Rilis Berita
Alif Monica Putriningsih dan Mutiara Charissa Putri Nugraheni, mahasiswa Tim MBKM Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), berkesempatan untuk berpartisipasi pada konferensi internasional ICOBIOS X OBC 2024 yang diselenggarakan di Universitas Brawijaya, Malang, pada 28-29 September 2024. Acara bergengsi yang disponsori oleh Generasi Biologi Indonesia (INBIO-Indonesia) ini mempertemukan para ahli dari berbagai disiplin ilmu biologi untuk berbagi temuan terkini serta membahas solusi untuk tantangan global. Dengan tema besar “Recent Updates in Bioinformatics, Synthetic Biology, and Nanobio Science for a Better Future”, ICOBIOS 2024 menghadirkan berbagai topik menarik tentang teknologi dan sains mutakhir, dari seminar yang mendalam hingga lokakarya interaktif, konferensi ini memberikan ruang bagi para peserta untuk berkolaborasi dan memperluas wawasan tentang perkembangan terbaru dalam bidang bioinformatika, biologi sintetik, dan nanobioteknologi.
Dalam kesempatan ini, Tim MBKM Fakultas Biologi UGM mempresentasikan penelitian mereka yang dibimbing oleh Dr. Wahyu Aristyaning Putri dari Fakultas Biologi UGM dan Dr. Didik Huswo Utomo dari INBIO-Indonesia. Penelitian ini dilakukan melalui eksplorasi berbagai peptida aktif yang berasal dari venom ular sebagai kandidat obat baru untuk mengatasi infeksi bakteri Multidrug Resistant (MDR), khususnya pada Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang memiliki resistansi terhadap berbagai antibiotik. Tujuan utama penelitian ini adalah mengidentifikasi peptida aktif yang efektif dari venom ular sebagai alternatif obat untuk mengatasi infeksi bakteri MDR. Pendekatan in silico diterapkan untuk menganalisis dan membandingkan potensi berbagai peptida aktif, guna menentukan jenis peptida yang paling potensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandidat peptida dengan PDB chain 1F8R_A_5, 1F8R_A_21, dan A0A0H3U266_pep_1 adalah peptida yang paling potensial sebagai obat baru untuk menanggulangi infeksi bakteri MDR, yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
Penemuan ini menawarkan harapan baru bagi dunia medis, serta membuka pintu bagi pengembangan pengobatan yang lebih efektif dan ramah lingkungan. Dengan mengidentifikasi peptida aktif yang berasal dari venom ular, penelitian ini berpotensi menghasilkan kandidat obat baru yang efektif melawan infeksi yang disebabkan oleh Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Selain itu, hasil dari penelitian ini mendukung pencapaian beberapa target Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk SDG 3: Kesehatan dan Kesejahteraan, yang berfokus pada pengurangan penyakit menular, serta SDG 17: Kemitraan untuk Tujuan, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara akademisi, peneliti, dan praktisi dalam mencari solusi inovatif untuk tantangan kesehatan global. Melalui pendekatan yang berkelanjutan dan berbasis penelitian, studi ini berpotensi memperkuat ketahanan kesehatan masyarakat dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kegiatan “Jogja Biodiversity Festvival Chapter #1 Herpetofauna” awalnya merupakan ide dari Mas Hanif Kurniawan (Henk) Pengelola Kampung Satwa. Mas Henk memiliki ide untuk sampling amfibi dan reptil (herpetofauna) di kawasan Sleman, dengan nama kegiatan “Herping Festival”. Mas Henk kemudian mengajak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta, Fakultas Biologi UGM, Penggalang Herpetologi Idonesia (PHI) dan beberapa teman-teman relawan konservasi seperti Mas Irwanjasmoro dan Mba Candra Puspita dari Yayasan Wahana Gerakan Lestari (Wagleri) Indonesia, Mas Arimawan Bayu Aji Pegiat Keanekaragaman Hayati serta Mas Dwi Arinto dari komunitas Manah Ati.
Seiring berjalannya waktu, nama kegiatan berganti menjadi “Jogja Biodiversity Festival Chapter #1 Herpetofauna”. Perubahan tersebut agar memperluas cakupan kegiatan, peserta dan jenis keanekaragaman hayati kedepannya. Kegiatan ini menggunakan aplikasi berbasis online bernama “Lestari”. Aplikasi ini mirip dengan iNaturalis, yaitu dapat menyimpan data berupa foto, nama spesies, dan lokasi penemuan. Setiap peserta wajib memasukkan data-data tersebut ke dalam “Lestari” agar dapat dihitung jenisnya, di nilai dan dipastikan jenisnya.
Kegiatan “Jogja Biodiversity Festival Chapter #1 Herpetofauna” ini didukung penuh oleh BKSDA Yogyakarta, Fakultas Biologi UGM dan Penggalang Herpetologi Indonesia (PHI). Pak Lukita Awang sebagai Kepala Balai, mengikuti beberapa kali rapat koordinasi dan menyediakan tempat pembukaan acara di Taman Wisata Alam (TWA) Batu Gamping. Selain itu, Pak Awang juga meminta beberapa staf BKSDA Yogyakarta, seperti Mas Gunawan, Mba Rahmi Ananta, Mba Dwi Nuryan Dani (Wiwik), dan Nurrochmah Wisudhaningrum (Mba Widha) terlibat sebagai panitia inti. Kemudian di pihak Fakultas Biologi UGM, Mas Donan Satria Yudha dan Mas Rury Eprilurahman dari Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM.
Inti kegiatan “Jogja Biodiversity Festival Chapter #1 Herpetofauna” adalah mendata keanekaragaman jenis herpetofauna di wilayah Kabupaten Sleman. Guna meningkatkan semangat, panitia menyediakan hadiah bagi para peserta yang berkontribusi. Pembukaan dilaksanakan pada 12 Oktober 2024 di TWA Batu Gamping. Kegiatan sampling dilakukan selama tiga minggu (mulai tanggal 13 Oktober 2024 hingga 03 November 2024). Peserta yang terdaftar sebanyak 42 orang yang terdiri dari mayoritas mahasiswa dan sebagian relawan konservasi. Penutupan kegiatan beserta pengumuman pemenang serta pembagian hadiah dilakukan di Ruang 1 dan 2, Gedung B, Fakultas Biologi UGM. Pemenang ada 3 setiap kategori. Yaitu Kategori Foto; Spesies dan Grid masing-masing dengan 3 pemenang. Sambutan pada penutupan kegiatan ini, dilakukan oleh Bapak Eko Agus Suyono selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama dan Alumni, Fakultas Biologi UGM.
Kegiatan “Jogja Biodiversity Festival Chapter #1 Herpetofauna” ini dapat berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs), terutama di poin ke empat (Quality Education: Pendidikan Bermutu), poin ke lima belas (Life on Lands: Ekosistem Daratan) serta poin ke tujuh belas (Partnerships for the Goals: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan).
Desa Sirahan berada di Kecamatan Salam, Magelang – Jawa Tengah, lokasinya berada di sebelah utara wilayah Yogyakarta. Penduduk Sirahan sebagian besar berprofesi sebagai petani di bidang Pertanian, Perkebunan, Peternakan, dan Perikanan. Program pemberdayaan masyarakat ini bekerjasama dengan Taman Belajar Masyarakat (TBM) “Kebon Pasinaon” Desa Sirahan Salam Magelang. Program ini mengangkat topik pemberdayaan masyarakat melalui literasi kearifan lokal dan penerapan budidaya lebah klanceng dan hasil produksinya dalam rangka mendukung kelestarian alam dan penguatan ketahan pangan. Serangkaian kegiatan program pemberdayaan masyarakat ini telah dilaksanakan yaitu 1. Literasi kelestarian alam dan kearifan lokal melalui budidaya lebah klanceng dan produknya yang bernilai ekonomis (madu, bee-polen dan propolis); 2. Pelatihan budidaya lebah stingless (meliponiculture) dan pemanenan produk. Inovasi eko-edukasi program ini masih diperlukan untuk memperkuat keberlangsungan pemberdayaan masyarakat memalui TBM “Kebon Pasinaon” sebagai wadah komunitas pembelajar masyarakat desa guna mendukung SDGs.
Kegiatan semester ke-2 ini berlanjut dengan pemantapan pemanfaatan lahan Kebon Pasinaon dalam mendukung program SDGs yang terkait dengan kelestarian alam dan budaya-nya sehingga menjadikan Kebon Pasinaon sebagai “icon” terwujudnya “living museum”. Living Museum didasari pada pembinaan dan pengembangan generasi muda/remaja/anak-anak yang belajar langsung di kebon pasinaon terkait dengan nilai-nilai kelestarian alam dan budayanya termasuk tradisi-tradisi yang menjadikan kearifan lokal dapat terwujud dari generasi ke generasi. Program MBKM ini menjadi nyata dalam kontribusinya terlebih memanfaatkan model budidaya lebah klanceng yang ramah anak-anak untuk edukasi kelestarian alam dan kearifan lokal. Sehingga pada akhir program diinovasikan budidaya lebah klanceng dengan memanfaatkan kendi/tempaya dari tanah liat yang sebelumnya telah dikembangkan dan berhasil berkembang dengan baik oleh laboratorium Entomologi.
Disisi lain dengan kemajuan teknologi juga dilakukan analisis terkait mutu produk budidaya lebah klanceng ini terutama potensi propolis yang akan terus dikembangkan oleh mahasiswa-MBKM ini dalam penelitian lanjutan SKRIPSI terkait nilai ekologi budidayanya dan nilai kesehatan untuk produk-produknya. Potensi propolis untuk mendukung kemajuan kesehatan telah menjadi topik yang sedang dikerjakan oleh mahasiswa-MBKM : RR Lilliane Gemma Amanda; Cinta Loisa Putri Samad; dan V. Valdy Putra Sasangka dan juga topik peran serangga dan perilaku lebah klanceng guna optimalisasi produk budidaya yang bernilai ekonomi seperti madu, propolis dan bee-pollen oleh mahasiswa-MBKM: Hasna Zuhaida dan Muna Saadah. Salam Lestari~
Indonesia sebagai negara megabiodiversitas memiliki potensi alam yang luas tidak hanya untuk bioprospeksi, namun juga sangat penting untuk melakukan penelitian bersifat monitoring biodiversitas. Distribusi dan keanekaragaman hayati menjadi penting untuk dapat menentukan key indicator kualitas lingkungan. Ditambah dengan berkembangnya teknologi next-generation sequencing, penelitian bidang monitoring ini dapat memanfaatkan adanya jejak environmental DNA (eDNA) yang dapat mengakselerasi pemetaan komunitas tidak hanya yang dapat disampling dengan teknik konvensional (seperti tumbuhan dan hewan penyusun ekosistem) namun juga dapat memetakan komunitas mikrobia yang tidak dapat dikultur didalamnya.
Sebagai bagian dari bentuk pelayanan pada para peneliti, IGF melalui program IGF MasterClass telah sukses menyelenggarakan pelatihan eDNA menggunakan metabarcoding bagi kolega peneliti dari Universitas Sriwijaya. Pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 28 – 30 Oktober 2024 di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Rangkaian pelatihan di buka oleh Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan SDM, Fakultas Biologi UGM Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc., kemudian dilanjutkan dengan pengenalan dan dasar teori mengenai eDNA oleh Master Trainer Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. Hari pertama dilanjutkan dengan teknik sampling lapangan eDNA didampingi oleh Asisten Andryan, dan dilanjutkan dengan proses ekstraksi DNA hingga persiapan sampel PCR oleh Adhisa F. P, S.Si. dan Ashfiya Hanif, S.Si.
Setelah berhasil melakukan teknik sampling dengan baik dan benar, serta mendapatkan sampel sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, peserta didampingi tim IGF melakukan hands-on workflow library preparation pada hari kedua. Sesi ini dilaksanakan untuk menyiapkan proses sekuensing metabarcoding menggunakan platform berbasis teknologi Nanopore. Peserta sangat antusias dan interaktif dalam menjalani setiap proses pelatihan.
Tidak kalah penting, untuk mendapatkan interpretasi hasil metabarcoding yang baik, hari ketiga dilanjutkan dengan pengenalan interpretasi data. Dimulai dari pengenalan workflow operasi software Nanopore, hingga bagaimana cara merapikan, mengolah, serta merepresentasikan data yang sesuai dengan kualitas publikasi, bersama dengan Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. Rangkaian acara pelatihan ditutup oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama, dan Alumni, Fakultas Biologi, UGM. Beliau menyampaikan bahwa semoga ilmu yang didapatkan dari pelatihan eDNA ini dapat diterapkan langsung oleh para peneliti di instansinya serta dapat berkolaborasi dengan IGF dan Fakultas Biologi UGM lebih lanjut.
“Pelatihannya sangat luar biasa, materi tersampaikan dengan baik oleh trainer muda yang berpengalaman sehingga mudah dipahami” ujar Dr Melki, S.Si., M.Si. di akhir sesi pelatihan.
IGF dan Fakultas Biologi UGM terus berupaya untuk meningkatkan kapasitas dan upaya kolektif untuk menjaga dan melestarikan biodiversitas hayati Indonesia, dengan mendorong teknologi genomik melalui platform sekuensing Nanopore. IGF dengan kapasitas ONT PromethION 24 yang dilengkapi Data acquisition Unit (DAU) mampu memiliki kapasitas pembacaan DNA 720 gb/hari, sehingga sangat memungkinkan untuk melakukan layanan dan kerjasama dengan berbagai institusi di Indonesia kedepannya.
Pelepasan Kontingen PIMNAS ke-37 Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Fakultas Biologi Tahun 2024