• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur
  • SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur
Arsip:

SDG 9 : Industri Inovasi dan Infrastruktur

Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM Raih Silver Medal pada National Essay Competition 2025 dengan Inovasi Teh Pencegah Anemia yang Ramah Lingkungan

Kegiatan MahasiswaPrestasi Kamis, 19 Juni 2025

Bali, Indonesia – Tim SeahaTea dari Program Pascasarjana Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berhasil meraih Silver Medal di kategori kesehatan pada perlombaan National Essay Competition (NEC) 2025. Proyek inovatif mereka, berjudul “SeahaTea: Sinergi Teh Kaya Antioksidan dalam Balutan Edible Coating Karagenan Pencegah Anemia,” menjawab kekhawatiran akan masalah kesehatan terutama anemia di Indonesia.


Inspirasi di balik SeahaTea muncul dari kekhawatiran yang semakin meningkat tentang budaya makan masyarakat Indonesia, yang sering kali tak terpisah dari teh yang dapat meningkatkan risiko anemia. Tim yang terdiri dari Faradilla, Anisa Diana Nastiti, dan Siti Aeniah, di bawah bimbingan Dr.biol.hom. Nastiti Wijayanti, S.Si., M.Si., telah mengembangkan perpaduan unik antara fikosianin (antioksidan biru dari Spirulina platensis) dan bunga chamomile kering, masing-masing dibalut dalam edible coating lamda karagenan, sebagai alternatif berkelanjutan untuk tea bag yang ramah lingkungan.

Fikosianin berperan penting sebagai agen antioksida, anti-inflamasi, dan meningkatkan bioavailabilitas ion zat besi agar lebih mudah diserap oleh usus. Bunga chamomile dipilih karena memiliki ekstrak bening dan pH netral sehingga menjaga warna biru fikosianin sekaligus memberikan apigenin, yang dikenal memiliki efek relaksasi dan membantu mencegah insomnia serta depresi. Edible coating karagenan membantu mengatur proses ekstraksi teh dan memastikan kestabilan fikosianin.

Selain perannya dalam mencegah anemia, proses produksi fikosianin mendukung aksi iklim karena Spirulina platensis dikenal memiliki kemampuan sebagai carbon capture. Selain itu, penggunaan karagenan sebagai pengganti tea bag mendukung keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi potensi mikroplastik yang biasanya ditemukan pada kantong teh konvensional.

SeahaTea bukan hanya inovasi pencegah anemia; tetapi juga wujud komitmen dan kepedulian terhadap lingkungan. Tim berharap SeahaTea dapat dikembangkan dan direalisasikan sebagai produk komersial di industri pangan pada masa mendatang. NEC 2025 menjadi langkah awal untuk menyebarkan inovasi SeahaTea dan membuktikan bahwa mahasiswa Pascasarjana Biologi juga dapat memberikan solusi terhadap masalah lingkungan dan kesehatan.

Penghargaan di NEC 2025 menyoroti pentingnya pendekatan interdisipliner dalam mengatasi tantangan global, terutama dalam bidang kesehatan dan keberlanjutan. Proyek SeahaTea sejalan dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), termasuk kesehatan yang baik dan kesejahteraan, aksi iklim, serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Saat dunia menghadapi perubahan iklim dan krisis kesehatan, inovasi seperti SeahaTea menawarkan harapan untuk masa depan yang lebih sehat. Komitmen tim UGM terhadap solusi ekologis dan biomedis menunjukkan potensi peneliti muda untuk memberikan dampak signifikan bagi masyarakat.

Sebagai kesimpulan, pencapaian Tim SeahaTea di NEC 2025 adalah bukti kerja keras dan dedikasi mereka. Pendekatan inovatif mereka tidak hanya mengatasi anemia tetapi juga mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Masa depan terlihat cerah untuk SeahaTea dan tim sangat antusias untuk melihat visi mereka terwujud dalam industri pangan.

Usung Inovasi AnChanna Gel Berbasis Bahan Alami untuk Luka Diabetes, Tim Mahasiswa Biologi UGM Raih Juara 1 dalam Ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2025

Kegiatan MahasiswaPrestasi Rabu, 18 Juni 2025

Tim mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terdiri dari Pamastadewi Pryankha Hijrianto (Biologi 2023), Salma Farah Yumna (Biologi 2023) dan Geofani Karine Apriliana (Biologi 2023), berhasil meraih Juara 1 dalam ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional 2025. Tim tersebut mengangkat karya tulis dengan judul “AnChanna Gel – Formulasi Wound Gel Ulkus Diabetikum Berbasis Ekstrak Mukus Channa striata dengan Adisi Ekstrak Etanol Daun Anredera scandens” di bawah bimbingan Dr. Fajar Sofyantoro. LKTI ini diselenggarakan dari tanggal 10 Maret hingga 30 Mei 2025 oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Anafarma, Poltekkes Kemenkes Surakarta.


Kegiatan ini merupakan ajang kompetisi ilmiah tingkat nasional yang ditujukan bagi mahasiswa aktif seluruh Indonesia untuk menggali potensi riset terapan dalam bidang kesehatan dan farmasi berbasis sains dan teknologi lokal. Dengan mengangkat isu kesehatan kronis yang berdampak besar terhadap kualitas hidup masyarakat, tim Biologi UGM berinovasi melalui pendekatan biomaterial dan fitofarmaka sebagai solusi atas tingginya prevalensi ulkus diabetikum di Indonesia. Karya ilmiah yang diusung berangkat dari keprihatinan terhadap keterbatasan akses dan efektivitas perawatan luka kronis, terutama ulkus diabetikum, yang banyak dialami oleh pasien diabetes di Indonesia. Di sisi lain, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan baku medis dan farmasi. AnChanna Gel hadir sebagai solusi wound care yang memanfaatkan kandungan albumin tinggi dari mukus Channa striata (ikan gabus) yang terbukti mempercepat regenerasi jaringan, serta senyawa bioaktif dari daun Anredera scandens seperti flavonoid dan saponin yang berperan sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Inovasi ini tidak hanya memperhatikan efektivitas bahan secara ilmiah, namun juga mempertimbangkan aspek keberlanjutan, ketersediaan bahan lokal, serta peluang komersialisasi produk perawatan luka berbasis sumber daya alam Indonesia. Dengan formula yang dikembangkan, AnChanna Gel diharapkan dapat menjadi produk wound care yang alami, terjangkau, dan adaptif terhadap kondisi pasien Indonesia. Penyusunan karya ini juga disertai dengan pernyataan orisinalitas oleh tim penulis bahwa AnChanna Gel merupakan karya asli yang belum pernah dipublikasikan atau dilombakan di luar kegiatan Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2025. Tim menyampaikan komitmen untuk menjunjung tinggi integritas ilmiah dan siap bertanggung jawab penuh atas isi karya tulis apabila terbukti melanggar aturan kompetisi.

Dengan semangat kontribusi untuk bangsa melalui inovasi berbasis biologi dan kearifan lokal, tim mahasiswa Biologi UGM berharap karya ini dapat menjadi pijakan awal dalam pengembangan produk medis berbasis sumber daya hayati Indonesia yang aplikatif dan berdampak nyata. [Penulis: Geofani Karine Apriliana]

Dosen Fakultas Biologi UGM Selesaikan Program Inkubator untuk Kembangkan Modul Daring Ekologi Tropis

Rilis Berita Senin, 16 Juni 2025

Yogyakarta, 16 Juni 2025 – Akbar Reza, akademisi dari Lab Ekologi dan Konservasi, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, telah menyelesaikan partisipasinya dalam program internasional bertajuk “OCELOTS Incubator: Creating an Online Module in Tropical Biology”, yang diselenggarakan oleh jaringan OCELOTS (Online Content for Experiential Learning of Tropical Systems) dan didukung pendanaan oleh U.S. National Science Foundation (NSF) melalui skema RCN-UBE (Research Coordination Network – Undergraduate Biology Education).


Program ini bertujuan mengubah publikasi ilmiah menjadi modul pembelajaran terbuka (open-access learning module) yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran berbasis riset dengan konteks ekosistem tropis secara digital, terbuka, dan lintas institusi.

Akbar mengembangkan modul berjudul “Seagrass and Humans: A Tangled Tale – How do humans and seagrass interact in complex connections in Indonesia?” bersama Elisabeth Astari dari YAPEKA. Modul ini mengangkat interaksi kompleks antara manusia dan padang lamun di Indonesia, dan kini tersedia secara daring di Platform Gala https://www.learngala.com/cases/human-seagrass dan QUBESHub https://doi.org/10.25334/BWWF-N024

Selama periode September 2024 hingga April 2025, peserta mengikuti rangkaian workshop daring, sesi kolaborasi intensif, dan networkshop—sebuah forum untuk berbagi modul dan membangun jejaring pengajar ekologi tropis. Akbar Reza dalam prosesnya dimentori oleh pengajar dari Iowa State University, University of Michigan School for Environment and Sustainability, Thomas Jefferson University, serta jejaring 4DEE (Four-Dimensional Ecological Education) Ecology Society of America.

Dalam prosesnya, pengembangan modul dilakukan dengan mengintegrasikan empat pendekatan utama:
  • Backward Design, yang menekankan perumusan tujuan pembelajaran, perancangan aktivitas belajar, dan metode asesmen secara terstruktur dan terarah;
  • 4DEE (Four-Dimensional Ecology Education) Framework dari Ecological Society of America, yang menekankan empat dimensi pembelajaran: proses ilmiah, prinsip-prinsip ekologi, hubungan manusia–ekosistem, serta penerapan lintas skala dan konteks sosial-ekologis;
  • DIEJ (Diversity, equity, inclusion, and justice), untuk mendorong ruang kelas yang egaliter, aman untuk berpendapat, serta bertumbuh dari proses pembelajaran;
  • Pengenalan praktik terbaik dalam penggunaan media, hak cipta, dan lisensi terbuka untuk pendidikan;
  • Pedagogi dan metode penilaian digital, yang mengeksplorasi strategi pembelajaran dengan integrasi media interaktif, asesmen formatif-sumatif berbasis teknologi, serta penyusunan publikasi pendidikan dari modul yang dikembangkan.
“Program ini mempertemukan publikasi ilmiah, pedagogi digital, dan kolaborasi lintas budaya dalam satu ruang belajar yang sangat kaya,” ujar Akbar. “Saya belajar untuk mendesain pengalaman belajar yang kontekstual, reflektif, dan terbuka bagi siapa pun.”

Partisipasi ini mencerminkan komitmen Fakultas Biologi UGM dalam mendukung transformasi pendidikan biologi yang kolaboratif, berbasis keterbukaan pengetahuan, dan terhubung dengan tantangan global dalam ekosistem tropis.

Mengikuti Jejak L.B. Holthuis, Dosen Fakultas Biologi UGM Deskripsikan Tujuh Spesies Lobster Air Tawar Endemik Papua

Rilis Berita Senin, 16 Juni 2025

Di tengah hamparan hutan hujan Papua yang masih alami, tersembunyi kekayaan hayati yang belum sepenuhnya terungkap. Bagi para peneliti krustasea, perairan sungai dan danau di pulau ini adalah harta karun ilmiah yang terus memanggil untuk dieksplorasi.


Lebih dari 50 tahun setelah maestro biologi krustasea dunia, Lipke Bijdeley Holthuis (1921 – 2008), menggambarkan puluhan spesies lobster air tawar di berbagai belahan dunia, tim peneliti masa kini kembali melanjutkan pencarian itu.

Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan secara online di jurnal Arthropoda (MDPI) pada 6 Juni 2025, peneliti Christian Lukhaup (Peneliti Independen – Jerman), Rury Eprilurahman (Universitas Gadjah Mada – Indonesia), dan Thomas von Rintelen (Museum für Naturkunde, Berlin – Jerman) berhasil mendeskripsikan tujuh spesies baru lobster air tawar dari genus Cherax yang seluruhnya endemik di kawasan perairan Papua Barat.

Papua memiliki keanekaragaman lobster air tawar terbesar di dunia untuk familia Parastacidae, tapi ironisnya, masih banyak yang belum terdeskripsikan secara ilmiah. Tim peneliti memiliki tujuan memperkuat dasar taksonomi yang valid, sekaligus mendorong perlindungan bagi spesies-spesies ini yang makin rentan, terutama di Tengah ancaman di berbagai bidang.

Temuan Baru dari Sungai-Sungai Tersembunyi Papua

Ketujuh spesies baru yang berhasil dideskripsikan masing-masing berasal dari wilayah yang berbeda di Papua Barat:

  1. Cherax veritas — Pulau Misool, Raja Ampat
  2. Cherax arguni and Cherax kaimana — Wilayah Kaimana Utara
  3. Cherax nigli — Wilayah Kaimana Selatan
  4. Cherax bomberai — Fakfak
  5. Cherax farhadii and Cherax doberai — Teluk Bintuni

Setiap spesies memperlihatkan ciri morfologi yang unik. Mulai dari bentuk capit (chelae) yang beragam, panjang dan bentuk rostrum (moncong), perbedaan warna tubuh yang mencolok, hingga proporsi tubuh secara keseluruhan.

“Spesies-spesies ini dapat dengan jelas dibedakan satu sama lain, baik secara morfologi maupun genetik,” tulis tim peneliti dalam publikasinya.

DNA Mengungkap Garis Keturunan

Untuk memperkuat temuan, tim juga melakukan analisis DNA mitokondria menggunakan fragmen 16S.

Hasil analisis menunjukkan bahwa ketujuh spesies baru memiliki garis keturunan genetik yang jelas terpisah, mendukung keabsahan deskripsi sebagai spesies yang berbeda.

Hal ini menjadi penting, karena secara visual kadang ada spesies yang tampak mirip. Tanpa analisis molekuler, kita berisiko salah menafsirkan hubungan antar spesies. Dengan pendekatan kombinasi morfologi klasik dan genetika molekuler, tim peneliti memastikan bahwa penamaan spesies dilakukan secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Perdagangan Lobster Hias Jadi Pintu Masuk Penelitian

Salah satu sisi menarik dari studi ini adalah bagaimana sebagian spesimen justru diperoleh dari jalur perdagangan lobster hias.

Banyak spesimen yang pertama kali muncul di pasar hobi akuarium di Eropa atau Jakarta. Mulai dari situ, tim melacak asal-usulnya, mencari kontak di Papua, hingga akhirnya bisa mendapatkan informasi habitat alaminya.

Meskipun bukan cara ideal, jalur ini kadang menjadi petunjuk awal bagi peneliti tentang keberadaan spesies yang belum tercatat secara formal. Namun, tim peneliti menegaskan bahwa proses pengambilan data di lapangan dilakukan secara beretika dan sesuai izin konservasi yang berlaku.

Penting untuk Konservasi Air Tawar Papua

Penemuan ini tidak hanya penting dari sisi ilmu taksonomi, tetapi juga memiliki implikasi konservasi yang signifikan.

Papua Barat merupakan salah satu pusat keanekaragaman hayati air tawar dunia. Namun, ekosistem air tawar di kawasan ini menghadapi ancaman dari:

  • deforestasi,
  • aktivitas pertambangan,
  • pembangunan infrastruktur, dan
  • perdagangan spesies liar.

Dengan memperkuat basis data spesies, temuan ini diharapkan bisa membantu perencanaan konservasi yang lebih tepat.

Rury menyampaikan, “Kalau kita tidak tahu spesies apa yang ada di suatu wilayah, bagaimana kita bisa melindunginya?”

“Dengan pengetahuan ini, kita bisa mendorong pengelolaan habitat yang lebih berkelanjutan.”

Masih Banyak yang Belum Terungkap

Meski tujuh spesies baru telah berhasil dideskripsikan, para peneliti meyakini bahwa daftar keanekaragaman Cherax Papua masih jauh dari lengkap.

Rury menyatakan bahwa Papua itu luar biasa luas. Banyak sungai, danau, dan sistem gua yang belum pernah diteliti. “Di masa depan, saya yakin kita akan menemukan lebih banyak spesies baru.” tambahnya.

Penelitian sebelumnya oleh tim yang sama juga telah mendeskripsikan spesies lain seperti:

  • Cherax warsamsonicus (2017)
  • Cherax alyciae dan Cherax mosessalossa (2018)
  • Cherax wagenknechtae (2022)
  • Cherax rayko dan Cherax phing (2024)

Hal ini memperkuat posisi Papua sebagai hotspot global untuk keanekaragaman lobster air tawar.

Jejak Holthuis yang Terus Dilanjutkan

Sejak Holthuis mempelopori studi lobster air tawar dunia di pertengahan abad ke-20, perkembangan teknologi seperti Next Generation Sequencing (NGS) dan kemajuan dalam sistematika molekuler memungkinkan ilmuwan masa kini untuk melihat detail yang dulu tidak terlihat.

Namun, lapangan tetap menjadi kunci.

“Tidak ada pengganti untuk eksplorasi langsung di alam,” ujar Rury.
“Papua masih menyimpan banyak misteri, dan kami baru menyentuh permukaannya.”

Dengan kombinasi kerja lapangan, kolaborasi global, dan pendekatan ilmiah yang ketat, para peneliti masa kini — mengikuti jejak L.B. Holthuis — terus membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang kekayaan hayati air tawar Indonesia.

Penemuan tujuh spesies lobster air tawar endemik baru di Papua mendukung beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 15 (Kehidupan di Darat) dengan berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati dan menyoroti pentingnya ekosistem air tawar. Penelitian ini juga sejalan dengan SDG 14 (Kehidupan di Bawah Air) melalui perlindungan dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan darat, serta SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) dengan menyediakan data dasar yang penting untuk menilai kerentanan ekosistem terhadap perubahan iklim. Selain itu, studi ini mencerminkan SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) melalui penerapan metode ilmiah modern dalam taksonomi, dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) melalui kolaborasi antara peneliti internasional dan institusi lokal.

Referensi:

Lukhaup C., Eprilurahman R., von Rintelen T. (2025). Seven New Species of Crayfish of the Genus Cherax (Crustacea, Decapoda, Parastacidae) from Western New Guinea, Indonesia Arthropoda 3(2):10. https://www.mdpi.com/2813-3323/3/2/10

Nusantara Orchid Biodiversity Show 2025: Orchid as Puspa Pesona Indonesia, Locally Rooted Globally Respected

Kegiatan Mahasiswa Jumat, 13 Juni 2025

Pada hari Sabtu, 24 Mei 2025 telah dilaksanakan kegiatan Nusantara Orchid Biodiversity Show 2025 oleh Biology Orchid Study Club (BiOSC) dalam bentuk webinar berskala internasional. Agenda tahunan rutin ini mengangkat tema “Orchid As Puspa Pesona Indonesia: Locally Rooted, Globally Respected” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat mengenai keanekaragaman anggrek di Indonesia, serta upaya konservasinya dengan mengundang 2 narasumber hebat dari Fakultas Biologi UGM dan Antioch College. Kegiatan NOBiS 2025 dibuka oleh Fadhiilah Dzaky Janu Nugroho selaku Master of Ceremony, dilanjutkan dengan sambutan oleh Jovika Syifa Ananmaimuna selaku ketua pelaksana kegiatan, lalu sambutan oleh Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. selaku pembina BiOSC, dan sambutan oleh Prof. Dr. Bambang Retnoaji, S.Si., M.Sc. selaku wakil dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.


Agenda utama pada NOBiS 2025 adalah pemaparan materi yang dipimpin oleh Dary Saka Fitrady selaku moderator. Prof. Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. memaparkan materi mengenai anggrek sebagai puspa pesona indonesia dan upaya pelestariannya melalui kultur jaringan, serta Richard Kraince, B.S., M.A., Ph.D. memaparkan materi mengenai konservasi habitat anggrek di Asia Tenggara sebagai pendidikan untuk masa depan yang berkelanjutan. Sesi presentasi dari kedua narasumber tersebut memiliki topik yang selaras yakni upaya konservasi anggrek untuk melestarikan keanekaragamannya. Setelah sesi presentasi selesai, dilanjutkan sesi tanya jawab oleh para partisipan web seminar dan pemberian sertifikat kepada para narasumber.

Acara NOBiS 2025 berkolaborasi dengan Lomba Fotografi Anggrek yang mengangkat tema “Whispers of Time: Native Orchids Through Light and Shadow”. Lomba fotografi anggrek tersebut telah memilih 3 pemenang utama dan 1 pemenang favorit dari 52 karya yang lolos seleksi melalui tahap penjurian. Semua karya yang lolos seleksi kemudian dipamerkan secara virtual. Di akhir sesi webinar, Master of Ceremony membacakan pengumuman pemenang yang disertai dengan penayangan hasil karya masing-masing. Acara ditutup dengan dokumentasi dan ucapan terima kasih kepada para peserta atas partisipasinya dalam webinar internasional ini. [Penulis: BiOSC]

Dukung Swasembada Pangan dengan Inovasi Biochar Three In One Berbasis Limbah Tebu, Tim Mahasiswa Fakultas Biologi dan Pertanian Raih Juara 2 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agriculture 2025

Kegiatan MahasiswaPrestasi Kamis, 12 Juni 2025

Tim dari Fakultas Biologi dan Pertanian yang beranggotakan Nelly Astiana Napitupulu (Biologi 2022), Puspita Nur Rahmawati (Biologi 2022), dan Yunita (Agronomi 2022) berhasil meraih Juara 2 pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional Agriculture 2025 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Agroteknologi, Universitas Riau pada 23 Mei 2025 dengan tema “Inovasi Pertanian dan Teknologi: Mewujudkan Ketahanan Pangan dan Keberlanjutan Lingkungan”. Kolaborasi tim ini dibimbing oleh dosen Fakultas Biologi, yaitu Ibu Dr. Dwi Umi Siswanti dengan judul karya tulis “ Inovasi Biochar Three In One Dari Limbah Tebu untuk Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dalam Mendukung Swasembada Pangan 2030”.


Inovasi ini dilatarbelakangi adanya tantangan serius dalam bidang pertanian dan lingkungan, khususnya terkait dengan pencemaran tanah akibat akumulasi limbah industri serta penurunan produktivitas lahan pertanian akibat praktik budidaya yang tidak berkelanjutan. Berbagai sektor industri, seperti gula dan kelapa sawit, menghasilkan limbah padat maupun cair yang belum termanfaatkan secara optimal, padahal mengandung potensi bahan organik dan nutrien tinggi. Sayangnya, limbah-limbah ini juga berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan karena mengandung senyawa toksik seperti H₂S dan amonia serta unsur hara seperti nitrogen dan fosfor yang dapat menyebabkan eutrofikasi. Di sisi lain, penggunaan pupuk kimia secara masif dalam sistem pertanian telah terbukti menurunkan kualitas tanah dan efisiensi serapan nutrien oleh tanaman, serta berdampak buruk bagi ekosistem jangka panjang.

Menjawab permasalahan tersebut, lahirlah inovasi Biochar Three in One yang menawarkan pendekatan holistik dan berkelanjutan dalam pengelolaan limbah serta perbaikan kualitas tanah. Inovasi ini menggabungkan tiga elemen utama dalam satu formula terpadu: limbah tebu sebagai bahan dasar biochar berpori tinggi, mikroorganisme pendegradasi polutan sebagai agen bioremediasi, dan pupuk organik cair sebagai sumber nutrien yang dapat langsung diserap tanaman. Proses aktivasi biochar menggunakan asam fosfat (H₃PO₄) menjadikannya mampu menahan dan melepaskan unsur hara secara perlahan selama berbulan-bulan, sekaligus memperbaiki kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan ketersediaan fosfor, dan menstimulasi aktivitas mikroba tanah yang menguntungkan.

Penerapan Biochar Three in One telah menunjukkan dampak positif di lahan perkebunan kelapa sawit, terutama dalam peningkatan hasil tandan buah segar (TBS), perbaikan struktur tanah, dan pengurangan kebutuhan pupuk kimia yang selama ini hanya diserap sekitar 30–40% oleh tanaman. Selain itu, biochar ini berperan sebagai agen remediasi yang efektif terhadap tanah tercemar, karena porositasnya yang tinggi memungkinkan adsorpsi senyawa berbahaya serta menyediakan mikrohabitat bagi mikroorganisme pembersih polutan. Inovasi ini menjawab kelemahan biochar konvensional yang selama ini dinilai belum optimal dalam aspek bioremediasi dan pelepasan nutrisi.

Lebih jauh lagi, Biochar Three in One tidak hanya menjawab kebutuhan jangka pendek dalam meningkatkan produktivitas lahan dan pengelolaan limbah industri, tetapi juga menjadi fondasi bagi pembangunan sistem pertanian yang adaptif terhadap perubahan iklim. Inovasi ini mendukung agenda nasional dalam pengelolaan lahan suboptimal serta transisi menuju pertanian berkelanjutan berbasis teknologi lokal dan ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah yang sebelumnya dianggap tidak berguna, inovasi ini merepresentasikan sinergi antara sains, teknologi, dan pemberdayaan sumber daya lokal untuk menjawab tantangan pangan dan lingkungan masa kini dan masa depan. [Penulis: Nelly Astiana dan Tim]

KSATXperience 2025: Kokedama Galaxy x Floating Forest

Kegiatan Mahasiswa Selasa, 10 Juni 2025

Pada tanggal 31 Mei 2025 telah dilaksanakan kegiatan KSATXperience di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. KSATXperience merupakan program kerja dari divisi kreatif KSAT yang bertujuan untuk mengenalkan ilmu pertamanan kepada masyarakat luas di luar anggota KSAT. Kegiatan ini berupa workshop yang dapat dihadiri oleh masyarakat umum serta mengundang narasumber dari pihak eksternal KSAT. Pada tahun ini, KSATXperience mengangkat tema Kokedama Galaxy X Floating Forest yang terinspirasi dari ruang angkasa dan pembuatan kokedama.


Pada era modern ini dengan semakin pesatnya kemajuan zaman, ketersediaan lahan hijau semakin berkurang. Namun, di tengah lahan yang terbatas ini, manusia tetap membutuhkan keberadaan ruang hijau di sekitarnya. Salah satu cara untuk tetap mempertahankan ruang hijau adalah dengan menggunakan kokedama. Kokedama merupakan teknik menanam dari Jepang, yaitu menanam tanpa menggunakan pot dengan membungkus akar tanaman menggunakan tanah dan lumut. Kokedama dapat tumbuh di ruang terbatas karena cara peletakannya adalah digantung menggunakan tali sehingga tidak memerlukan banyak tempat. Materi tentang pembuatan kokedama pada workshop ini disampaikan oleh tim dari Karplanter Plant House. Kegiatan ini bertujuan agar peserta bisa mendapatkan keterampilan teknis mengenai pembuatan kokedama serta mengetahui cara pemanfaatan tempat yang terbatas sebagai ruang hijau. Selain itu diharapkan melaui kegiatan ini KSAT bisa mendapatkan ilmu baru dan membangun relasi yang lebih luas dengan pihak-pihak eksternal.

KSATXperience pada tahun ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari berbagai instansi. Kegiatan ini diawali dengan Open Gate yang dimulai pada pukul 09.20 kemudian dilanjutkan oleh pembukaan oleh MC pada pukul 10.00. Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari Nisrina Kyla Mumtaz (KSAT 2024) selaku ketua pelaksana KSATXperience dan sambutan dari Johs Carlo Edison A. (KSAT 2022) selaku ketua KSAT. Setelah sambutan-sambutan dilakukan pengenalan tim dari Karplanter Plant House sebagai narasumber pada workshop tahun ini. Pematerian dilakukan oleh tim dari Karplanter Plant House dan Zahra Nur Farida (KSAT 2024) sebagai moderator dalam pematerian. Dalam sesi pematerian ini dilakukan demonstrasi pembuatan kokedama dan sesi tanya jawab terbuka bagi peserta untuk dapat semakin mengerti tentang pembuatan kokedama. Kegiatan workshop dilakukan setelah sesi pematerian. Pada sesi workshop ini dilakukan praktik pembuatan kokedama secara langsung oleh seluruh peserta workshop. Setelah sesi workshop dilakukan sesi Quiz berhadiah dan sesi pemberian kesan pesan oleh peserta workshop. Kegiatan diakhiri dengan penutupan dan sesi dokumentasi.

Kegiatan KSATXperience 2025 berjalan dengan sangat baik dan tepat waktu. Melalui kegiatan ini diharapkan peserta mendapatkan ilmu baru mengenai estetika pertamanan di ruang terbatas khususnya cara pembuatan kokedama. Diharapkan juga melalui kegiatan ini KSAT bisa menjalin kerjsama yang baik dengan pihak eksternal dan semakin dikenal oleh oleh masyarakat luas sehingga sesuai dengan slogan KSAT yaitu ‘Berakar Kokoh Menembus Peradaban’. [Penulis: Panitia KSATXperience 2025]

Evaluasi Tengah Tahun Formasigen 2025

Kegiatan Mahasiswa Selasa, 10 Juni 2025

Pada hari Rabu, 28 Mei 2025, telah dilaksanakan Evaluasi Tengah Tahun Formasigen 2025 yang berlangsung di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan tersebut ditujukan kepada mahasiswa anggota Formasigen. Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembina Formasigen. Kegiatan ini dilakukan untuk mengevaluasi kabinet kepengurusan dan program kerja yang telah dilaksanakan selama setengah tahun kepengurusan. Kegiatan ini terdiri dari dua sesi, yaitu sesi presentasi program kerja yang telah terlaksana oleh para Pengurus Harian Formasigen 2025 dan tanya jawab dengan audiens.


Kegiatan diawali dengan presentasi dan evaluasi program kerja ketua dan wakil ketua. Selanjutnya, presentasi dan evaluasi program kerja dilanjutkan oleh Sekretaris, Bendahara, Kepala Divisi PSDM, Kepala Divisi Keilmuan, Kepala Divisi Kerumahtanggaan, Kepala Divisi Media dan Informasi, dan Kepala Divisi Humas dan Jaringan. Seusai presentasi, dilakukan sesi tanya jawab dan kesempatan evaluasi dari anggota yang hadir. Setelah dilakukan presentasi, kegiatan dilanjutkan dokumentasi dan makan siang. Dengan dilaksanakannya Evaluasi Tengah Tahun ini, diharapkan semua program kerja Formasigen Kabinet HomeoGenesis di setengah periode berikutnya dapat berjalan dengan lancar dan evaluasi dari program yang sudah berjalan bisa diterapkan. Pelaksanaan Evaluasi Tengah Tahun ini turut mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan nomor 4 dan 17 tentang pendidikan bermutu dan kemitraan untuk mencapai tujuan.

[Penulis: Formasigen]

Mahasiswa UGM Kembangkan Yoghurt Probiotik Berbasis Porang sebagai Inovasi Pangan Fungsional

Pengabdian kepada Masyarakat Selasa, 3 Juni 2025

Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program MBKM Penelitian 2025 melakukan pengembangan inovatif terhadap produk pangan fungsional berupa yoghurt probiotik dengan tambahan ekstrak porang. Kegiatan ini merupakan bagian dari riset kolaboratif yang dipimpin oleh Prof. Dr. Endah Retnaningrum, S.Si., M.Eng, dengan anggota tim mahasiswa Astrid Rayna Afandi, Allyesa Putri Kridarianti, Nabil Putra Fajriana, dan Widya Galuh Rarakirana. Penelitian dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 April 2025 bertempat di Kopi Oemah Martani, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta.


Susu fermentasi terutama yoghurt merupakan produk yang paling banyak digunakan sebagai pangan fungsional. Probiotik merupakan mikroorganisme hidup pada pangan yang jika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia. Fungsi dari bakteri probiotik yang terdapat dalam yoghurt adalah menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang terdapat dalam saluran pencernaan.

Inovasi ini berfokus pada pemanfaatan tepung porang (Amorphophallus muelleri) sebagai prebiotik dalam pembuatan yoghurt probiotik. Porang merupakan tanaman umbi asli Indonesia yang kaya akan glukomanan, yaitu polisakarida larut air yang dapat mendukung pertumbuhan probiotik di dalam saluran cerna. Bahan ini berpotensi besar sebagai komponen pangan sinbiotik, yaitu kombinasi antara probiotik dan prebiotik.

Proses pembuatan yoghurt dimulai dengan pengolahan tepung porang yang diformulasikan ke dalam susu segar yang telah dipasteurisasi, dengan konsentrasi yang sudah disiapkan untuk menguji pengaruhnya terhadap tekstur dan viabilitas probiotik. Substrat tersebut selanjutnya diinokulasi dengan kultur bakteri asam laktat kemudian  diinkubasi pada suhu 42°C selama 8 jam. Setelah terbentuk yoghurt dengan tekstur dan keasaman yang diinginkan, produk disimpan pada suhu dingin (4°C) untuk menjaga kestabilan dan mempertahankan jumlah bakteri probiotik aktif selama masa simpan.

Inovasi yoghurt probiotik berbasis porang yang dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Biologi, UGM tidak hanya menawarkan produk pangan fungsional yang kaya manfaat bagi kesehatan pencernaan, tetapi juga memanfaatkan potensi lokal tanaman porang sebagai sumber prebiotik alami. Melalui penelitian ini, mahasiswa mengkombinasikan probiotik dengan glukomanan dari porang, menciptakan produk sinbiotik yang berpotensi meningkatkan kesehatan masyarakat sekaligus mendukung pengembangan pangan berbasis sumber daya Indonesia. Inovasi ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menambah wawasan dan riset berbasis potensi lokal di bidang pangan fungsional.

Wujudkan Pengabdian Nyata, Mahasiswa MBKM Fakultas Biologi Ikut Berperan Pengelolaan Mata Air Sumber Kahuripan, Dusun Cupu, Kelurahan Purwomartani, Sleman

Pengabdian kepada MasyarakatRilis Berita Selasa, 3 Juni 2025

Pada hari Jumat, 9 Mei 2025 telah diadakan kegiatan diskusi dan kunjungan ke Mata Air Cupu Sumber Kahuripan di Kelurahan Purwomartani, Sleman. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Pengabdian kepada Masyarakat, Fakultas Biologi, UGM tahun 2025 yang diketuai oleh Prof. Dr. Endah Retnaningrum, S. Si., M. Eng dengan 3 anggota mahasiswa yaitu Amanda Talenta, Reny Tarigan, dan Azizah Cahayaning.


Mata air Cupu Kahuripan saat ini masih digunakan warga sekitar untuk perairan, khususnya mengairi kolam ikan dan juga sawah. Selain itu, juga digunakan untuk kegiatan di hari besar seperti merti dusun. Namun, saat ini mata air tersebut kurang terawat, banyak ikan yang masuk dan kondisi juga kotor. Meskipun demikian, sumber air tersebut tetap muncul dan mengalir, walaupun dengan debit air yang kecil. Sehingga, perlu dilakukannya kegiatan MBKM ini untuk menguji kualitas air dan mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya perawatan mata air yang berkelanjutan agar aman untuk digunakan warga sekitar.

Kegiatan diskusi bersama perwakilan Kelurahan Purwomartani dan survei ke Sumber Kahuripan, Dusun Cupu ini menjadi langkah awal yang strategis dalam merancang program pengabdian masyarakat yang tepat sasaran dan berkelanjutan. Melalui sinergi antara mahasiswa dan pemerintah kelurahan, diharapkan hasil dari kegiatan MBKM ini dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat serta memperkuat pemahaman mahasiswa terhadap kondisi sosial dan potensi lokal. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan agenda-agenda lainnya sebagai bagian dari komitmen bersama dalam mewujudkan pengabdian yang berdampak.
123…34

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM Raih Silver Medal pada National Essay Competition 2025 dengan Inovasi Teh Pencegah Anemia yang Ramah Lingkungan
  • Workshop Pembuatan Kaos Ramah Lingkungan dengan Teknik Ecoprint” bersama Anggota PKK RT 01 dan RT 02 Dusun Blotan, Wedomartani, Sleman, Yogyakarta
  • PKM-MBKM Fakultas Biologi UGM dan Pokdarwis Alam Agung Lestari Selenggarakan Pelatihan Tanaman Hias dan Taman Obat Keluarga (TOGA)
  • Usung Inovasi AnChanna Gel Berbasis Bahan Alami untuk Luka Diabetes, Tim Mahasiswa Biologi UGM Raih Juara 1 dalam Ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional 2025
  • Dosen Fakultas Biologi UGM Selesaikan Program Inkubator untuk Kembangkan Modul Daring Ekologi Tropis
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY