Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Skema Pengabdian Kepada Masyarakat (MBKM-PKM) menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat bertema “Inovasi Olahan Salak untuk Peningkatan Nilai Ekonomi Lokal”. Kegiatan ini dilaksanakan bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Jasmine di Dusun Nologaten, Caturtunggal, Depok, Sleman, DIY.
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Juni 2025 ini merupakan bagian dari program pembinaan yang dipandu oleh Dosen dari Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Biologi UGM, Sari Darmasiwi, S.Si., M.Biotech. Ph.D., dengan melibatkan tiga mahasiswa: Luthfia Kumala Sari, Chandra Rifana Arifin, dan Safira Tira Devinta.
Fokus utama kegiatan adalah pelatihan pembuatan selai salak sebagai produk olahan bernilai tambah dari buah salak, komoditas lokal di Sleman yang kerap mengalami masalah kelebihan pasokan dan harga jual rendah saat panen raya, serta kurangnya diversifikasi produk. Permasalahan ini selama ini menjadi tantangan utama bagi KWT Jasmine, karena banyak hasil panen yang tidak terjual di pasar Nologaten dan akhirnya terbuang sia-sia.
Dr. Sari Darmasiwi menjelaskan bahwa salak tidak hanya lezat dan mudah diolah, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan seperti membantu pencernaan, mengatur gula darah, serta mengandung antioksidan yang dapat menangkal radikal bebas. “Salak bukan hanya buah konsumsi yang sehat, dengan memanfaatkan potensi ini, salak bisa menjadi sumber inovasi ekonomi keluarga dan pemberdayaan perempuan desa,” ungkapnya.
Melalui pendekatan edukatif dan partisipatif, mahasiswa memberikan materi terkait potensi diversifikasi produk pertanian, demonstrasi langsung teknik pembuatan selai salak, hingga diskusi mengenai manfaat kesehatan buah salak dan peluang pemasaran produk olahan. Tidak hanya itu, pelatihan juga mencakup aspek dasar manajemen usaha mikro dan pengemasan produk agar lebih menarik dan kompetitif.
Melalui pelatihan ini, para anggota KWT Jasmine tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga wawasan baru dalam mengembangkan usaha rumah tangga yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan ini diharapkan menjadi stimulasi ide usaha berbasis komunitas dengan mendorong terbentuknya One Village One Product (OVOP) dalam rangka memperkuat ketahanan pangan dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Inisiatif ini sekaligus menjadi cerminan kontribusi perguruan tinggi dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjawab tantangan sosial-ekonomi masyarakat. Hal ini sejalan dengan semangat Tridharma Perguruan Tinggi dan visi MBKM yang mendorong pembelajaran kontekstual di luar ruang kelas (SFR)