Sebagai bagian dari dukungan terhadap penelitian dan pengembangan antibisa di Indonesia, tim penelitian yang tergabung dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka telah melakukan karakterisasi protein penyusun bisa ular Trimeresurus insularis. Penelitian ini berada di bawah bimbingan Dr. Fajar Sofyantoro, dengan anggota tim mahasiswa Adelia Adriani, Anthera Al Firdaus Prissandi, Brigitha Graciana, Maftuhatus Sa’diyah, dan Meyra Silva Fixtriana. Kegiatan penelitian ini dilakukan di Laboratorium FALITMA, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi protein dalam bisa T. insularis mencapai 1456 µg/mL. Berdasarkan hasil SDS-PAGE, diperkirakan bisa T. insularis mengandung nuklease, L-amino acid oxidase (LAAO), serine protease, Cysteine-Rich Secretory Protein (CRISP), dan phospholipase A2 (PLA2). Protein-protein ini diketahui memiliki potensi hemotoksik saat masuk ke dalam tubuh, yang dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan, kerusakan pembuluh darah, gangguan kardiovaskular, hingga kematian.
Penelitian ini merupakan langkah penting dalam pengembangan antibisa lokal di masa depan dan memberikan pemahaman baru terkait efek toksik bisa ular di Indonesia. [Penulis: Adelia Adriani]