SDGs
Dosen Fakultas Biologi UGM Ikuti Pelatihan Kepemimpinan dan Fundraising Konservasi Berskala Regional
TAGS
- SDG 2: Zero Hunger
- SDG 3: Good Health and Well-being
- SDG 4: Quality Education
- SDG 5: Gender Equality
- SDG 12: Responsible Consumption and Production
- SDG 15: Life on Land
- SDG 17: Partnerships for the Goals
Gunungkidul, Jumat (30/5) bertempat di Green House Kedungpoh, mahasiswa MBKM Penelitian yang dibimbing oleh Dr. Dwi Umi SiswantiS.Si., M.Sc melakukan penanaman tiga varietas bibit krisan sekaligus aplikasi biofertilizer dan asam humat pada lahan. Penanaman bibit krisan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan yang diusung oleh program MBKM dengan judul Eskalasi biofertilizer sebagai agen bioremediasi residu insektisida organofosfat pada tanaman krisan (Chrysanthemum L.). Kegiatan ini tidak hanya sekadar pemanfaatan lahan Green House, tetapi juga memiliki tujuan penelitian, yakni untuk mengkaji respons tanaman krisan terhadap residu insektisida organofosfat yang sering digunakan dalam praktik pertanian. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa tidak hanya belajar tentang teknik penanaman dan perawatan tanaman krisan, tetapi juga turut serta dalam riset yang berkaitan dengan pengaruh residu insektisida terhadap tanaman seperti respons fisiologis dan anatomisnya.
Sebelum dilakukan penanaman tiga varietas krisan, lahan diaplikasikan biofertilizer berbahan urin sapi dan asam humat yang berasal dari limbah tambang batubara. Kedua jenis pupuk organik ini diuji kemanfaatannya untuk penurunan residu insektisida organofosfat pada tanaman krisan di lahan marginal Gunungkidul. Tim Biofermed secara periodik mengukur parameter pertumbuhan, parameter lingkungan dan di akhir fase vegetatif akan dilakukan pengukuran kandungan residu insektisida organofosfat, kandungan enzim antioksidan dan parameter anatomis.
Penanaman bibit dilakukan oleh empat mahasiswa Biologi UGM yang terdiri dari Ahmad Aris Budi Rohman, Delia Sawanda Syarifatullah, Regina Nilamsari, dan Zahra Afriani. Sesuai dengan tema MBKM yang diangkat, kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respons tanaman krisan terhadap residu insektisida organofosfat pada media tanam pasca aplikasi biofertilizer. Residu ini diketahui memiliki sifat toksik dan dapat mempengaruhi pertumbuhan serta kualitas tanaman krisan organik yang akan digunakan sebagai bahan baku diversifikasi pangan khas Kedungpoh, Gunungkidul. “Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tingkat keamanan penggunaan insektisida dalam budidaya krisan”, ungkap Siswanti saat mendampingi mahasiswa.
Kegiatan penelitian sekaligus sebagai demplot percontohan krisan organik di Lumbung Mataraman Kedungpoh Gunungkidul ini merupakan perwujudan SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), SDGs 2 (Tanpa Kelaparan), SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggungjawab) dan SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan). (DUS)
Gunungkidul (17/6) – Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pengabdian Kepada Masyarakat (MBKM PKM) Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menggelar kegiatan pengabdian masyarakat yang digawangi oleh peneliti bunga krisan, Dr Dwi Umi Siswanti, S. Si., M. Sc. di Kalurahan Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul memboyong pakar formulasi nutrasetika dari Fakultas Farmasi UGM Marlyn Dian Laksitorini, M.Sc., Apt., Ph.D. Tim ini melibatkan 5 orang mahasiswa, yaitu Zahra Afriani, Regina Nilamsari, Delia Sawanda Syarifatullah, Ahmad Aris Budi Rohman, dan Nihaya Khiyaaratun Nisaa mengusung tema “Produksi Chrysant Teabomb – Chrysant HardCandy- Chrysant Syrup sebagai Diversifikasi Pangan Inovatif Berbasis Krisan Organik” yang mendukung SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan), SDGs 2 (Tanpa Kelaparan), SDGs 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahter)a, SDGs 8 (Pekerjaaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab).
Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Selasa, 17 Juni 2025 di Kedungpoh dengan melibatkan ibu-ibu dari Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan nilai tambah tanaman hias krisan organik yang telah dibudidayakan di Lumbung Mataram dengan pendekatan inovatif. Kegiatan dalam program ini diawali dengan sharing session mengenai potensi krisan organik menjadi produk unggulan dan pengalaman narasumber dalam menguji berbagai jenis produk. Kemudian dilanjutkan sesi praktik dengan mengajak peserta untuk membuat tiga varian produk berbasis krisan, yaitu tea bomb, hard candy dan syrup krisan. Formula yang diterapkan dalam MBKM ini merupakan formula yang telah dioptimasi di laboratorium untuk menghasilkan produk permen dan teabomb yang rendah kalori. Antusiasme dan keterampilan warga dalam praktik pembuatan produk krisan ini diharapkan mampu menjadi pendongkrak keberlanjutan program ini. Tim ini memberikan bahan-bahan untuk produksi awal sehingga bisa dilakukan optimalisasi sebelum benar-benar dipasarkan.
“Kami berhadap produk berbahan krisan organik ini akan dikembangkan oleh KWT Kedungpoh dan menjadi produk unggulan-khas Kedungpoh”, ungkap Siswanti dalam sambutannya. Marlyn menambahkan,” Penelitian yang kami lakukan terhadap bunga krisan menunjukan bahwa bunga krisan organik memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan meningingkatkan kemampuan belajar dan memori. Kami sangat appreciate terhadap upaya Fakultas Biologi dalam memprakarsai budidaya krisan di Gunung Kidul. Semoga budidaya krisan di Gunung Kidul semakin berkembang dan lestari”. Pelatihan ini diharapkan menjadi stimulus bagi wanita tani Kedungpoh dan sekitarnya untuk memperluas peluang dalam meningkatkan perekomnomian keluarga. “Kami sangat terbantu dan berharap kegiatan seperti ini terus dilakukan oleh UGM untuk kami, wanita tani Kedungpoh”, ucap Tri Wahyuni, perwakilan dari KWT Kedungpoh.