Mikroalga merupakan salah satu tanaman air yang memiliki banyak manfaat. Umumnya mikroalga digunakan sebagai bahan tambahan pakan dalam budidaya akuakultur karena dapat berperan dalam penambahan berat badan dan peningkatan ketahanan terhadap penyakit pada ikan. Topik inilah yang diusung oleh tim MBKM Penelitian Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan Dimas Anggoro Putranto, Hardian Ridho Alfalah, dan Rahmi Ramadhani Putri.
Pada proyek riset ini, diusung judul “Studi In silico Potensi Mikroalga sebagai Sumber Pakan Immunostimulan pada Ikan Sidat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi mikroalga Chlorella sp, Nannochloropsis sp, dan Spirulina sp. Kegiatan MBKM penelitian ini berkolaborasi dengan INBIO dalam rangka mengembangkan inovasi dan meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang bioinformatika dan biomolekuler. INBIO (Indonesia Bioinformatics and Biomolecular) merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang layanan analisa bioinformatika dan biomolekuler di Indonesia. Selain melakukan penelitian, para mahasiswa juga berkesempatan menjadi intern di Inbio selama satu tahun.
Selama kegiatan MBKM, para mahasiswa melakukan identifikasi mikroalga dan ekstraksi dengan metode maserasi yang akan digunakan untuk analisis kandungan fitokimia dengan GC-MS. Selanjutnya mahasiswa melakukan pencarian protein target di PDB dan pencarian Ligan di pubchem. Mahasiswa juga melakukan preparasi protein dan ligan, serta dilanjutkan dengan proses docking, visualisasi interaksi, dan analisis data.
Menurut Nur Indah Septriani, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembimbing, kegiatan ini merupakan langkah awal dalam penelitian lebih lanjut terhadap potensi mikroalga sebagai sumber pakan immunostimulan pada ikan sidat. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat. “Melalui program MBKM penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat memperluas wawasannya tidak hanya di dalam kampus namun juga diluar kampus (institusi institusi terkait) sehingga tercipta suasana pendidikan yang inklusif, dapat dinikmati siapapun darimana pun salnya. Hal ini selaras dengan SDGs nomor 4, yaitu meningkatkan kualitas pendidikan,” ujar Bu Indah.