Yogyakarta, 29 April 2023 – Kegiatan MBKM yang bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman hewan yang tergambar di relief candi berdasarkan pendekatan etnozoologi ini, tim MBKM di bawah bimbingan Ibu Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D.Eng. yang beranggotakan empat mahasiswa Biologi, yakni Annisa Nur Maghfiroh, Bernadetha Erdha Treviana, Sofia Juniananta Susan Maiseka, dan Marcelina Cindy Ivani Kumara melakukan kegiatan MBKM bersama Ibu Riris S.S., M.A. sebagai mitra dari BPCB Jawa Tengah. Kegiatan ini dilakukan dengan observasi pada salah satu peninggalan dan bukti adanya akulturasi agama Hindu-Buddha pada masa pemerintahan Rakai Pikatan yang berasal dari Kerajaan Mataram Hindu, yakni Candi Plaosan.
Candi Plaosan merupakan candi bertemakan agama Buddha dan telah mengalami akulturasi dengan agama Hindu. Candi ini dihiasi dengan panel relief yang memiliki fungsi sebagai pemberi cerita dan pengisi ruang. Candi utama pada candi ini memiliki dua anterium atau ruang yang terdapat arca Dhyani Buddha berbentuk manusia dengan kondisi kepala telah hilang. Salah satu relief yang menarik perhatian tim mahasiswa ini adalah relief burung beo dengan berbagai macam posisi dan karakter bentuk yang dapat dijumpai di bagian pelipit atas pada ruangan tersebut. Dugaan pertama kami, burung tersebut merupakan burung beo, akan tetapi terdapat mahkota di kepala dan dengan kaki zygodactyl yang merupakan ciri khas burung kakak tua yang termasuk satwa Wallacea. Sehingga kami berkesimpulan burung tersebut adalah burung beo yang mungkin ditemui di pulau Jawa ini.
Sementara itu, Ibu Riris S.S., M.A., menyebutkan bahwa perbedaan posisi burung dimungkinkan karena adanya perbedaan seniman pembuat relief tersebut, yakni seniman pola dan seniman finishing. Selain itu, bentuk karakter dan posisi burung beo yang berbeda juga dapat diinterpretasikan sebagai stop motion picture seperti yang kita kenal saat ini. Relief burung beo yang tergambar pada Candi Plaosan tersebut menunjukkan identitas relief yang terdapat pada candi dengan latar belakang agama Hindu. Selain itu, adanya relief tersebut menunjukkan bahwa pada abad IX, burung beo ada secara melimpah dan dikenal baik oleh masyarakat di pulau Jawa. Akan tetapi, saat ini keberadaan populasi burung ini di alam liar semakin mengecil dan mungkin sudah punah di alam liar.
Melalui kegiatan MBKM ini, diharapkan para mahasiswa mendapatkan informasi dan wawasan mengenai bukti peninggalan yang sebagai simbol masuknya keagamaan Hindu-Buddha di Indonesia khususnya di pulau Jawa. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan hormat terhadap peninggalan nenek moyang.