• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Kurikulum by research
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Pos oleh
  • hal. 93
Pos oleh :

adminbio

Dalam Rangka Mitigasi Pohon Tumbang, Beringin Umur 50 Tahun di Hutan Biologi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Dipangkas

Rilis BeritaTajuk Jumat, 10 Juli 2020

Universitas Gadjah Mada memiliki visi untuk membangun kampus yang nyaman, sejuk, rindang, indah dan nyaman untuk seluruh civitas akademika dan berperan untuk paru paru hidup di pusat Kota Yogyakarta. Hampir seluruh bagian kampus ditanami dengan vegetasi sehingga semakin mempercantik dan memperindah lingkungan kampus untuk belajar. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada memiliki Hutan Biologi luas sekitar 1 Ha. Hutan ini telah dirintis sejak tahun 1970-an, atau kini telah menginjak usia 50 tahun. Di dalam hutan ini terdapat berbagai koleksi tanaman dari berbagai wilayah di Indonesia.

Koleksi tanaman yang ada di dalam hutan meliputi 91 spesies, dan di dalamnya juga terdapat beberapa spesies langka seperti pohon meranti (Shorea selanica), pohon asoka (Saracca thaipingiensis), pohon mundu (Garcinia dulcis), pohon coca cola (Cola nitida) dan kenari (Canarium indicum). Beberapa koleksi pohon telah memiliki ukuran yang cukup besar dengan lingkar batang lebih dari 4 orang bentang tangan orang dewasa, seperti meranti, randu alas, dan beringin.

Namun sayangnya, karena usia dan serangan hama beberapa koleksi tanaman besar seperti satu pohon meranti dan beringin ini telah mati dan kering. Pohon beringin ini terletak di bagian tepi Hutan Biologi dan posisinya terlalu dekat dengan Jalan Kesehatan. Jalan Kesehatan merupakan ruas jalan menuju Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, yang lalulintasnya selalu padat. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh pohon tumbang atau dahan patah, pada tanggal 8 Juli 2020 Fakultas Biologi bersama dengan Tim Vegetasi Direktorat Aset UGM melakukan pruning besar terhadap beringin yang telah mati. Selama proses evakuasi ini, jalur lalulintas menuju RS Sardjito diatur dan dialihkan oleh PK4L UGM melalui Jalan Biologi, sedangkan dari arah RS Sardjito diperlakukan sistem buka tutup.

Slide 1
Slide 2

Hutan Biologi UGM memiliki visi untuk menjadi salahsatu fasilitas pendukung pembelajaran, pendidikan, dan pengabdian masyarakat tentang pentingnya pengenalan vegetasi, konservasi, dan pengenalan spesies tanaman kepada tamu kampus. Dengan adanya mitigasi ini diharapkan Hutan Biologi selain berperan sebagai paru paru kota juga menjadi fasilitas yang nyaman dan aman (SHP).

Dekan Fakultas Biologi UGM Menjadi Pembicara pada Workshop Pengembangan Kurikulum Universitas Diponegoro Semarang

Rilis BeritaTajuk Jumat, 10 Juli 2020

Rabu, 8 Juli 2020.

Dekan Fakultas Biologi UGM menjadi pembicara pada workshop pengembangan Kurikulum Prodi Magister Biologi, Departemen Biologi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Kegiatan yang berlangsung secara daring ini bertujuan membahas pengembangan kurikulum khususnya pada Program Magister Biologi baik by course dan by research kedepannya terutama menyongsong era normal baru. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Sains dan Matematika (FSM), para Wakil Dekan, Ketua Departemen Biologi, Kaprodi Magister Biologi dan para Dosen di Lingkungan Departemen Biologi UNDIP juga beberapa peserta dari PTN dan PTS lainnya.

Dalam presentasinya, Prof. Budi Setiadi Daryono, Ph.D., memaparkan Sejarah dan organisasi serta perkembangan KOBI, Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT), dan Standar Kurikulum Nasional Biologi yang disusun KOBI.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5

Prof Budi menyatakan bahwa penentuan isi dan muatan kurikulum sepenuhnya bergantung pada Fakultas, Departemen dan Program Studi, namun Capaian Pembelajaran ( Learning Outcome) mata kuliah diatur dalam Standar Kurikulum Nasional Biologi yang disusun KOBI baik untuk Program Sarjana dan Pascasarjana.

Kegiatan ini juga membahas bagaimana implementasi pembelajaran by research. Prof Budi menyatakan bahwa,  ” Beberapa Prodi di UGM secara defacto sudah melaksanakan kegiatan2 by research, tetapi secara de jure baru dibuka semester ini, setelah tahun 2019 UGM telah memiliki SK Rektor tentang Pendidikan Pascasarjana Program by Research, sehingga penyelenggaraannya telah memiliki payung hukum di tingkat universitas.

Prof. Budi juga berharap bahwa program by Research pada Program Magister dan Doktor pada bidang Biologi di Indonesia dapat terus berkembang khususnya pada masa pandemi karena berlakunya pembatasan kontak langsung dalam metode pembelajarannya.

Pengumuman Heregistrasi Gasal 2020 2021

Pengumuman Kamis, 9 Juli 2020

pengumuman-heregistrasi-gasal-2020-2021-revisi

Unduh

Ngaji Ekologi Edisi Spesial Bersama Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM

Rilis BeritaTajuk Selasa, 7 Juli 2020

Belajar bersama-sama, Memahami Bumi Sebagai Rumah bagi Semua Makhluk

Yayasan Wahana Gerakan Lestari Indonesia (WAGLERI) membentuk wadah belajar bersama secara daring yang direncanakan digelar minimal sebulan sekali. Ngaji Ekologi dimulai pada 5 Juni 2020 bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup. mengusung tema ‘Pengantar Dasar-dasar Ekologi’disampaikan oleh Siti Aisah, S.Si., M.Si., dosen Prodi Biologi Fakultas Saintek Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta pengajar matakuliah Ekologi. Tema ini dipilih dalam edisi perdana sebagai peletak pondasi awal pengertian ekologi mengingat bermacam ragamnya peserta. Disusul kemudian dengan edisi kedua, edisi sangat spesial 2 hari berturut turut 26-27 Juni 2020 menyambut ulang tahun Wagleri yang pertama, mengambil tema Ekologi Amfibi oleh Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc. Dosen Fakultas Biologi UGM dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Wagleri, sementara di hari yang kedua tentang Ekologi Reptil oleh Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc Dosen Fakultas Biologi UGM juga Ketua Dewan Pengawas Yayasan Wagleri.

Slide 1
Slide 2

Pada kesempatan tersebut, keduanya masing-masing menyampaikan materi mengenai ‘Ekologi Amfibi’ dimulai dari detail pengertian, macam hingga fungsi ekologis amfibi yang disambung hari kedua ‘Ekologi Reptil’ juga tak kalah detail pembahasannya. Pembahasan kedua materi ini berlangsung dari sekitar jam 10.00 WIB hingga sekitar jam 14.00 WIB, bahkan meski formal ditutup namun masih banyak juga pertanyaan dan tanggapan dari para peserta. Kapasitas WA Group yang hanya maksimal menampunbg 257 orang tidak mampu menanpung animo peserta hingga harus dibuat layer kedua WA Group untuk Ngaji Ekologi ini.

Bentuk diskusi Ngaji Ekologi

Ngaji Ekologi ini dibawakan dalam bentuk live chat di WhatsApp Group. Pemateri akan mengirimkan materi dalam bentuk video ataupun media rekam lain untuk kemudian dapat diunduh oleh para peserta di grup WhatsApp. Meski diskusi ini merupakan diskusi live chat, selama pematerian peserta akan dipandu oleh moderator sebagai pengelola forum. Materi selain dalam format pdf juga disajikan dalam format video. Bagi yang ingin menyimak kembali paparan materi dapat mengakses chanel youtube “Ngaji Ekologi”.

Tujuan Ngaji Ekologi

Visi mimpi besar Yayaysan Wagleri untuk Turut menciptakan masyarakat cinta satwa tumbuhan dan alam membutuhkan dukungan dari berbagai lintas keilmuan dan berbagai latar belakang profesi. Untuk itulah grup ngaji ini dihadirkan selain sebagai media belajar bersama wadah untuk berdiskusi dan bertukar fikiran, juga untuk merangkul dan konsolidasi berbagai kalangan yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian lingkungan yang tersebar dari berbagai wilayah di nusantara. Grup Ngaji Ekologi terbuka untuk semua kalangan, syaratnya tetap: memiliki kepedulian dan pemikiran serta mau bergerak aktif dalam usaha pelestarian alam. Berbagai macam profesi dan latar belakang telah bergabung di dalamnya sepeti: dosen; guru TK/paud; seniman budayawan; praktisi budidaya;petani;aktivis prodem; advokat; mahasiswa; hobiis; komunitas masyarakat dan berbagai latar belakang lainnya. Diharapkan, diskusi-diskusi yang ada dalam Ngaji Ekologi juga dapat menjadi inspirasi setiap gerakan pelestarian alam diberbagai daerah.

Materi – materi Ngaji Ekologi dari Edisi 1 dan 2

Penyelenggara memahami jika diskusi Ngaji Ekologi terdiri dari berbagai latar belakang keilmuan, sehingga penting untuk menyamakan pandangan dan pemahaman mengenai konsep ekologi secara umum. Sebelum melakukan upaya pelestarian alam, tentunya harus dibarengi mengenai pemahaman bahwasanya alam dan seisinya bukan hanya diperuntukan untuk keberlangsungan hidup manusia. Harus ada keselarasan antara unsur-unsur hidup (biotik) dan unsur-unsur fisik (abiotik).

Adanya kerusakan lingkungan dan hilangnya suatu unsur kehidupan tentu akan menyebabkan perubahan keseimbangan alam dimana manusia juga hidup di dalamnya. Proses alam mempertahankan keseimbangan dapat dikatakan sebagai bencana bagi manusia saat manusia mengalami kerugian materi, tetapi tidak menjadi bencana apabila hal tersebut dipandang sebagai proses perubahan untuk alam menyeimbangkan kelestariannya. Sama halnya dengan pandangan manusia yang menganggap penebangan pohon adalah upaya mempercantik lingkungan, tapi menjadi bencana bagi burung-burung yang bersarang didalamya karena harus kehilangan tempat tinggal dan sumber makanannya. Pemahaman hoiistik yang menyeluruh diperlukan sebelum upaya pelestarian alam dilakukan. Tidak mungkin kita menyelamatkan suatu ikan apabila sungainya rusak, akan sulit bagi kita menyelamatkan plasma nutfah suatu jenis pohon apabila lahan tanam pun sudah semakin sulit ditemui. Dari gambaran tersebut dapat disederhanakan bahwa ekologi merupakan ilmu mengenai ‘rumah’ dan interaksi penghuni di dalamnya.

Manusia merupakan salah satu unsur biotik penyusun ekosistem. Sebagai makhluk yang berakal dan berada di rantai makanan paling tinggi, menjadikan manusia paling bertanggungjawab dalam berlangsungnya kelestarian alam. Oleh karena itu, siapapun kita, menjaga alam adalah tanggungjawab setiap manusia yang dipercaya Tuhan sebagai pemimpin di muka bumi.

Setelah pada Edisi pertama di gembleng dengan konsep dasar ekologi pada edisi kedua dengan edisi spesial ulang tahun wagleri mulai masuk pada pembahasan sektor-sekotor komponen biotik. Dimulai dari pembahasan ekologi amfibi sangat detail apa itu amfibi, macam ragamnya yakni katak, kodok dan salamander hingga terutama fungsi ekologisnya di alam yang salah satu fungsi peran penting ekologisnya sebagai indikator lingkungan dikarenakan organisme ini sangat bergantung pada lingkungannya. Pada hari kedua dilanjutkan soal ekologi reptil oleh macam ragamnya yang lebih kompleks dari bangsa buaya (Crocodilia), ular (Serpentes), kura-kura (Testudines), Amphisbaenia dan Rynchocepalia. Fungsi ekologisnya pun bermacam-macam, namun kebanyakan pembahasan lebih terkait dalam kondisi lingkungan habitatnya dalam system ekologi. Garis merah dari edisi pertama hingga kedua ini adalah amfibi maupun reptil sangat tergantung dan menyesuaikan dengan alam lingkungannya. Karna tentunya di sisi lain mereka tidak mampu untuk merubah alam, tidak seperti manusia yang justru merubah-rubah kondisi alam terkadang hingga segala system ekologinya menjadi kacau balau. Padahal jelas bahwa untuk menguasai alam manusia harus mematuhinya seperti kata Simbah Francis Bacon ‘Natura Enim Non Nisi Parendo Vincitur”. Sebab ketika alam tidak dipatuhi kinerjanya bukan manusia menguasi alam namun manusia memaksakan untuk menguasai alam tidak lain adalah manusia menggali lubang celakanya sendiri.

Ngaji Ekologi ini menjadi pendekatan awal WAGLERI untuk bersinergi, memperluas jaringan dan upaya untuk lebih dekat dengan masyarakat umum secara luas. Materi-materi yang sudah disampaikan oleh para pakar di forum daring dapat diakses kembali melalui kanal YouTube milik WAGLERI. Jika tertarik dengan kegiatan WAGLERI dan berminat untuk bergabung dapat menghubungi narahubung: Hanif Kurniawan/ Hank (0812 2333 5786) dan Susilo Irwanjasmoro/Pak irwan (0822 4312 7049). Keduanya juga merupakan ketua pengurus Yayasan WAGLERI.

Instagram : @yayasanwagleri

YouTube : Ngaji Ekologi

Alamat : Kampung Stawa, Kedung Banteng RT 06/ RW 16, Kelurahan Sumberagung, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, DIY

Selamat belajar bersama di forum Ngaji Ekologi, Semua orang itu Guru Alam Raya Sekolahku, Tetap Cintai Semesta sebagai Wujud Cinta Kita pada Sang Pencipta. SALAM LESTARI!!! SALAM KONSERVASI!!!

(Asthihawa, HanK)

Mahasiswa Fakultas Biology Universitas Gadjah Mada mengikuti Lindau Nobel Laureate Meeting: First Online Sciathon 2020 and Online Science Days 2020

Rilis BeritaTajuk Senin, 6 Juli 2020

Lindau Nobel Lauriate Meeting mulanya merupakan acara yang digagas oleh pemerintah Jerman untuk bertukar informasi tentang science dengan peneliti dari berbagai negara. Kemudian seiring berjalannya waktu acara ini diperuntukkan untuk pertemuan Nobel Lauriates (pemenang-pemenang nobel) dengan Young Scientists. Pada acara tersebut pemenang nobel akan menyampaikan mengenai penelitian, pengalaman sebagai seorang ilmuan, maupun berdiskusi dengan peneliti muda lainnya mengenai berbagai aspek. Normalnya, acara tersebut dilaksakan di Pulau Lindau, Jerman. Young scientists yang terpilih mengikuti acara ini hanya bisa sekali mengikuti acara tersebut. Sedangkan, Nobel laureates dapat mengikuti acara tersebut setiap tahun. Tahun ini seharusnya diadakan 70th Lindau Nobel Laureate Meeting for Science (Interdisciplinary) pada bulan Juni sampai awal Juli serta 7th Lindau Nobel Lauriate Meeting for Economy pada bulan Agustus, akan tetapi acara tersebut ditunda hingga 2021 dikarenakan adanya pandemik COVID-19 yang melanda seluruh dunia.

Online Sciathon 2020
Next Gene Presentation, one of 24 presenters, Anna Blakney from Imperial Collage London presented “A self-Amplifying RNA Vaccine for The Prevention of SARS-CoV-2”
Slide 4
Slide 5

Tahun ini diadakan acara tambahan yaitu First Online Sciathon 2020 dan Online Science Days 2020. Kedua acara tersebut diadakan seperti pada acara pertemuan yang umum dilakukan pada Lindau Nobel Laureate Meeting, akan tetapi khusus acara tahun ini selain diadakan secara online melalui platform Hopin juga diperuntukkan bagi alumni dan young scientists (yang seharusnya berangkat tahun ini). Kegiatan Sciathon 2020 dilakukan nonstop lebih dari 48 jam pada 19-21 Juni oleh young scientists secara berkelompok untuk membuat paper dan video untuk memberikan solusi dari 3 topik permasalahan yaitu Lindau Guidelines, Communicating Climate Change dan Capitalism After Corona. Sedangkan Online Science Days 2020 menjadi acara diskusi nobel laureates dan peneliti muda mengenai berbagai topik seperti pengalaman mereka sebagai ilmuan, penelitian yang dilakukan nobel laureates, 24 penelitian terpilih dari young scientists dipresentasikan pula pada Next-Gen, debates dengan topik-topik berbeda misalnya Communicating Climate Change, Permasalahan setelah Pandemik COVID-19, pembelajaran aktif, Corona dan ekonomi, Lindau Guidelines, woman in science, dsb. Acara online ini dilakukan pada tanggal 28 Juni-1 Juli secara non-stop (>12 jam perhari).

Salah satu Mahasiswa Magister Biologi, Annisa Sholikhah mendapatkan kesempatan menjadi kandidat 70th Lindau Nobel Laureate Meeting (Interdisciplinary) yang seharusnya diadakan tahun ini (ditunda hingga 2021). Annisa Sholikhah mengikuti Online Sciathon dengan 6 young scientists (dari berbagai negara) memilih diskusi Communicating Climate Change pada Group Altmann. Topik Group Altmann menekankan penggunaan teknologi untuk mengomunikasikan perubahan iklim (salah satu langkah implementasi perintisan industry 5.0) serta menekankan keikutsertaan masyarakat umum sebagai tokoh utama yang ikut serta dalam mengurangi perubahan iklim. Hal ini berkaitan dengan semangat Lindau yaitu “Educate, inspire and Connect”. Selain Annisa Sholikhah, ada 2 kandidat lain dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM).

Science Days 2020 juga menjadi kesempatan emas untuk bertemu dan berdiskusi bagi ilmuan muda dengan 38 pemenang nobel seperti Frances H. Arnold (Nobel Prize in Chemistry 2018), Abhijit Banerjee (Nobel Prize in Economy 2019), Bruce A. Beutler (Nobel Prize in Physiology or Medicine in 2011), Elizabeth H. Balckburn (Nobel Prize in Physiology or Medicine in 2009), Edmond H. Fisher (Nobel Prize in Physiology or Medicine in 1992) dan lain sebagainya. Selain bercerita mengenai penelitian, kisah hidup selama menjadi peneliti serta diskusi berbagai topik permasalahan global, para pemenang nobel juga memberikan “wejangan” pada ilmuan muda misalnya Barry C. Barish (Nobel Prize in Physics in 2017): “Science has no boundaries, whether national, ethic, gender or racial!”, Sir Konstantin S. Novoselov (Nobel Prize in Physics in 2010): “If an experiment goes according to your plan, it’s not science.”, Serge Haroche (Nobel Prize in Physics in 2012): “You don’t have to know everything, you just have to know one thing that others didn’t know before.”.

Alumni Fakultas Biologi Mengaransemen Mars Fakultas Biologi

Rilis Berita Kamis, 2 Juli 2020

Tidak banyak Fakultas2 di Indonesia yang telah memiliki Lagu Mars Almamaternya dan Fakultas Biologi UGM beruntung karena telah lebih dari 20 tahun lalu, memiliki dan senantiasa menyanyikan lagu mars Fakultas nya pada setiap kegiatannya.

Pak Ari dan Prof. Suwarno Hadisusanto yang juga merupakan Alumni Fakulas Biologi UGM sebagai wujud kecintaaan terhadap almamaternya beliau berdua membuatkan lirik dan aransemen lagu khusus untuk Fakultas Biologi UGM pada tahun 90an dan mulai populer serta dinyanyikan oleh Paduan Suara Mahasiswa Fakultas Biologi UGM sejak pertengahan tahun 2000an pada upacara melepas wisudawan/wati di Fakultas.

Semoga civitas academica dan alumni Fakultas Biologi UGM, meskipun pada masa pandemi ini jarang mendengarkan dan menyanyikan lagu Mars Biologi UGM, tidak lupa dan masih mengingatnya.

https://biologi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/11/2020/07/WhatsApp-Video-2020-07-02-at-07.29.42-1.mp4

Partisipasi dan Peran Dosen Biologi Pada Pencanangan Kampung Tangguh Nusantara oleh Kapolresta Kota Yogyakarta

Rilis BeritaTajuk Senin, 29 Juni 2020

Tiga  dosen Biologi, Drs. Sudaryadi, M.Kes, Drs. Hari Purwanto, MP, Ph.D, dan Dr. Dra. Rr. Upiek Ngesti W. Astuti, M.Biomed, pada Rabu 24 Juni 2020 telah mengikuti dan berpartisipasi dalam Pencanangan Kampung Tangguh Nusantara oleh Kapolresta Kota Yogyakarta yang dipusatkan di Kalurahan Giwangan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta. Pada acara ini juga dihadiri oleh Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Bapak Dandim Kota Yogtakarta, dan Bapak Walikota Kota Yogyakarta beserta jajarannya.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Kelurahan Giwangan terpilih sebagai Kampung Tangguh Nusantara karena kesiapan dan upaya warga masyarakatnya, yang dipimpin oleh Bpk Ir. Slamet Suharyanto selaku ketua LPMK Kelurahan Giwangan, selama 2 tahun terakhir bahkan dimasa pandemi Covid-19 dan masa New Normal mampu mendapatkan solusi terhadap berbagai permasalahan yang muncul. Slogan semangatnya adalah “Semangat tanpa Sambat, Peduli adalah Solusi”. Selain tangguh untuk bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang agro, juga tangguh di bidang Ekonomi.

Tangguh bidang ekonomi dimaksudkan adalah bahwa masyarakat setempat berperan aktif dalam upaya meningkatkan tingkat ekonomi keluarga dan masyarakat melalui perikanan, pemanfaatan lahan untuk tanaman obat, tanaman hias (anggrek), penanaman Klengkeng, pemeliharaan lebah madu klanceng, yang hasilnya di khususkan untuk masyarakat setempat. Upaya pemberdayaan masyarakat yang berhasil di Kalurahan Giwangan ini dibuktikan dengan peran serta dan kepedulian masyarakatnya yang tinggi.

Bersamaan dengan pencanangan Kampung tangguh Nusantara juga dilakukan panen raya buah Klengkeng dan menjelaskan potensi klanceng untuk menghasilkan madu yang sekaligus membantu penyerbukan tanaman, termasuk kelengkeng. Kegiatan ini juga diikuti oleh Mahasiswa KKN PPM UGM periode 6 tahun 2020.

Biotalk #2 : Peran Biolog dalam Pengelolaan Kekayaan Hayati dan Ekosistem Indonesia Pasca Covid19

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 27 Juni 2020

Fakultas Biologi UGM kembali menyelenggarakan biotalks yang merupakan talkshow membahas isu biologi dalam perspektif multi sektor. Pada biotalks kedua ini diselenggarkan pada Kamis, 25 Juni 2020. Hadir dalam biotalks#2 ini sebagai narasumber yaitu Prof. Dr. Suharsono (Ahli Terumbu Karang LIPI/Alumni Biologi UGM 1974) , Prof. Dr. E.K.S Harini Muntasib M.S. (Fakultas Kehutanan IPB/Alumni Biologi UGM 1973), Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto (Fakultas Biologi UGM/Alumni Biologi UGM 1975) dan dipandu oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. (Wakil Dekan P2MKSA Fakultas Biologi UGM) .

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Prof. Dr. Suharsono menyampaikan materi strategi pengelolaan keanekaragaman hayati dan ekosistem laut. “Indonesia merupakan pusat megabiodiversitas, pusat evolusi dan tempat asal usul biota laut di dunia, sebagai ilustrasi dikepulauan Carribean hanya memiliki 3 jenis Acropora sedangkan indonesia sedikitnya telah dilaporkan memiliki 119 jenis” tukas Suharsono. Selanjutnya, hikmah adanya pandemi covid19 ini berdampak pada menurunnya aktivitas eksploitasi sumberdaya dan tekanan pada ekosistem sehingga memberi kesempatan pada ekosistem dan sumberdaya hayati untuk pulih kembali.
Narasumber kedua Prof. Dr. E.K.S. Harini Muntasid, M.S., membawakan materi pengeloaan kekayaan hayati di hutan, dalam paparannya beliau menyampaikan pandemi Covid19 terjadi karena meningktanya interaksi manusia dengan satwa liar sehingga virus menyebar luas. Selain itu, Harini juga menyampaikan bahwa memanfaatkan kekayaan hayati agar lestari perlu adanya keseimbangan antara ekonomi dan sosial budaya sehingga masyarakat disekitar serta pemda mendapatkan keuntungan dan juga bertanggung jawab dalam pelestariannya. Selanjutnya, narasumber yang ketiga Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto membawakan materi Danau: multi aspek-sektoral dan analisis risiko sisi biologi. Dalam paparannya, beliau menyampaikan perkembangan fungsi danau sebagai reservoir untuk mencegah banjir, irigasi, perikanan tangkap dan budidaya, PLTA serta juga wisata. Dalam konteks ini seorang biolog mampu bersinergi dengan bidang lainnya seperti insinyur dalam menganalisis dan merencanakan pemeliharaan kelestarian danau. Suwarno juga menyampikan lima studi kasus danau yaitu pendangkalan, pengkayaan nutrien, dataran banjir, miskin komunitas, dan salah urus. Selain itu, “diperlukan adaptasi kebiasaan baru pada pandemi Covid19 dalam pengelolaan danau setidaknya dalam bidang pariwisata, pelelangan ikan dan trasportasi untuk mencegah meluasnya penyebaran virus”, papar Suwarno.
Biotalks#2 sampai dengan diturunkannya berita ini telah disaksikan oleh lebih dari 673 penonton yang berasal dari dari berbagai institusi diantaranya, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sriwijaya, Universitas Indonesia , Universitas Lambung Mangkurat, BRPSDI KKP dan PT Asco Prima Nusantara Papua dll. Bagi yang belum dapat menyaksikan live biotalks#2 dapat menonton pada tautan ini. Kedepannya, Biotalks series akan segera hadir dengan tema bioforensik yang dikemas lebih menarik serta menjadi sumber informasi yang mencerahkan sekaligus mencerdaskan masyarakat.

Ngobrol Santai ala Fakultas Biologi UGM, mengabdi untuk masyarakat dengan tema “Studi Lanjut Ke Inggris, Why Not?”

Rilis BeritaTajuk Kamis, 25 Juni 2020

Inggris atau United Kingdom (UK) merupakan salah satu negara Eropa yang cukup populer menjadi destinasi studi lanjutan (master atau doktor). Meskipun memiliki iklim yang berbeda dengan Indonesia, Inggris tetap menjadi primadona, sebagai negara tujuan untuk menimba ilmu bagi orang Indonesia. Kualitas dan standar pendidikan tinggi di Inggris sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Beberapa dosen di Fakultas Biologi UGM juga menempuh studi master atau doktoral di Inggris. Oleh karena itu, sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat dalam memberikan gambaran studi di Inggris, Fakultas Biologi UGM mengadakan acara Ngobrol Santai (Ngobras) yang kedua dengan tema “Studi Lanjut Ke Inggris, Why Not?”. Acara “ngobras” kali ini menggunakan platform baru dan lebih interaktif melalui kanal Youtube “Kanal Pengetahuan Fakultas Biologi”. Acara “ngobras” yang digawangi oleh Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech dan Luthfi Nurhidayat, S.Si., M.Sc., dengan moderator Indra Lesama, S.Si., M.Sc., telah terselenggara dengan sukses pada hari Selasa, 23 Juni 2020 pukul 19.30 – 21.00 WIB. Antusiasme pemirsa terlihat sangat tinggi terbukti dari jumlah viewer nya mencapai 420 dalam dua jam, dan keesokan harinya sudah mencapai 1000 viewer. Video hasil rekaman acara “Ngobras” kali ini dapat dilihat di tautan ini. 

Dua orang narasumber hebat kami adalah Mukhlish Jamal Musa Holle, S.Si., M.Env.Sc., yang saat ini sedang berstatus sebagai Ph.D. student di The University of Oxford, UK dan Matin Nuhamunada, S.Si., M.Sc. yang telah mendapat gelar Master of Science dari The University of Edinburgh, UK.

Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., juga hadir dalam acara ini untuk memberikan sambutan. “Banyak ilmuwan yang lahir dari Inggris, misalnya di bidang Biologi adalah Charles Darwin Bapak Evolusi, semoga dapat menjadi motivator untuk melanjutkan studi di Inggris”, papar Budi.

Latar belakang audience yang hadir pada acara “ngobras” tidak hanya terbatas dari mahasiswa dan dosen di Fakultas Biologi UGM, namun diikuti oleh masyarakat umum, siswa SMA, mahasiswa, dosen, atau peneliti dari berbagai institusi, misalnya SMA Muhamadiyah 3 Jakarta, SMA Xaverius Bandar Lampung, UNY, UIN Malang, Universitas Lambang Mangkurat, UPI, Universitas Syiah Kuala Aceh, STKP Persada Khatulistiwa Sintang, Tunghai University, dan P2KTKR LIPI.

Baik Jamal maupun Nuha, memaparkan secara detail bagaimana melamar beasiswa, melamar profesor sebagai pembimbing, membuat proposal penelitian, menentukan topik penelitian, asuransi dan fasilitas kesehatan, bertahan hidup, dan hal-hal teknis agar dapat sukses menyelesaikan studi di Inggris. “Jangan takut mencoba, temukan value pada diri sendiri, karena dengan masuk ke dunia baru maka akan dapat ilmu baru, carilah pengalaman dengan kesempatan belajar di luar negeri”, pesan Nuha. “Sebelum mencoba, kita harus mempersiapkan dengan baik dan matang, studi lanjut tidak seperti membuat mie instan, perlu mempersiapkan dengan konsisten dan mulai dari sekarang”, tambah Jamal.

Melon Hikapel Dijadikan Contoh dalam Sosialisasi Katsinov

Rilis BeritaTajuk Rabu, 24 Juni 2020

Aktivitas penelitian memiliki peranan penting dalam kemajuan peradaban suatu negeri, tidak terkecuali di Indonesia. Berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo, kegiatan penelitian diharapkan menghasilkan inovasi riset yang dapat dikomersialisasikan pada masyarakat dalam kebermanfaatannya. Namun saat ini dirasa masih terdapat banyak gap dari setiap proses komersialisasi tersebut.

Tingkat keberhasilan hasil inovasi di pasar ditentukan tidak hanya aspek teknologi saja, tetapi juga ditentukan oleh aspek non-teknologi, seperti sertifikasi, regulasi, dan keberpihakan. Oleh karena itu, dibutuhkan platform untuk memitigasi proyek riset agar dapat sukses dan berakhir ke fase komersialisasi yang dimanfaatkan masyarakat. Platform tersebut disebut dengan KATSINOV (Tingkat Kesiapan Inovasi) yang disiapkan oleh Kemenristek/BRIN dan diperkenalkan dalam sosialisasi yang dilakukan oleh Direktorat Pusat Usaha dan Inbukasi (PUI) UGM pada hari Selasa, 23 Juni 2020 secara daring.

Penelitian yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi tidak hanya mengembangkan ilmu semata, namun bagaimana penelitian yang dilakukan dapat meningkatkan ekonomi dan daya saing bangsa. Terdapat fase kritikal, terutama fase uji coba dan tahap penerjunan pasar. Maka dari itu KATSINOV diperlukan.

KATSINOV-meter sebagai tools dalam pengukurannya melihat tingkat kesiapan inovasi dari 7 aspek pengkuran, yaitu teknologi, pasar, organisasi, kemitraan, risiko, manufaktur, dan investasi. Dari aspek tersebut diharapkan dapat memetakan tingkat kesiapan inovasi yang mengelompokkannya kedalam 6 level.

UGM sendiri melalui STP (Science Techno Park) menjadikannya sebagai sarana/wadah untuk hilirisasi inovasi dari setiap fakultas/sekolah. Ada alur yg disiapkan dari identifikasi awal hingga pendampingan ke industri terkhusus pada tahapan krusial seperti pendampingan identifikasi potensi kekayaan intelektual yang terkandung di dalam produk inovasi. Selain itu dalam hilirasinya terdapat 3 cara alternatif yang disediakan, yaitu spin out melalui perusahaan holding dan investasi dari Universitas Gadjah Mada, academic license dengan menjual lisensi kepada pihak industi dan memperoleh royalti, dan terakhir membangun startup sebagai perusahaan sendiri dimana peneliti sebagai founder untuk mengembangkan inovasinya sendiri.

Dalam kesempatan sosialisasi tersebut, produk inovasi dari Fakultas Biologi UGM, yaitu melon Hikapel digunakan sebagai salah satu contoh pengukuran tingkat kesiapan inovasi melalui KATSINOV. Melon Hikapel memperoleh hibah inovasi dari Kemenristek/BRIN pada tahun 2018-2019 dan menjadi salah satu produk inovasi potensial yang ditunggu oleh pasar. Melalui sosialisasi KATSINOV ini diharapkan peneliti di lingkungan universitas dan khususnya di Fakultas Biologi UGM dapat mulai mempersiapkan pengukuran proyek penelitian yang tengah berlangsung untuk mendukung pengembangan inovasi di Indonesia

1…9192939495…125

Akreditasi

Berita Terakhir

  • KMP Biologi UGM Gelar Aksi “Beach Clean Up” di Pantai Trisik: Wujud Nyata Pelestarian Lingkungan dan Kolaborasi Lintas Sektor
  • Raih Silver Medal di Ajang Internasional, Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM Tawarkan Solusi Beton Masa Depan dari Limbah Bangunan
  • Dosen Fakultas Biologi UGM Raih Predikat Pendamping Terbaik dalam Seminar Hasil Program Kosabangsa 2024
  • PkM-MBKM Fakultas Biologi 2025: Pemberdayaan Masyarakat melalui One Health: Menuju Kesejahteraan Holistik Anggota GEMI Yogyakarta
  • Optimalisasi Peran Kelompok Wanita Tani dalam Budi Daya dan Pemanfaatan Tanaman Pekarangan sebagai Produk Bernilai Jual di Pasaran
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY