SDG 15 : Ekosistem Daratan
Tim mahasiswa dari S1 Fakultas Biologi UGM Angkatan 2022 yang diketuai oleh Firchamy Vuqi Aulia dengan empat rekannya yaitu Annisa Nur Baety, Azra Belva Naprilian, Muhammad Syahrul Firdaus, dan Ridho Nur Alam berhasil memperoleh Juara 2 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional dibawah bimbingan Dr.Wiko Arif Wibowo, S.Si. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Universitas Brawijaya pada tanggal 1 Juni-13 September 2023 dengan tema “Bersinergi Membangun Negeri dengan Inovasi Terapan Terapan Teknologi Menuju Indonesia Mandiri”. Kompetisi ini berlangsung dalam dua tahap yaitu, pengumpulan full paper dan pembuatan power point serta presentasi bagi para finalis yang lolos dari tahap pertama.
Pada kompetisi ini, Fika (sapaan akrab Firchamy Vuqi Aulia) dan empat rekannya memilih subtema agrokompleks, dengan judul karya “Penerapan Konsep Precision Farming dengan Teknologi Digital Twins dalam Pertanian Vertikal di Era Industri 5.0 untuk Mendukung Pembangunan Berkelanjutan”. Penulisan karya ilmiah ini dilatarbelakangi oleh sektor pertanian Indonesia yang semakin berjalannya waktu semakin mengalami kemunduran. Hal tersebut disebabkan ketersediaan lahan pertanian yang semakin terbatas karena alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman akibat meningkatnya populasi penduduk. Selain itu, sektor pertanian di Indonesia masih dikelola secara konvensional dengan kurangnya keterlibatan teknologi didalamnya. Hal ini menjadi salah satu faktor sering terjadinya gagal panen. Peristiwa tersebut menjadi penyebab meningkatnya kegiatan impor karena persediaan pangan dari sektor pertanian di Indonesia tidak mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat yang populasinya terus meningkat.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, Fika dan keempat rekannya menggagas sebuah inovasi yang diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut. Inovasi ini berupa penerapan pertanian vertikal yang diiringi konsep precision farming dengan dukungan teknologi Digital Twins. Penerapan pertanian vertikal akan menjadi solusi bagi petani yang tidak memiliki lahan yang luas, terutama petani di daerah perkotaan. Namun, pertanian vertikal ini tidak akan memberikan hasil maksimal jika tidak diberikan tambahan inovasi lainnya. Oleh karena itu, kami menawarkan sebuah inovasi untuk mengelola pertanian vertikal menggunakan konsep precision farming. Precision farming sendiri akan diterapkan menggunakan sistem informasi geografis (GIS), pemantauan jarak jauh, dan sensor tanah sebagai alat utama. Selanjutnya, konsep precision farming ini akan semakin terlengkapi dengan adanya teknologi berupa Digital Twins yang menggunakan pemodelan virtual dari objek secara real time dengan bantuan AI (Artificial Intelligence) dan IoT (Internet of Things).
Gagasan yang dicanangkan oleh tim ini diharapkan dapat menjadi gagasan yang efektif dan solutif bagi sektor pertanian di Indonesia. Apabila gagasan ini diimplementasikan, maka akan berdampak pada sektor pertanian Indonesia yang semakin canggih sehingga dapat mencukupi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia dan dapat bersaing secara global di era Industri 5.0 saat ini. Selain itu, dengan inovasi dari gagasan ini diharapkan sektor pertanian di Indonesia akan berkembang secara berkelanjutan sehingga tidak ada lagi masalah keterbatasan lahan serta mutu dan kualitas hasil pertanian juga semakin meningkat. [Penulis: Firchamy Vuqi Aulia]
Tim Mahasiswa S1 Fakultas Biologi UGM angkatan 2022 yang diketuai oleh Nur Farah Susilowati bersama rekannya yaitu Kotimah berhasil memperoleh juara 1 pada lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional yang diselenggarakan HIMA Pendidikan Biologi Universitas Tidar dengan mengangkat tema lomba “Optimizing the Ability to Conserve a Paradise of Biodiversity“. Lomba ini dilaksanakan secara daring dengan presentasi tahap final pada 18 Agustus 2023 dan pengumuman juara pada 22 Agustus 2023.
Pada kompetisi ini, Farah dan Kotimah berada dibawah bimbingan Dr. Siti Nurbaiti, S.Si. dengan membahas sub-tema “Upaya Mengatasi Kerusakan Biodiversitas”, serta menyusun karya tulis ilmiah berjudul “Biodiversitas Mikroalga sebagai Indikator Potensial Kualitas Ekosistem Pusat Konservasi Gajah”.
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilatarbelakangi oleh mikroalga yang dapat dijadikan suatu implementasi dalam mengatasi permasalahan biodiversitas pada ekosistem gajah. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis peran mikroalga sebagai bioindikator dengan indeks keanekaragaman sebagai parameter stabilitas suatu komunitas dalam ekosistem atau gangguan yang terjadi pada faktor-faktor lingkungan maupun biotik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan pendekatan literasi jurnal ilmiah, dengan merujuk pada identifikasi perhitungan jumlah keanekaragaman jenis mikroalga dari sampel air dan sedimentasi di lokasi ekosistem gajah. Jenis keanekaragaman mikroalga digunakan sebagai indeks kualitas ekosistem dengan keterkaitan karakteristik mikroalga yang memiliki batas toleransi tertentu terhadap faktor fisika-kimia, sebagai bahan bioremediasi, sumber makanan, bahan bioaktif, serta kandungan hidrokarbon rantai panjang yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Hasil dari penelitian ini menunjukan tingkatan keanekaragaman mikroalga yang bervariasi sebagai identifikasi kualitas perairan di Pusat Konservasi Gajah dalam kestabilan ekosistemnya. [Penulis: Kotimah & Nur Farah]
Dalam upaya memerangi perdagangan hewan dilindungi oleh negara dan mengancam keberlanjutan satwa liar, Dosen Fakultas Biologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) telah memberikan bantuan bagi penegak hukum wilayah Wilayah Jawa Bali Nusa Tenggara dalam pengungkapan kasus kejahatan menggunakan teknik DNA forensik.
Pada hari Senin, 19 September 2023, tim gabungan yang terdiri dari penegak hukum dan Dosen Fakultas Biologi UGM bekerja sama untuk mengidentifikasi barang bukti dari perdagangan ilegal. Kasus ini menjadi sorotan karena barang bukti yang diperoleh sangat bervariasi, mulai dari minyak, kulit samak, tulang, dompet, hingga peci dan diduga dari hewan-hewan dilindungi, seperti harimau, macan tutul, macan kumbang, gajah. Dr. Dwi Sendi Priyono, seorang Dosen Fakultas Biologi UGM mengkoordinasikan pengumpulan sampel DNA dari barang buktu yang ditemukan dalam operasi penegakan hukum. Teknik DNA forensik kemudian digunakan untuk menganalisis sampel-sampel tersebut dan menentukan spesies barang bukti tersebut.
Kasus ini adalah contoh yang baik dari kolaborasi yang sukses antara dunia akademis dan penegak hukum dalam upaya melindungi satwa liar yang terancam punah. Penegakan hukum yang lebih baik dan pemahaman ilmiah yang mendalam tentang identifikasi DNA forensik diharapkan dapat membantu mengurangi perdagangan harimau ilegal di masa depan. Tim peneliti dan penegak hukum berkomitmen untuk terus bekerja sama dalam upaya melindungi harimau dan spesies satwa liar lainnya dari ancaman perdagangan ilegal yang merusak. Dalam hal ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) mendukung upaya ini dan akan terus berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan satwa liar di Indonesia.
Kegiatan Diklat Lapangan Pendidikan Lanjut Angkatan Diksar XVII BiOSC Tahun 2023 merupakan suatu agenda tahunan yang dilaksanakan oleh Biology Orchid Study Club (BiOSC). Fokus utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan skill dan pengetahuan terkait penelitian, budidaya, dan konservasi anggrek bagi calon anggota divisi BiOSC. Kegiatan ini dilaksanakan secara luring di Fakultas Biologi dan Greenhouse Karanggayam pada 19 Agustus 2023, serta Balelawang Orchid Species yang beralamat di Tegalsan, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tanggal 20 Agustus 2023.
Peserta dari kegiatan Diklat Lapangan 2023 adalah angkatan diksar XVII berjumlah 42 orang. Tujuan dari kegiatan diklat lapangan adalah untuk memberikan pembekalan terkait keilmuan anggrek bagi calon anggota baru BiOSC melalui praktik yang dilakukan dalam lingkup penelitian, budidaya, maupun konservasi. Dari pembekalan tersebut, peserta dapat mengidentifikasi anggrek dan pengaruh parameter fisikokimianya, melakukan proses budidaya anggrek seperti aklimatisasi, dan mengetahui cara melakukan pengawetan tanaman.
Kegiatan ini berjalan dengan lancar selama dua hari. Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pembukaan dan dilanjutkan dengan sambutan oleh pembina BiOSC, Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Sebelum memulai praktik, terlebih dahulu dilakukan pematerian awal oleh Koordinator Divisi Penelitian dan Budidaya Biology Orchid Study Club. Praktik penelitian yang dilakukan adalah pembuatan herbarium basah dengan buah anggrek sebagai objek awetan di Fakultas Biologi UGM. Buah anggrek yang digunakan adalah jenis Rynchostilis retusa, Arundina graminifolia, dan Cymbidium encifolium. Penutupan praktik lapangan penelitian dilakukan dan dilanjutkan dengan perjalanan menuju Greenhouse Karanggayam. Di sana, dilakukan praktik budidaya yakni aklimatisasi anggrek Dendrobium hybrid di Greenhouse Karanggayam. Rangkaian diklap hari pertama diakhiri dengan perjalanan kembali ke rumah masing-masing.
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pemberangkatan peserta dan panitia ke Balelawang Orchid Species. Sambutan diberikan oleh Bapak Anton selaku pengelola Balelawang Orchid Species. Di sana, peserta melakukan praktik konservasi yakni identifikasi anggrek alam dan pengukuran parameter fisiko kimia. Parameter yang diukur adalah suhu udara, intensitas cahaya, kelembaban udara, kelembaban tanah, dan suhu tanah. Kegiatan diksar lapangan hari kedua ditutup dengan acara makan siang dan dokumentasi bersama.
Penetapan AD XVII menjadi anggota divisi tidak berhenti sampai disana. Pada Sabtu, 3 September 2023, peserta melakukan presentasi terkait dengan proposal penelitian, praktik budidaya, dan identifikasi sekaligus pengukuran parameter fisikokimia. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih skill komunikasi dan memberitahukan kepada audiens mengenai anggrek apa saja yang telah berhasil mereka identifikasi. Jenis anggrek yang berhasil diidentifikasi antara lain Dendrobium crumenatum, Dendrobium mutabile, Acriopsis, Vanda tricolor, dan masih banyak lagi. Kemudian, acara dilanjutkan dengan pengumuman kelulusan dan pelantikan AD XVII menjadi anggota divisi serta bincang divisi. Rangkaian kegiatan ditutup dengan pemberian reward kepada peserta terbaik dan dokumentasi bersama sebagai bentuk apresiasi memasuki divisi di BiOSC. [Penulis: BiOSC]
Rangkaian kegiatan “Pelatihan Penanganan Satwa Liar” oleh Jaringan Satwa Indonesia (JSI) yang sukses dilaksanakan di Surabaya dan Jakarta, dilanjutkan ke wilayah Bali dan Lampung. Kegiatan ini penting dilakukan karena perdagangan ilegal satwa liar sangat mengancam keanekaragaman hayati dan mendorong tindakan korupsi diantara pegawai negeri yang terlibat. Perdagangan satwa liar biasanya melalui pintu-pintu masuk dan keluar suatu negara, sehingga para pihak “penjaga pintu-pintu” tersebut diberi bekal yang memadai guna meningkatkan kewaspadaan agar dapat mengurangi dan bahkan menggagalkan usaha perdagangan satwa liar ilegal terutama yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia. Para pihak yang terkait dan diundang dalam kegiatan tersebut adalah: BKSDA, Kejaksaan, Kepolisian, Avian Security, Balai Karantina Hewan dan agen regulasi. Kegiatan ini dilakukan agar para pihak terkait dengan wewenang, tugas dan fungsi masing-masing yang berbeda dapat terjalin koordinasi serta kerjasama yang sinergis. Sinergitas tersebut untuk memastikan efektifitas tindak lanjut, baik dalam penanganan dan pengembangan temuan, tetapi juga dalam mempercepat proses birokrasi untuk segera dilakukan pelepasliaran atau proses rehabilitasi satwa liar yang diperdagangkan.
Jaringan Satwa Indonesia telah mengadakan kegiatan pelatihan terpadu di Bali pada tanggal 29-30 Agustus 2023 di Hotel Aston Kuta dan 07-08 September 2023 di Swissbell-Hotel Lampung yang dihadiri oleh multipihak seperti BKSDA, Kejaksaan, Kepolisian, Avian Security, Balai Karantina Hewan dan agen regulasi. Beberapa materi dari kegiatan pelatihan tersebut berupa forensik satwa liar mati dan bagian bagiannya. Satwa liar mati dan bagian bagiannya memerlukan penanganan yang baik agar tidak rusak selama dalam penyimpanan. Selain itu diperlukan pemahaman mengenai prosedur identifikasi satwa. Prosedur identifikasi morfologi, anatomi dan molekuler (uji DNA). Pengambilan sampel untuk uji DNA sebagai pembuktian jenis bagian satwa tersebut dilindungi atau tidak.
Dosen dan alumni Fakultas Biologi UGM yang menjadi narasumber adalah: Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc, dan Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. dari Laboratorium Sistematika Hewan. Donan dan Sendi memiliki banyak pengalaman dalam bidang forensik satwa liar dan kontribusi yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkait konservasi dan perlindungan satwa liar di Indonesia. Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc menjelaskan prinsip koleksi sampel untuk analisis morfologi beserta contoh berbagai kasus yang telah dikerjakan untuk investigasi forensik. Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si., menjelaskan prinsip serta teknik koleksi hingga analisis menggunakan DNA untuk mengungkap berbagai kasus perdagangan satwa liar. Kemudian satu alumni Fakultas Biologi UGM adalah Bapak AKBP Sugeng Irianto, beliau saat ini menjabat sebagai Kanit 5 Subdit I/Indusmen Dittipidter Bareskrim Polri. Pak Sugeng merupakan alumni Fakultas Biologi UGM angkatan tahun 1987. Pak Sugeng menjelaskan mengenai “Dinamika Penanganan Perkara Satwa Dilindungi”.
Pelatihan forensik satwa liar ini diharapkan dapat menjadi forum untuk berbagi ilmu dan pengalaman serta mendiskusikan perkembangan terkini terkait regulasi maupun pembelajaran dari upaya pengawasan yang telah dilakukan. Selain itu diharapkan juga mampu meningkatkan koordinasi dan kerjasama multi-pihak baik dalam mengimplementasikan regulasi maupun penegakan hukumnya, serta menyamakan persepsi dalam penanganan barang bukti satwa liar dan bagian bagiannya, salah satunya dengan menerapkan standar CARE sehingga memungkinkan satwa liar memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup pasca penyitaan dengan pelatihan dasar penanganan, perawatan dan wawasan tentang satwa liar dan kebutuhan mereka. Melalui pelatihan terpadu ini diharapkan dapat terciptanya pembaharuan dalam upaya pengawasan pemanfaatan dan peredaran satwa liar di masa yang akan datang
Pelatihan Forensik Satwa Liar ini berkontribusi terhadap beberapa tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDG), terutama pada SDG 15: Kehidupan Darat dan SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat. SDG 15: Kehidupan Darat, yaitu pelatihan forensik satwa liar ini dapat membantu melindungi keanekaragaman hayati beserta ekosistem darat dengan menyelidiki kasus-kasus perburuan ilegal, perdagangan satwa liar, maupun pelanggaran lainnya terhadap satwa liar. Pelatihan ini berkontribusi pada tujuan menjaga ekosistem darat yang berkelanjutan. SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat; yaitu pelatihan forensik satwa liar ini berperan dalam memerangi perdagangan satwa liar ilegal dan memperkuat hukum serta peraturan yang terkait. Pelatihan ini mendukung tujuan menciptakan koordinasi antae institusi yang kuat untuk mengatasi masalah ini. Pelatihan forensik satwa liar ini penting guna melindungi satwa liar yang terancam punah dan menjaga keseimbangan ekosistem, yang akhirnya berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan secara keseluruhan.