Mahasiswa Biologi UGM Raih Juara 2 Lomba Science Writing Competition Gebyar Ilmiah Science (GIS) 11th Version 2023 di Universitas Negeri Surabaya

Tim Mahasiswa S1 Fakultas Biologi UGM angkatan 2022 Nur Farah Susilowati bersama satu rekannya yaitu Iqlima Safitri berhasil memperoleh juara 2 pada Science Writing Competition Tingkat Perguruan Tinggi Gebyar Ilmiah Science (GIS) 11th Version Tingkat Nasional yang diselenggarakan Fakultas  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya. Lomba ini dilaksanakan secara langsung (Luring) di Universitas Negeri Surabaya dengan presentasi tahap final pada 15 Oktober 2023. Pada kompetisi ini, Farah dan Iqlima menyusun karya tulis ilmiah berjudul membahas suh-tema Etnosains dengan judul “Kearifan Lokal Sarana Aksi:  Adaptasi Adat Mane’e dan Eha di Sulawesi Utara untuk Mengurangi Eksploitasi Sumber Daya Alam Laut”.

Penulisan karya tulis ilmiah ini dilatarbelakangi oleh banyaknya ekosistem perairan terutama laut, banyak mengalami eksploitasi berlebih dan tidak ramah lingkungan. Eksploitasi ini bisa mengakibatkan rusaknya habitat dan mendukung punahnya spesies. Penulisan karya tulis ilmiah ini bertujuan menganalisis penggunaan tradisi Eha dan Mane’e dalam penanganan eksploitasi di Sulawesi Selatan guna diadaptasi dalam sistem penangkapan ikan nelayan lainnya dan menjadikan tradisi Eha dan Mane’e sebagai instrumen yang efektif untuk diadaptasikan terhadap teknologi tangkap ikan modern dengan penanganan eksploitasi, mengintegrasikan pengetahuan tradisional dan kebijakan modern serta pendekatan yang berkelanjutan dalam jangka waktu panjang, sehingga dapat membantu menjaga lingkungan alam dan memperkuat kesejahteraan masyarakat.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan metode pendekatan kajian literatur atau kepustakaan. Metode yang dipakai akan menjelaskan topik dan permasalahan secara analisis studi kasus deskriptif. Bahwasanya ada Mane’e dan Eha sangat menjunjung tinggi larangan-larangan eksploitasi dengan memperhitungkan masa panen, serta penggunaan alat tangkap ikan yang sederhana atau disebut dengan Sam’mi. Dengan demikian, melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan adat Mane’e dan Eha bukan hanya menjaga kearifan lokal, tetapi juga menjaga keberlanjutan sumber daya alam untuk generasi mendatang. Karena itu kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya penting untuk memastikan implementasi yang efektif dan berkelanjutan dari pemanfaatan adat ini dalam menunjang mutu dan hasil sumber daya alam. [Penulis: Nur Farah Susilowati, Iqlima Safitri]