• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Struktur Kurikulum Program Magister
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Kurikulum Program Doktor
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Penelitian
  • hal. 2
Arsip:

Penelitian

Program MBKM Penelitian: Eksplorasi Lebah Corbiculate (Hymenoptera: Apidae) di Taman Nasional Gunung Merbabu Wilayah Resort Pakis

Penelitian Kamis, 9 November 2023

[Yogyakarta – 9 Nov 23] Dalam upaya mendukung penelitian dan pengembangan kekayaan alam Indonesia, tim peneliti mahasiswa yang tergabung dalam program Penelitian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (Lit-MBKM) telah berhasil menyelesaikan penelitian lanjutan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) pada tanggal 2-4 Juni 2023. Penelitian ini dipimpin oleh Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. dan melibatkan anggota tim peneliti yaitu Aqil Abyan Rahman, Cornelius Devito Deva Pramana Atmaja, dan Nadiva Adelia Nurdin. Selain itu, penelitian ini didampingi oleh R. Hanindyo Adi, S.Si., M.Si., mahasiswa S-3 di lab. Entomologi Fakultas Biologi UGM.

Kegiatan penelitian ini merupakan kelanjutan dari eksplorasi sebelumnya yang telah dilaksanakan pada bulan November 2022, Mei 2023, dan Juni 2023. Tim peneliti telah berhasil menemukan tiga tribe dari lebah corbiculata, yakni Bombini (lebah bangbara gunung), Apini (Lebah madu), dan Meliponini (lebah klanceng) yang tersebar di wilayah TNGMb Resort Pakis pada 15 grid dengan range ketinggian 737-2496 mdpl.

Analisis karakter morfologi telah dilakukan terhadap ketiga tribe lebah corbiculata dan didapatkan bahwa spesies lebah yang ditemukan adalah Bombus rufipes, Apis cerana, dan Tetragonula laeviceps. Berdasarkan analisis molekuler sampel dari TNGMb menggunakan primer 16s, ditemukan bahwa B. rufipes di berkerabat dekat dengan B. eximius dari Thailand, A. cerana berkerabat dekat dengan A. cerana dari Jepang, adapun T. laeviceps berkerabat dekat dengan T. laeviceps dari Yogyakarta. Analisis molekuler masih perlu dilakukan pembandingan yang lebih komprehensif. Analisis morfometri-geometri saat ini sedang dilakukan terhadap sampel untuk dapat melihat bagaimana perbedaan ketinggian memengaruhi adaptasi lebah terutama pada ukuran dan bentuk sayap.

Tim MBKM penelitian lebah merbabu mengucapkan terima kasih kepada Dekan dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni, Fakultas Biologi UGM yang telah memberikan izin, fasilitas dan dana kegiatan ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Junita Parjanti, M.T. selaku kepala Balai TNGMb, Ibu Ekowati selaku pembimbing saat di Kantor Balai, Bapak Wawan selaku Kepala Resort Pakis bersama tim, Bapak Jumari serta tim Warga Mitra TNGMb yang telah mendampingi kami melakukan eksplorasi di Resort Pakis.

 

Membudidayakan Melon Anak Bangsa, Mahasiswa Biologi Melakukan MBKM Guna Memahami Budidaya Melon secara Hidroponik

Penelitian Kamis, 2 November 2023

Sejumlah 5 mahasiswa biologi UGM yakni Rachmawati Dwi Hasanah, Vida Rahma Lathifah, Tiara Amelia Putri, Novia Noor Rachmawati, dan Karso Suryo Putro pada 7-18 Juni 2023 telah melakukan kegiatan Program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Kelima mahasiswa ini dibimbing oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dan Bapak Gede Sangu Gemi sebagai pembimbing mita MBKM.

Kegiatan MBKM dilakukan secara online (daring) untuk memaparkan materi mengenai berbagai jenis melon dan aplikasi hidroponik. Melon yang digunakan sebagai subjek penelitian MBKM adalah melon kultivar ‘Hikapel’. ‘Hikapel’ merupakan melon hasil persilangan dari kultivar ♀ ‘Sun Lady’-3 dan ♂ ‘Hikadi’. ‘Hikapel’ merupakan salah satu kultivar melon yang dikembangkan oleh Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Hikapel memiliki kulit buah yang halus tanpa jaring dengan bentuk buah cenderung bulat. Warna kuning yang mencolok dari hikapel membuat buah ini menjadi popular di kalangan buah melon lainnya.

Kegiatan penanaman melon dilakukan di lahan green house hidroponik Dusun Jamusan, Desa Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, DIY.  Melon kultivar ‘Hikapel’ ditanam menggunakan media tanam cocopeat. Kemudian Teknik hidroponik yang digunakan yaitu drip irrigation system.

Selama kegiatan MBKM, mahasiswa belajar mengenai jenis-jenis teknik hidroponik, berbagai macam medium yang dapat digunakan, dan juga pengaplikasian IoT (Internet of Things) dalam hidroponik. Kemudian kegiatan diakhiri dengan pengambilan data untuk karakter fenotipik dan juga berbagai macam penyimpangan yang terjadi pada ‘Hikapel’ selama penanaman berlangsung seperti mengamati adanya segregasi dan tanaman yang terserang virus.

Mahasiswa Fakultas Biologi UGM Melakukan Penelitian tentang Kultivasi Mikroalga Euglena sp. pada Skala Semi Massal dan Massal

PenelitianTajuk Rabu, 1 November 2023

Sepuluh mahasiswa yang tergabung dalam Microalgae Research team laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM, yaitu A. Najib Dhiaurhaman, Annisa Tsamara Faridah, Dwi Hardianti Luthfiana, Ghina Alyaa, Ismia Wulandari, Khalid Erlangga, Raihan, Samia Nasitatuz Zahra, Siti Mudrikah, dan Tariq Akhdan Purnama telah melakukan kegiatan penelitian Mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang bertempat di Stasiun Penelitian Biodiversitas II Fakultas Biologi UGM untuk Program Kedaireka. Di bawah bimbingan Dr. Eko Agus Suyono, S.Si., M.App.Sc, mereka melakukan penelitian dengan judul besar “Pengembangan Teknologi Flokulan untuk Pemanenan dan Biorefinery Kultur Spirulina dan Euglena sp. di Nogotirto Algae Park, Sleman”.

Mikroalga sendiri telah menunjukkan potensi yang besar dalam bidang Bioteknologi, sehingga banyak dibudidayakan atau dikultivasikan. Di antara beberapa mikroalga yang saat ini banyak dibudidayakan, Euglena sp. menjadi salah satu mikroalga yang sangat menarik untuk diteliti karena menghasilkan banyak senyawa bioaktif serta memiliki ukuran sel yang lebih besar jika dibandingkan dengan mikroalga jenis lainnya, sehingga diharapkan dapat menghasilakn biomassa dan produk biologi dalam jumlah yang besar. Strain Euglena sp. yang digunakan dalam MBKM penelitian kali ini yaitu strain IDN22 dan IDN33 yang telah diisolasi dan dikulturkan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM.

Kegiatan MBKM dimulai dengan persiapan alat berupa penataan bak kultivasi dan persiapan lahan, serta pembuatan medium petumbuhan untuk kultur mikroalga. Selama kegiatan MBKM berlangsung, para mahasiswa melakukan beberapa kegiatan seperti melakukan pengujian metabolit diantaranya karbohidrat, lipid, protein, dan pigmen. Selain itu, dilakukan pula karakterisasi berbagai metabolit yang telah diuji, serta pemanenan Euglena sp. menggunakan bioflokulan dan kitosan. Para mahasiswa juga melakukan ekstraksi sampel untuk pengujian asam amino, asam lemak dan monosakarida dengan GC-MS. Pengalaman yang didapatkan selama kegiatan MBKM ini, diharapkan dapat menambah pengalamana dan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan tugas akhir mereka serta sebagai bekal setelah lulus kuliah nanti.

 

Mempelajari lebih dalam potensi Rhizopora mucronata sebagai penyerap karbondioksida dalam rangka mitigasi perubahan iklim global

Kegiatan MahasiswaPenelitianRilis BeritaTajuk Kamis, 26 Oktober 2023

Dalam rangka kelanjutan pelaksanaan kegiatan penelitian MBKM tahun 2023 yang berjudul “Analisis pertumbuhan, biomassa karbon, pembungaan dan kandungan hormon pada propagul Rhizopora mucronata Lamk. di Hutan Konservasi Mangrove, Pantai Baros, Bantul, telah dilakukan beberapa aktivitas lapangan maupun laboratorium oleh mahasiswa yang terlibat yaitu Muhammad Rafie (20/461062/BI/10613), Halimatur Rosyida (20/458282/BI/10515), Luthfi Azizatul Ulya (20/458294/BI/10527), Tsabitah Putri Asmalda (20/458322/BI/10555), Azzah Fauziyatul Hana (20/461026/BI/10577), Septiana Tri Utami (20/461086/BI/10637). Aktivitas penelitian ini diketuai oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. dan didukung oleh mitra dari BRIN yaitu Prof. Dr. Liliana Baskorowati S.Hut. M.P.
Kegiatan MBKM penelitian semester gasal 2023/2024 diawali dengan pertemuan secara online dengan mitra BRIN yaitu Prof. Dr. Liliana Baskorowati S.Hut. M.P. pada tanggal 25 Agustus 2023. Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai apa yang harus dipersiapkan untuk pengambilan sampel selanjutnya dan persiapan pembuatan paper untuk keluaran publikasi dalam jurnal. Kegiatan berikutnya yaitu diskusi pada tanggal 27 September 2023 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Biologi. Dalam kegiatan ini mahasiswa bersama dosen pembimbing dan mitra membahas mengenai abstrak hasil penelitian yang berjudul “Carbon sequestration potency of Rhizophora mucronata Lamk. in mangrove conservation forest, Baros Beach, Bantul, “2nd International Conference on Nature-Based Solution in Climate Change Resilience” yang diselengggarakan oleh kolaborasi Pertamina Foundation dengan Universitas Pertamina, dan akan diselenggarakan pada tanggal 24 November 2023 di Graha Pertamina, Jakarta. Dari kegiatan penulisan full paper ini mahasiswa telah belajar cara menghitung potensi serapan karbon oleh R. mucronata yang ada di hutan konservasi Pantai Baros, selain itu mahasiswa juga telah berlatih untuk menganalisis hubungan antara salinitas serta pH substrat dengan pertumbuhan dan kapasitas penyerapan karbondioksida serta biomassa pada R. mucronata.

 

Kegiatan lapangan telah dilakukan pada tanggal 28 September 2023 yang di dampingi pengelola kawasan konservasi (Sdr. Muhammad Sidiq Nurcholis). Dalam kegiatan ini mahasiswa mengambil sampel daun dan akar pada 5 titik Petak Ukur (PU). Daun yang diambil adalah daun yang terkena matahari dan yang tidak terkena matahari, selanjutnya telah dilakukan pengukuran kadar klorofil secara langsung di lapangan menggunakan klorofil meter. Selain itu uji klorofil juga dilakukan dengan metode ekstraksi daun dan pengukuran absorbansi ekstrak daun dengan spektrofotometer. Dari kedua pengukuran ini mahasiswa dapat mengevaluasi dan membandingkan akurasi pengukuran klorofil antara metode tanpa destruksi (dengan alat klorofil meter) dan dengan destruksi (menggunakan spektrofotometer). Selain uji klorofil telah dilakukan juga pengamatan jumlah stomata daun R. mucronata dari daun yang terpapar langsung sinar matahari dan daun yang ternaungi. Proses ekstraksi propagul juga sudah dilakukan dan sampel sudah di kirim untuk uji kandungan hormon. Dari kegiatan penelitian ini mahasiswa memperoleh pengalaman mengamati tanaman R.mucronata di hutan baros, mengevaluasi kaitan antara kondisi lingkungan dan pertumbuhan serta kemampuan tanaman mangrove dalam penyerapan karbondioksida. Diharapkan dari pengalaman ini mahasiswa memiliki tambahan ilmu yang bermanfaat untuk berpartisipadi dalam berbagai kegiatan terkait mitigasi perubahan iklim global.

Dosen UGM dampingi program pengelolaan ekosistem pesisir dan pemberdayaan masyarakat pesisir di Kotabaru Kalimantan Selatan

PenelitianPengabdian kepada MasyarakatRilis BeritaTajuk Jumat, 21 Juli 2023

Pada tanggal 12-15 Juli 2022, Dosen Fakultas Biologi UGM Akbar Reza, M.Sc bersama Puji Lestari, S. Hut, M.Sc yang merupakan dosen di Departemen Teknologi Hayati dan Veteriner Sekolah Vokasi UGM melaksanakan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat di Kotabaru, Kalimantan Selatan, tepatnya di Desa Hilir Muara dan Desa Gedambaan. Kegiatan yang merupakan kerjasama lintas sektor antara Social Development Studies Center (SODEC) UGM, Fakultas Biologi UGM, PT. Mubadala Energy, Politeknik Kotabaru dan Pemerintah daerah ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2020. Kegiatan di Desa Hilir Muara berfokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir dengan pendampingan utama pada Pokdarlis (Kelompok Sadar Lingkungan Asri), UMKM Desa (Hilir Muara Cinta Bumi), dan Bank Sampah (Bank Cinta Lingkungan Hilir Muara).Beberapa program yang diinisiasi meliputi Pembuatan Greenhouse untuk tanaman bernilai ekonomi dan khas Kalimantan, optimalisasi komposter, termasuk inisasi kerjasama dengan BUMDES dan pendampingan proses perizinan BPOM untuk UMKM lokal. Program-program tersebut diinisiasi atas keprihatinan akan kelestarian ekosistem pesisir yang sesungguhnya memberikan jasa ekosistem yang tinggi, terlebih dalam menghadapi krisis iklim. Lebih lanjut, permasalahan sampah juga menjadi permasalahan untuk daerah-daerah pesisir yang selain mengurangi estetika, juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan dalam jangka panjang,

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6

Kegiatan dilanjutkan di Desa Gedambaan yang berfokus pada kajian keanekaragaman hayati pesisir. Pada kesempatan ini, Akbar Reza, M.Sc sebagai tenaga ahli di bidang Ekologi dan Konservasi dan Puji Lestari, S.Hut, M.Sc sebagai tenaga ahli di bidang Kehutanan bertanggung jawab untuk melakukan justifikasi terkait teknik dan lokasi penanaman mangrove, penentuan petak ukur permanen (PUP), dan metode monitoring sebagai inisiasi untuk monitoring jangka panjang. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didampingi secara intens oleh Fitra Nofra, S.Si dan Gema Starliantri, S.Hut sebagai Biodiversity Officer dari PT. Mubadala Energy, bekerjasama dengan Politeknik Kotabaru dan Pemerintah Desa Gedambaan sebagai aktor utama. Pada kesempatan yang sama, dilakukan juga perencanaan program penanaman tanaman khas Kalimantan bekerjasama dengan KBH Pulau Laut Sebuku di Blok Jasling area Bukit Mamake.Lebih lanjut, secara jangka panjang program-program ini diharapkan memiliki nilai ekonomi yang dapat mendukung kehidupan masyarakat lokal.

Secara umum, kegiatan penelitian dan program pemberdayaan ini secara simultan mendukung program-program nasional seperti Desa PROKLIM, adaptasi perubahan iklim, dan pelestarian ekosistem karbon biru berbasis masyarakat lokal. Besar harapan agar program-program yang dilaksanakan memang secara nyata mampu membantu masyarakat pesisir sebagai masyarakat rentan terhadap perubahan iklim. Selain itu, program-program diharapkan mampu membawa perubahan, baik dari aspek lingkungan maupun ekonomi

 

Menguak fisiologi mangrove dalam rangka mendukung upaya mitigasi perubahan iklim global

PenelitianTajuk Kamis, 15 Juni 2023

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan penelitian MBKM tahun 2023 yang berjudul “Analisis pertumbuhan, biomassa karbon, pembungaan dan kandungan hormon pada propagule Rhizopora mucronata Lamk.  di Hutan Konservasi Mangrove, Pantai Baros, Bantul, telah dilakukan beberapa aktivitas lapangan maupun laboratorium oleh mahasiswa yang terlibat yaitu Muhammad Rafie (20/461062/BI/10613), Halimatur Rosyida (20/458282/BI/10515), Luthfi Azizatul Ulya (20/458294/BI/10527), Tsabitah Putri Asmalda (20/458322/BI/10555), Azzah Fauziyatul Hana (20/461026/BI/10577), Septiana Tri Utami (20/461086/BI/10637), Divka Amanda (20/458276/BI/10509). Aktivitas penelitian ini diketuai oleh Prof. Dr. Kumala Dewi MSc.St. dan didukung oleh mitra dari BRIN yaitu Prof. Dr. Liliana Baskorowati S.Hut. M.P.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6

Kegiatan diawali dengan briefing tentang pentingnya konservasi mangrove dalam rangka mendukung upaya mitigasi perubahan iklim dan pengurangan level karbon di udara. Kegiatan ini dilakukan di kantor BRIN Mlati, Yogyakarta  pada tanggal 13 Februari 2023 dan penjelasan tentang Kawasan mangrove di hutan konservasi Baros dilakukan oleh Prof. Liliana Baskorowati. Kegiatan lapangan di pantai Baros dilakukan pada tanggal 4 Maret 2023 dipandu oleh beberapa staf dari BRIN dan 2 orang pengelola Kawasan konservasi (Sdr. Muhammad Sidiq Nurcholis dan Sdr Santi). Dalam kegiatan ini mahasiswa belajar mengenal beberapa jenis mangrove yang ada di pantai Baros, mengetahui cara pengukuran tinggi tanaman, luas kanopi serta mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman akibat adanya perbedaan level salinitas. Dalam kegiatan ini juga telah dilakukan sampling propagule dan daun mangrove untuk analisis kandungan hormon dan anatomi.

Kegiatan lapangan berikutnya dilakukan pada tanggal 11 Maret 2023, pada kegiatan ini mahasiswa membuat petak ukur pada tegakan yang didominasi oleh jenis Rhizhopora mucronata dengan ukuran petak ukur sebesar 10 x 10 m, yang kemudian dilakukan pengukuran pertumbuhan berupa tinggi dan diameter batang pada petak ukur tersebut.  Mahasiswa juga melakukan penggambilan sampel tanah untuk dilakukan uji salinitas, kandungan C, N, P serta kandungan bahan organik pada PU yang telah ditentukan. Mahasiswa juga melakukan pengabilan sampel daun dan akar untuk analisis di laboratorium.

Terkait dengan cara pengukuran serapan karbon oleh tanaman, telah dilakukan penjelasan oleh Bpk Pandu Yuda Adi Putra Wirabuana. Kuliah singkat yang dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2023 tentang serapan karbon dilakukan di kantor BRIN Mlati dan diikuti semua mahasiswa yang terlebat serta pembimbing.

Kegiatan lapangan yang ke 3 dilakukan pada tanggal 21 Mei 2023, rencananya akan dilakukan pengamatan jumlah bunga dan buah pada PU yang telah dibuat, namun dikarenakan air laut mengalami pasang maka tidak dimungkinkan masuk ke dalam petak ukur tersebut dengan alasan keamanan dan keselamatan. Oleh karena itu  hanya dilakukan pengambilan sampel bunga untuk pengamatan viabilitas polen.

Adapun kegiatan di laboratorium yang telah dilakukan diantaranya proses ekstraksi untuk analisis kandungan hormon pada propagule, analisis viabilitas polen, analisis anatomi daun serta analisis substrat yang diambil dari level salinitas yang berbeda. Semua kegiatan berjalan dengan baik dan diharapkan diperoleh data hasil penelitian yang baik pula dan dapat dipublikasikan pada jurnal yang sesuai.

Terkenal dengan Keberagaman Relief Satwa, Tim MBKM Etnozoologi Melakukan Penelitian di Candi Prambanan

Berita dan PengumumanKegiatan MahasiswaPenelitianRilis BeritaTajuk Kamis, 15 Juni 2023

Yogyakarta, 13 Juni 2023 – Empat mahasiswa Biologi UGM yang tergabung dalam tim MBKM Penelitian di bawah bimbingan Ibu Zuliyati Rohmah, S.Si., M.Si., Ph.D.Eng. melakukan kegiatan penelitian di Candi Prambanan. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan observasi, identifikasi, dan inventarisasi relief satwa yang tergambar pada panel Candi Prambanan. Penelitian etnozoologi ini dilakukan di Candi Prambanan karena beragamnya satwa yang tergambar pada relief Candi tersebut.

Candi Prambanan merupakan candi Hindu yang sangat dikenal masyarakat luas sebagai destinasi wisata di wilayah D.I. Yogyakarta. Kompleks Candi Prambanan sendiri terdiri atas kompleks Candi Rara Jonggrang, Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu. Kompleks Candi Rara Jonggrang memiliki 3 candi utama, yaitu Candi Brahma, Candi Wisnu, dan Candi Siwa sebagai candi terbesarnya. Dari ketiga tubuh candi tersebut dapat ditemui berbagai arca dan panel yang dihiasi relief-relief berbagai jenis satwa. Relief dan arca yang terukir pada Candi Prambanan kebanyakan berasal dari narasi epos Hindu Ramayana.

Pada panel Candi Brahma, Candi Wisnu, dan Candi Siwa banyak dijumpai relief satwa mitologi berupa Kinara Kinari. Kinara Kinari memiliki morfologi berupa burung dan kepala manusia dimana keduanya digambarkan di antara relief pohon.

Pada panel lain dijumpai juga relief merak, ayam, burung, kucing, macan, kijang, rusa, monyet, dan satwa lainnya dengan berbagai macam bentuk dan karakter. Penggambaran relief satwa pada panel tersebut didasarkan pada behavior dan karakteristik satwa yang hidup di kala itu. Kebanyakan relief satwa yang digambarkan memiliki persamaan secara morfologis dengan satwa-satwa yang masih hidup dan dapat dijumpai pada saat ini. Hal ini memukau para mahasiswa karena kehebatan observasi dan keterampilan tangan masyarakat Jawa yang hidup sekitar abad VIII dan IX untuk menciptakan detail relief-relief tersebut.

Jenis-jenis mamalia seperti rodentia juga digambarkan pada panel relief dengan morfologi ekstremitas seperti kelinci tetapi memiliki penampakan aurikula seperti tikus. Adapun relief satwa laut berdasarkan cerita Ramayana, yaitu pembangunan jembatan untuk melewati samudera ke Negara Alengka.

Dengan adanya kegiatan MBKM ini, mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai satwa yang hidup di candi Prambanan melalui ukiran relief pada panel candi. Salah satu tujuan identifikasi pada relief satwa di Candi Prambanan, yaitu untuk mengetahui keanekaragaman hayati yang hidup di masa lampau. Keanekaragaman hayati yang tergambar pada relief Candi ini menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan biodiversitasnya. Sudah sepatutnya kita hadirkan rasa bangga terhadap tanah air dan memiliki sikap tanggung jawab untuk menjaga biodiversitas yang kita miliki sekarang.

WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.34
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.34 (2)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.35 (2)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.35
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.36 (1)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.36 (2)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.38 (2)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.34 (1)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.37
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.37 (2)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.37 (1)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.38
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.36
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.38 (1)
WhatsApp Image 2023-06-19 at 05.31.39

Katak kecil bermulut sempit Microhyla sriwijaya, Katak Jenis Baru dari Belitung dan Lampung, berhasil dideskripsikan oleh Dosen Fakultas Biologi UGM

PenelitianRilis BeritaTajuk Rabu, 15 September 2021

(Foto oleh: Farits Alhadi)

Satu lagi penambahan katak jenis baru dari Indonesia yang ditemukan di Pulau Belitung dan Lampung telah diterbitkan di Jurnal Zootaxa pada 2 September 2021 yang lalu. Pubikasi tersebut merupakan bagian dari penelitian disertasi dosen Fakultas Biologi UGM yaitu Rury Eprilurahman dari Laboratorium Sistematika Hewan. Di bawah bimbingan Prof. Rosichon Ubaidillah, M.Phill., Ph.D. (LIPI), Dr. Amir Hamidy, M.Sc. (LIPI) dan Dra. Tuty Arisuryanti, M.Sc., Ph.D (UGM), Rury melaksanakan penelitian disertasi tentang sistematika katak yang berukuran kecil dari Genus Microhyla menggunakan karakter morfologi, molekuler dan akustik (suara).

Penelitian dan publikasi tersebut merupakan kerjasama yang terjalin baik antara LIPI (saat ini menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional – BRIN) dan Fakultas Biologi UGM dengan melibatkan peneliti dari beberapa institusi lain antara lain Universitas Bengkulu, University of Delhi, Kyoto University, Belitung Biodiversity Observer Foundation, dan University of Texas at Arlington Amerika Serikat.

Menurut Amir, “Publikasi ini merupakan kolaborasi yang baik pada level nasional dan internasional untuk mendeskripsikan jenis baru tersebut karena konsep keahlian suatu jenis tidak dapat hanya sendiri, kita harus menjalin kerjasama dengan para pakar”.

Katak yang ditemukan dan dideskripsikan sebagai jenis baru merupakan anggota dari kelompok jenis Microhyla achatina yang berkerabat dekat dengan Microhyla orientalis. Individu jantan Microhyla sriwijaya memiliki ukuran 12,3 hingga 15,8 mm, moncong tumpul membulat dan memiliki tanda corak di punggung berwarna coklat kemerahan atau oranye dengan tuberkel kulit yang menonjol. Spesimen katak tersebut merupakan koleksi Museum Zoologi Bogor yang ditemukan pada tahun 2018 dan 2019 di perkebunan kelapa sawit Pulau Belitung dan Lampung oleh tim peneliti herpetologi gabungan antar beberapa institusi yang dikoordinir oleh LIPI.  Nama jenis “sriwijaya” diambil mengacu pada nama Kerajaan Sriwijaya yang merupakan kerajaan terbesar di wilayah Melayu pada jamannya.

“Indonesia sebagai wilayah tropis masih menyimpan misteri keanekaragaman hayati yang selalu menunggu untuk diungkap. Dengan ditemukannya Microhyla sriwijaya, Pulau Sumatra dan sekitarnya layak disebut sebagai salah satu hotspot biodiversitas katak Microhyla,” kata Rury.

“Jenis tersebut merupakan jenis ke-47 dari genus Microhyla yang dikenal di dunia sampai saat ini. Survei lebih lanjut di wilayah Sumatra masih sangat diperlukan untuk menambahkan informasi luasan sebaran dan menentukan rekomendasi status konservasinya,” tambahnya.

 

 

Pigmen Bakteri Tanah, Sumber Pewarna Alami Pengganti Pewarna Sintetis Batik

PenelitianTajuk Jumat, 20 November 2020

Siapa yang tak kenal batik? Batik adalah salah satu bentuk kearifan lokal asli Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity, atau warisan budaya lisan dan tak benda oleh UNESCO per tanggal 2 Oktober 2009 yang kemudian dikenal sebagai Hari Batik Nasional. Sejak saat itu, eksistensi batik Indonesia kian melambung hingga kancah internasional. Hal ini berdampak pada nilai ekonomi batik yang semakin meningkat, dibuktikan dengan nilai ekspor batik pada tahun 2015 yang naik sebesar 6,3% dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, atau mencapai USD 3,1 miliar (senilai dengan Rp41 triliun) dengan pasar ekspor utamanya yaitu Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Bahkan di Indonesia sendiri, batik kini telah menjadi pakaian yang cukup fashionable untuk semua kalangan. Perkembangan batik yang pesat ini tentunya membawa ‘angin segar’ dari segi perekonomian. Tetapi di sisi lain, meningkatnya produksi batik juga berarti meningkatnya penggunaan pewarna tekstil. Hingga saat ini pun, masih banyak industri batik yang menggunakan pewarna tekstil sintetis seperti indigosol, naftol, rapid, basis, indanthreen, dan procion. Alasan penggunaan pewarna sintetis antara lain karena mudah diperoleh dan mampu memberi warna yang baik saat dipakai untuk mewarnai kain batik. Namun demikian, penggunaan pewarna sintetis ini pun menimbulkan masalah kesehatan dan juga pencemaran lingkungan.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Industri tekstil yang menggunakan pewarna sintetis diakui sebagai salah satu penyumbang polutan terbesar, karena limbah yang dihasilkannya mengandung berbagai macam zat kimia berbahaya dan logam berat yang dapat mencemari sumber air bersih. Sungai Cikijing di Jawa Barat adalah salah satu bukti sumber air yang tercemar limbah pewarna tekstil sintetis. Yang lebih berbahaya lagi adalah, ternyata pewarna tekstil sintetis juga dapat bersifat toksik, mutagenik, bahkan karsinogenik (dapat memicu kanker)! Dengan demikian, untuk mengurangi dampak negatif penggunaan pewarna sintetis ini, salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber pewarna alami.

Sebagai negara megabiodiversitas, Indonesia memiliki potensi keragaman sumber daya alam baik hewan, tumbuhan, maupun mikroorganisme yang sangat menjanjikan. Dengan kekayaan ini, alternatif pencegahan dampak negatif dari penggunaan pewarna sintetis melalui ekstraksi pigmen warna dari makhluk hidup menjadi terobosan baru yang sangat mungkin dilakukan. Berbagai penelitian untuk memperoleh pewarna alami pun telah banyak dilakukan, terutama ekstraksi pigmen tumbuhan. Namun, produksi pigmen tumbuhan masih memiliki berbagai kelemahan, seperti ketidakstabilan jumlah produksi pigmen terhadap perubahan intensitas cahaya, temperatur, juga pH tanah. Potensi keanekaragaman mikroorganisme di Indonesia, khususnya bakteri penghasil pigmen, mendasari ide penelitian ini untuk menemukan pigmen warna alami yang lebih stabil, sebagai pengganti pewarna sintetis pada industri tekstil, terutama batik.

Kelompok bakteri tanah merupakan kelompok mikroorganisme penghasil pigmen terbanyak yang dapat diisolasi dengan mudah dari berbagai wilayah. Beberapa spesies bakteri tanah penghasil pigmen warna alami yang kami peroleh di antaranya Serratia marcescens yang memproduksi pigmen prodigiosin berwarna merah, Streptomyces memproduksi pigmen actinorhodin berwarna merah atau biru, Janthinobacterium lividum memproduksi pigmen violacein berwarna ungu, dan Chryseobacterium memproduksi pigmen carotenoid berwarna kuning-oranye. Untuk memproduksi pigmen-pigmen tersebut dalam jumlah besar dapat diakukan dengan optimasi jenis dan pH media. Prodigiosin paling banyak dihasilkan dengan mengkulturkan bakteri Serratia marcescens dalam media peptone glycerol broth pH 9, pigmen actinorhodin paling banyak diproduksi dengan mengkulturkan bakteri Streptomyces dalam media YMG Agar atau Bottcher-Conn’s Medium pH 7, dan pigmen violacein paling banyak diproduksi dengan mengkulturkan Janthinobacterium lividum dalam media yang mengandung pepton dengan pH 9. Pigmen warna yang diproduksi bakteri tersebut dapat digunakan untuk mewarnai berbagai jenis kain mulai dari katun (jenis kain yang paling umum digunakan untuk membatik), poliester, serat akrilik, hingga sutra dan cenderung menghasilkan warna-warna yang lembut. Jika menginginkan warna yang lebih mencolok, dapat dilakukan dengan menambahkan mordan alami (penguat warna). Stabilitas warna pigmen setelah diaplikasikan pada kain juga dapat ditingkatkan dengan merendam kain ke dalam thiourea, agar tidak mudah pudar atau luntur. Kualitas warna dari pigmen bakteri pun sangat mirip dengan pewarna sintetis. Contohnya saja, salah satu pigmen warna merah (prodigiosin) yang diekstraksi dari Serratia marcescens, secara kolorimetri menghasilkan warna yang sangat identik dengan pewarna sintetis tekstil merah standar yang digunakan sebagai pembanding, yaitu Ponceau 4R.

Penelitian ini dilakukan secara daring melalui pengumpulan data dan informasi dari jurnal-jurnal ilmiah ke dalam suatu narrative review oleh salah satu tim PKM-PE Universitas Gadjah Mada yang beranggotakan 3 mahasiwa Fakultas Biologi yaitu Daniel Saputra Wahyudi (2017), Isa Joda Nugraha (2017), dan Moses Atmajadwiputra Polela (2018) dengan Dosen Pendamping Lisna Hidayati, S.Si., M. Biotech. Daniel dan kawan-kawan akan melaju dalam ajang PIMNAS 33 akhir November mendatang.

Mahasiswa Biologi UGM Temukan Spesies Baru Bakteri Penghasil Antibiotik

PenelitianTajuk Senin, 17 Februari 2020

Ambarwati, mahasiswa program doktoral Fakultas Biologi UGM berhasil menemukan spesies baru bakteri penghasil antibiotik. Berangkat dari  banyaknya resistensi bakteri patogen terhadap berbagai macam antibiotik  dia terdorong untuk mengeksplorasi bakteri penghasil antibiotik yakni Streptomyces. Bakteri jenis ini dipilih karena mampu menghasilkan antibiotik terbanyak. Dengan metode sekuensing genom utuh (WGS), dia berhasil menemukan satu spesies bakteri Streptomyces baru penghasil antibiotik. Sampel bakteri yang digunakan berasal dari dataran tinggi Cemoro Sewu, Magetan, Jawa Timur.

“Sekuen hasil WGS dari spesies baru tersebut saat ini dalam proses submit ke National Center for Biotechnology Information (NCBI) dam diajukan namanya sebagai Streptomyces cemorosewuensis sp. Nov,” paparnya, Jumat (14/2) dalam kegiatan diseminasi hasil penelitian program doktor di Fakultas Biologi UGM. Penelitian doktoralnya dipromotori Prof. Ir. Triwibowo Yuwono, Ph.D., dan ko promotor, Prof. Dr. Subagus Wahyuono, MSc, Apt  serta Prof. Sukarti Moeljopawiro, Ph.D.

Ambarwati mengungkapkan ada yang menarik dari spesies baru yang dia temukan ini. Spesies tersebut memiliki potensi penghasil senyawa bioaktif atau antibiotik yang berspektrum luas. Artinya, spesies ini tidak hanya mampu menghambat bakteri gram positif, tetapi juga bakteri gram negatif bahkan anticandida (anti jamur candida).

Temuan lain menunjukkan bahwa spesies bakteri baru ini memiliki 53 kelompok gen penghasil senyawa bioaktif. Streptomyces baru ini menghasilkan 8 senyawa yang telah ditemukan sebelumnya pada Streptomyces lain dengan kemiripan 100 persen dengan 6 senyawa yang telah diketahui strukturnya. Selain itu, spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan 9 golongan senyawa baru

“Menariknya spesies baru ini juga berpotensi menghasilkan senyawa malasidin yang memiliki kemampuan menghambat bakteri gram positif patogen yang telah resisten terhadap antibiotik. Sleain itu, juga bisa menyembuhkan infeksi kulit akibat Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metilisin,”terangnya.

Dikutip dengan ubahan dari ugm.ac.id

1234…8

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Edukasi dan Aksi: Tim PKM MBKM Biologi UGM 2025 Kenalkan Manfaat Tanaman Herbal di Dusun Pajangan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
  • Talk Show Bedah Buku Dinamika Golongan Darah Sistem ABO dan Donor Darah dalam Rangka Lustrum XIV Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
  • Pemaparan Hasil Penelitian dan Kelanjutan Kemitraan Fakultas Biologi UGM dengan CV Madana Central Cosmetics
  • Perancangan Program MBKM Membangun Desa: Optimalisasi Kebun Buah Tlatar sebagai Sentra Buah dan Desa Wisata
  • MAHASISWA PROGRAM SARJANA DAN PASCASARJANA FAKULTAS BIOLOGI UGM MENGIKUTI WORKSHOP PENGKAYAAN MATERI UNTUK KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM) DAN PENELITIAN DI BBLABKESLING-SALATIGA
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY