Anggrek hitam dengan nama ilmiah Coelogyne pandurata Lindl. merupakan flora endemik langka dari Indonesia. Anggrek ini hanya dapat dijumpai di Kalimantan Timur dan Papua. Keistimewaan anggrek ini terletak pada labellumnya yang berwarna hitam dengan garis-garis hijau dan berbulu serta perhiasan bunga berwarna hijau dengan kelopak berbentuk segitiga. Anggrek ini bernilai ekonomis tinggi sebagai tanaman hias dan koleksi tanaman langka. Sayangnya, proyek pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur meningkatkan tingkat kepunahan di alam. Padahal, anggrek ini dikategorikan Apendiks I menurut Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) dan dilindungi berdasarkan PP RI No. 7 Tahun 1999.
Permasalahan tersebut membuat 3 mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim PKM-RE UGM 2023 yang didanai oleh Kemendikbud Ristek, yaitu Anisa Dewi Rahayu, Lathief Al Umami, dan Shiddharta Arya Anggoro Cen dari Fakultas Biologi dengan dosen pendamping Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. untuk melakukan konservasi ex situ dengan mikropropagasi melalui teknologi berupa Temporary Immersion Systems (TISs).
Sentuhan teknologi yang diaplikasikan melalui TISs tergolong metode mutakhir untuk mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anggrek hitam. Kelebihannya antara lain, tidak perlu disubkultur, aerasi optimal, dan mencegah hiperhidrisitas. Inovasi sistem TISs terintegrasi sensor dapat mempermudah dalam kontrol parameter lingkungan seperti pH, suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan gas karbon dioksida.
Lathief menjelaskan bahwa pengembangan alat TISs menggunakan sensor real time diatur oleh Arduino Uno untuk memudahkan kontrol parameter lingkungan. Hasil dari pengukuran sensor terhadap kondisi parameter lingkungan ditampilkan dalam LCD display. Shiddharta menambahkan bahwa desain ruang inkubasi di bagian atas sebagai tempat eksplan serupa biji hingga planlet dapat diatur secara fleksibel sesuai kebutuhan tanpa perlu memodifikasi sistem sensor dan aktuator.
Anisa menjelaskan bahwa pengaplikasian TISs terintegrasi sensor yang telah dilakukan terhadap planlet anggrek hitam di Laboratorium Bioteknologi Biologi UGM terbukti dapat mempercepat pertambahan parameter pertumbuhan. Pengaplikasian alat ini dapat menginisiasi pengembangan upaya konservasi ex situ secara modern dan efisien pada tanaman lainnya yang terancam punah, hingga produksi tanaman yang lebih berkualitas dengan biaya produksi yang minimal. [Penulis: Anisa Dewi Rahayu]