• UGM
  • Portal Simaster
  • IT Center
  • Webmail
  • KOBI
  • Bahasa Indonesia
    • English
  • Informasi Publik
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Biologi
  • Tentang Kami
    • Sejarah
    • Visi, Misi & Tujuan
    • Organisasi
    • Staff
      • Tenaga Pendidik
      • Tenaga Kependidikan
      • Kepakaran dan Topik Riset Dosen
    • Fasilitas
      • Laboratorium
      • Kebun Biologi
      • Perpustakaan
      • Museum Biologi
      • Konsultasi Kesehatan Mental
    • Galeri
      • Gedung Fakultas
      • Museum Biologi
      • Penelitian
      • Gama Melon
  • Akademik
    • Program Sarjana
      • Visi, Misi, dan Tujuan
      • Matakuliah S1
      • Pendaftaran Skripsi
      • Pendaftaran Ujian Skripsi
      • Pendaftaran Yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Klaim MK Ekstrakurikuler
    • IUP
    • Program Profesi
      • Apa itu PKKH ?
      • Sejarah Pendirian Program Studi PKKH
      • Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Program Studi PKKH
      • Kompetensi Lulusan Program Studi PKKH
      • Bahan Kajian dan Profil Lulusan Program Studi PKKH
      • Kurikulum Program Studi PKKH
      • Pendaftaran Mahasiswa Baru PKKH
      • Informasi dan FAQ Program Studi PKKH
    • Program Magister
      • Deskripsi Program Magister Biologi
      • Mata Kuliah S2
      • Kurikulum by research
      • Info Pendaftaran
      • PENDAFTARAN UJIAN KOMPREHENSIF
      • Pendaftaran Ujian Tesis
      • pendaftaran yudisium
      • Pendaftaran Wisuda
      • Tracer Study
    • Program Doktor
      • Visi, Misi, Tujuan, & Sasaran Program Doktor Biologi
      • Info Pendaftaran
      • Pendaftaran Ujian Komprehensif
    • Akreditasi dan Jaminan Mutu
  • PENELITIAN & PENGGABDIAN
    • Pengelolaan Sampah
  • Kerja Sama
  • Alumni
    • Berita Alumni
    • BCADC (Web Alumni)
    • Data Kabiogama Pascasarjana
    • Data Kabiogama Sarjana
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • hal. 153
Arsip:

Rilis Berita

Produk Hikapel Hasil Riset Pangan Fungsional Fakultas Biologi UGM Dalam Hari Pangan Sedunia 16th Asean Food Conference Bali 2019

Rilis BeritaTajuk Minggu, 20 Oktober 2019

(16/10)

Tertinggal dengan negara Asia Tenggara dan beberapa negara di dunia Indonesia mengejar ketertinggalan tersebut ditandai dengan peningkatan signifikan animo riset dan angka publikasi riset berstandar Scopus mengenai pangan fungsional Indonesia. Beberapa produk riset yang berhasil ditelurkan salah satunya adalah melon Hikapel hasil riset Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Fokus utama pangan fungsional Indonesia meliputi antioksidan, diet serat, probiotik dan prebiotik (Harian Kompas Pangan Fungsional Menjadi Tren Global –Kompas, 2019). Dalam konferensi internasional 16th Asean Food Conference 2019 yang diselenggarakan di Denpasar, Bali 2019  hadir perwakilan dari beberapa negara di dunia diantaranya Jepang, Korea, China, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Bertajuk Outlook and Opportunities of Food Technology and Culinary for Tourism Industry konferensi tersebut menjadi ajang diskusi dan tukar informasi terkait beberapa topik riset, inovasi dan aplikasi pangan di wilayah Asia Tenggara. Dalam konferensi tersebut turut hadir Presiden International Union of Food Science and Technology, Prof. Dr. Mary K Schmidl sebagai salah satu dari pembicara kunci. Dikutip dari Harian Kompas Prof. Dr. Mary K Schmidl mengungkapkan bahwa diperkirakan di tahun 2024 permintaan konsumen terhadap pangan sehat, fungsional, suplemen dan nutraceuticals akan tumbuh secara pesat dengan nilai pasar mencapai 670 milliar dolar AS.

Indonesia sebagai negara megabiodiversitas sebenarnya telah terlebih dahulu mengembangkan pangan fungsional dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk jamu tradisional. Beberapa faktor pendukung diantaranya riset dan revisi beberapa aturan guna meningkatkan pengembangan pangan fungsional perlu dilakukan. Fakultas Biologi telah berhasil mengembangkan beberapa produk pangan fungsional salah satunya melon Hikapel hasil riset Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Dalam pameran produk riset pangan fungsional, Hikapel hadir menjadi satu diantara beberapa produk yang dipamerkan dalam konferensi tersebut. Hikapel merupakan varietas melon dengan beragam kelebihan salah satunya memiliki tingkat antioksidan yang tinggi dan dapat berperan sebagai sumber pangan suplemental guna memenuhi kebutuhan nutrisi dalam diet harian. Produk olahan berbasis Hikapel yaitu minuman jus buah dengan kemasan botol yang memudahkan konsumen dalam mengkonsumsi Hikapel.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5
Slide 6
Slide 7

Hikapel sendiri merupakan melon yang dikembangan dengan memanfaatkan kekayaan biodiversitas Indonesia melalui riset dan inovasi yang terukur. “Biodiversitas merupakan sumber penting dalam implementasi pengembangan konsep Green Economy di banyak negara. Namun, Indonesia yang notabene sebagai negara megabiodiversitas dengan berbagai macam potensinya untuk dieksplorasi belum dikelola secara optimal oleh pemerintah maupun praktisi sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Disisi lain revolusi industri 4.0 dan 5.0, menciptakan kondisi yang mengharuskan adanya inovasi dari setiap lini kehidupan untuk dapat bertahan dan eksis dari berbagai macam bentuk disrupsi,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Konsep Green Economy secara visual dapat ditunjukkan dengan Hikapel sebagai bentuk nyata kemampuan peneliti Indonesia dalam berinovasi secara nyata berlandaskan kekayaan biodiversitas Indonesia.

Diharapkan akan lahir lebih banyak produk pangan fungsional Indonesia yang dapat dirasakan secara nyata di lapisan ekonomi masyarakat. Disamping itu secara tidak langsung akan mendukung upaya konservasi dan pemberdayaan biodiversitas di Indonesia.

Dari Hobi Hingga Juarai Trail Run Mahasiswa Pascasarjana Biologi UGM Raih Peringkat Ketiga

Rilis Berita Rabu, 16 Oktober 2019

(13/10)

Universitas Gadjah Mada menggelar UGM Internasional Trail Run 2019 di Wanagama Eco Edu Forest. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka Dies Natalies UGM yang Ke-70. Acara yang berbentuk kompetisi lari tersebut diikuti oleh banyak peserta dengan tiga kategori jarak tempuh, yakni kategori 7 km, 14 km dan 21 km. Salah satu peserta yang menjuarai kompetisi Internasional tersebut pada posisi ke-3 adalah mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, yakni Windy Sahar angkatan 2017 (ganjil) pada kategori lari 7 km (Wanita).

Slide 1
Slide 2

Wanita yang aktif sebagai mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi ini menceritakan bahwa dirinya memang hobi berolahraga, bahkan olahraga keseharian yang dia tekuni adalah jogging. Kompetisi Internasional Trail Run UGM 2019 sengaja diikuti Windy agar bisa bertemu dengan orang-orang yang memiliki hobi sama dengan dirinya, yakni lari. Windy juga menceritakan bahwa dirinya baru pertama kali mengikuti kompetisi lari. Selama kompetisi berlangsung, Windy menuturkan bahwa medan yang dilaluinya selama berlari cukup berat. Dia harus berlari naik turun bukit dan melewati sungai. Selama berlari Windy tidak banyak berhenti dan konsisten terus berlari sehingga dirinya finis pada posisi ke-3 pada kategori lari 7 km, walaupun medan yang dilalui pada kompetisi tersebut lumayan berat dan harus bersaing dengan pelari lainnya.

Windy tidak menyangka dirinya bisa menyelesaikan lari pada posisi ke-3 dan naik podium dan Windy merasakan perasaan senang dan bangga bisa menjuarai kompetisi yang baru pertama kali diikutinya. Hal ini mengingatkan kita kendati padatnya kegiatan perkuliahan memang sudah seharusnya kondisi jasmani tetap dijaga baik melalui olahraga dan kegiatan fisik lainnya

 

The Dawn of Biology: The 6th International Conference on Biological Science (ICBS) 2019 Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 12 Oktober 2019

(11/10)

Perhelatan dua tahunan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada kembali diselenggarakan, The 6th International Conference on Biological Science (ICBS) tahun 2019 mengusung tema Biodiversity as A Cornerstone for Embracing Future Humanity. Konferensi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada tahun ini bekerjasama dengan Universitas Tun Hussein Onn Malaysia dan Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) diselenggarakan selama tanggal 10 hingga 11 Oktober 2019. Sebagai ketua panitia, Dr. med. vet. drh. Hendry T.S.S.G. Saragih, M.P. mengungkapkan bahwa terdapat kurang lebih 250 orang peneliti yang mempresentasikan hasil riset Biologi terkini dalam konferensi tahun ini. “Tujuan dari seminar ini untuk membangun suasana keilmuan dengan saling berdiskusi mengenai bagaimana pentingnya informasi-informasi terkait penelitian yang mencakup biodiversitas,” tutur Dr.med.vet. Hendry T.S.S.G. Saragih, M.P. Konferensi ICBS 2019 mengusung beberapa subtema yaitu evolution and systematics ecology and bio-conservation, structural and functional biology, biomedical and natural bioactive products, bioinformatics and computational biology, molecular biology and biotechnology, bio-nanotechnology biomaterial, system and synthetic biology, and bioengineering dan bio-economy.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4
Slide 5

Dalam konferensi tersebut hadir Prof. Dr. Purnomo, M.S., Prof. Neal Enright, Ph.D dan Prof. Em. Dr. Datin Maryati Mohammed sebagai keynote speaker. Dihadiri oleh berbagai universitas dan lembaga penelitian di Indonesia, konferensi tersebut turut menghadirkan beberapa invited speaker dalam dan luar negeri. Sesi pleno diisi dengan presentasi tiga orang keynote speaker, yang pertama yaitu Prof. Dr. Purnomo, M.S. (Universitas Gadjah Mada, Indonesia) bersama Rina Sri Kasiamdari, S.Si. Ph. D. (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), dengan judul Variation in Spesies Population as A Challenge On Intraspesies Plant Classification, kemudian dilanjutkan oleh Prof. Dr. rer. nat. Bernhard Grimm (Humboldt-Universität zu Berlin, Berlin) bersama Dr. Kumala Dewi, M.Sc. (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), dengan judul Metabolisms, Structure and Function of Chlorophyll. Penyelenggaraan hari kedua konferensi dibuka dengan presentasi oleh keynote speaker ketiga yaitu Prof. Em. Dr. Datin M.M. (Universiti Tun Hussein Onn, Malaysia) bersama dengan Dr. Siti Sumarmi (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), dengan  judul Biodiversity and Humanity A Possible Future Scenario. Sesi pleno diisi dengan pemaparan oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc (Universitas Gadjah Mada, Indonesia), Assoc. Prof. Dr. Alona C. Linatoc (Universiti Tun Hussein Onn, Malaysia), Prof. Luke Daniels (The College of Idaho, USA) dan Yasushi Yoshioka, Ph.D (Nagoya University, Japan).

Peserta berasal dari luar maupun dalam negeri dengan latar belakang bervariasi baik pendidik, peneliti, mahasiswa, industriawan, aktivis lingkungan/LSM maupun pegawai lembaga penelitian pemerintah. Dengan kerjasama publikasi meliputi Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology (JTBB) Fakultas Biologi UGM, Jurnal Hayati IPB dan AIP Publishing diharapkan riset dan inovasi penelitian Biologi yang dipresentasikan dalam ICBS 2019 dapat menjadi landasan penelitian dan inovasi Biologi kedepannya. Senada dengan hal tersebut, Prof. Em. Dr. Datin M.M mengungkapkan bahwa Biologi perlu mengambil peran yang signifikan dalam perkembangan ilmu dan menjadi landasan inovasi pada episode baru peradaban manusia. “Human has becoming more reckless and similar to Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono remarks on the beginning of this conference, Biology must be the main player as the solution of future problems,” tutur Prof. Em. Dr. Datin M.M.

[wonderplugin_video iframe=”https://youtu.be/tl-fN3hJS78″ lightbox=0 lightboxsize=1 lightboxwidth=960 lightboxheight=540 autoopen=0 autoopendelay=0 autoclose=0 lightboxtitle=”” lightboxgroup=”” lightboxshownavigation=0 showimage=”” lightboxoptions=”” videowidth=600 videoheight=400 keepaspectratio=1 autoplay=0 loop=0 videocss=”position:relative;display:block;background-color:#000;overflow:hidden;max-width:100%;margin:0 auto;” playbutton=”https://biologi.ugm.ac.id/wp-content/plugins/wonderplugin-video-embed/engine/playvideo-64-64-0.png”]

Dalam pemaparannya Prof. Em.Dr. Datin M.M. mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang tidak terduga serta pola hidup manusia yang homogen mengakibatkan kerusakan lingkungan yang ekstrem, seperti berkurangnya populasi mamalia serta amfibi menunjukkan terjadinya pengikisan biodiversitas. Meski telah direalisasikan ide serta upaya untuk meningkatkan kesadaran manusia akan dampak dari bencana hilangnya keanekaragaman hayati, pada kenyataannya tidak banyak dari masyarakat yang sadar akan hal tersebut. “Despite the many radical ideas and efforts to remind the global human community of the disastrous impacts of biodiversity loss, few successes are noted. To the converted and knowledgeable few, moving forward sustainably would demand a change of life styles; going back to basic. For the majority layperson, life would go on as a business as usual affair,” tutur Prof. Em. Dr. Datin M.M.

Dekan Fakultas Biologi UGM dan Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI), Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. mengungkapkan bahwa biodiversitas merupakan sumber penting dalam implementasi pengembangan konsep Green Economy di banyak negara. Namun, Indonesia yang notabene sebagai negara megabiodiversitas dengan berbagai macam potensinya untuk dieksplorasi belum dikelola secara optimal oleh pemerintah maupun praktisi sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Disisi lain revolusi industri 4.0 dan 5.0, menciptakan kondisi yang mengharuskan adanya inovasi dari setiap lini kehidupan untuk dapat bertahan dan eksis dari berbagai macam bentuk disrupsi. “Permasalahan dan tantangan ini menjadi momentum bagi biologi untuk melakukan lompatan inovasi serta perkembangan dalam berkontribusi aktif terhadap percepatan pemerataan pembangunan di Indonesia,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan meliputi kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI).

Peran serta berbagai pihak dalam pelestarian, pemanfaatan dan inovasi berlandaskan biodiversitas mutlak diperlukan. Konferensi ICBS 2019 ini menjadi salah satu ajang komunikasi dan networking space bagi peneliti Biologi untuk berkolaborasi, berinovasi dan berkomunikasi melalui riset dalam rangka menopang pembangunan yang lebih sustainable berlandaskan biodiversitas.

Happy Together Fakultas Biologi UGM Rekreasi dan Pengembangan Diri Civitas Akademika

Rilis BeritaTajuk Senin, 7 Oktober 2019

(05/10)
Fakultas Biologi UGM rutin melakukan upgrading dalam rangka meningkatkan performa kerja dan konsolidasi internal struktur organisasi fakultas. Dikemas dalam acara bertajuk ‘Happy Together’ hadir seluruh civitas akademika baik pimpinan, dosen, tenaga kependidikan dan SKKK Fakultas Biologi UGM.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof.Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. kegiatan outbond tersebut dilakukan di Recreation Park Lor Sambi Kaliurang. Dalam sambutan pembuka Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. mengungkapkan pentingnya sinergi internal organisasi dalam meningkatkan kualitas pelayanan akademik dalam mendukung tercetaknya sarjana Biologi yang siap dalam menghadapi era industri 4.0 dan 5.0. “Performa kerja tidak hanya ditentukan oleh kualitas dan kecakapan bekerja namun juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yaitu kebahagiaan dalam bekerja,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono M.Agr.Sc. Sebagai Ketua Panitia acara tersebut, Titin Fauziah, S.E., M.B.A menuturkan bahwa kegiatan ini penting dalam rangka mendukung UGM sebagai Health Promoting University dan pengembangan diri pegawai.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Outbond yang dilakukan terdiri atas beberapa permainan yang membutuhkan kerjasama tim dan kekompakan antar tiap anggota. Kegiatan ini diharapkan mampu dilanjutkan dan menjadi sarana bagi pengembangan diri dan peningkatan performa kerja tiap pegawai di lingkungan Fakultas Biologi UGM.

Peluncuran Produk Inovasi Bio-Catharanthine Fakultas Biologi UGM Dalam SEARCA 2019

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 5 Oktober 2019

(05/10)

Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Biologi, Ikhsanudin Nur Rosyidi S.Si.  menjadi salah satu perwakilan UGM dalam acara Konsorsium Internasional “Southeast Asian Regional Center for Research in Agriculture (SEARCA)” yang diselenggarakan pada tanggal 1 – 3 Oktober 2019 di Institut Pertanian Bogor. Konferensi internasional riset agrikultur negara-negara di Asia Tenggara 2019 ini diikuti oleh sejumlah perwakilan perguruan tinggi dari berbagai negara, diantaranya adalah Universitas Gadjah Mada (UGM), Universiti Putra Malaysia (UPM), National Taiwan University (NTU), University of the Philippines Los Banos (UPLB), Tokyo University of Agriculture, dan Institut Pertanian  Bogor (IPB).

Dalam konsorsium tersebut Ikhsanudin mempresentasikan hasil riset Fakultas Biologi UGM bertemakan Suistanable and Smart Agriculture in the Tropical Region: Concept and Implementation dengan produk unggulan Bio-Catharantine yang dikembangkan oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono. M.Agr.Sc. bersama tim riset dari Fakultas Biologi UGM.

Slide 1
Slide 2
Slide 3
Slide 4

Produk Bio-Catharantine merupakan produk inovasi agen pengganda kromosom yang diperoleh dari ekstrak tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus). Tanaman Tapak Dara mengandung senyawa vinkristin dan vinblastin yang dapat digunakan sebagai agen antimitotik yang dapat menggandakan kromosom sehingga menghasilkan tanaman poliploid yang memiliki ukuran akar, batang, daun, bunga, buah, yang lebih besar, kokoh, lebih tahan terhadap serangan patogen dan kekeringan, serta produksinya lebih tinggi.

Dengan tujuan memperkenalkan temuan dan produk Bio-Catharantine, konsorsium ini menjadi ajang komunikasi hasil riset, inovasi dan terobosan terbaru dalam pemecahan masalah agrikultur khususnya bagi negara di wilayah Asia Tenggara.

Aplikasi Biologi Molekular Dalam Era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0: Kuliah Umum Pendidikan Biologi FKIP Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Rilis BeritaTajuk Kamis, 3 Oktober 2019

(03/09)

Dalam Kuliah Umum yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta,  Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan mengenai aplikasi Biologi Molekular ditengah era Revolusi Industri 4.0 dan menyongsong terbitnya era industri dan society 5.0. Dihadiri oleh segenap pimpinan Prodi Pendidikan Biologi dan mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kuliah Umum tersebut memfokuskan diskusi pada topik seputar aplikasi Biologi Molekular dan era revolusi industri. Dengan tema “Aplikasi Biologi Molekular Dalam Kehidupan Pada Era Revolusi Industri 4.0 dan 5.0”, beberapa isu terkait posisi Biologi dan pendidikan Biologi dalam kegiatan industri, riset dan hilirisasi produk penelitian hasil riset ditengah era Industri 4.0 dan babak baru era industri 5.0 menjadi sorot pembahasan utama.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumberdaya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Kuliah Umum tersebut adalah pentingnya pembangunan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatan pemahaman dan mentalitas perubahan yang baru. Aplikasi Biologi Molekular dalam Pendidikan Biologi menurut beliau dapat menjadi tumpuan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dan integrasi teknologi revolusi industri dalam setiap aspek kehidupan sosial masyarakat. “Penting bagi kita untuk memiliki pemahaman dan pembaharuan cara pandang dalam pemanfaatan teknologi ditengah masyarakat. Sinergi tersebut berperan penting dalam pemecahan isu-isu kontemporer Biologi yang diwujudkan melalui riset dan output berupa paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya membutuhkan beberapa elemen pendukung salah satunya adalah sumberdaya manusia yang unggul”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc.

Dalam penutupnya beliau menuturkan bahwa era industri 5.0 akan memfokuskan perhatian dalam aspek peningkatan sumberdaya manusia untuk itu pembangunan kualitas sumberdaya manusia baik secara akademik dan psikologis sangat dibutuhkan. “Kerja keras (hardwork) bukan lagi menjadi penentu utama namun perlu diawali dengan kondisi psikologis yang baik, yaitu happiness atau kebahagiaan. Dengan kondisi psikologis yang baik maka akan dapat mendorong tercapainya output yang maksimal”, tutur beliau.

Lomba Humas Keprotokolan Se-UGM Buktikan Kerjasama dan Kekompakan Humas Fakultas Biologi UGM

Rilis Berita Kamis, 3 Oktober 2019

Humas Protokol Fakultas Biologi UGM, mengikuti  Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada 2019 yang di gelar di Hotel Grand Mercure Yogyakarta (02/10).  Lomba yang diadakan Universitas Gajah Mada, dalam rangka program pengembangan sumber daya manusia khususnya fungsi humas dan protokol unit kerja di lingkungan UGM ini diadakan pada tanggal 1-2 Oktober 2019. Lomba yang berlangsung pada jam 08.00 hingga 17.30 WIB ini di ikuti oleh 18 Fakultas, salah satunya ialah Fakultas Biologi.

Persiapan yang dilakukan Humas Protokol Fakultas Biologi terbilang sangat singkat. Meski demikian persiapan yang dilakukan cukup matang, dilihat dari kekompakan busana yang dikenakan oleh peserta, serta properti yang digunakanpun semakin beragam.

Slide 1
Slide 5
Slide 2
Slide 4
Slide 3
Slide 6

Keikutsertaan lomba humas dan keprotolan kali ini, sudah yang  ke-2 kalinya Fakultas Biologi turut berpartisipasi, berbeda dengan tahun yang lalu persiapan kali ini lebih baik lagi. Peserta yang mewakili lomba sangat antusias serta lebih semangat dalam mengikuti Lomba Keprotokolan Se-Universitas Gajah Mada, terbukti dengan bertambahnya peserta lomba yang berasal dari dosen maupun staf tendik. Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc selaku kepala humas protokol Fakultas Biologi UGM juga turut hadir dalam lomba dan dengan piawai memainkan perannya sebagai Rektor UGM.

Selain Sidiq Permana Putra, S.Si., M.Sc, dosen dan staf yang ikut berpatisipasipun cukup piawai dalam menjalankan perannya. Seperti Rusna Nur Aini, A.Md. berperan sebagai Dekan Fakultas Biologi UGM; Indra Lesmana, S.Si., M.Sc. sebagai Direktur PT Sinar Mas;  Tri Annisa Sangadi, S.T. sebagai Ketua Senat Fakultas Biologi UGM; Heru Praptomo, A..Md. sebagai fotografer Fakultas Biologi UGM; Emi Dwi Suryanti, S.Si., M.Sc., Mutiara Fauziana, S.Si., Dewi Nurmala Sari, A.Md.Sek dan Rahma Nur Khotimah  yang berperan sebagai tim Protokol Fakultas Biologi UGM. Tidak hanya itu banyak dari dosen maupun staf yang turut membantu mempersiapkan lomba. Hal ini membuktikan bahwa kerjasama dan kekompakan yang terjalin antar civitas Fakultas Biologi UGM sangat baik.

Tim dari Fakultas Biologi UGM juga mendapatkan apresasi oleh dewan juri, yang telah mengalami kemajuan dibandingkan tahun lalu terlihat dari kekompakan peeserta dan kepiawaiannya dalam menjalankan suatu acara. Hal tersebut dikarenakan pengalaman-pengalaman dari peserta selama bertugas. “Harapannya semoga Fakultas Biologi dapat meraih juara tapi yang terpenting adalah implementasi dari lomba tersebut mampu meningkatkan pelayanan dalam hal humas dan keprotokolan di Fakultas Biologi UGM” ujar Sidiq Permana.

Kuliah Umum Fakultas Biologi UGM dan KOBI dalam SEMNAS II Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur “Heart of Biodiversity in Kalimantan”

Rilis BeritaTajuk Rabu, 2 Oktober 2019

(02/10)

Dalam Seminar Nasional jilid II yang diselenggarakan oleh Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman pemaparan yang menjadi topik utama adalah seputar pemerataan pembangunan berlandaskan biodiversitas. Hadir dalam seminar tersebut segenap jajaran pimpinan, mahasiswa dan tenaga pendidik Jurusan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Mulawarman, Kalimantan Timur. Ketua Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI) dan Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan seputar inovasi industri di era 4.0 dan 5.0 dengan konsep Green Economy sebagai upaya pemerataan pembangunan berlandaskan biodiversitas. Dengan tema Inovasi Dan Perkembangan Biologi  Dalam Menghadapi Tantangan Revolusi Industri 4.0 Dan 5.0 Untuk Percepatan Pemerataan Pembangunan Berbasis Biodiversitas Di Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. mengungkapkan bahwa tumpuan pembangunan yang sesuai dengan profil Indonesia sebagai negara megabiodiversitas khususnya Kalimantan Timur sebagai pusat biodiversitas atau disebut sebagai “The Heart Biodiversity in Kalimantan”adalah Green Economy.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

“Biodiversitas merupakan sumber penting dalam implementasi pengembangan konsep Green Economy di banyak negara. Namun, Indonesia yang notabene sebagai negara megabiodiversitas dengan berbagai macam potensinya untuk dieksplorasi belum dikelola secara optimal oleh pemerintah maupun praktisi sebagai media untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian. Disisi lain revolusi industri 4.0 dan 5.0, menciptakan kondisi yang mengharuskan adanya inovasi dari setiap lini kehidupan untuk dapat bertahan dan eksis dari berbagai macam bentuk disrupsi. Permasalahan dan tantangan ini menjadi momentum bagi biologi untuk melakukan lompatan inovasi serta perkembangan dalam berkontribusi aktif terhadap percepatan pemerataan pembangunan di Indonesia, termasuk di Kalimantan,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Sebagai Guru Besar Genetika Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada beliau turut mengungkapkan bahwa dengan inovasi penelitian, inovasi pembelajaran, serta membangun jembatan kolaborasi antara penelitian dan industri dapat menciptakan sinergisitas yang berkelanjutan.

Lebih lanjut dalam pemaparan terkait konsep Green Economy beliau mengungkapkan pencapaian Fakultas Biologi UGM meliputi sekian banyak inovasi penelitian yang telah dicapai. Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumber daya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan (sustainable)”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Kuliah Umum tersebut adalah pentingnya peningkatan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. “Menghadapi revolusi industri secara global sekaligus menyambut bonus demografi dari generasi emas Indonesia pada akhirnya akan menjadi awal kebangkitan Biologi dalam mengeksplorasi dan memanfaatkan setiap jengkal kekayaan biodiversitas yang ada,” tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Dalam penutupnya beliau berharap kerjasama semua pihak baik universitas, pemerintah dan mitra industri diharapkan dapat mempercepat kegiatan pembangunan sehingga pada akhirnya akan mewujudkan analogi Indonesia Tanah Surga serta meningkatkan status negara Indonesia sebagai negara maju dan sejahtera.

Sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran Dalam Menghadapi Revolusi Industri 5.0: Seminar Nasional Hayati VII Universitas Nusantara PGRI Kediri

Rilis BeritaTajuk Sabtu, 28 September 2019

(28/09)

Dalam Seminar Nasional Hayati VII dan Workshop Bioinformatika II 2019 yang diadakan oleh Prodi Pendidikan Biologi, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. memberikan pemaparan mengenai pentingnya sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran dalam menghadapi beberapa isu-isu kontemporer Biologi khususnya ditengah terbitnya era industri 5.0. Turut hadir Kanako N. Kasanagi, Ph.D. sebagai salah satu keynote speaker serta beberapa invited speaker diantaranya Dr. Mumun Nurmilawati, M.Pd., Dr. Imas Cintamulya, M.Si. dan Dr. drh. Cicilia Novi Primani, M.Pd. Seminar Nasional Hayati VII dihadiri oleh segenap pimpinan Prodi Pendidikan Biologi, mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri, dan beberapa dosen serta mahasiswa dari berbagai provinsi di Indonesia. Seminar Nasional Hayati jilid VII kali ini memfokuskan diskusi pada topik seputar Biologi, Sains dan Pembelajarannya. Dengan tema “Sinergi Biologi, Sains dan Pembelajaran untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0”, beberapa isu terkait posisi Biologi dan pendidikan Biologi dalam kegiatan industri, riset dan hilirisasi produk penelitian hasil riset ditengah era Industri 4.0 dan babak baru era industri 5.0 menjadi sorot pembahasan utama.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Sebagai Guru Besar Genetika Universitas Gadjah Mada beliau menuturkan bahwa revolusi industri dan society 5.0 tidak dapat dipisahkan dari upaya integrasi dan pengaplikasian Biologi dalam bidang industri berbasis riset dan pengembangan teknologi. “Internet of Things (IoT) dan aplikasi biologi molekular penting dalam kajian keanekaragaman genetik, proses seleksi dan budidaya plasma nutfah secara efisien. Dalam aplikasinya Genetika Molekular memiliki posisi yang penting dalam menentukan keragaman dan kekayaan sumberdaya hayati Revolusi Industri 4.0 dan 5.0. Melalui kerjasama antara Perguruan Tinggi, Kementerian terkait dan Mitra Industri pada akhirnya pemahaman tersebut dapat menjadi landasan atau basis bagi upaya pembelajaran, pemahaman dan pemanfaatan sumberdaya genetik secara berkelanjutan”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.

Upaya kolektif peneliti Indonesia khususnya peneliti Biologi telah dipusatkan dan digerakkan melalui Konsorsium Biologi Indonesia (KOBI). Selaku Ketua Konsorsium Biologi Indonesia, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. menyampaikan bahwa kegiatan pendataan keanekaragaman plasma nutfah Indonesia telah diinisiasi melalui peluncuran Indonesian Biodiversity Index (IBI) dalam The 2nd KOBI_ICON 2019. Beberapa hal lain yang disampaikan dalam Seminar Nasional tersebut adalah pentingnya pembangunan sumberdaya manusia dalam era industri 5.0. Industri 5.0 sendiri tidak lagi berpusat pada pengembangan teknologi semata namun telah mengintegrasikan teknologi revolusi industri dalam kehidupan sosial masyarakat. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut maka diperlukan peningkatan pemahaman dan mentalitas perubahan yang baru. Sinergi antara Biologi, Sains dan Pembelajaran menurut beliau dapat menjadi tumpuan dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia dan integrasi teknologi revolusi industri dalam setiap aspek kehidupan sosial masyarakat. “Penting bagi kita untuk memiliki pemahaman dan pembaharuan cara pandang dalam pemanfaatan teknologi ditengah masyarakat. Sinergi tersebut berperan penting dalam pemecahan isu-isu kontemporer Biologi yang diwujudkan melalui riset dan output berupa paten dan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) lainnya membutuhkan beberapa elemen pendukung salah satunya adalah sumberdaya manusia yang unggul”, tutur Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M. Agr.Sc.

Dalam penutupnya beliau menuturkan bahwa era industri 5.0 akan memfokuskan perhatian dalam aspek peningkatan sumberdaya manusia untuk itu pembangunan kualitas sumberdaya manusia baik secara akademik dan psikologis sangat dibutuhkan. “Kerja keras (hardwork) bukan lagi menjadi penentu utama namun perlu diawali dengan kondisi psikologis yang baik, yaitu happiness atau kebahagiaan. Dengan kondisi psikologis yang baik maka akan dapat mendorong tercapainya output yang maksimal”, tutur beliau.

Ecovitrap Fakultas Biologi Berdayakan Masyarakat Cegah Dengue dan Malaria

Rilis BeritaTajuk Kamis, 26 September 2019

(26/09)

Nyamuk merupakan salah satu vektor pembawa penyakit. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk tergolong cukup banyak tergantung dari jenis nyamuknya, seperti nyamuk Aedes (DBD, Zika, Chikungunya), Anopheles (Malaria), Culex (Kaki gajah/Filariasis). Nyamuk tersebut juga memiliki karakteristik kondisi lingkungan atau tempat perindukan yang berbeda-beda.

Di Indonesia kasus akibat vektor nyamuk setiap tahunnya kerap muncul, hingga sekarang ini didominasi oleh penyakit Demam Berdarah Dengue dan Malaria. Kasus-kasus ini hingga mengakibatkan meninggal dunia. Salah satu kasus yang masih tergolong tinggi adalah Demam Berdarah Dengue yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta seperti di Kabupaten Sleman bagian Padukuhan Mrican, Kecamatan Depok. Kondisi demikianlah yang melatarbelakangi Fakultas Biologi untuk menginisiasi inovasi yang solutif dalam menangani permasalahan tersebut yaitu dengan Alat perangkap nyamuk yang bernama “ECOVITRAP”. Adapun tema yang diangkat dalam mengaplikasikan inovasi tersebut adalah Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penerapan Alat Perangkap Nyamuk “ECOVITRAP” dalam Mewujudkan Desa Sehat Bebas Vektor Nyamuk.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Pelaksanaan acara ini dilakukan secara bertahap selama 2 hari yaitu tanggal 11 & 16 September 2019. Pada hari pertama dilakukan pelatihan atau pembentukan Jumantik (Juru Pemantau Jentik) Cilik. Pelatihan ini diikuti oleh anak-anak remaja yang masih sekolah mulai dari SD hingga SMP. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran tentang nyamuk dan cara pengendaliannnya sejak dini. Karena para remaja inilah sebagai Generasi Emas Indonesia dalam mewujudkan Indonesia Sehat, sehingga pelatihan-pelatihan sejak dini seperti ini sangatlah penting. Selanjutnya pada hari kedua, sasaran dilakukan untuk khusus para Jumantik desa yaitu perwakilan setiap RT hingga mencapai 24 jumantik yang hadir. Pada pelatihan yang dilakukan, diberikan materi tentang Jenis, Karakteristik, dan Penyakit dari Nyamuk serta Cara Pengendaliannya oleh Dila Hening Widyaraini, S.Si., M.Sc dan materi tentang Alat Perangkap Nyamuk “ECOVITRAP” dan Cara Pembuatannya oleh Soenarwan Hery Poerwanto, S.Si., M.Kes. Selain itu didampingi Dosen Fakultas Biologi lainnya oleh Dr. Dra. Raden Roro Upiek Ngesti Wibawaning Astuti, DAP & E. M.Biomed. dan Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph.D.
Pelatihan yang dilakukan ini ditekankan pada pembuatan alat perangkap nyamuk yaitu “ECOVITRAP”. Alat tersebut terdiri dari perangkap telur dalam rumah, luar rumah dan perangkap nyamuk khusus dewasa. Pelatihan ini langsung dipraktikkan oleh para jumantik ditempat. Karena memang barang bekas sebagai bahan dasarnya, para jumantik ini sangat antusias serta mereka ingin menyebarluaskan ke masyarakat, sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan alat tersebut dan dapat menurunkan kasus akibat vektor nyamuk itu sendiri.

Pelatihan yang dilakukan selama dua hari tersebut diharapkan dapat memberdayakan masyarakat khususnya Padukuhan Mrican, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Terobosan baru tersebut diharapkan dapat menekan angka kasus akibat vektor nyamuk khususnya penyakit DBD yang sampai saat ini masih menjadi perhatian oleh pihak kesehatan. Selain itu, pelatihan Alat Perangkap Nyamuk ini diharapkan tetap sustainable dalam mengatasi kasus tersebut dan meminimalisir bahan-bahan plastik yang tak berguna menjadi nilai guna lebih serta barang bekas yang dulunya menjadi tempat sarang nyamuk yang nantinya dapat menjadi perangkap nyamuk, sehingga dapat mengurangi penyakit yang bersumber dari nyamuk.

1…151152153154155…198

Akreditasi

Berita Terakhir

  • Serah Terima Jabatan Kepala Kantor Administrasi Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada
  • Madrasah Aliyah Sayang Ibu NTB Kunjungi Laboratorium Struktur dan Perkembangan Hewan Fakultas Biologi, UGM
  • Mahasiswi Double Degree Program Doktor Fakultas Biologi UGM, Tiara Putri, Raih Beasiswa DAAD-STIBET
  • Akademisi UGM Berbagi Praktik Restorasi Ekologis dan Adaptasi Modul Pembelajaran dalam Kelas Internasional “Live From The Field”
  • PkM-MBKM Fakultas Biologi UGM 2025: Sosialisasi Pengolahan Sampah Organik dan Pengenalan Biobriket Berbahan Dasar Limbah Organik Bersama Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati dan Kelompok Tani Tunas Jaya, Dusun Kebondalem, Desa Madurejo, Prambanan, Sleman
Universitas Gadjah Mada

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS BIOLOGI
Jalan Teknika Selatan, Sekip Utara,
Yogyakarta 55281
biologi-ugm@ugm.ac.id
Telepon/Fax: +62 (274) 580839

Tentang Kami

  • Sejarah
  • Organisasi
  • Staff
  • VISI, MISI & TUJUAN
  • Biodiversitas
  • Informasi Publik

KEMAHASISWAAN

  • Pelayanan Mahasiswa
  • Organisasi Mahasiswa
  • Pengajuan Kerja Praktik Lapangan
  • Izin Penelitian Lapangan
  • Izin Penelitian Skripsi/Tesis/Disertasi

Akademik

  • Peraturan Akademik
  • Pengumuman Akademik

Survei Kepuasan Layanan

  • Survei Layanan Akademik
  • Survei Layanan KASDM
  • Survei Layanan P2MKSA
  • Survei Layanan Laboratiorum
  • Survei Layanan K5L dan Driver

Akreditasi

  • Image 1
  • Image 2
  • Image 3

© 2024 FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY