• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Kurikulum by research
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Penelitian
  • hal. 3
Arsip:

Penelitian

Mahasiswa Biologi UGM Temukan Potensi Antimalaria Pada Mikroalga

PenelitianTajuk Rabu, 15 Januari 2020

Malaria masih menjadi salah satu persoalan kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Penyakit ini menjadi ancaman yang cukup serius karena banyaknya laporan resistensi, khususnya  Plasmodium falciparum di sebagian besar wilayah.

“Munculnya resistensi terhadap lebih dari satu jenis obat antimalaria yang sehari-hari dipakai dalam pengobatan malaria menambah sulit upaya penanggulangan yang dilakukan,” kata Endang Ariyani Setyowati, Senin (13/1) saat memaparkan hasil penelitian doktoralnya di Fakultas Biologi UGM.

Endang mengatakan berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi persoalan resistensi ini. Salah satunya dengan menggunakan obat kombinasi derivat armisini, tetapi hasilnya justru semakin resisten terhadap obat-obatan. Oleh sebab itu, pencarian obat alternatif antimalaria baru melalui mekanisme baru dengan mengekplorasi senyawa bioaktif dari berbagai sumber bahan alam perlu dilakukan secara terus menerus.

Mahasiswa program doktor Fakultas Biologi UGM ini pun berupaya melakukan penelitian untuk menemukan obat alternatif antimalaria dari bahan alam yakni mikroalga. Dari sejumlah penelitian terdahulu diketahui bahwa mikroalga memiliki sejumlah senyawa yang memiliki aktivitas sitotoksik, antitumor, antiviral, antibiotik, dan juga antimalaria.

Dalam penelitian ini Endang menggunakan ekstrak mikroalga dari jenis S. platensis, C. vulgaris, S. costatum , C. calcitrans dan N.oculata untuk menghambat pertumbuhan P. falciparum berdasarkan penghambatan enzim PfMQO, PfNDH2 dan PfDHODH. Hasilnya menunjukkan keempat mikroalga tersebut dapat menghambat perkembangan P.falciparum.

“Ekstrak S. platensis dalam etanol pa dengan enzim PfMQO memberikan penghambatan terbaik pada P. falciparum.  S. platensis tergolong senyawa antimalaria yang aktif dan kuat, mengandung senyawa bioaktif  golongan terpenoid, asam lemak, alkaloid dan flavonoid merupakan sumber senyawa antimalaria yang potensial dan menjanjikan,” papar dosen Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman ini.

Dalam kesempatan tersebut turut dipaparkan hasil penelitian disertasi dari Susintowati yang melakukan kajian ekologis terhadap gastropoda intertidal atau siput yang berada di zona pasang surut yang berada di Taman Nasional Awalas Purwo, Jawa Timur. Hasilnya ditemukan 22.484 individu, 148 spesies, 60 genus, 36 familia dan 10 ordo. Dalam individu-induvidu tersbeut terdapat kesesuaian struktur morfologi adaptif yang dijumpai dalam ekomorfologi Gastropoda intertidal dalam usahanya bertahan terhadap seleksi alam.

Selain itu disampaikan pula hasil penelitian dari Muhammad Dylan Lawrie tentang percepatan pembungaan pada tanaman anggrek Dendrobium capra  J.J. Smith dengan zat pengatur tumbuh dan rekayasa genetika. Penelitian dilakukan untuk membantu konservasi anggrek melalui teknik kultur in vitro dan rekayasa genetik menggunakan CRISPR-Cas9.(Humas UGM/Ika)

Dikutip dari ugm.ac.id

ICOLIB 2019 Biodiversity Molecules to Biosphere: Soroti Dampak Perubahan Iklim Dalam Sektor Agrikultur Indonesia

PenelitianRilis Berita Rabu, 27 November 2019

(27/11)

The 3rd International Conference on Life Science and Biotechnology (ICOLIB) 2019, yang diselenggarakan oleh Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Jember mengundang beberapa keynote speaker diantaranya Prof. Takatoshi Kiba (Nagoya University), Prof. Kim Jongkee (Chung-Ang University) dan Prof. Budi Setiadi Daryono (Universitas Gadjah Mada). Beberapa pembahasan seputar riset terkait biodiversitas baik melalui sudut pandang molekular dan biosfer menjadi tema pembahasan utama yang dipresentasikan dalam konferensi tersebut.

Slide 1
Slide 2

Pendekatan mengenai pengaruh perubahan iklim terhadap sektor agrikultur terutama di Indonesia menjadi salah satu topik pembahasan. Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr. Sc. menggunakan sudut pandang molekular tanaman guna menjelaskan dampak perubahan iklim dalam sektor agrikultur Indonesia. Dalam abstrak  berjudul The Dynamics and Evolution of Plant Viruses In Indonesia Influenced by Climate Change hal yang perlu digarisbawahi adalah adaptasi tanaman melon terhadap evolusi virus didorong oleh perubahan iklim terutama di Indonesia. Tergolong kedalam Cucurbitaceae, melon termasuk dalam 50 sub-spesies Cucurbitaceae. Melon termasuk dalam komoditas agrikultur dengan nilai komersial yang tinggi dan produksinya di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.

Kultivasi melon di Indonesia memiliki beberapa hambatan diantaranya serangan virus, deformasi dan hama. Virus cucumber mosaic virus (CMV), cucumber green mottle mosaic virus (CGMMV) dan papaya ringspot virus strain W (PRSV.W) telah teridentifikasi sebagai penyebab penurunan produktivitas tanaman melon. Pengaruh perubahan iklim dalam sektor agrikultur khususnya dinamika evolusi virus spesifik melon terjadi akibat peningkatan suhu dan perubahan curah hujan tahunan di wilayah belahan bumi Selatan sebesar 2-3%. Sekilas persentase tersebut terlihat kecil namun secara nyata dampak yang dirasakan khususnya petani di Indonesia terbilang signifikan. Persebaran beberapa famili virus seperti tobamovirus dan begomovirus di Indonesia meningkat setiap tahunnya dengan gejala dan tingkat letalitas yang tinggi. “Langkah preventif yang dapat diambil salah satunya adalah identifikasi molekuler dan upaya pengembangan marker molekular gen resisten pada melon dan beberapa tanaman budidaya lain. Peningkatan kesadaran dan teknologi preventif yang terintegrasi baik di tingkat petani, produsen benih dan intitusi riset terkait di Indonesia,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Perubahan iklim telah menjadi semakin nyata dengan sejuta akibat yang menunggangi dalam berbagai sektor terutama sektor agrikultur di Indonesia. Langkah preventif dan adaptasi teknologi pertanian terkini baik skala kecil dan industri harus dilakukan guna melindungi kekayaan biodiversitas Indonesia.

Gencarkan Hilirisasi Hasil Penelitian Tim Peneliti Fakultas Biologi UGM Ikuti Boot Camp CPPBT 2019

PenelitianPrestasiRilis BeritaTajuk Sabtu, 13 April 2019

(10/04)

Sebanyak 132 peserta dari sekitar 70 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia mengikuti kegiatan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Boot Camp 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Hotel Grand Mercure, Jakarta. Dari ribuan proposal dan serangkaian proses yang panjang, akhirnya hanya terpilih 5 pemenang dari UGM untuk mendapatkan pendanaan Hibah CPPBT tahun 2019, salah satunya diketuai oleh Dekan Fakultas Biologi UGM, Dr. Budi Setiadi Daryono M. Agr. Sc.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Agenda kegiatan selama CPPBT Boot Camp 2019 ini meliputi Seminar, Workshop, Inspirational Talk dan Success Story dari Calon PPBT yang berhasil naik kelas ke Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT).“Pada pelatihan ini, banyak informasi didapatkan dari berbagai narasumber. Diantaranya mekanisme pendaftaran paten Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan produk, BPOM, sertifikasi halal, SNI, ijin edar pertanian dan sebagainya. Tentunya nanti bermanfaat dalam pengembangan produk dan bisnis yang dimiliki masing-masing inovator. Selain itu, dipelajari juga bagaimana cara untuk menyelesaikan permasalahan dan menciptakan peluang bisnis. Mulai dengan membuat thinking design, business model canvas dan business plan. Tiap peserta diuji dengan membuat Business Plan individu dan kelompok yang kemudian dipresentasikan dan mendapatkan penilaian dari juri Kemenristekdikti”, tutur Muhammad Alif Ishak, S.Si., perwakilan anggota tim peneliti Fakultas Biologi UGM.

Pada kesempatan tersebut, Tim Sebatik yang beranggotakan 9 peserta yang berasal dari UGM, UB, UNPAD, IPB dan UII yang diketuai oleh Muhammad Alif Ishak menjadi Juara I Presentasi Roadmap Kelompok Terbaik dengan membuat Platform “CATROL” Cathering Online. Latar belakang pembuatan platform daring ini adalah keresahan masyarakat terutama kaum ibu yang membutuhkan berbagai macam makanan untuk berbagai acara seperti meeting, arisan dll. Media ini merangkul berbagai macam katering terpilih dalam suatu aplikasi yang memiliki berbagai macam pilihan makanan, kualitas terjamin, praktis dan cepat sehingga dapat memenuhi memenuhi permintaan pelanggan.

Diakhir pelatihan, seluruh peserta Boot Camp CPPBT 2019 mengikuti acara Indonesia Startup Summit 2019 di Jakarta International Expo (JIExpo).

Temu Akbar Perusahaan Pemula Indonesia merupakan upaya dalam membuka jejaring antara startup dengan industri dan investor. Pelatihan ini diharapkan akan menumbuhkan semangat inovasi, kompetitif dan kolaboratf para inovator muda sehingga dapat bersaing di mancanegara. Tentunya diharapkan pula dapat mendukung perekonomian nasional Indonesia.

MicroLab Scientific Series: Actinomycin dan Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi

PenelitianRilis BeritaTajuk Kamis, 28 Maret 2019

(18/03)

MicroLab Scientific merupakan diskusi dan sharing penelitian yang diselenggarakan oleh Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM. MicroLab Scientific menjadi sebuah forum untuk menumbuhkan semangat meneliti, sharing metode, dan memperdalam keilmuan mengenai objek-objek mikrobiologi. Dihadiri oleh dosen mikrobiologi, narasumber/peneliti, pakar mikrobiologi dan mahasiswa, dalam kesempatan tersebut terdapat dua topik penelitian yang didiskusikan yaitu Metode Combined-culture untuk Produksi Senyawa Aktif pada Actinomycetes dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi Mentah pada Sungai Bengawan Solo.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Dalam kegiatan tersebut hadir dua orang narasumber yaitu Abrory A. C. Pramana, S. Si., M. Sc. dan M. Fathi Rizqullah, S.Si. Abrory A. C. Pramana, S. Si., M. Sc. mempresentasikan penelitiannya yaitu Combined-culture: Interaksi Mikrobia untuk Memicu Produksi Senyawa Aktif Khusus dari Actinomycetes. Penelitian ini bertujuan untuk memicu produksi metabolit khusus dari Actinomycetes menggunakan metode combined-culture.

Dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah bakteri yang secara gradual mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Sementara, sejak tahun 2010, jumlah senyawa temuan baru menurun, dimana senyawa-senyawa yang sebelumnya telah ditemukan tidak lagi mampu menyembuhkan penyakit akibat adanya resistensi dari bakteri oleh antibiotik. Salah satu metode yang dilakukan untuk isolasi senyawa baru yaitu dengan metode combined-culture, didasari oleh interaksi antar mikrobia yang mampu memproduksi suatu senyawa baru. Bakteri yang digunakan termasuk dalam golongan Actinomycetes, dengan kluster genomik identik dan dapat menghasilkan senyawa aktif obat. Bakteri yang dikultur dengan metode combined-culture yaitu Streptomyces lividans dan Tsukamurella pulmonis dan menghasilkan salah satu senyawa aktif yaitu Actinomycin. Isolat didapat dari sampel tanah di Hokkaido, untuk selanjutnya dilakukan analisis metabolomik dengan jaringan molekuler untuk mengklasifikasikan senyawa yang dihasilkan oleh combined-culture tersebut. Temuan yang didapat adalah senyawa antibiotik baru dengan aktivitas yang cukup tinggi yaitu Harundomycin dan Sideromycin memiliki berat molekul m/z 904. 2597 dengan similaritas unik terhadap senyawa Thiol.

Presentasi dilanjutkan dengan narasumber kedua M. Fathi Rizqullah, S.Si mempresentasikan penelitiannya mengenai Identifikasi Fenotipik Isolat Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi Mentah pada Sungai Bengawan Solo. Dengan tujuan identifikasi dan karakterisasi fenotip isolat bakteri pendegradasi minyak bumi mentah di anak Sungai Bengawan Solo, Lapangan Wonocolo, Kota Cepu, Jawa tengah. Kota Cepu sendiri merupakan kota yang cukup dikenal karena produksi minyaknya. Kontaminasi minyak bumi dapat terjadi sebab kebocoran tangki penyimpanan di bawah dan di atas permukaan tanah, tumpahan selama pengangkutan produk minyak bumi, situs penambangan terbengkalai dan berbagai macam proses industri sangat berbahaya bagi ekosistem air dan tanah serta membutuhkan biaya remediasi yang mahal.

Solusi penanganan limbah hidrokarbon dapat dilakukan dengan bioremediasi. Metode ini lebih murah dan dan tidak menyumbangkan senyawa kimia tambahan ke lingkungan. Agensia hayati yang biasanya digunakan untuk menguraikannya adalah mikrobia. Sampel air anak sungai Bengawan Solo diambil kemudian diisolasi dan dikarakterisasi di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Dua isolat hidrokarbon bakteri pendegradasi berhasil diisolasi dengan kode WCL.K dan WCL.B. Berdasarkan hasil uji koloni, uji sel dan uji morfologi biokimia terhadap dua isolat bakteri tersebut diketahui bahwa bakteri tersebut merupakan anggota genus Klebsiella dan genus Stenotrophomonas. Dengan masa pertumbuhan koloni 4 hingga 7 hari, kedua bakteri tersebut dapat mendegradasi senyawa hidrokarbon dari tumpahan minyak bumi.

MicroLab Scientific sendiri diharapkan dapat menjadi forum rutin diskusi dan sharing penelitian terkait mikrobiologi yang kedepannya diharapkan dapat ditingkatkan jumlah peserta dan cakupan pembahasannya. “Dari presentasi dan diskusi yang telah dilakukan, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para peneliti untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman penelitian di Laboratorium, serta membuka wawasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada tengah-tengah masyarakat Indonesia” tutur Esa Erhana.

Tim Biovir Fakultas Biologi UGM Tingkatkan Kerjasama Biomedis dengan B2P2VRP Kemenkes

PenelitianTajuk Jumat, 3 Agustus 2018

  1. Menyadari akan besarnya potensi biodiversitas tropika Indonesia sebagai obat-obatan untuk mengobati berbagai penyakit, salah satunya penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Untuk menanggapi hal tersebut, Fakultas Biologi membentuk Tim Biovir Fakultas Biologi UGM yang dipimpin oleh Dr. Purnomo, M.S. beserta anggota tim, Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dan Rury Eprilurahman, M.Sc.. Tim Biovir akan melakukan pendataan flora dan fauna yang mempunyai potensi sebagai herbal, jamu atau obat antivirus yang menginfeksi manusia. Tim Biovir berhasil meraih dana Hibah Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT) UGM tahun 2018 guna penelitian selama 5 tahun, yaitu dari 2018 sampai 2023.

Untuk bisa menjalankan projek ini, tim Biovir melakukan kunjungan ke Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Vektor Dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Kementerian Kesehatan. Kunjungan yang diadakan pada Rabu, 1 Agustus 2018 ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama riset khususnya pemanfaatan data Ristoja Kemenkes untuk obat dan herbal potensial penyakit yang diakibatkan oleh virus. Dalam kunjungannya, Tim Biovir Fakultas Biologi UGM diterima oleh Direktur/Kepala B2P2VRP Kemenkes di Salatiga yaitu Bapak Joko Waluyo, ST, MScPH.

“Kerjasama antara Fakultas Biologi UGM dengan B2P2VRP Kemenkes telah dilaksanakan sejak lebih dari 20 tahun lalu khususnya di bidang eksplorasi dan sistematika flora yang berpotensi sebagai jamu, herbal dan obat..dan akan terus kita tingkatkan khususnya dibidang identifikasi, koleksi, taksonomi dan sistematika baik konvensional maupun dengan pendekatan biologi molekular juga peningkatan sharing koleksi herbarium ke depannya”, harap Dr. Budi selaku Dekan Fakultas Biologi UGM sekaligus anggota dari tim Biovir Fakultas Biologi UGM.

Anggrek Phalaenopsis Alam di Indonesia Terancam Punah

PenelitianTajuk Kamis, 22 Maret 2018

Tanaman anggrek Phalaenopsis sp. alam di tanah air mengalami ancaman kepunahan. Padahal, anggrek ini memiliki peran penting sebagai induk persilangan dalam budidaya anggrek.

“Keberadaan anggrek Phalaenopsis alam di Indonesia sudah sangat berkurang sehingga perlu dilakukan konservasi,” kata Dr. Mahfut, S.Si., M.Sc., dalam diseminasi hasil penelitiannya di Fakultas Biologi UGM, Selasa (20/3).

Mahfut menyampaikan Phalaenopsis sp. alam teridri dari 63 jenis dan 22 spesies diantaranya terdapat di Indonesia. Sayangnya, anggrek ini di habitat aslinya terancam mengalami kepunahan dan rentan terinfeksi virus.

“Anggrek ini dilaporkan telah terinfeksi 50 jenis virus dan Ondotoglossum ringspot virus (ORSV) merupakan virus yang terbanyak menginfeksi tanaman anggrek phalaenopsis di Indonesia,” ungkapnya.

Melihat kenyataan tersebut, Mahfut menilai upaya konservasi perlu dilakukan melalui pelestarian dan perlindungan tanaman. Upaya pelestarian dapat dilakukan dengan analisis variasi genetik melalui deteksi dan karekterisasi gen Coat Protein (CP) dan rbcL. Sementara itu, usaha perlindungan bisa dilakukan dengan induksi ketahanan Orchid Mycorrhiza  terhadap ORSV.

Mahfut pun melakukan penelitian tentang variasi genetik gen rbcL dan gen CP, serta induksi ketahanan Phalaenopsis alam di Idonesia terhadap ORSV dengan Orchid Mycorrhiza. Dalam penelitian tersebut menggunakan daun Phalaenopsis sp. alam bergejala yang dikumpulkan dari 10 lokasi hutan alam dan kebun raya di Indonesia.

Dari hasil uji diketahui 6 sampel positif terinfeksi ORSV. Selanjutnya, hasil analisis pohon filogenetik gen CP ORSV diketahui dari isolat ORSV di Indonesia yang diuji terpisah dengan isolat ORSV asal negara lainnya. Sedangkan hasil analisis filogenetik gen rbcL kloroplas menunjukkan aksesi asal Jayapura dan Balikpapan memiliki kekerabatan yang dekat.

“Kedua aksesi tersebut tidak mengalami banyak mutasi seperti aksesi lainnya karena keduanya merupakan anggrek Phalaenopsis alam asli setempat dan bukan hasil introduksi sehingga tahan terhadap infeksi ORSV,” paparnya. (Humas UGM/Ika).

Dikutip dari ugm.ac.id

Tim Peneliti Fakultas Biologi Berhasil Identifikasi Wabah Belalang Setan di Gunungkidul

PenelitianTajuk Kamis, 25 Januari 2018

Baru-baru ini, Kabupaten Gunung Kidul digegerkan oleh Belalang Setan yang secara tiba-tiba hadir dalam jumlah yang melimpah. Belalang setan itu sendiri merupakan  belalang anggota Famili Pyrgomorphidae, ordo Orthoptera dengan kepala dan thorak  berwarna gelap kebiruan dan bagian lateralnya kuning cerah,  abdomen bagian tergit dan sternit berseling merah-kuning. Sayap berwarna hijau dengan bercak kuning. Warna-warna pada badannya memberikan peringatan untuk menjauhkan diri dari predator. Belalang setan memiliki perilaku yang unik, yaitu apabila terganggu, maka akan mengeluarkan busa dari bagian thoraksnya. Cairan tersebut memang berbau menyengat, darimana nama belalang itu didapat, namun tidak beracun bagi manusia. Cairan tersebut bermanfaat sebagai salah satu cara mempertahankan diri mereka terhadap mangsanya. Belalang setan adalah belalang pemakan segala. Di Srilanka, belalang tersebut menyukai tumbuhan dadap, kelapa, Areca dan pisang.

Guna menyelidiki penyebab meledaknya jumlah belalang setan di Gunung Kidul, Fakultas Biologi mengirimkan tim peneliti, yang terdiri dari Drs. Sudaryadi, M.Kes, Soenarwan Hery Purwanto, M. Kes., serta Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D.. Investigasi yang dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Januari 2018, ini dilakukan di wilayah perbatasan Karangrejek dan Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul dan beberapa titik lokasi lain di Kecamatan Wonosari, Karangmojo dan Nglipar. Hasil survei di beberapa lokasi tersebut menunjukkan bahwa Belalang setan (Jawa: walang setan), Aularches miliaris (L.) memang banyak ditemukan di perbatasan dusun Baleharjo dan karangrejek.

“Kami menemukan fase dewasa maupun pra-dewasa belalang tersebut dalam jumlah yang cukup banyak pada satu lahan tanaman rumput kalanjana, namun bahkan di tempat lain yang jaraknya sekitar 500 meter dari titik dimana terdapat belalang tidak ditemukan.”, papar tim peneliti Fakultas Biologi UGM.

Belalang setan memiliki siklus hidup yang relatif cukup lama dibandingkan dengan jenis-jenis belalang lainnya. Dalam literatur di atas, disebutkan siklus hidup belalang setan yang dipelihara di laboratorium berkisar antara 9-10 bulan, di mana empat bulan di antaranya dalam fase telur. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan populasi di lapang, akan bergerak relative lama.

http://web01.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/11/2018/01/bs-video-1.mp4

Berdasarkan pengalaman dari tim peneliti Fakultas Biologi ini dan didukung beberapa narasumber dari petani di Gunungkidul, belalang setan sering dijumpai di lapang pada awal musim hujan walaupun jumlahnya relatif sangat sedikit.

“Pada saat ini kami sedang melakukan pengamatan preferensi pakan belalang setan berkaitan dengan kemungkinan ledakan hama, penentuan habitat yang disukai untuk peletakan telur, serta kemungkinan mendapatkan musuh alami dari belalang setan tersebut” papar tim peneliti Fakultas Biologi UGM.

Selain itu, Berdasarkan survey cepat yang dilakukan, tim peneliti Fakultas Biologi menarik kesimpulan sementara bahwa ledakan hama belalang setan di Gunungkidul masih bersifat lokal, terbatas pada wilayah Baleharjo-Karangrejek, namun harus tetap di waspadai karena masih banyak serangga yang berada dalam fase pra-dewasa, artinya dalam beberapa minggu ke depan belalang tersebut masih akan mudah dijumpai.

“Oleh karena itu perlu pemantauan secara periodik. Belalang setan, merupakan belalang yang aktif di malam hari, memiliki pergerakan yang lambat, dengan demikian, bila pengendalian dirasakan bisa dilakukan dengan menangkap secara manual”, himbau tim Peneliti Fakultas Biologi UGM.

 

Fakultas Biologi UGM Usulkan Nama Varietas Baru untuk Kacang Tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis)

PenelitianTajuk Jumat, 12 Januari 2018

Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan kaum Biolog di Indonesia. Beragam penelitian coba dikembangkan para peneliti bangsa guna peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan rakyat di tanah air tercinta Indonesia. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan eksistensi dan konsistensinya dalam mengoptimalkan misi tersebut. Setelah bergaung dengan perakitan 11 varitas baru yang telah berhasil di daftarkan ke Kementrian Pertanian RI, kini Fakultas Biologi UGM melalui Laboratorium Genetika dan Pemuliaan kembali melakukan penelitian mengenai perakitan kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis). Kacang ini memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang umum di pasaran. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima, ukuran biji dan polong lebih besar daripada kacang tanah umumnya, dan produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi sebanyak kurang lebih 25 polong per tanaman. Lebih utama kacang tanah ini memiliki penciri utama berupa corak lurik atau baercak-bercak berupa garis ungu kecokelatan pada bagian kulit bijinya.

Penelitian terkait kacang tanah ini telah dimulai sejak Juli 2017 di Green House Ngombol, Purworejo bekerja sama dengan salah satu petani setempat. Kini proses penelitiannya masih terus berlanjut.

 
 
 
 
 
 

Mengingat adanya karakter unik berupa lurik pada kulit biji serta minimnya penelitian pada kacang tanah jenis ini maka Dr. Budi Daryono selaku ketua peneliti dan juga Dekan Fakultas Biologi menyatakan visinya kedepan untuk mengajukan nama ilmiah baru khususnya pada tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis). “Kami masih terus berupaya untuk mengeksplorasi lebih jauh informasi ilmiah mengenai kacang tanah jenis ini. Bukan tidak mungkin kedepan Fakultas Biologi UGM akan berkontribusi nyata dalam perumusan nama ilmiah baru tingkat varietas menjadi kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis) “ ujar Dr. Budi Daryono.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Ahli Taksonomi Tumbuhan Fakultas Biologi UGM, Dr. Purnomo yang menyatakan bahwa pengajuan nama varietas bukanlah suatu hal yang mustahil asal dilengkapi dengan beragam data pendukung guna mendapatkan deskripsi pencandraan yang komprehensif. “Hingga saat ini belum ada klasifikasi intraspesifik formal untuk kacang tanah jenis ini. Lebih lanjut, kacang tanah ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi varietas kacang tanah dari Fakultas Biologi UGM dengan nama varietas sesuai rancangan kita asalkan sudah dilengkapi dengan data pendukung pencandraan dari sisi morfologi, anatomi, hingga molekuler”, ujar Dr. Purnomo.

 

MicroLabMeet#7 : Menelisik Keberagaman Bakteri Endosimbion pada Nyamuk Aedes Albopictus dan Uji Aktivitas Metabolit Sekunder Aktinomisetes SM117 Terhadap Virus Newcastle Disease

Penelitian Rabu, 6 Desember 2017

Kamis (30/11/17) lalu, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM kembali menggelar kegiatan presentasi hasil penelitian mahasiswa yang bertajuk Lab Meeting. Kegiatan dwipekanan ini dihadiri oleh para peneliti, mahasiswa, dan dosen civitas akademika Fakultas Biologi UGM.

Tema Labmeeting kali ini membahas mengenai bakteri endosimbion pada nyamuk Aedes aegypti dan Uji aktivitas metabolit sekunder dari Aktinomisetes SM117. Presentasi dalam pembahasan ini disampaikan oleh Pratama Adi Nugroho YS dan Taufik Suryahadikusuma yang merupakan mahasiswa Fakultas Biologi UGM.

Adi (2017) memaparkan bahwa penelitian yang sedang ia tekuni ini bertujuan untuk melihat keanekaragaman bakteri endosimbion pada Aedes albopictus. Hal ini dilatar belakangi oleh sifat bakteri endosimbion yang dapat bersimbosis secara mutualisme maupun parasitisme (patogen), sehingga dengan adanya bakteri endosimbion yang bersifat patogen pada Aedes albopictus sangat  berpotensi sebagai agensi pengontrol populasi nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor pembawa penyakit demam berdarah. Sejauh ini baru diketahui bahwa bakteri simbion yang bersifat patogen pada serangga antara lain Wolbachia sp., Bacillus sp. Xenorhabdus sp., Photorhabdus sp., Serratia sp., dan lain-lain. Sehingga Adi mengungkap bahwa bakteri endosimbion pada nyamuk Aedes albopictus ini sangat penting untuk dipelajari lebih lanjut.

Menurut Adi (2017), hasil pengujian aktivitas antibiotik isolat bakteri menunjukkan bahwa terdapat 8 isolat yang memiliki aktivitas antibiotik terhadap S. aureus dan/atau E. coli. Uji aktivitas isolat bakteri terhadap larva Ae. aegypti menunjukkan bahwa isolat BAE-A10 memiliki aktivitas penghambatan paling tinggi terhadap larva Ae. aegypti.

Sementara pada presentasi kedua yang disampaikan oleh Taufik Suryahadikusuma menitik berat pada Uji Aktivitas Metabolit Sekunder Aktinomisetes SM117 terhadap penyakit New Castle Disease. Newcastle Disease atau ND merupakan salah satu penyakit pada unggas yang disebabkan oleh virus. ND pada ayam dapat menyebabkan kelainan pada sistem pernapasan, syaraf, pencernaan, produksi telur, dan bahkan kematian.

Aktinomisetes merupakan mikroorganisme yang berpotensi dalam bidang farmasi. Aktinomisetes dapat memproduksi metabolit sekunder yang berpotensi sebagai bahan baku obat. Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas metabolit sekunder aktinomisetes SM117 terhadap virus Newcastle Disease. Aktivitas metabolit sekunder aktinomisetes SM117 diuji dengan menginokulasi campuran vaksin aktif ND La Sota dan metabolit sekunder aktinomisetes SM117 dengan berbagai perlakuan konsentrasi (0,125;0,25;0,5;1 mg/ml) ke dalam telur Spesific Antibody Negative umur 9-11 hari. Setelah diinkubasi 4-5 hari, cairan allantois telur diambil dan dilakukan uji hemagglutinasi (HA).

Menurut Taufik (2017) yang dibimbing oleh Bapak Abdul Rahman Siregar S.Si., M.Biotech. ini mengugkapkan bahwa pada penelitian ini belum teramati adanya aktivitas antivirus Newcastle Disease dari metabolit sekunder aktinomisetes SM117. Hal ini ditunjukkan dengan terjadinya aglutinasi pada semua perlakuan konsentrasi metabolit sekunder aktinomisetes SM117 pada uji HA.

Harapannya segala jenis penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dalam mengembangkan skill dan kemampuan bekerja di dalam laboratorium dan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya sebagai solusi dalam menghadapai masalah di lingkungan sekitar yang kerap kali menghampiri dan butuh kontribusi. **HanifaHanini

MicroLabMeet#6 : Eksplorasi Manfaat Degradasi Slurry Kotoran Sapi sebagai Pupuk Organik dan Uji Aktivitas Metabolit Sekunder Isolat Aktinomisetes SM117 sebagai Antibakteri

Penelitian Selasa, 21 November 2017

Kamis (16/11/17), Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM kembali menyelenggarakan Lab Meeting yang dihadiri oleh civitas akademika yang meliputi peneliti, asisten, dosen dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Topik yang diangkat pada pertemuan kali ini yaitu mengenai “Degradasi Slurry Kotoran Sapi oleh Bakteri dari Digester Biogas dalam Aerater Tank sebagai Pupuk Organik” dan “Aktivitas Antibakteri Metabolit Sekunder Isolat Aktinomisetes SM 117 Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus”.

Presenter pertama disampaikan oleh Haris Khoirul Usman yang merupakan mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Biologi UGM. Menurut Haris (2017), yang dibimbing oleh ibu Prof. Dra.Endang Sutariningsih Soetarto, M.Sc. Ph.D ini menyatakan bahwa Slurry merupakan sisa proses digesti biogas yang mempunyai potensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Hal ini disebabkan karena slurry biogas mengandung berbagai macam unsur hasil degradasi anaerob seperti Nitrogen, Fosfor, dan Kalium yang dibutuhkan oleh tanaman. Salah satu hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam family solanaceae adalah nitrat sebagai sumber nitrogen, dan slurry biogas diketahui memiliki kandungan amoniak yang tinggi namun rendah nitrat. Sehingga penelitian ini  bertujuan untuk meningkatkan kandungan nitrat pada slurry biogas agar mudah diserap oleh tanaman khususnya family Solanaceae melalui analisis aktivitas bakteri pengoksidasi amoniak dan bakteri pengoksidasi nitrit.

Haris (2017) menyebutkan, selama 15 hari pengamatan, kadar nitrat tertinggi diperoleh pada perlakuan aerasi dengan kecepatan 30 mL/s pada hari ke-12 dengan nilai pH 5,5, amoniak (NH3) < 0,0002 mg/L, nitrit (NO2) 2,6350 mg/L, nitrat (NO3) 569,33 mg/L. sementara pada tahap akhir pengamatan, didapatkan 4 isolat bakteri yang berperan dalam konversi slurry biogas menjadi pupuk organik tinggi nitrat, yang selanjutnya perlu dilakukan identifikasi dan karakterisasi lebih lanjut.

Lain halnya dengan Haris, Penelitian yang dilakukan oleh Lovy Perdani yang merupakan mahasiswa Semester 5 Strata 1 Fakultas Biologi UGM lebih menitik berat pada uji metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Bakteri Aktinomisetes. Penelitian yang dibimbing oleh Bapak Abdul Rahman Siregar, S.Si., M.Biotech ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi potensi Aktinomisetes SM 117 sebagai antibakteri terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus sebagai upaya untuk membantu menyelesaikan permasalahan mengenai resistensi dan produksi bahan baku antibiotik di Indonesia yang belum berkembang maksimal.

Menurut Lovy (2017) yang ditemui pasca presentasi menuturkan bahwa ekstrak metabolit sekunder Aktinomisetes SM117 memiliki kemampuan antibakteri dengan kriteria daya hambat yang kuat terhadap bakteri patogen S.aureus dan E.coli. Hal ini dibuktikan dengan adanya zona hambat dengan ukuran diameter beragam yang terbentuk dari ekstrak kasar Aktinomisetes SM117. Analisis data menggunakan kruskal wallis one way ANOVA, menunjukkan hasil yang signifikan pada S.aureus (P < 0,05), dan uji lanjut  dengan LSD menunjukkan adanya beda nyata pada  konsentrasi 0,5 mL (P<0,05).

Harapannya penelitian ini dapat membuka celah baru dalam kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan pupuk organik yang kaya manfaat serta pengembangan antibiotik baru melalui eksplorasi bakteri Aktinomisetes SM 117 sebagai salah satu upaya menurunkan daya resistensi manusia terhadap antibiotik. Semoga penelitian ini dapat diaplikasikan ke masyarakat sehingga masyarakat luas pun dapat mengambil manfaat dari keberhasilan penelitian ini.**Hanifa Hanini

12345…8

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Kolaborasi PKM-MBKM Fakultas Biologi UGM dan Gerakan Ekonomi Kaum Ibu (GEMI) : Pelatihan Pembuatan Pengharum Ruangan Aromaterapi sebagai Bioinsektisida dari Tanaman Atsiri
  • Field Trip Keilmuan Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT) 2025
  • Soroti Kasus Lahan Bekas Tambang Nikel yang Tidak Produktif, Mahasiswa Fakultas Biologi Raih Silver Medal pada Lomba Esai Nasional SEARY 8.0
  • BEM Biologi Selenggarakan Sekolah Desain 2025
  • IGF Primers “Back to Basic” Hands-on Workshop
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Izin Penelitian Skripsi/Tesis/Disertasi

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY