Pada hari Senin, 26 Agustus 2024 telah terselenggara acara pengabdian kepada masyarakat di Kalurahan Wukirsari, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Mitra Wukirsari merupakan salah satu dari sembilan desa yang dibina oleh Fakultas Biologi UGM pada tahun 2024. Acara ini dibuka dan dimoderatori oleh Ibu Dr. Maryani, M.Sc., serta sambutan dari perwakilan Tim Desa Mitra Wukirsari Bapak Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc. Materi utama pelatihan diisi oleh Prof. Dr. Diah Rachmawati, S.Si., M.Si. dengan tema Potensi & Prospek Budidaya Sayuran Secara Hidroponik. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman selain budidaya dalam pot, dan vertikultur atau teknik budidaya bertingkat yang memiliki banyak keunggulan dan kemudahan dalam pembuatannya. Teknik budidaya Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah tetapi menggunakan media air. Pada kesempatan ini, ibu-ibu PKK Warga desa Sruni diperkenalkan dengan Hidroponik Sistem Sumbu (Wick System) metode sederhana tanpa menggunakan pompa yang tidak memerlukan biaya listrik, sehingga lebih murah dan mudah dibuat. Tanaman yang digunakan untuk peragaan hidroponik adalah selada, sawi, pokcoy, dan kangkung, meskipun demikian tanaman lain seperti cabai, tomat, paprika, buncis, bayam, mentimun, dan tanaman buah seperti stroberi dan melon juga dapat dibudidaya dengan teknik hidroponik.
Kelebihan dari teknik hidroponik ini yaitu tidak memerlukan lahan yang luas, efisiensi penggunaan air, produktivitas tinggi, tanpa media tanah, kondisi nutrisi yang optimal, media nutrisi dapat digunakan kembali, bebas hama dan gulma. Oleh karena itu, warga Dusun Sruni diharapkan dapat mempraktekkan teknik hidroponik ini di rumah sehingga memperkuat kemandirian pangan untuk warga. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya hidroponik ini yaitu kesehatan bibit (sehat, hijau, dan bebas penyakit), media, ketersediaan oksigen, aerasi, kadar pH, intensitas cahaya dan suhu.
Langkah-langkah budidaya tanaman secara hidroponik disampaikan oleh Dr. Siti Nurbaiti, S.Si. Langkah pertama, persiapan alat dan bahan, pembibitan, pembuatan media nutrisi dan pemindahan bibit ke dalam media nutrisi hidroponik. Pembibitan dilakukan di rockwool kurang lebih 4-5 hari. Pembuatan larutan hara/nutrisi dilakukan dengan mencampur larutan A dan B dengan perbandingan 5 ml/liter. Peserta mencoba memasang sumbu ke tempat wadah hidroponik, menyiapkan media nutrisi, dan memindahkan kecambah yang telah disiapkan sebelumnya ke dalam media nutrisi hidroponik sistem sumbu (Wick System). Terdapat sayuran pokcoy yang telah siap panen dari hasil hidroponik diperlihatkan pada peserta sebagai contoh keberhasilan hidroponik yang telah dilakukan sehingga menambah semangat peserta dalam menerapkan teknik hidroponik di rumah masing-masing.
Kegiatan ini dihadiri oleh 27 orang peserta ibu-ibu PKK Dusun Sruni Kalurahan Wukirsari yang dibagi lima kelompok dalam membuat budidaya hidroponik dengan masing-masing kelompok dibimbing oleh satu dosen. Dosen Fakultas Biologi yang juga ikut terlibat dalam acara ini yaitu Ibu Rina Sri Kasiamdari, S.Si., Ph.D., Ibu Utaminingsih, S.Si., M.Sc., Ibu Dr. Aprilia Sufi Subiastuti, S.Si., Bapak Dr. Wiko Arif Wibowo, S.Si.dan Ibu Novita Yustinadiar, S.Si., M.Si. Masyarakat sangat antusias dalam praktek membuat hidroponik yang mudah untuk diaplikasikan di rumah dan hasil panennya dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari untuk keluarga. Hal ini mendukung kemandirian masyarakat dalam swasembada pangan. Oleh karena itu, acara ini diharapkan dapat membantu tercapainya SDGs Indonesia nomor (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3) Kehidupan Sehat dan Sejahtera; serta (12) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.
Di akhir acara, dilakukan diskusi terkait materi dan kuis berhadiah doorprice yang menambah semangat peserta dalam menjawab pertanyaan mengenai materi pembuatan hidroponik. Dilakukan pula monitoring terhadap pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair hasil dari acara sebelumnya untuk evaluasi dan menjaga konsistensi masyarakat dalam mengurangi sampah yang dibakar dan dibuang ke TPA dengan mengolah sampah organik menjadi pupuk.
SDGs:
#SDG 1: No poverty
#SDG 2: Zero Hunger
#SDG 3: Good Health and Well-being
#SDG 12: Responsible Consumption and Production