Asian Waterbird Census atau lebih dikenal dengan AWC merupakan kegiatan tahunan sukarela yang diselenggarakan pada awal bulan tiap tahunnya. Kegiatan AWC diinisiasi oleh wetlands International yang bertujuan untuk konservasi burung air dan habitatnya. Paguyuban Pengamat Burung Jogja atau lebih dikenal dengan PPBJ berkolaborasi dengan beberapa organisasi alam dan konservasi di Yogyakarta dalam pengamatan burung (bird watching) untuk pemenuhan data AWC. Kegiatan bird watching dilakukan pada tanggal 19 Februari 2023 dari jam 08.00-11.00 WIB di Balekambang, Yogyakarta International Airport (YIA).
Bird watching diikuti oleh Matalabiogama, Kelompok Pengamat Burung Bionic UNY, Silvagama, Mapaperta Sarjana Taman Siswa Yogyakarta, dan Kelompok Studi Satwa Liar UGM. Matalabiogama diwakili oleh 5 anggota yakni Aufa Amila Nawafila, Khalisa Ridha Fadhila Zaini, Fadhila Nurjannah, Hanif Nashrudin, dan Shaila Revita Zafira. Anggota Matalabigama berkumpul di Sekretariat pada pukul 05.30 WIB dan berangkat bersama-sama dari Fakultas Biologi UGM pada pukul 06.00 WIB menuju Yogyakarta International Airport.
Anggota Matalabiogama tiba di YIA pada pukul 08.00 WIB, dan diberi tugas untuk mengamati jenis serta mendata jumlah spesies burung yang ditemukan. Pengamatan burung dilakukan dengan bantuan binokuler dan kamera. Identifikasi jenis burung dilakukan dengan melihat buku panduan yang telah disediakan atau menanyakannya pada anggota PPBJ melalui dokumentasi yang telah diambil. Setelah melakukan pengamatan selama 3 jam, pada pukul 11.00 WIB seluruh pengamat berkumpul untuk mengumpulkan hasil pengamatan.
Ditemukan 29 jenis spesies burung yang terdiri dari Cangak merah, Cangak abu, Pecuk padi kecil, Kowak malam abu, Belibis polos, Raja udang biru, Kuntul kerbau, Kuntul kecil, Kuntul perak, Blekok sawah, Bambangan kuning, Bondol jawa, Bondol haji, Bondol peking, Cici padi, Bubut jawa, Cekakak jawa, Tekukur biasa, Titihan australia, Kareo padi, Walet linci, Cekakak belukar, Cabai jawa, Mandar batu, Gereja erasia, Gemak loreng, Layang layang loreng, Tikusan alis putih, dan Kirik kirik laut. Spesies terbanyak yang ditemukan adalah spesies Kowak malam abu dengan jumlah kurang lebih 100 individu. Data yang terkumpul tersebut selanjutnya akan digunakan untuk pemenuhan data AWC 2023. Setelah pengumpulan data, dilakukan dokumentasi dan penutupan kegiatan pada pukul 12.00 WIB. Dengan berpartisipasinya Matalabiogama pada kegiatan AWC ini, diharapkan dapat mengikuti kegiatan serupa maupun berkolaborasi dengan organisasi lain dalam rangka identifikasi dan konservasi satwa. [Matalabiogama]