Arsip:
SDG 17 : Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Yogyakarta, Mei 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dengan bangga mengumumkan bahwa Tiara Putri, mahasiswa program double degree antara Universitas Gadjah Mada, Indonesia dan Universität Greifswald, Jerman, telah menerima beasiswa dari program bergengsi DAAD STIBET 2025.
Beasiswa STIBET for Graduation Support and Outstanding Engagement, yang didanai oleh Deutscher Akademischer Austauschdienst (DAAD), ditujukan untuk mendukung mahasiswa internasional berprestasi yang sedang menempuh pendidikan di universitas-universitas di Jerman. Setiap tahunnya, beasiswa ini hanya diberikan kepada 5 mahasiswa internasional yang memiliki prestasi nilai baik hingga sangat baik. Tiara terpilih menerima beasiswa ini sebagai apresiasi atas prestasi akademiknya yang sangat baik serta komitmennya dalam mendukung mahasiswa internasional lainnya.
Saat ini, Tiara sedang melakukan riset di Department of Molecular Genetics and Infection Biology, Universität Greifswald. Proyek utamanya adalah mengenai bakteri Streptococcus pneumoniae terkait dengan patogenitasnya di dalam host makhluk hidup. Sel yang digunakan adalah sel endotel dan epitel choroid plexus manusia, untuk mengembangkan model in vitro fungsional dari Blood-Cerebrospinal Fluid Barrier (BCSFB). Tiara juga terlibat dalam proyek kedua yang meneliti ko-infeksi S. pneumoniae di saluran pernapasan atas pada anak-anak yang terinfeksi COVID-19, bekerja sama dengan Eijkman Molecular Biology Research Center, Indonesia.
Di luar kesibukan riset doktoralnya di Universitas Greifswald, Tiara aktif terlibat dalam kegiatan sosial yang mendukung pembangunan berkelanjutan di tingkat global. Salah satu bentuk komitmennya terlihat dari partisipasinya dalam kegiatan UNICEF kampus, sebuah organisasi volunteer yang berfokus pada promosi dan perlindungan hak-hak anak. Salah satu kegiatannya adalah menggalang donasi melalui pengumpulan Pfand—botol bekas yang dapat ditukar dengan uang di Jerman—untuk mendukung program penyediaan air bersih di wilayah yang membutuhkan. Inisiatif ini berkontribusi langsung pada pencapaian SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak) dengan memastikan akses air minum yang aman serta SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui peningkatan sanitasi dan kesehatan masyarakat. Melalui keterlibatan aktif di bidang akademik dan sosial, Tiara membuktikan bahwa generasi muda dapat menjadi motor perubahan positif dalam mewujudkan masa depan yang lebih berkelanjutan.
Prestasi ini menegaskan kekuatan kemitraan internasional yang dibangun oleh Fakultas Biologi UGM serta peran mahasiswa berdedikasi seperti Tiara dalam memajukan kerja sama ilmiah dan lintas budaya di tingkat global.
Yogyakarta, 15 Mei 2025 – Akbar Reza, dosen dari Lab Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), menjadi salah satu narasumber dalam sesi diskusi internasional bertajuk “Live from the Field: Restoring Tropical Forests” yang diselenggarakan oleh Organization of Biological Field Stations (OBFS) bekerja sama dengan jaringan OCELOTS (Online Content for Experiential Learning of Tropical Systems), Center for Environmental Inquiry Sonoma State University, dan didanai oleh National Science Fund (NSF).
Diskusi ini menghadirkan para peneliti dan akademisi yang bergerak di bidang ekologi dari berbagai negara, termasuk Kosta Rika, Hawai’i, Ekuador, dan Indonesia, yang berbagi tentang praktik, tantangan, dan pendekatan inovatif dalam restorasi ekosistem hutan tropis melalui video interaktif. Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif The Virtual Field, sebuah kolaborasi internasional yang lahir selama masa pandemi untuk menyediakan pengalaman lapangan virtual bagi mahasiswa biologi dari seluruh dunia.
Dalam diskusi yang dihadiri hampir 80 peserta mahasiswa dari berbagai kampus di negara tropis tersebut, Akbar mempresentasikan penerapan modul pembelajaran daring tentang restorasi ekosistem yang ia integrasikan ke dalam perkuliahan ekologi tingkat sarjana di UGM yang didukung hibah National Science Fund (NSF) melalui program Faculty Mentoring Network OCELOTS. Modul ini sebagai bagian dari upaya memperkuat pembelajaran berbasis konteks ekosistem tropis melalui pendekatan daring yang terbuka dan kolaboratif.
Diskusi juga menampilkan Dr. Becky Ostertag dari University of Hawai’i at Hilo, yang membahas pendekatan restorasi berbasis sifat fungsional tanaman (functional trait-based restoration), serta Dr. Rakan A. Zahawi, Direktur Eksekutif Charles Darwin Research Station, yang menyoroti efektivitas penanaman pohon berkelompok (tree clusters) sebagai strategi pemulihan hutan.
Kegiatan ini dimoderatori oleh Brittany Cavazos, Asisten Profesor Biologi di Stonehill College, Massachusetts, dan Miriam San José, peneliti dari Charles Darwin Research Station, serta disiarkan langsung dari Stasiun Biologi Las Cruces, Kosta Rika serta Hutan Biologi Universitas Gadjah Mada Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, saya belajar bahwa restorasi hutan tropis bukan hanya soal teknik ekologi, tetapi juga tentang keterlibatan sosial, pendidikan, dan berbagi pengetahuan lintas wilayah tropis,” ujar Akbar. “Kesempatan untuk membandingkan konteks restorasi Indonesia dengan pengalaman dari Hawai’i dan Kosta Rika memberikan perspektif baru yang sangat berharga bagi saya dan mahasiswa.”
Kegiatan “Live from the Field” tidak hanya menghadirkan pengalaman belajar global bagi peserta didik, tetapi juga menyediakan panduan pengajaran, bahan bacaan sebelum acara, dan rekaman sesi yang dapat dimanfaatkan secara asinkron oleh dosen dan pendidik di seluruh dunia. Informasi lebih lanjut tersedia di thevirtualfield.org dan ocelots.nrem.iastate.edu.
Prof. Purnomo Tutup 43 Tahun Masa Bakti sebagai Dosen di Fakultas Biologi melalui Seminar Purnatugas
Fakultas Biologi mengadakan Seminar Purnatugas bertajuk “Sistematika dan Konservasi Tumbuhan: Dedikasi Seumur Hidup untuk Alam dan Pengetahuan”. Kegiatan ini diselenggarakan di Auditorium Biologi Tropika pada Sabtu, 3 Mei 2025. Seminar diadakan untuk memperingati selesainya masa bakti Prof. Dr. Purnomo, M.S. sebagai dosen di Fakultas Biologi UGM. Prof. Purnomo telah mengabdikan dirinya sejak tahun 1982 sebagai dosen di Laboratorium Sistematika Tumbuhan (dulu Bernama Laboratorium Taksonomi Tumbuhan), dan dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam Bidang Ilmu Taksonomi Tumbuhan pada 2019 lalu.
Seminar Purnatugas dibuka dengan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh Ketua Pelaksana Kegiatan, Abdul Razaq Chasani, Ph.D; Kepala Laboratorium Sistematika Tumbuhan, Prof. Dr. Ratna Susandarini; serta Dekan Fakultas Biologi, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono. Prof. Budi membuka acara dan menyampaikan apresiasi tertinggi atas dedikasi, pengabdian, dan karya luar biasa yang telah ditorehkan Prof. Purnomo selama 40 tahun lebih menjadi dosen di Fakultas Biologi. Acara disambung dengan doa yang dipimpin oleh Dr. med. vet. Hendry T.S.S.G. Saragih. Rangkaian acara utama tersusun dari paparan oleh Prof. Purnomo, dilanjutkan pemaparan oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu yang diwakili Ibu Kristina Dewi, M.Sc., M.Eng., dan disambung dengan gelar wicara/bincang ilmiah yang menghadirkan empat orang alumni mahasiswa bimbingan Prof. Purnomo untuk berbagi cerita terkait pengembangan hasil penelitian di bawah pembimbingan Prof. Purnomo.
Prof. Purnomo menceritakan perjalanan hidup beliau sebelum dan saat membaktikan diri sebagai dosen di Laboratorium Sistematika Tumbuhan pada sekapur sirih singkat yang beliau sampaikan. “Keanekaragaman spesies, sesuatu yang harus dikuasai orang taksonomi saya kerjakan dengan mendatangi bermacam ekosistem untuk menghimpun data flora bagi kepentingan konservasi tumbuhan,” kenang Prof. Purnomo. Beliau juga mengenang masa awal memperkenalkan etnobotani ke Fakultas Biologi, “Setelah saya mengikuti seminar etnobotani tahun 1995 di Bogor, saya berpikir bahwa etnobotani akan menyemarakkan riset di lapangan sebagai titik temu antara ilmu taksonomi dan pemanfaatan praktis di tengah masyarakat,” papar beliau. “Saya harap, Fakultas Biologi terus melanjutkan perjuangan untuk menjadi pendorong dalam merawat, mengelola, dan melestarikan semesta alam,” pungkas Prof. Purnomo dalam sekapur sirih yang beliau sampaikan.
Acara dilanjutkan dengan pemaparan terkait kerja sama antara Fakultas Biologi UGM dengan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu yang disampaikan oleh Ibu Kristina Dewi, M.Sc., M.Eng., yang merupakan alumni Fakultas Biologi Angkatan 1991. Kerja sama antara Fakultas Biologi dan Balai TNGMb telah terjalin sejak tahun 2022 hingga saat ini. Beliau menyampaikan hasil identifikasi bioprospeksi yang dikerjakan bersama Fakultas Biologi, dengan fokus utama pada kajian fitokimia pegagan (Centella asiatica) dan paku cakar ayam (Selaginella spp.) yang dijumpai dalam jumlah banyak di TNGMb. Studi etnobotani juga dikerjakan bersama Laboratorium Sistematika Tumbuhan sebagai pondasi ilmiah dalam eksplorasi bioprospeksi lanjutan.
Rangkaian acara disambung dengan bincang ilmiah bersama alumni mahasiswa bimbingan Prof. Purnomo, yaitu Dr. Linda Oktavianingsih, M.Si. dari Universitas Mulawarman; Dr. Ainun Nikmati Laily, M.Si. dari UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung; Dr. Muhamad Jalil, M.Pd. dari IAIN Kudus; serta Reza Raihandhany, M.Sc. dari Yayasan Generasi Biologi Indonesia. Diskusi dipimpin oleh Ibu Rini Verary Shanthi, M.Si., mahasiswa Program Doktoral Fakultas Biologi UGM. Diskusi berjalan dengan hangat, berisi cerita-cerita dari para alumni terkait pengembangan hasil studi dan kenangan selama pembimbingan Prof. Purnomo. Keempat pembicara mengungkapkan bagaimana Prof. Purnomo menjadi pembimbing yang penuh kesabaran, tekun, serta penuh rasa welas asih kepada mahasiswa bimbingannya.
Seusai rangkaian acara, diadakan sesi ramah tamah dan makan siang bersama para undangan yang hadir. Ramah tamah berlangsung dengan semarak, para tamu mengucapkan ungkapan selamat dan harapan-harapan baik kepada Prof. Purnomo sembari memberikan berbagai macam buah tangan. Ramah tamah menjadi penutup acara Seminar Purnatugas Prof. Purnomo. Para tamu undangan mendapat cendera mata berupa bibit umbi-umbian (kencur, temu kunci, jahe, dan ganyong) yang merupakan salah satu topik riset beliau serta menyimbolkan bibit kebaikan yang telah ditabur Prof. Purnomo selama membaktikan diri sebagai dosen di Fakultas Biologi UGM. Acara seminar dapat disaksikan ulang di Kanal Youtube Fakultas Biologi pada tautan https://www.youtube.com/watch?v=U73crefCfbk&t=2662s&ab_channel=FakultasBiologiUniversitasGadjahMada. (BK)
Poin SDGs: Pendidikan Berkualitas (4); Penanganan Perubahan Iklim (13); Ekosistem Darat (15); Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (17).
Yogyakarta, 2 Mei 2025 — Dr. Eko Agus Suyono, dosen dan peneliti dari Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, berpartisipasi sebagai narasumber dalam Regional Research Catalyst Webinar of 2025 Webinar #4 bertema “Sustainable Development and Education” yang diselenggarakan oleh The Faculty of Education, Monash University, Australia. Webinar tersebut berlangsung secara daring pada Rabu, 30 April 2025 dan dipandu oleh Eisuke Saito dari Monash University.
Dalam webinar ini, Dr. Eko menyampaikan materi bertajuk “The Environment, Sustainability, and Universities in Indonesia: An Examination of the Nexus”, yang merupakan bagian dari salah satu bab buku hasil kolaborasi antara dirinya dengan Ko Nomura dari Nagoya University, Jepang. Selain Dr. Eko, Professor Alex Lechner, pakar urban design dari Monash University Indonesia, juga memberikan perspektif dalam diskusi tentang keterkaitan antara pendidikan dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik, lebih khususnya Indonesia.
Paparan Dr. Eko menyoroti dinamika sejarah dan tantangan pendidikan lingkungan serta pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya program tersebut sudah ada sejak era 1970-an, bahkan sudah ada pada masa sebelumnya melalui program pramuka. UGM menjadi pelopor program pembangunan berkelanjutan dengan pendekatan berbasis kolaborasi dosen dan mahasiswa bersama dengan masyarakat, yaitu kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sejak tahun 1951 melalui program Pengerahan Tenaga Mahasiswa (PTM) untuk membantu pemerintah dalam menyediakan tenaga pengajar di luar pulau Jawa. Program KKN tersebut masih berjalan sampai saat ini yang sudah mengalami perubahan paradigma dari pembangunan menjadi pemberdayaan, sehingga namanya menjadi Kuliah Kerja Nyata- Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM). Selanjutnya, Dr. Eko menekankan pentingnya peran institusi pendidikan tinggi dalam mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial secara lebih terstruktur. Ia juga menyampaikan bahwa pendanaan strategis dan dukungan kelembagaan sangat dibutuhkan untuk memperkuat jembatan antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam aksi nyata terhadap isu-isu pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan (Education for Sustainable Development).
Topik yang disampaikan Dr. Eko mencerminkan komitmen kuat terhadap tujuan-tujuan global dalam Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam mendukung pendidikan berkualitas (SDG 4), pengembangan komunitas yang berkelanjutan (SDG 11), aksi terhadap perubahan iklim (SDG 13), serta kolaborasi lintas sektor dan institusi (SDG 17). Dengan memperkuat peran perguruan tinggi sebagai agen perubahan, paparan ini menegaskan pentingnya kontribusi Indonesia dalam menyukseskan agenda global pembangunan berkelanjutan melalui integrasi ilmu pengetahuan, kebijakan, dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam upaya mendorong percepatan riset genomik di Indonesia, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Integrated Genome Factory (IGF), bekerja sama dengan Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS), menyelenggarakan kegiatan sosialisasi program “Revio Call: Program Pemanfaatan PacBio Revio untuk Riset Genomik Indonesia” pada Rabu, 30 April 2025, secara daring melalui Google Meet pukul 13.00–15.00 WIB.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu: Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM; dr. Vincentius Simeon Weo B. selaku Ketua Yayasan Satriabudi Dharma Setia serta Faris Dinulhaq selaku Field Application Specialist, DKSH Indonesia. Kegiatan dipandu oleh Moses Atmajadwiputra Polela, S.Si., staf IGF Fakultas Biologi UGM.
Dalam sambutannya, Prof. Budi menyampaikan bahwa Indonesia kini tengah memasuki era big data di bidang keanekaragaman hayati. Ia menekankan pentingnya pengumpulan dan pengolahan data sebagai fondasi membangun bangsa. “Mengumpulkan dan mengolah data itu tidak mudah, tetapi jauh tidak mudah lagi membangun bangsa tanpa data,” ujar Prof. Budi. Ia mengajak seluruh pihak untuk menjaga warisan bangsa melalui kolaborasi riset, khususnya di bidang genomik.
Selanjutnya, dr. Vincent memberikan gambaran umum tentang alat PacBio Revio yang saat ini merupakan teknologi paling mutakhir dalam dunia sekuensing genomik. Alat ini telah dipasang di IGF Fakultas Biologi UGM sebagai bagian dari inisiatif bersama untuk mendukung penelitian genomik di Indonesia.
Pemaparan dilanjutkan oleh Faris Dinulhaq dengan materi bertajuk “Why Sequencing with PacBio Revio”. Ia menjelaskan keunggulan teknologi long read dibanding short read dalam sistem Next-Generation Sequencing (NGS). Dengan tingkat kesalahan yang sangat rendah, teknologi HiFi sequencing dari PacBio memungkinkan penemuan-penemuan ilmiah yang lebih berdampak dan presisi tinggi.
Sesi berikutnya menghadirkan penjelasan teknis program Revio Call oleh Rani Kilatsih dari YSDS. Ia memaparkan Terms of Reference (ToR), mekanisme seleksi, ketentuan pengajuan proposal, hingga alur kerja program. Program ini terbuka bagi peneliti dari berbagai institusi untuk mengakses layanan sekuensing PacBio Revio secara gratis, dengan batas waktu pendaftaran proposal hingga 25 Mei 2025.
Acara ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif yang menunjukkan antusiasme tinggi dari peserta yang hadir secara daring. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 160 peserta dari berbagai latar belakang institusi pendidikan, lembaga riset, dan praktisi di bidang biologi molekuler dan bioteknologi.
Informasi lebih lanjut:
Integrated Genome Factory – Fakultas Biologi UGM
🌐 igf-sequencing.com
📷 Instagram: @igf.genome
🔬 Instalasi Revio di FBIO UGM: klik di sini
Yayasan Satriabudi Dharma Setia (YSDS)
🌐 www.dharma.or.id
📞 Tel: 021-5020-8805
📧 Email: admin@dharma.or.id
📺 YouTube/LinkedIn: Yayasan Satriabudi Dharma Setia
📷 Instagram: @dharma.or.id
Yogyakarta, 28 April 2025 — Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Menjaga Kekayaan Hayati di PT Freeport Indonesia”, menghadirkan narasumber Kukuh Indra Kusuma, S.Si., dari Tim Biodiversity Section, Environmental Division PT Freeport Indonesia. Kukuh merupakan alumni Fakultas Biologi UGM angkatan 2006 yang kini aktif dalam pengelolaan lingkungan di salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung di Auditorium Biologi Tropika ini dihadiri oleh mahasiswa, dosen, serta sivitas akademika Fakultas Biologi UGM. Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, membuka kuliah tamu secara resmi. Dalam sambutannya, Dr. Eko menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Pak Kukuh serta pentingnya momen ini sebagai inspirasi bagi mahasiswa dan alumni dalam menjajaki peluang karier di sektor pertambangan.
Dipandu oleh Dr. Rury Eprilurahman sebagai moderator, kuliah tamu diawali dengan pengantar mengenai kiprah Pak Kukuh selama masa kuliah dan kontribusinya dalam berbagai kompetisi riset internasional.
Dalam paparannya, Pak Kukuh menjelaskan sejarah dan lingkup operasional PT Freeport Indonesia yang mencakup wilayah Grasberg, Tambang Bawah Tanah, Tembagapura, hingga Pelabuhan Amamapare. Ia menyoroti tantangan pengelolaan lingkungan di kawasan pertambangan yang luas dan kompleks, serta berbagai upaya perusahaan dalam menjaga keanekaragaman hayati.
Berbagai program konservasi dan rehabilitasi lingkungan telah dijalankan, mulai dari reklamasi lahan dan revegetasi pada area bekas tambang menggunakan spesies lokal seperti matoa dan angsana, pengelolaan tailing (SIRSAT), hingga restorasi ekosistem mangrove dengan target penanaman 500 hektare per tahun. Selain itu, PT Freeport juga mengembangkan fasilitas riset terpadu pasca tambang seperti peternakan sapi, lahan pertanian, hidroponik, akuakultur, hingga sistem pertanian terpadu (integrated farming).
Dalam aspek konservasi keanekaragaman hayati, perusahaan melakukan pemantauan spesies, suksesi ekosistem, dan membangun sarana konservasi seperti taman botani serta diorama ekosistem. Seluruh inisiatif ini dijalankan melalui kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui BKSDA.
Sesi kuliah ditutup dengan diskusi interaktif yang disambut antusias oleh para mahasiswa. Acara ini diharapkan dapat menjadi pemicu semangat dan inovasi sivitas akademika dalam mendukung riset pelestarian ekosistem (SDG 4 dan 15), serta memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju pembangunan berkelanjutan (SDG 17).
Yogyakarta, 28 April 2025 — Tim Gama Melon dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan PT Konimex untuk mengembangkan kit ekstraksi DNA berbasis teknologi magnetik nanopartikel, yang dirancang khusus untuk kebutuhan riset dan industri dalam negeri.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat KPTU, Fakultas Biologi UGM ini, Tim Gama Melon diwakili oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., bersama mahasiswa bimbingannya, Azra Belva Naprilian. Sementara itu, PT Konimex diwakili oleh Berlian Prima (Research and Production Manager) serta Stanley Evander (Research Officer).
Kolaborasi ini bertujuan untuk menyelaraskan visi dan langkah strategis kedua belah pihak dalam penyempurnaan produk sebelum peluncuran resmi. Kit ekstraksi DNA ini dirancang untuk menjadi solusi praktis dan terjangkau bagi kebutuhan riset dan industri di dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap produk impor.
Dalam diskusi yang berlangsung intensif, Prof. Budi memaparkan berbagai perkembangan inovasi dan hasil uji validasi produk, sedangkan tim Konimex memberikan masukan dari sisi produksi massal, kontrol kualitas, dan strategi pemasaran. Kit ini tidak hanya menawarkan efisiensi dan efektivitas tinggi dalam proses ekstraksi DNA, tetapi juga menggunakan bahan baku lokal serta teknologi rekayasa nanopartikel yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar nasional.
Azra Belva Naprilian sebagai mahasiswa yang akan terlibat langsung dalam proses riset dan pengembangan, turut menyampaikan insight mengenai uji coba lapangan serta optimalisasi performa kit di berbagai tipe sampel biologis. Koterlibatan mahasiswa dalam proyek ini menjadi bukti nyata peran pendidikan tinggi dalam mendorong hilirisasi riset ke sektor industri.
PT Konimex pun berkomitmen untuk mendukung produksi dan memperluas distribusi kit ini, menargetkan laboratorium pendidikan, penelitian akademik, industri kesehatan, dan pertanian sebagai pengguna utama. Kerjasama ini diharapkan mampu melahirkan produk lokal berdaya saing global, sekaligus memperkuat ketahanan Indonesia di bidang bioteknologi. Finalisasi dan pengujian mutu akan segera dilanjutkan, menargetkan peluncuran resmi ke publik pada tahun 2026.
Kolaborasi ini menjadi bukti nyata sinergi antara perguruan tinggi dan industri dalam mendukung program nasional kemandirian teknologi dan inovasi lokal. Lebih dari itu, kerja sama ini juga berkontribusi dalam pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi melalui penguatan sektor industri berbasis inovasi lokal, SDGs 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur dengan menghadirkan solusi teknologi dalam negeri, serta SDGs 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan melalui kolaborasi antara dunia akademik dan dunia industri.
Yogyakarta, 28 April 2025—Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seminar Nasional Penggalang Herpetologi Indonesia bertema “Past, Present, and Future: 17 Tahun Penggalang Herpetologi Indonesia” yang digelar pada 26–27 April 2025 di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM. Seminar ini menjadi momentum istimewa karena untuk pertama kalinya diselenggarakan secara luring setelah pandemi COVID-19. Pada tahun 2022, kegiatan serupa telah dilaksanakan secara daring karena masih dalam masa pandemi.
Kegiatan ini bertujuan menjadi wadah diskusi ilmiah bagi para akademisi, peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk bertukar informasi, berbagi pengetahuan, pengalaman, serta hasil penelitian terbaru, sekaligus berdiskusi tentang isu-isu terkini terkait herpetofauna di Indonesia. Seminar ini didukung oleh Fakultas Biologi UGM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta disponsori oleh APPREPINDO (Asosiasi Penangkar dan Pengedar Reptil Pet Indonesia), APEKLI (Asosiasi Pengusaha Kura-kura, Labi-labi, Ular, Tokek, Cicak, Kadal dan Biawak Indonesia), AIRAI (Asosiasi Industri Reptil dan Amfibi Indonesia), dan Bali Reptile Park.
Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Panitia, M. Alif Fauzi, M.Si., diikuti sambutan Ketua Penggalang Herpetologi Indonesia (PHI), Dr. Rury Eprilurahman, M.Sc.. Pembukaan resmi seminar diwakili oleh Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni Fakultas Biologi UGM.
Sesi keynote speaker menghadirkan tiga ahli herpetologi:
- Dr. Irvan Sidik, M.Si. dengan topik “Penjelajahan, Koleksi, dan Penyimpanan Spesimen Herpetofauna di Indonesia”
- Dr. A. A. Thasun Amarasinghe dengan topik “Reptile Species Discoveries in Indonesia: Past, Present, and Future”
- Dr. Luthfi Nur Hidayat, M.Sc. dengan topik “Reptil sebagai Sistem Model dalam Studi Biologi Perkembangan: Tokek dan Regenerasi Ekor”
Selanjutnya, seminar dilanjutkan dengan sesi presentasi oral sebanyak delapan sesi (1–3 pada hari pertama, 4–8 pada hari kedua). Tercatat partisipasi aktif dari 55 pemakalah, 4 peserta poster, 27 peserta non-pemakalah, serta 10 tamu undangan, antara lain dari kalangan sponsor, Kepala Museum Biologi UGM, Ketua Yayasan KONKLUSI, Ketua Yayasan Sanjaya Reptil Indonesia, Kepala Taman Nasional Gunung Merapi, serta para peneliti herpetologi BRIN.
Selama dua hari pelaksanaan, suasana seminar berlangsung lancar dan penuh antusiasme. Peserta dari berbagai latar belakang — akademisi, peneliti, mahasiswa, penggiat konservasi, hingga pelaku industri — memanfaatkan kesempatan ini untuk memperluas jejaring, berdiskusi, dan berkolaborasi.
Sebagai penutup, diumumkan peserta poster dan pemakalah terfavorit:
- Poster Terfavorit: Tim Prof. Mirza D. Kusrini dengan poster berjudul “Pemanenan Telur Kura-kura Moncong Babi (Carettochelys insculpta) di Kali Kao, Boven Digoel, Papua Selatan, Indonesia”.
- Pemakalah Terfavorit: Nathan Rusli (Herpetological Conservation Breeding Laboratory – IPB University) dengan judul “Pendekatan One-Plan untuk Katak Merah (Leptophryne cruentata): Pengembangan Protokol Pemeliharaan Ex-situ melalui Jenis Mode”; dan Herdhanu Jayanto (Yayasan Kolaborasi Inklusi Konservasi/KONKLUSI) dengan judul “Ekologi Pergerakan dan Katalis Upaya Konservasi Senyulong (Tomistoma schlegelii)”.
Dalam forum tersebut juga disepakati bahwa Seminar Nasional dan Kongres PHI selanjutnya akan diselenggarakan oleh Institut Teknologi Sumatera (ITERA) di Lampung. Seminar ini menegaskan kembali pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendorong penelitian, konservasi, dan pengelolaan herpetofauna Indonesia secara berkelanjutan.
Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4: Quality Education; SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure; SDG 13: Climate Action; SDG 15: Life on Land; SDG 17: Partnerships for the Goals
Yogyakarta, 25 April 2025 – Penggalang Herpetologi Indonesia (PHI) sukses menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Teknis PHI 2025 dengan topik Desain Proyek, Metode Survei Herpetofauna, Bioakustik, dan Penulisan Proposal Grant. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, pada Kamis–Jumat, 24–25 April 2025, bertempat di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan kawasan Pengamatan Hidupan Liar, Dusun Turgo, Sleman.
Pelatihan ini diikuti oleh 12 peserta dari berbagai latar belakang, di antaranya mahasiswa, peneliti, dan penggiat konservasi yang berasal dari Universitas Mulawarman, Universitas Gadjah Mada, Katingan-Mentaya Project, Yayasan Ulin Nusantara Lestari, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI), IUCN SSC Indonesia Species Specialist Group, serta Pusat Riset Primata Universitas Nasional.
Hari pertama pelatihan berlangsung di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM, yang diawali dengan sesi kelas mengenai: Analisis Bioakustik Amfibi oleh Ade Damara Gonggoli serta Desain dan Manajemen Proyek Konservasi oleh Herdhanu Jayanto. Peserta selanjutnya bergerak ke arah Dusun Turgo dan dilanjutkan dengan sesi pelatihan mengenai Metode Survei Amfibi dan Reptil yang dipandu oleh Ganjar Cahyadi, sebelum para peserta turun ke lapangan pada malam harinya untuk melakukan pengamatan herpetofauna di kawasan Dusun Turgo. Pengamatan dilakukan mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB, dan berhasil mendata berbagai jenis amfibi dan reptil, seperti Philautus aurifasciatus (Katak-pohon emas), Rhacophorus reinwardtii (Katak-terbang jawa), Hylarana chalconota (Kongkang kolam), Pseudocalotes tympanistriga (Londok moncong), Gonocephalus kuhlii, Cyrtodactylus marmoratus (Cicak jari-lengkung jawa), Ahaetulla prasina (Ular gadung), dan masih banyak lagi.
Peserta dan panitia Pelatihan Teknis PHI 2025 dengan topik Desain Proyek, Metode Survei Herpetofauna, Bioakustik, dan Penulisan Proposal Grant di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada dan kawasan Pengamatan Hidupan Liar, Dusun Turgo, Sleman. Dokumentasi: Panitia.
Harapannya, pelatihan ini dapat menjadi pijakan awal bagi kolaborasi antar peneliti dan praktisi konservasi herpetofauna di Indonesia, sekaligus memperkuat jejaring ilmiah untuk menjaga kelestarian biodiversitas Indonesia.
Kegiatan ini juga sejalan dengan komitmen UGM dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4: Quality Education; SDG 15: Life on Land; SDG 17: Partnerships for the Goals
Jakarta, 25 April 2025 — United in Diversity (UID) resmi meluluskan 57 praktisi muda dari berbagai sektor dalam Perayaan Kelulusan Program BEKAL (Bersama Kelola Alam Adil Lestari) Pemimpin 4.0 yang berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta. Salah satu peserta lulusan adalah Akbar Reza, akademisi dari Lab Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), yang terpilih bersama dua akademisi lainnya dari Universitas Musamus Papua dan Universitas Sulawesi Barat.
Program BEKAL Pemimpin 4.0 dengan dukungan Packard Foundation berlangsung selama enam bulan, dimulai pada November 2024, dengan rangkaian kegiatan di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan kembali ke Jakarta. Dirancang untuk memperkuat kapasitas kepemimpinan kolaboratif lintas sektor dalam pengelolaan sumber daya alam Indonesia, program ini berbasis Theory U yang menekankan bahwa perubahan sistemik yang berkelanjutan harus dimulai dari transformasi individu — individu yang mampu melihat sistem secara utuh, memahami keterhubungan antar elemen, serta berani menavigasi kompleksitas sosial-ekologis melalui kolaborasi lintas sektor.
Dengan pendekatan Theory U, program ini bertujuan membentuk pemimpin lingkungan yang memiliki kesadaran sistem dan dapat memimpin perubahan sistemik untuk mengatasi tiga jurang besar: ekologis, sosial, dan spiritual, serta mendorong pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, berkeadilan, dan berakar pada kearifan lokal.
Selama program, peserta menjalani proses pembelajaran yang beragam, meliputi diskusi kelompok kecil, kelas interaktif, pembelajaran lapangan, pembelajaran reflektif, metode kinestetik dan visual, serta ruang belajar mandiri. Akbar Reza, dalam perjalanannya, mengikuti pembelajaran lapangan ke Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, bersama tim dari Madani Berkelanjutan, Jaringan Gusdurian, Kitabisa, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan Putussibau Art Community, untuk mempelajari pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat, termasuk tantangan yang dihadapi di tingkat tapak. Ia juga mendalami praktik kelembagaan adat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui wisata komunitas di Desa Kutuh, Bali. Mendekati kelulusan, peserta juga ditantang untuk mendesain sebuah prototipe pengelolaan sumber daya alam yang menjadi showcase dan bahan berjejaring saat proses wisuda.
Dalam sambutannya, President UID Tantowi Yahya menegaskan pentingnya membangun kolaborasi di tengah kompleksitas kepentingan pengelolaan SDA. “Kepemimpinan bukan soal menciptakan sesuatu secara individual, melainkan menyatukan niat dan membangun ruang kolaborasi lintas batas,” ujarnya.
Chancellor UID Suyoto juga menekankan bahwa pengelolaan SDA yang berkelanjutan dimulai dari investasi pada kapasitas manusia. “BEKAL hadir untuk melahirkan pemimpin yang mampu memimpin dengan empati, kesadaran sistem, dan keberanian menavigasi kompleksitas,” ungkapnya.
“Sebagai akademisi, saya melihat pentingnya mempertemukan ilmu pengetahuan dengan praktik lapangan melalui kolaborasi lintas sektor. BEKAL menjadi ruang belajar sekaligus laboratorium perubahan yang sangat berharga untuk membangun masa depan pengelolaan sumber daya alam Indonesia yang lebih berkeadilan dan berkelanjutan,” ujar Akbar Reza.
Sejak diluncurkan pada 2019 dengan dukungan dari Packard Foundation, BEKAL telah meluluskan 171 pemimpin muda dari berbagai sektor. Dengan semangat gotong royong, para lulusan BEKAL diharapkan menjadi agen perubahan di komunitas dan sektor masing-masing, memperkuat keberlanjutan sosial-ekologi Indonesia.