Prevalensi obat merugikan di Indonesia berkisar antara 0,9% hingga 99% berdasarkan penggunaan obat, durasi, dan dosis terapi. Sementara setiap individu manusia dapat memberikan respon yang berbeda terhadap pemberian obat yang sama. Hal ini dikarenakan pada pemberian obat dipengaruhi oleh reaksi genom yang berbeda pada masing masing individu. Konsep pengobatan ini disebut dengan sistem farmakogenomik. Namun, dalam pendekatan farmakogenomik perangkat medis pendukung berupa sensor yang dipakai tidak dapat menjangkau beberapa titik di dalam tubuh. Selain itu, permasalahan penting dalam klasifikasi data genom, melibatkan jumlah gen individu yg sangat besar yaitu mencapai puluhan ribu, sedangkan perangkat medis terbatas dan kurang memadai. Oleh karena itu Feny seorang mahasiswi biologi UGM mengusulkan gagasan pengembangan Farmakogenomik Berbasis Biosensor Terintegrasi Machine Learning sebagai Upaya Pengobatan Menuju Indonesia Maju pada kompetisi Gebyar Essay Nasional Mahasiswa dan Siswa (Genesis) di bawah bimbingan Dosen Tyas Ikhsan Hikmawan, M.Sc., Ph.D. Lomba ini diadakan oleh Fatepa English Community di Universitas Mataram pada tanggal 6-7 Juli 2024 yang melibatkan sebanyak 315 karya kemudian diseleksi hingga mencapai Grand Final. Kompetisi ini melibatkan serangkaian tahapan, yaitu pengumpulan full paper, pembuatan video presentasi, pembuatan presentasi dengan bantuan power point, serta presentasi poster secara langsung di hadapan juri. Atas ide dan inovasi yang diusung, Feny berhasil meraih Silver Medal dalam kompetisi Genesis ini.
Inovasi ini menggunakan biosensor yang dapat memonitor interaksi molekuler dalam pengobatan pasien secara real-time. Biosensor dalam tubuh pasien bersifat ingestable dan memberikan informasi mengenai parameter fisiologis dalam organ, sehingga dapat memantau beberapa gambaran gen yang berkaitan dengan kondisi internal dan penyakit pada tubuh. Pendekatan yang digunakan menerapkan random tree dengan model klasifikasi yang dilatih dan menghasilkan menghasilkan prediksi berupa respon obat yang dipersonalisasi, efek samping, dan varian farmakogenomik pasien.
Kombinasi sistem pengobatan farmakogenomik dengan biosensor yang terintegrasi machine learning akan meningkatkan keamanan obat. Implementasi sistem ini di Indonesia akan mengurangi efek samping dan reaksi merugikan obat pada pasien. Respon intervensi obat pasien akan dipantau dengan cepat oleh profesional kesehatan, sehingga tenaga kesehatan dengan mudah dan cepat membuat keputusan terbaik dalam pengobatan pasien. [Penulis: Feny Nur Nucifera]