(18/03)
MicroLab Scientific merupakan diskusi dan sharing penelitian yang diselenggarakan oleh Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Biologi UGM. MicroLab Scientific menjadi sebuah forum untuk menumbuhkan semangat meneliti, sharing metode, dan memperdalam keilmuan mengenai objek-objek mikrobiologi. Dihadiri oleh dosen mikrobiologi, narasumber/peneliti, pakar mikrobiologi dan mahasiswa, dalam kesempatan tersebut terdapat dua topik penelitian yang didiskusikan yaitu Metode Combined-culture untuk Produksi Senyawa Aktif pada Actinomycetes dan Identifikasi Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi Mentah pada Sungai Bengawan Solo.
Dalam kegiatan tersebut hadir dua orang narasumber yaitu Abrory A. C. Pramana, S. Si., M. Sc. dan M. Fathi Rizqullah, S.Si. Abrory A. C. Pramana, S. Si., M. Sc. mempresentasikan penelitiannya yaitu Combined-culture: Interaksi Mikrobia untuk Memicu Produksi Senyawa Aktif Khusus dari Actinomycetes. Penelitian ini bertujuan untuk memicu produksi metabolit khusus dari Actinomycetes menggunakan metode combined-culture.
Dilatarbelakangi oleh peningkatan jumlah bakteri yang secara gradual mengembangkan resistensi terhadap antibiotik. Sementara, sejak tahun 2010, jumlah senyawa temuan baru menurun, dimana senyawa-senyawa yang sebelumnya telah ditemukan tidak lagi mampu menyembuhkan penyakit akibat adanya resistensi dari bakteri oleh antibiotik. Salah satu metode yang dilakukan untuk isolasi senyawa baru yaitu dengan metode combined-culture, didasari oleh interaksi antar mikrobia yang mampu memproduksi suatu senyawa baru. Bakteri yang digunakan termasuk dalam golongan Actinomycetes, dengan kluster genomik identik dan dapat menghasilkan senyawa aktif obat. Bakteri yang dikultur dengan metode combined-culture yaitu Streptomyces lividans dan Tsukamurella pulmonis dan menghasilkan salah satu senyawa aktif yaitu Actinomycin. Isolat didapat dari sampel tanah di Hokkaido, untuk selanjutnya dilakukan analisis metabolomik dengan jaringan molekuler untuk mengklasifikasikan senyawa yang dihasilkan oleh combined-culture tersebut. Temuan yang didapat adalah senyawa antibiotik baru dengan aktivitas yang cukup tinggi yaitu Harundomycin dan Sideromycin memiliki berat molekul m/z 904. 2597 dengan similaritas unik terhadap senyawa Thiol.
Presentasi dilanjutkan dengan narasumber kedua M. Fathi Rizqullah, S.Si mempresentasikan penelitiannya mengenai Identifikasi Fenotipik Isolat Bakteri Pendegradasi Minyak Bumi Mentah pada Sungai Bengawan Solo. Dengan tujuan identifikasi dan karakterisasi fenotip isolat bakteri pendegradasi minyak bumi mentah di anak Sungai Bengawan Solo, Lapangan Wonocolo, Kota Cepu, Jawa tengah. Kota Cepu sendiri merupakan kota yang cukup dikenal karena produksi minyaknya. Kontaminasi minyak bumi dapat terjadi sebab kebocoran tangki penyimpanan di bawah dan di atas permukaan tanah, tumpahan selama pengangkutan produk minyak bumi, situs penambangan terbengkalai dan berbagai macam proses industri sangat berbahaya bagi ekosistem air dan tanah serta membutuhkan biaya remediasi yang mahal.
Solusi penanganan limbah hidrokarbon dapat dilakukan dengan bioremediasi. Metode ini lebih murah dan dan tidak menyumbangkan senyawa kimia tambahan ke lingkungan. Agensia hayati yang biasanya digunakan untuk menguraikannya adalah mikrobia. Sampel air anak sungai Bengawan Solo diambil kemudian diisolasi dan dikarakterisasi di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada. Dua isolat hidrokarbon bakteri pendegradasi berhasil diisolasi dengan kode WCL.K dan WCL.B. Berdasarkan hasil uji koloni, uji sel dan uji morfologi biokimia terhadap dua isolat bakteri tersebut diketahui bahwa bakteri tersebut merupakan anggota genus Klebsiella dan genus Stenotrophomonas. Dengan masa pertumbuhan koloni 4 hingga 7 hari, kedua bakteri tersebut dapat mendegradasi senyawa hidrokarbon dari tumpahan minyak bumi.
MicroLab Scientific sendiri diharapkan dapat menjadi forum rutin diskusi dan sharing penelitian terkait mikrobiologi yang kedepannya diharapkan dapat ditingkatkan jumlah peserta dan cakupan pembahasannya. “Dari presentasi dan diskusi yang telah dilakukan, diharapkan kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi para peneliti untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman penelitian di Laboratorium, serta membuka wawasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada tengah-tengah masyarakat Indonesia” tutur Esa Erhana.