• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Adjunt Professor
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology
    • Berkala Ilmiah Biology
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • SDGs
  • SDGs
Arsip:

SDGs

Layla McKenzie: “Epik, Edukatif, dan Berkesan” – Kisah Pertukaran Mahasiswa Deakin University di Fakultas Biologi UGM

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Rabu, 17 Desember 2025

Fakultas Biologi UGM dengan bangga menyambut Layla McKenzie, seorang mahasiswa Bachelor of Science (Environmental Science) dari Deakin University, Melbourne, Australia, yang baru saja menyelesaikan program pertukaran International Undergraduate Program (IUP) Biologi. Terinspirasi oleh pelajaran Bahasa Indonesia di masa kecil dan kedekatan geografis, Layla memilih UGM atas rekomendasi program internasionalnya yang kuat dan kekayaan budaya Yogyakarta—sebuah kota yang ia sebut sangat cocok untuk mahasiswa.



Pembelajaran yang Relevan dan Interaksi yang Hangat

Layla menggambarkan pengalaman akademiknya di Fakultas Biologi UGM sebagai “hebat”. Ia menikmati kelas dan pembelajaran dari para dosen UGM, menemukan kampus yang indah, dan ruang kelas yang nyaman. Mata kuliah yang paling disukai adalah Ilmu Lingkungan karena relevansinya yang tinggi dengan program studinya di Australia. Ia memuji topik yang menarik, tugas yang menantang, dan dosen yang “sangat engaging.”

Secara unik, Layla menyoroti perbedaan dalam gaya mengajar: “Saya merasa dosen di sini lebih mudah didekati dibandingkan di universitas saya, dan ada lebih banyak keterlibatan dengan mahasiswa.”

Jatuh Cinta pada Budaya dan Sambutan Hangat Yogyakarta

Kesan pertama Layla terhadap Yogyakarta dan UGM adalah jatuh cinta seketika. Ia memuji keindahan kampus UGM dengan banyaknya pohon dan kafe untuk belajar, serta kehangatan semua orang yang ia temui. Tim Biologi UGM juga mendapat pujian karena sigap menjawab pertanyaan dan membantu Layla dan teman-temannya merasa nyaman. Ia menggambarkan Yogyakarta sebagai kota yang kaya akan budaya dan sejarah.

Pengalaman kuliner lokal meninggalkan kesan mendalam. Layla senang makan di warung lokal dan menjalin keakraban dengan para Ibu di sana, yang ia rasakan sangat menjaga. Ia bahkan memiliki hidangan favorit yang ia sebut “enak banget!“: lotek di Jasmine Corner dan nasi pecel di Warung Santai. Selain itu, ia menikmati pertunjukan tari dan mengunjungi berbagai candi indah di area sekitar.

Momen Tak Terlupakan di Luar Kelas

Momen yang Layla sebut “hanya ada di Yogya” adalah perasaan sureal saat duduk di belakang Gojek di malam hari, merenungkan fakta bahwa ia sedang tinggal di Indonesia. Momen paling spektakuler lainnya adalah melihat erupsi lava Gunung Merapi, serta banyak momen berbagi makanan dan pengalaman tulus bersama penduduk lokal.

Di luar kegiatan akademik, Layla memanfaatkan kesempatan untuk menjelajahi Indonesia. Perjalanannya mencakup mengunjungi Banda Aceh, melihat orangutan di Kalimantan, snorkeling di Karimunjawa, mendaki di Salatiga, dan melihat blue fire di Ijen. Ia juga mendapatkan pengalaman budaya langsung dengan belajar membuat batik dan sejarahnya di Kota Gedhe.

Pesan untuk Calon Mahasiswa Pertukaran

Untuk mahasiswa internasional di masa depan yang tertarik pada program pertukaran UGM, Layla memberikan saran yang berani:

“Hadiri acara sosial apa pun yang diselenggarakan universitas, dan coba untuk bergabung dengan beberapa klub. Coba sebanyak mungkin makanan lokal dan jangan khawatir akan sakit, itu sangat aman! Pastikan Anda mengatakan ‘ya’ pada setiap kesempatan untuk mengalami atau mempelajari sesuatu yang baru!”

Layla McKenzie merangkum seluruh pengalamannya di UGM dalam tiga kata: “Educational, memorable, and epic!”

Learning Beyond the Comfort Zone: The Exchange Student Experience from Vrije Universiteit Amsterdam at UGM

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Rabu, 17 Desember 2025

  1. Could you introduce yourself and tell us about your home university and study program?
  • Hi! My name is Adela, and I am an exchange student here in UGM. I am originally from the Czech Republic, but I am currently studying undergraduate programme at Vrije Universiteit in Amsterdam, Netherlands. This is the third and final year of the Biomedical Sciences bachelor that I am following.
  1. What motivated you to choose Indonesia—and specifically UGM—for your exchange program?
  • We were very lucky and had a lot of universities to choose from to go on exchange to, however UGM was the only Indonesian university offered to us. I was originally not planning on applying here however after talking with my friends and family who all recommended me to try applying here, I got convinced pretty quickly and put UGM as my first choice. I mostly chose it for the novelty of an experience and to try living in a completely different culture on the other side of the world. A role also played good reputation of UGM and everything that Indonesia has to offer, from amazing people to nature and lower expenses.
  1. How would you describe your academic experience at the Faculty of Biology, UGM?
  • I would say overall very positive, however there were a few things I needed to get used to (for example mandatory attendance on lectures is not a standard thing at my home university). The semester also started a little bit rocky as scheduling all subjects and creating our schedules was very chaotic and confusing. The faculty did their best to accommodate to our wants and needs, however that almost made it more complicated as there was no set schedule from which we could just pick our courses and be done with it. I was also sometimes confused as classes would often get rescheduled or cancelled at the very last minute which is also not a standard practice at my home university so it took some getting used to.
  1. Which courses, labs, or field activities did you enjoy the most, and why?
  • I think I most enjoyed the classes where we were able to debate with others and share our points of view. I learned the most about Indonesian economical, political and ecological background through that and am very grateful for classes like Environmental pollution and toxicology and the students and teachers in that class!
  1. Was there anything unique about the teaching or learning style here compared to your home university?
  • I definitely did notice a lot of differences. I think the biggest one is the personal approach and relationships that the students form with their teachers. At my home university we mostly have big lectures, where usually more than hundred people attend. The classes I followed here were significantly smaller, sometimes only as much as six students in the whole class. This allowed us to form closer relationships in the classroom, debate about topics and listen to perspectives of people from different cultures. Generally, I would say the focus of education here is not much on memorising material but more debating and gaining knowledge by interactions with others.
  • Also communicating with the lecturers through WhatsApp was very strange at first as to me it is a very informal platform, but it allows to break down some barriers between the students and teachers and makes communication more natural and comfortable. I was happy when I could just effortlessly approach my lecturers with a question or an interesting topic I came across through messages which then sparked future conversations.
  1. What was your first impression of Yogyakarta and UGM?
  • The very first days I was in Jogja I was very scared and confused by a lot of things, but I got used to the differences pretty quickly and I must say that this city grew on me like no other. It is not a typical city that tourists would visit for its beauty but living here was one of the best experiences of my life. UGM itself at first impressed me by the size of the campus which stretches along multiple streets. However, later I rarely ventured out of the Faculty of Biology part of the campus as there was no real reason to do so.
  1. What local cultural experiences (traditions, food, festivals, communities) left a strong impression on you?
  • I think the ability of Indonesians to just sit back and enjoy life without rushing off anywhere is amazing and something I am still trying to embrace. Food here is, of course, amazing and I love how much of the food culture and traditions is in alignment with nature.
  1. Was there any “only in Indonesia” or “only in Yogyakarta” moment that you will always remember?
  • I think that that would be that one time when my scooter broke down in the middle of the street and before I could even notice what happened, there were suddenly at least three people helping me out. They quickly helped me fix the scooter and only smiled when I was thanking them. I think this kindness and helping others without expecting anything in return is what makes Indonesia so special, and more people and cultures could learn a thing or two.
  1. Can you share a fond memory from outside the classroom—traveling, social events, or cultural activities?
  • I was lucky enough to be able to travel quite a lot around other parts of Indonesia during my stay here and must say that every single corner of this country is beautiful. Each island has their own culture and specifications to offer and the diversity (of nature, religion, cultures, you name it) just never stops amazing me.
  1. What advice would you give to future international students who want to join the exchange program at UGM?
  • Take things slow, focus on the positives and embrace the slow life culture that Indonesia offers. Not everything is 100% efficient here, however that doesn’t mean it is worse. Learn as much Bahasa Indonesia as you can and don’t be afraid to interact with the local people. Indonesians are the nicest and friendliest people that I have ever seen and will try their hardest to connect with you despite the gaping language barrier. And always try to be respectful as we are only guests in this beautiful country, and this is a huge opportunity to see the actual life and day-to-day issues that people here are facing.
  1. If you could describe your UGM experience in three words, what would they be and why?
  • Chaotic, transforming, unforgettable

Diseminasi Hasil Pengembangan Bioprospeksi Gunung Merbabu Perkuat Pemanfaatan Berkelanjutan Tumbuhan Obat

Rilis Berita Selasa, 16 Desember 2025

Boyolali, 11–12 Desember 2025 — Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Hasil Pengembangan Bioprospeksi yang bertempat di Front One Boutique Adria, Boyolali. Kegiatan ini menjadi wadah penyampaian hasil penelitian dan kajian ilmiah terkait potensi tumbuhan obat di kawasan Gunung Merbabu sebagai upaya mendukung pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan.


Diseminasi ini menghadirkan dua narasumber dari Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), yaitu Prof. Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. dan Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc. Kegiatan diikuti oleh Kepala Balai TNG Merbabu beserta jajaran staf, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), serta pejabat Kementerian Lingkungan Hidup yang turut berpartisipasi secara daring melalui Zoom.

Dalam paparannya, Dr. Tri Rini Nuringtyas, S.Si., M.Sc. menyampaikan hasil penelitian mengenai profiling fitokimia serta uji potensi pengembangan produk berbahan dasar Centella asiatica dan Selaginella. Kajian ini menyoroti kandungan senyawa bioaktif serta peluang pengembangan produk berbasis keanekaragaman hayati lokal yang memiliki nilai tambah dan prospek pemanfaatan lebih lanjut.

Sementara itu, Prof. Dr. Ratna Susandarini, M.Sc. memaparkan hasil kajian etnobotani yang menjadi dasar ilmiah dalam penyusunan Buku Tumbuhan Obat di Gunung Merbabu. Penelitian ini mendokumentasikan pengetahuan lokal masyarakat terkait pemanfaatan tumbuhan obat, sekaligus memperkuat upaya pelestarian pengetahuan tradisional yang selaras dengan konservasi kawasan.

Secara keseluruhan, penelitian etnobotani dan bioprospeksi tumbuhan di Gunung Merbabu memberikan landasan ilmiah yang penting bagi pemanfaatan sumber daya hayati secara berkelanjutan serta mendukung upaya konservasi tumbuhan di kawasan taman nasional. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari hasil kerja sama jangka panjang antara Fakultas Biologi UGM dan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu dalam pengembangan riset, konservasi, dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Inisiatif ini sejalan dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera) melalui pengembangan potensi tumbuhan obat, SDG 15 (Ekosistem Daratan) melalui upaya konservasi keanekaragaman hayati, serta SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui penguatan kolaborasi antar institusi.

Angkat Konsep Smart Hydrogel Berbasis Kitosan Jamur dan Probiotik (Chitoheal), Tim Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam ISS Essay Competition di Malaysia

PrestasiRilis Berita Selasa, 16 Desember 2025

Kabar membanggakan kembali datang dari kancah internasional. Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Silver Medal subtema Health dalam ajang International Student Summit (ISS) Essay Competition 2025 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Tim yang terdiri atas Fadhilatus Salamah (Ketua Tim), Muhammad Fikri Alfiansyah, dan Nurlaila Sahara Worabay dari Magister Biologi dan Magister Ilmu Lingkungan tampil gemilang melalui karya inovatif berjudul “CHITOHEAL: PROBIOTIC-INTEGRATED WOUND PATCH FROM SUSTAINABLE MUSHROOM BIOMASS.” Gagasan inovatif ini menarik perhatian karena menggabungkan bioteknologi, kesehatan, dan keberlanjutan lingkungan dalam satu konsep perawatan luka yang potensial. Chitoheal merupakan ide pengembangan perban cerdas berbasis kitosan jamur yang diperkaya nanopartikel Chitosan Oligosakarida (CSO‑NPs) serta probiotik Lactobacillus plantarum. Konsep ini dirancang untuk menjawab tantangan luka kronis melalui mekanisme antimikroba, antiinflamasi, imunomodulator, dan kemampuan self‑healing.


“Kami mengembangkan Chitoheal sebagai konsep biomaterial masa depan yang tidak hanya menutup luka, tetapi juga aktif membantu proses penyembuhan. Ide ini lahir dari berbagai kajian yang menunjukkan potensi besar kitosan jamur dan probiotik dalam regenerasi jaringan,” ujar ketua tim.

Menurut anggota tim lainnya, gagasan ini berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya kasus luka kronis pada pasien diabetes, trauma, dan pasca operasi. “Banyak pasien mengalami penyembuhan yang lambat akibat infeksi dan resistensi antimikroba. Dari literatur, kami melihat peluang besar untuk menghadirkan solusi yang lebih efektif dan ramah lingkungan,” jelasnya.

Kajian literatur menunjukkan bahwa CSO‑NPs memiliki aktivitas antibakteri kuat terhadap patogen seperti Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, sekaligus mendukung pertumbuhan bakteri baik yang membantu regenerasi jaringan. Sementara itu, Lactobacillus plantarum diketahui mampu menurunkan beban bakteri, mengurangi inflamasi, dan mempercepat proses penyembuhan berdasarkan berbagai studi terdahulu. Temuan‑temuan ini menjadi dasar ilmiah bagi konsep Chitoheal sebagai perban modern yang lebih unggul dibandingkan perban konvensional.

Tim juga menekankan pentingnya penggunaan kitosan jamur sebagai alternatif yang lebih aman dan berkelanjutan. “Literatur menunjukkan bahwa kitosan dari hewan laut memiliki risiko alergi dan isu lingkungan. Kitosan jamur menawarkan solusi yang lebih stabil, aman, dan ramah lingkungan,” tambahnya.

Gagasan ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya SDG 3 (Good Health and Well-Being), SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure), SDG 12 (Responsible Consumption and Production), dan SDG 13 (Climate Action). “Kami ingin menunjukkan bahwa ide inovatif ini dapat menjadi langkah awal untuk menjawab tantangan global di bidang kesehatan dan keberlanjutan,” ungkap tim.

Meskipun masih berupa konsep, inovasi ini menjadi bukti komitmen fakultas dalam mendorong mahasiswa untuk mengembangkan ide ilmiah yang relevan dan berdampak. Di bawah arahan Sari Darmasiwi S.Si., M. Biotech., Ph.D tim berhasil menyusun konsep biomaterial yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian eksperimental.

Ke depan, tim berharap Chitoheal dapat memasuki tahap riset laboratorium dan pengembangan lanjutan, sehingga suatu hari dapat diwujudkan sebagai solusi nyata untuk perawatan luka yang lebih cepat, aman, dan berkelanjutan. [Penulis: Fadhilatus Salamah]

Audiensi Pengurus Fakultas Biologi dengan Perwakilan Mahasiswa dan Kelompok Studi/Lembaga Tahun 2025

Kegiatan MahasiswaRilis Berita Selasa, 16 Desember 2025

Pada hari Senin, 15 Desember 2025 telah dilaksanakan Audiensi antara Pengurus Fakultas Biologi UGM dengan perwakilan mahasiswa. Audiensi dimulai pada pukul 13.00 – 16.00 WIB yang bertempat di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Acara ini diorganisir oleh Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (ADKESMA) BEM Fakultas Biologi UGM dan mengundang segenap jajaran Pengurus Fakultas. Audiensi ini juga dihadiri oleh perwakilan Angkatan, perwakilan Kelompok Studi/Lembaga (KS/L) Fakultas Biologi UGM, serta seluruh anggota BEM Fakultas Biologi UGM.


Audiensi dibuka oleh Master of Ceremony (MC) kemudian disusul dengan sambutan dari Ketua BEM Fakultas Biologi UGM, yaitu Muhammad Haidar Ali dan dilanjut sambutan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, yaitu Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Audiensi dilanjutkan dengan pemaparan terkait beberapa permasalahan penting yang menjadi pokok diskusi, yaitu beban studi, keefektifan metode pembelajaran mahasiswa, dan sarana prasarana di Fakultas Biologi UGM. Pemaparan diawali dengan update laporan dari Audiensi Dekanat tahun 2024 serta penyampaian topik permasalahan yang akan dijadikan bahan diskusi pada Audiensi Dekanat tahun 2025 ini oleh perwakilan dari ADKESMA.  Topik yang diangkat pada Audiensi Dekanat 2025 ini mencapai total 19 topik dari hasil penyaringan aspirasi serta pengolahan data responden mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Kemudian audiensi dilanjut dengan penyampaian progress report mengenai salah satu project kolaborasi antara ADKESMA dan Kelompok Studi Entomologi (KSE) sebagai tindak lanjut dari Audiensi Dekanat tahun 2024 mengenai Analysis of Mosquito Species Diversity in the Faculty of Biology Environment yang dipaparkan oleh perwakilan dari ADKESMA serta KSE. Agenda kemudian dilanjutkan dengan pembahasan bersama pengurus fakultas yang hadir dalam acara ini.

Audiensi ini disambut dengan baik oleh pengurus Fakultas yang hadir. Pengurus fakultas mengapresiasi langkah baik dari mahasiswa untuk membangun komunikasi yang baik antara kedua belah pihak. Dekan pun mengharapkan agar komunikasi tersebut dapat berlanjut sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif. Mahasiswa yang diwakilkan oleh perwakilan Angkatan dan KS/L juga memberikan apresiasi atas tanggapan yang telah diberikan oleh pengurus fakultas terkait permasalahan yang menjadi pokok bahasan. Dari berjalannya audiensi yang telah dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan yang didapatkan, diantaranya terkait beban studi dan keefektifan metode pembelajaran mahasiswa di Fakultas Biologi UGM. Selain itu, permasalahan sarana dan prasarana di Fakultas Biologi juga dibahas bersama. Agenda audiensi diakhiri dengan pembacaan notulensi sebagai kesimpulan menyeluruh dari forum Audiensi Dekanat 2025 ini dan dilanjut dengan foto bersama. Semoga audiensi ini dapat semakin memupuk pola komunikasi yang baik antara mahasiswa dan fakultas. [Penulis: BEM]

Rilis Berita Kegiatan Diseminasi Perguruan Tinggi melalui Hibah Karya Ilmiah Laboran 2025

Rilis Berita Selasa, 16 Desember 2025

Kegiatan Diseminasi Perguruan Tinggi Hibah Karya Ilmiah Laboran (KILab) Tahun 2025 merupakan bagian dari Program Kompetensi Dosen dan Tenaga Kependidikan yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Acara ini dilaksanakan pada 11 November 2025 di Auditorium Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan ini adalah tindak lanjut dari seleksi hibah KILab, berdasarkan surat edaran nomor 2118/B4/DT.04.03/2025, di mana 100 proposal terpilih dari 271 pengajuan, termasuk enam proposal dari dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang berasal dari Fakultas Biologi, Fakultas Teknik, LPPT, dan FKKMK. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknisi dan laboran dalam penyusunan proposal hibah, memperluas wawasan inovasi, serta mendorong kolaborasi antar tenaga kependidikan.


Diseminasi ini dihadiri oleh laboran, teknisi, dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) UGM yang telah mendaftar melalui tautan resmi. Rangkaian acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Kantor Fakultas Biologi dan Ketua PLP UGM, dilanjutkan dengan presentasi enam proposal unggulan oleh para penerima hibah. Presentasi mencakup inovasi di bidang biologi, teknik, dan pengembangan laboratorium, yang disampaikan oleh Rumbiwati, Tri Rahayu, Vita Fatonah, Muslifah Hasanah, Kasto Wijoyo Teguh Guntoro, dan Alifah Mubarokah. Setiap presenter memaparkan inovasi yang dikembangkan di laboratorium masing-masing, memberikan wawasan baru terkait pengelolaan dan pengembangan riset laboratorium. Sesi diskusi interaktif turut digelar untuk memperkuat pertukaran ide kolaborasi dan berbagi pengalaman antar peserta.

Kegiatan ini berjalan lancar dan memberikan manfaat signifikan bagi peserta, khususnya dalam meningkatkan kompetensi penyusunan proposal dan pengembangan inovasi laboratorium. Diseminasi ini juga memperkuat jejaring profesional antar laboran dan teknisi di lingkungan perguruan tinggi. Keberlanjutan program diharapkan mampu mendorong terciptanya inovasi yang aplikatif dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di Indonesia. Dengan dukungan hibah KILab, tenaga kependidikan memiliki peluang lebih besar untuk berkontribusi dalam penguatan riset dan layanan laboratorium di perguruan tinggi.

SDG : SDG 4 Riset Pendidikan Berkualitas, SDG 12 Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung jawab, SDG 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

PPK Ormawa KSK Biogama Raih Juara 3 Kategori Poster Paling Kreatif di Ajang Kompetisi Abdidaya Ormawa 2025

PrestasiRilis Berita Selasa, 16 Desember 2025

Tim PPK Ormawa KSK Biogama di bawah naungan Komunitas Nawasatya 2025 berhasil menyabet prestasi di ajang kompetisi nasional Abdidaya Ormawa 2025. Kompetisi ini diselenggarakan pada tanggal 4-7 Desember 2025 bertempat di Universitas Muhammadiyah Malang. Abdidaya Ormawa 2025 sebagai kompetisi nasional program pemberdayaan masyarakat oleh mahasiswa pada tahun ini mempertemukan 67 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia.


Pada gelaran Abdidaya Ormawa 2025 ini, PPK Ormawa KSK Biogama mengusung program pemberdayaan masyarakat: Inovasi Produk Nori Ulva Berbasis Zero Waste dan Digital Marketing untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kalurahan Kemadang, Gunungkidul. Pada malam final penganugerahan, Tim PPK Ormawa KSK Biogama berhasil menyandang juara 3 pada Kategori Poster Paling Kreatif.

Momen ini menjadi kali perdana PPK Ormawa khususnya Kelompok Studi Kelautan (KSK) Biogama berpartisipasi menjadi kontingen perwakilan Universitas Gadjah Mada di Kompetisi Abdidaya Ormawa dan meraih gelar juara di ajang kompetisi nasional. Ketua KSK Biogama, Aris Budi Budi Rohman menyatakan rasa senang dan bangga terhadap capaian tim. “Capaian yang diperoleh oleh KSK Biogama ini merupakan hasil dari kerja keras bersama. Harapannya pencapaian ini bukan menjadi akhir dari pengabdian yang dilakukan, tetapi menjadikannya sebuah bentuk apresiasi yang terus menambah semangat dalam menjalankannya” ucapnya.

Prestasi ini memperkuat komitmen universitas dan mahasiswa dalam mendukung program pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan, berbasis riset, dan kolaborasi. Capaian ini menjadi bentuk penerapan riset penelitian kelompok studi di Biologi dalam pemberdayaan masyarakat dan diharapkan dapat mendorong Kelompok Studi Kelautan (KSK) Biogama untuk terus melanjutkan dedikasi dalam penerapan riset penelitian di lingkup mahasiswa dan masyarakat serta menginspirasi mahasiswa lain untuk berkarya dan menghasilkan inovasi yang memberi dampak nyata. [Penulis: KSK]

Pemetaan Genom Kloroplas Saccharum hybrid ‘Kidang Kencana’ sebagai Awal Menuju Pemuliaan Tebu Cerdas Berbasis Genom di Indonesia

Penelitian Minggu, 14 Desember 2025

Tebu (Saccharum hybrid) merupakan salah satu tanaman agroindustri komersial yang dibudidayakan di wilayah tropis dan subtropis di seluruh dunia, termasuk Indonesia, karena kemampuannya yang tinggi dalam mengakumulasi sukrosa pada ruas batang. Meskipun memiliki peranan yang besar, tebu termasuk tanaman dengan kompleksitas genom yang tinggi, yang menjadi hambatan utama bagi peningkatan lebih lanjut di era pemuliaan modern terintegrasi, yang menuntut efisiensi dan presisi tinggi. Kompleksitas genom ini tercermin dalam tantangan berkelanjutan terkait pengembangan kultivar tebu modern di Indonesia, di mana kultivar yang saat ini dibudidayakan sebagian besar masih berasal dari hibridisasi konvensional antarspesies antara Saccharum officinarum dan Saccharum spontaneum.

Urgensi tersebut mendorong tim yang diketuai oleh Ganies Riza Aristya, Ph.D., dengan anggota mahasiswa Tiara Putria Judith, untuk menginisiasi pemetaan genom kloroplas pada tanaman tebu yang memiliki kompleksitas genom tinggi. Penelitian ini didukung oleh skema pendanaan Penelitian Pascasarjana–Penelitian Tesis Magister (PPS-PTM) dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Dalam penelitian ini, dilakukan optimalisasi metode ekstraksi DNA berkualitas tinggi menggunakan modifikasi buffer CTAB, sehingga diperoleh DNA dengan kemurnian dan konsentrasi optimal yang siap digunakan untuk high-throughput sequencing menggunakan Oxford Nanopore Technology. Penelitian dengan pemanfaatan teknologi nanopore ONT PromethION menghasilkan data genomik kloroplas lengkap dengan ukuran 142,518 pasang basa yang kemudian dirangkai (assembly) dan dianotasi secara komprehensif menggunakan pendekatan bioinformatika.

Melalui pendekatan ini, penelitian berhasil menghasilkan data mentah genom kloroplas dan melakukan karakterisasi struktur genom serta komposisi gen pada kultivar tebu ‘Kidang Kencana’. Hasil analisis memberikan anotasi plastome yang komprehensif beserta peta genom sirkular, sehingga memetakan gen-gen fungsional yang dikodekan oleh kloroplas. Kegiatan penelitian ini tidak hanya menghasilkan basis data genomik yang sangat bernilai, tetapi juga sedang dalam tahap menghasilkan luaran nyata berupa publikasi penelitian di jurnal internasional bereputasi, video, dan poster diseminasi. Temuan ini tidak hanya memperkaya pemahaman tentang genom tebu lokal, tetapi juga menjadi dasar penting bagi pengembangan smart-targeted breeding berbasis genom, yang memungkinkan peralihan dari metode konvensional menuju pemuliaan tebu yang lebih presisi dan efisien di Indonesia.

Pencapaian ini menegaskan komitmen tim peneliti Fakultas Biologi UGM untuk mendorong inovasi pertanian berbasis sains, membuka peluang bagi pengembangan varietas tebu unggul yang lebih produktif, tahan hama, dan efisien. Hasil penelitian diharapkan menjadi fondasi bagi strategi pemuliaan tebu yang berkelanjutan, mendukung ketahanan pangan nasional, serta memperkuat industri gula di Indonesia. Upaya ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 2 (Zero Hunger), melalui peningkatan produktivitas dan kualitas tanaman pangan; SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang genomik tanaman; SDG 9 (Industry, Innovation and Infrastructure), melalui penerapan teknologi genomik modern dalam pengembangan industri pertanian; SDG 12 (Responsible Consumption and Production), dengan pemanfaatan sumber daya tanaman secara efisien dan berkelanjutan; dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), melalui sinergi riset yang berorientasi pada pemanfaatan ilmu pengetahuan bagi ketahanan industri gula nasional.

Pengungkapan Genom Kloroplas Stroberi ‘Mencir’ untuk Mendukung Pemuliaan Stroberi Unggul Indonesia

Pengabdian kepada Masyarakat Minggu, 14 Desember 2025

Tim peneliti dari Fakultas Biologi UGM yang diketuai oleh Ganies Riza Aristya, Ph.D., telah berhasil mencapai tonggak penting dalam penelitian genomik tanaman stroberi Indonesia dengan mengungkap dan mengkarakterisasi genom kloroplas lengkap dari kultivar stroberi unggulan lokal kulitiva Mencir. Penelitian yang didukung pendanaan Fundamental Dasar dari Kementerian Pendidian Tinggi, Sains dan Teknologi ini berhasil mengoptimalkan metode ekstraksi DNA berkualitas tinggi menggunakan modifikasi buffer CTAB, menghasilkan DNA dengan kemurnian dan konsentrasi optimal untuk sekuensing generasi berikutnya. Teknologi sekuensing nanopore ONT PromethION berhasil menghasilkan data genomik kloroplas yang lengkap, dengan total panjang 155.568 pasang basa, yang kemudian dirangkai dan dianotasi secara komprehensif.

Analisis mendalam terhadap genom tersebut mengungkap struktur dan organisasi gen-gen kritis yang terlibat dalam fotosintesis dan regulasi gen kloroplas, yaitu kelompok gen ndh, pet, dan rpo. Pemetaan struktur exon-intron, analisis conserved motifs, serta prediksi struktur 3D protein berhasil memberikan gambaran detail tentang kompleksitas dan kekhasan masing-masing kelompok gen. Lebih lanjut, penelitian yang beranggotakan 3 mahasiswa Fakultas Biologi yaitu Tika Nur Amini, Andreas Wibisono, ⁠Tan Rendy ini juga mampu menganalisis filogenetik yang kuat di antara spesies dalam famili Rosaceae, sekaligus memperkuat pemahaman mengenai sejarah evolusi dan pola pewarisan kloroplas pada stroberi hibrida komersial (Fragaria × ananassa).

Kegiatan penelitian ini tidak hanya menghasilkan data dasar yang sangat berharga, tetapi juga telah memenuhi sejumlah luaran nyata, dua publikasi penelitian di jurnal Internasional bereputasi, video dan poster diseminasi. Kerja sama sinergis dengan mitra lokal dengan Agrowisata Inggit  stroberi di Magelang dan Sleman—dan mitra Integrated Genome Factory (IGF) di bidang genomik, telah memperkaya proses penelitian dan memastikan relevansi aplikatif hasil yang dicapai.

Secara strategis, pencapaian riset ini memberikan fondasi ilmiah yang kokoh untuk program pemuliaan stroberi berbasis marker molekuler dan teknologi gene editing seperti CRISPR/Cas9. Pada tahun kedua, penelitian akan berfokus pada validasi fungsional gen kandidat dan identifikasi quantitative trait loci (QTL) untuk sifat-sifat agronomi penting, seperti ketahanan penyakit dan efisiensi fotosintesis, yang langsung dapat dimanfaatkan oleh pemulia tanaman.

Akhirnya, kegiatan penelitian ini secara langsung berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 2: Mengakhiri Kelaparan, Mencapai Ketahanan Pangan dan Gizi, serta Mengembangkan Pertanian Berkelanjutan. Dengan mengembangkan varietas stroberi unggul yang lebih produktif, tahan cekaman, dan adaptif terhadap kondisi lokal, penelitian ini mendorong sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan. Selain itu, melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia lokal dan transfer ilmu pengetahuan kepada petani (SDG 4: Pendidikan Berkualitas), serta kolaborasi multipihak yang inklusif (SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), riset ini menjadi contoh nyata bagaimana sains genomik dapat diarahkan untuk mendukung kedaulatan pangan, pemberdayaan komunitas, dan pembangunan pertanian Indonesia yang berkelanjutan dan berkeadilan

Fakultas Biologi UGM Lanjutkan Pendampingan Petani Kopi Desa Sikunang untuk Wujudkan Pertanian Berkelanjutan

Pengabdian kepada Masyarakat Minggu, 14 Desember 2025

Dieng, 16 Juni 2025 – Sebagai komitmen berkelanjutan dalam mendukung peningkatan ekonomi dan pelestarian lingkungan, Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali melaksanakan kegiatan pendampingan kepada petani kopi di Desa Sikunang, Dieng. Kegiatan yang berlangsung pada 16 Juni 2025 ini merupakan tindak lanjut dari program hibah Desa Mitra yang telah dilaksanakan sebelumnya, dengan fokus pada pendampingan teknis intensif di kebun kopi.

Kegiatan kali ini difokuskan pada pendampingan langsung di lapangan untuk mengatasi tantangan konkret yang dihadapi petani. Tim yang dipimpin oleh Dr.rer.nat. Abdul Rahman Siregar, M.Biotech., bersama anggota dosen yaitu Dr. Dwi Sendi Priyono, M.Si., Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Si., dan Ganies Riza Aristya, M.Sc., Ph.D., melakukan observasi mendetail terhadap kondisi kebun, menganalisis masalah jarak tanam, serangan hama dan penyakit, serta teknik pemangkasan tanaman kopi yang masih belum optimal.

“Pendampingan tidak bisa hanya sekali. Peningkatan produktivitas dan kualitas kopi memerlukan pendampingan berkelanjutan dan pemantauan intensif agar perubahan metode budidaya dapat diterapkan dengan benar dan berbuah hasil,” jelas Dr. Abdul dalam sambutannya. Selain diskusi, tim juga memberikan demonstrasi praktis tentang teknik pemangkasan yang baik untuk merangsang pertumbuhan cabang produktif, pengenalan hama dan penyakit utama kopi di wilayah Dieng, serta cara pembuatan dan aplikasi pupuk alami untuk mendukung pertanian organik. Hal ini sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan yang menjadi salah satu pilar program.

Kepala Desa Sikunang menyambut baik kelanjutan program ini. “Kehadiran tim dari UGM memberikan energi dan ilmu baru bagi petani kami. Kami berharap dengan pendampingan yang kontinu, produktivitas kopi Sikunang bisa meningkat signifikan dan menjadi komoditas unggulan baru di samping sayuran,” ujarnya. Para petani terlihat antusias mengikuti setiap sesi. Mereka aktif bertanya dan berdiskusi mengenai kendala yang ditemui sehari-hari di kebun. “Pelatihan sebelumnya sangat membantu. Sekarang dengan pendampingan langsung seperti ini, kami jadi lebih paham cara menerapkannya di kebun sendiri,” kata salah satu petani kopi setempat.

Program pendampingan lanjutan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Fakultas Biologi UGM untuk memberdayakan petani kopi Dieng. Rencananya, pendampingan akan terus dilakukan secara periodik, dengan memadukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan inisiatif lain, untuk memastikan transformasi menuju pertanian kopi yang produktif, berkualitas, dan berkelanjutan benar-benar terwujud. Program ini merupakan wujud tri dharma perguruan tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat, yang bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi biologis guna memecahkan masalah nyata di masyarakat, meningkatkan kesejahteraan, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Secara lebih luas, kegiatan pendampingan ini berkontribusi langsung terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya: SDG 1: Tanpa Kemiskinan dan SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi – melalui peningkatan produktivitas dan pendapatan petani kopi, SDG 2: Tanpa Kelaparan – dengan mendorong diversifikasi pertanian dan ketahanan pangan, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab – melalui pelatihan praktik pertanian berkelanjutan dan organic dan SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim dan SDG 15: Ekosistem Daratan – dengan mengedepankan pelestarian lingkungan, penggunaan pupuk alami, dan pengelolaan kebun yang ramah ekosistem.

123…157

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Layla McKenzie: “Epik, Edukatif, dan Berkesan” – Kisah Pertukaran Mahasiswa Deakin University di Fakultas Biologi UGM
  • Learning Beyond the Comfort Zone: The Exchange Student Experience from Vrije Universiteit Amsterdam at UGM
  • Diseminasi Hasil Pengembangan Bioprospeksi Gunung Merbabu Perkuat Pemanfaatan Berkelanjutan Tumbuhan Obat
  • Angkat Konsep Smart Hydrogel Berbasis Kitosan Jamur dan Probiotik (Chitoheal), Tim Mahasiswa UGM Raih Silver Medal dalam ISS Essay Competition di Malaysia
  • Audiensi Pengurus Fakultas Biologi dengan Perwakilan Mahasiswa dan Kelompok Studi/Lembaga Tahun 2025
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Layanan Konseling Mahasiswa

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju