperti perubahan iklim, penggundulan hutan, dan kerusakan lingkungan lainnya. Oleh karena itu, konservasi keanekaragaman hayati sangatlah penting untuk dilakukan guna menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Tidak hanya itu, Dr. Dolly Priatna juga menjelaskan bahwa bidang konservasi memiliki potensi karir yang sangat menjanjikan di Indonesia. Saat ini, banyak organisasi dan lembaga yang fokus pada konservasi keanekaragaman hayati, seperti yayasan lingkungan, perusahaan konservasi, dan lembaga pemerintah. Dalam bidang konservasi, terdapat berbagai peluang karir seperti ahli biologi konservasi, manajer proyek konservasi, ahli kebijakan konservasi, dan lain sebagainya.
“Dengan diadakannya kuliah umum ini, diharapkan mahasiswa dan masyarakat umum dapat lebih memahami pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan peluang karir di bidang konservasi. Selain itu, diharapkan kuliah umum ini juga dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa yang ingin berkarir di bidang konservasi”, ujar Dr. Dolly.
Acara ini dihadiri oleh 70 mahasiswa Fakultas Biologi UGM yang tertarik dalam bidang konservasi. Peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya langsung kepada narasumber melalui sesi tanya jawab. Kuliah umum ini berlangsung dengan sukses dan diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang konservasi keanekaragaman.
Tema Kuliah Umum yang diangkat oleh Fakultas Biologi UGM ini sejalan dengan Pembangunan Berkelanjutan dan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu Pendidikan Berkualitas (SDGs 4), Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (SDGs 8) dan Penanganan Perubahan Iklim (SDGs 13).