Dua mahasiswa Biologi dari Universitas Gadjah Mada yakni Doni Dwi Prasetyo dan Muhammad Maulana Ibrohim Al Ghozi pada 5 Oktober – 31 Desember 2023 telah melakukan kegiatan Program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka (MBKM) penelitian di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kedua mahasiswa inidibimbing oleh bapak Dr.rer.nat. Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech., ibu Fitri Setiyoningrum, S.TP, M.Si., dan ibu Fifi Afiati, S.Pt., M.Si. sebagai pembimbing mitra MBKM selama di BRIN.
Mikroorganisme termasuk bakteri dan yeast mampu menghasilkan metabolit sekunder. Salah satu metabolit sekunder tersebut ialah senyawa bioflavor. Senyawa bioflavor merupakan senyawa volatil yang didapatkan dari material alami. Mikroba mampu menghasilkan senyawa flavor melalui jalur biosintesis seperti fermentasi. Pada saat fermentasi, karbohidrat, protein, dan lemak dipecah oleh mikroba untuk menghasilkan senyawa flavor. Saccharomyces cerevisiae berpotensi menghasilkan senyawa bioflavor butil butirat berupa wewangian buah seperti nanas dan Klouveromyces marxianus berpotensi menghasilkan 2-phenylethanol wewangian mawar dan madu, selain kedua yeast tersebut, Saccharomyces cerevisiae, Yarrowia lipolytica, Rhodosporidium toruloides, Ashbya gossypii juga dapat menghasilkan senyawa bioflavor limonene<, yaitu senyawa yang memiliki aroma yang khas seperti aroma minyak kulit jeruk. Sedangkan bakteri kelompok genus Lactobacillus sp., diketahui mampu menghasilkan senyawa bioflavor golongan ester dan turunannya seperti metil ester dengan karakteristik wangi buah dan bunga. Senyawa limonene juga dapat dihasilkan oleh bakteri Escherichia coli dan Streptomyces.
Selama kegiatan MBKM di Pusat Riset Mikrobiologi Terapan, para mahasiswa melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah melakukan isolasi mikroba endofit dari berbagai jenis jeruk, melakukan pendataan isolat mikroba, melakukan peremajaan isolat mikroba. Para mahasiswa juga melakukan biotransformasi senyawa bioflavor dengan cara menambahkan bahan-bahan seperti vitamin, enzim, dan prekusor yang dibutuhan mikroba untuk mensintesis senyawa bioflavor yang peneliti harapkan. Para mahasiswa juga melakukan analisis kandungan senyawa dengan GC-MS dan LC-MS. Pengalaman yang didapatkan selama kegiatan MBKM ini dapat dijadikan bekal mahasiswa dalam melakukan riset tugas akhir mereka selanjutnya.
Menurut Dr. Abdul selaku dosen pembimbing, kegiatan ini merupakan langkah awal dalam penelitian lebih lanjut terhadap potensi bioflavor sebagai pengganti dari penggunaan flavor sintetis. “Saya berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan senyawa flavor yang lebih aman dibandingkan senyawa flavor sintetis,” ujar Pak Abdul. Kegiatan MBKM ini juga diharapkan dapat membuka kesadaran masyarakat mengenai keragaman mikroba dan potensinya dalam menghasilkan senyawa yang lebih aman dibandingkan senyawa sintetis. Dengan penelitian ini, diharapkan dapat tercipta inovasi baru dalam bidang pangan, obat-obatan, dan kosmetik demi kesejahteraan manusia.