Peningkatan ketahanan pangan nasional merupakan salah satu misi yang relevan dengan kaum Biolog di Indonesia. Beragam penelitian coba dikembangkan para peneliti bangsa guna peningkatan kualitas pangan sekaligus kesejahteraan rakyat di tanah air tercinta Indonesia. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali menunjukkan eksistensi dan konsistensinya dalam mengoptimalkan misi tersebut. Setelah bergaung dengan perakitan 11 varitas baru yang telah berhasil di daftarkan ke Kementrian Pertanian RI, kini Fakultas Biologi UGM melalui Laboratorium Genetika dan Pemuliaan kembali melakukan penelitian mengenai perakitan kacang tanah (Arachis hypogaea var. Lurikensis). Kacang ini memiliki karakter dan keunggulan yang berbeda dengan jenis kacang tanah yang umum di pasaran. Kacang ini memiliki biji dengan jumlah minimal tiga dan maksimal lima, ukuran biji dan polong lebih besar daripada kacang tanah umumnya, dan produktivitas pertanaman juga tergolong tinggi sebanyak kurang lebih 25 polong per tanaman. Lebih utama kacang tanah ini memiliki penciri utama berupa corak lurik atau baercak-bercak berupa garis ungu kecokelatan pada bagian kulit bijinya.
Penelitian
Kamis (30/11/17) lalu, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM kembali menggelar kegiatan presentasi hasil penelitian mahasiswa yang bertajuk Lab Meeting. Kegiatan dwipekanan ini dihadiri oleh para peneliti, mahasiswa, dan dosen civitas akademika Fakultas Biologi UGM.
Tema Labmeeting kali ini membahas mengenai bakteri endosimbion pada nyamuk Aedes aegypti dan Uji aktivitas metabolit sekunder dari Aktinomisetes SM117. Presentasi dalam pembahasan ini disampaikan oleh Pratama Adi Nugroho YS dan Taufik Suryahadikusuma yang merupakan mahasiswa Fakultas Biologi UGM.
Kamis (16/11/17), Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM kembali menyelenggarakan Lab Meeting yang dihadiri oleh civitas akademika yang meliputi peneliti, asisten, dosen dan mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Topik yang diangkat pada pertemuan kali ini yaitu mengenai “Degradasi Slurry Kotoran Sapi oleh Bakteri dari Digester Biogas dalam Aerater Tank sebagai Pupuk Organik” dan “Aktivitas Antibakteri Metabolit Sekunder Isolat Aktinomisetes SM 117 Terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus”.
Perkembangan ilmu dan teknologi saat ini berlangsung cepat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tidak hanya dari segi teknologi dan komunikasi yang saat ini menjadi tren, namun dari segi diet dan kebutuhan makanan pun menjadi fokus gaya hidup manusia masa kini. Kehidupan manusia saat ini dalam kebutuhan makanan menuntut aspek keamanan pangan dan kandungan senyawa yang berkualitas untuk memelihara kondisi tubuh.
Gama Melon sebagai tim riset dari Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi saat ini tengah berhasil merilis dan mendaftarkan varietas melon baru hasil riset yang memiliki keunggulan dan keunikan tersendiri pada setiap varietasnya. Dr. Budi Daryono selaku ketua tim peneliti dan juga Dekan Fakultas Biologi menuturkan bahwa melon yang dihasilkan dari Gama Melon merupakan produk hibridisasi dan seleksi gen unggul tanpa menyisipkan gen asing di dalamnya, sehingga bukanlah sebuah produk GMO (Genetically Modified Organism). “ Kami melakukan riset persilangan genetik dan melihat pewarisan gen unggul antar generasi, dari hal tersebut kami menciptakan berbagai macam melon yang unggul dengan tujuannya masing-masing tanpa menjadikannya sebagai produk GMO” ujar Dr. Budi Daryono.
Pangan sebagai sebagai sumber energi sangat berperan penting bagi manusia, akan tetapi sifatnya yang mudah rusak oleh kontaminasi mikroba menyebabkan kualitas pangan tersebut menjadi menurun. Berbagai usaha pengawetan dengan penambahan bahan pengawet sintesis dinilai tidak cukup aman untuk digunakan sehingga mendorong para peneliti untuk mencari agen biopreservatif lainnya. Salah satu agen tersebut adalah bakteri asam laktat yang menghasilkan bakteriosin.
Penelitian ini dilakukan oleh Risky Nurhikmayani yang merupakan mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Biologi UGM di bawah bimbingan Ibu Dr. Endah Retnaningrum,M.Eng. Risky yang ditemui saat mempresentasikan penelitiannya pada tanggal 2 November 2017 lalu di laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM memaparkan bahwa bakteri asam laktat dapat ditemukan pada makanan fermentasi dan di daerah Sulawesi Selatan terdapat makanan khas lokal yang telah difermentasi yang disebut ‘Chao’. Sehingga ia tertarik untuk mendapatkan isolat bakteri asam laktat penghasil bakteriosin, menguji kemampuan bakteri asam laktat dalam menghasilkan bakteriosin serta melakukan karakterisasi dan identifikasi bakteri asam laktat penghasil bakteriosin asal chao secara molekuler.
Kamis,(19/10/17) Laboratorium Mikrobiologi kembali melakukan agenda rutin yang mempresentasikan hasil-hasil penelitian dibidang mikrobiologi. Kali ini presentasi di sampaikan oleh Larasati Kirana Putri, Syamsul Arif Ardhiansyah dan Akhowarizmi Avisienna Kindi Muhamad yang merupakan mahasiswa S1 Fakultas Biologi UGM. penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Miftahul Ilmi, M.Sc dan penelitian ini merupakan karya yang akan dipresentasikan pula pada mata kuliah Seminar di Fakultas Biologi UGM pada November mendatang.
Dalam penelitian bidang genetika, penggunaan lalat buah sebagai organisme model sangatlah umum. Serangga dengan nama ilmiah Drosophila melanogaster ini banyak digunakan untuk mempelajari genetika evolusi karena siklus hidupnya yang singkat yaitu sekitar 2 minggu untuk satu generasi, berukuran kecil sehingga tidak membutuhkan ruang terlalu besar, dan telah banyak diteliti oleh para pakar. Mempertimbangkan hal tersebut, salah satu akademisi dari Taiwan, Dr. Shu-Dan Yeh, melakukan beberapa penelitian terkait mekanisme molekular genetik pada lalat yang melandasi keanekaragaman hayati. Keanekaragaman kehidupan di bumi yang menakjubkan dapat berasal dari evolusi sifat-sifat biologis di berbagai tingkatan, termasuk dalam tingkat gen.
Akhir-akhir ini permintaan akan bahan pewarna tekstil semakin meningkat. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh tingginya angka produksi bahan tekstil yang membutuhkan berbagai macam warna, khususnya pewarna pada pakaian. Menurut API (2013), kebutuhan pakaian orang Indonesia rata-rata per kapita/tahun sebesar 7,5 Kg termasuk di dalamnya ada batik. Produksi kain batik per tahun itu adalah 20 juta meter. Jadi menurut perhitungan, khusus pakaian batik hampir 15 meter/kapita/tahun, dan untuk memproduksi ini membutuhkan pewarna sintetis. Akan tetapi saat ini pewarna sintetis yang digunakan umumnya tidak memenuhi kaidah lingkungan sehingga limbah buangan pewarna pun kini menjadi masalah yang cukup serius dari segi ekologi.
Melanoma maligna adalah jenis kanker yang menyerang kulit dan bisa menyebar ke organ lain dalam tubuh. Melanoma terbentuk ketika terjadi sesutau yang salah pada sel yang memproduksi melanin (melanocytes) yang memberikan warna pada kulit. Melanoma adalah salah satu efek negatif yang disebabkan karena sinar UV. Melanoma dapat muncul pada kulit yang normal, atau dapat berawal sebagai tahi lalat atau daerah lain pada kulit yang mengalami perubahan wujud. Beberapa tahi lalat yang timbul saat lahir dapat berkembang menjadi melanoma. Tahi lalat pada dasarnya tidak berbahaya, tetapi ada kemungkinan berubah menjadi melanoma, bentuk kanker kulit paling serius karena kemampuannya untuk menyebar.
Dua staf Fakultas Biologi, baru saja menyelesaikan studi doktoralnya. Masing – masing adalah drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. dari lab Entomologi, dan Dr. Miftahul Ilmi, S.Si., M.Sc. Keduanya menyampaikan hasil penelitiannya selama menempuh studi doktoral kepada civitas akademika Fakultas Biologi UGM yang terdiri dari dosen dan mahasiswa paskasarjana.
Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D. telah menyelesaikan studinya di Cardiff University, UK dengan fokus riset pada kajian penanggulangan vektor penyakit yang disebabkan oleh beberapa serangga seperti nyamuk, ngengat dan serangga hama lainnya. Beliau meneliti biokontrol terhadap vektor, yakni bakteri yang dapat menyebabkan toxin pada serangga, dan fokusan beliau pada spesies Lysinibacillus sphaericus.