Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan Yayasan SINTAS Indonesia mengadakan pertemuan perdana pada Selasa (27 Februari 2024) untuk menandai dimulainya survei macan tutul jawa (Panthera pardus melas) di seluruh Pulau Jawa, atau disingkat Java – Wide Leopard Survey (JWLS). Kegiatan JWLS dilaksanakan dengan menggunakan seluruh kapasitas negara, baik teknis, sumber daya manusia, dan keuangan. Secara teknis, desain dan rencana kegiatan JWLS semuanya dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama dengan pegiat konservasi karnivora besar Indonesia. Dari sisi sumber daya manusia, JWLS dilaksanakan oleh UPT Direktorat KSDAE-KLHK dan mitra lokalnya. Secara finansial, JWLS didukung penuh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta mitra swasta. JWLS yang akan dilaksanakan selama kurang lebih dua tahun ini merupakan upaya survei satwa liar berbasis komunitas pertama di Indonesia yang menggunakan kamera pengawas, baik dari segi cakupan, pendanaan, maupun pemangku kepentingan.
(Foto sumber: PPID KLHK)
Sebagai salah satu pihak akademisi, Fakultas Biologi UGM mendapatkan kesempatan untuk menghadiri kegiatan ini, yang diwakili oleh Dr. Dwi Sendi Priyono. Fakultas Biologi UGM menganggap survei ini sebagai peluang untuk mendapatkan data ilmiah yang lebih kredibel tentang populasi dan distribusi macan tutul di seluruh Indonesia. Ide analisis genetik untuk mengetahui struktur populasi, mangsa, serta inbreeding juga telah disampaikan sehingga konservasi level genetik dapat dicapai sesuai poin CBD. Dr. Sendi yang telah bekerja pada survei yang hampir sama yaitu Sumatra Wide Tiger Survei memberikan masukkan dan siap berkonstribusi dengan berbagai pihak untuk menyukseskan survei nasional ini. Data ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan strategi konservasi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Acara kick off survei macan tutul ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan dalam upaya pelestarian spesies ini. Fakultas Biologi UGM menyambut baik kesempatan untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi non-pemerintah, guna menciptakan kehidupan biodiversitas yang lebih baik bagi satwa liar di Pulau Jawa.