Arsip:
SDG 14 : Ekosistem Lautan
Pada hari Sabtu tanggal 22 Februari 2025 pukul 08.00 – 13.00 WIB telah dilaksanakan Grand Launching Keluarga Mahasiswa Fakultas Biologi (KMFB) Universitas Gadjah Mada. Grand Launching ini dilaksanakan secara luring di Ruang Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Kegiatan Grand Launching KMFB dihadiri oleh Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc. selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Biologi, Dr. Fajar Sofyantoro, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembina BEM Biologi, beberapa Dosen Pembina Kelompok Studi dan Lembaga diantaranya Dr. Biol.hum. Nastiti Wijayanti, S.Si., M.Si. selaku dosen Pembina Kelompok Studi Matalabiogama, Drs. Hari Purwanto, M.P., Ph. D selaku dosen Pembina Kelompok Studi Entomologi (KSE); dan Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc. selaku Pembina Kelompok Studi Herpetologi (KSH), serta 28 mahasiswa perwakilan Kelompok Studi dan Lembaga Fakultas Biologi UGM.
Kegiatan Grand Launching KMFB 2025 ini dipandu oleh MC yaitu Syarifathunnisa Iryanti dan Nelson Joseph Dharmawan. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan doa, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, serta Mars Fakultas Biologi secara bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan dengan berbagai rangkaian sambutan diawali oleh sambutan dari Thasya Arini Salsabila selaku Koordinator Lapangan Grand Launching 2025, dilanjutkan oleh Muhammad Haidar Ali selaku Ketua BEM Biologi UGM 2025 serta dilanjutkan oleh Dr. Slamet Widiyanto, S.Si., M.Sc. Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Biologi. Kemudian dilanjutkan ke acara inti dari Grand Launching KMFB UGM dengan presentasi oleh masing-masing Kelompok Studi dan Lembaga. Acara ini dihadiri oleh perwakilan 13 KS/Lembaga yang ada di KMFB, yaitu Biology Orchid Study Club (BiOSC), Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT), Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (Matalabiogama), Kelompok Studi Entomologi (KSE), Kelompok Studi Herpetologi (KSH), Kelompok Studi Kelautan (KSK), Forum Mahasiswa Peneliti Genetika(Formasigen), Jamaah Mahasiswa Muslim Biologi (JMMB), Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) Biologi, Persekutuan Mahasiswa Kristen (PMK) Biologi, Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP), Senat Mahasiswa (SEMA), dan ditutup presentasi oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Biologi UGM. Presentasi yang dilakukan oleh Kelompok Studi dan Lembaga ini berisi pengenalan nama dan makna dari kabinet baru, visi dan misi, arah gerak, struktur kepengurusan kabinet yang baru, serta berbagai program kerja yang akan dilaksanakan oleh masing-masing Kelompok Studi dan Lembaga. Kegiatan Grand Launching KMFB juga menampilkan penampilan tari tradisional oleh Kheysa Alvina Handayani, paradisea serta game yang dipandu oleh MC. Kegiatan Grand Launching berakhir pada pukul 13.00 WIB dan diakhiri dengan penyampaian kesan pesan dari perwakilan Kelompok Studi yaitu Biology Orchid Study Club (BiOSC), Matalabiogama, Kelompok Studi Arsitektur Taman (KSAT), dokumentasi dan penutupan oleh MC. [Penulis: BEM]
Pada hari Kamis, 27 Februari 2025, Kelompok Studi Kelautan Fakultas Biologi UGM (KSK Biogama) menyelenggarakan Sosialisasi Program Kerja kabinet kepengurusan yang baru. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan secara luring di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM dan dihadiri oleh Bapak Abdul Razaq Chasani, Ph.D., selaku pembina KSK Biogama, perwakilan dari masing-masing KS/Lembaga Fakultas Biologi, Dewan Pengawas Organisasi (DPO) KSK Biogama serta anggota KSK Biogama. Acara Sosialisasi Program Kerja ini dimulai pukul 16.35 WIB yang dipandu oleh Grace River dan Aditya Ilham Alim sebagai pembawa acara (MC). Kegiatan diawali dengan pembukaan dan doa, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, Mars Biologi, dan Mars KSK Biogama secara bersama-sama. Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Pembina KSK Biogama, Bapak Abdul Razaq Chasani, Ph.D.
Rangkaian acara inti dimulai dengan pengucapan sumpah dan pelantikan Pengurus Harian KSK Biogama 2025 oleh Ahmad Aris Budi Rohman selaku Ketua KSK Biogama 2025. Kemudian, Muhammad Ariq Alfito selaku Ketua KSK Biogama tahun 2024 memaparkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) dan syarat demisioner kabinet sebelumnya. Acara dilanjutkan dengan perkenalan kabinet baru, yaitu Kabinet Winaya Adiwida, beserta program kerja yang akan dilaksanakan selama satu tahun oleh masing-masing pengurus harian. Rangkaian kegiatan Sosialisasi Program Kerja ini berakhir pada pukul 18.00 WIB dan ditutup oleh MC serta sesi dokumentasi bersama. Semoga program kerja yang telah dipaparkan dalam kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar di masa mendatang! [Penulis: KSK]
Yogyakarta, 21 Februari 2025 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan delegasi dari Nanyang Technological University (NTU), Singapore, dalam rangka kolaborasi penelitian yang dinaungi oleh program NTU Singapore Institute of Research for Sustainability and Innovation (INSPIRASI) CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage). Proyek kolaborasi penelitian ini telah berlangsung sejak tahun 2024.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Sidang KPTU Fakultas Biologi UGM ini dihadiri oleh Assoc. Prof. Marcos beserta mahasiswa bimbingannya, Tan Pei Ru, dari School of Mechanical & Aerospace Engineering, College of Engineering NTU. Selain itu, turut hadir Prof. Dr.Eng. Ir. Arief Budiman, M.S., IPU., dan Dr. Nugroho Dewayanto, S.T., M.Eng., dari Fakultas Teknik UGM. Sementara itu, dari Fakultas Biologi UGM, pertemuan ini dihadiri oleh Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, beserta mahasiswa S2 dan S3 bimbingannya.
Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai progres penelitian terkait aplikasi local strain microalgae dalam penyerapan CO2 serta pemanfaatannya untuk produk biorefinery. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengembangkan solusi inovatif dalam menangani emisi karbon yang berkelanjutan menuju net zero emission menggunakan mikroalga.
Selain sesi diskusi, delegasi NTU juga melakukan kunjungan lapangan ke beberapa fasilitas penelitian yang mendukung proyek ini, salah satunya Integrated Genome Factory (IGF), yang merupakan pusat layanan sekuensing DNA/RNA di Fakultas Biologi UGM.
Kunjungan ini tidak hanya membahas perkembangan penelitian, tetapi juga menghasilkan kesepakatan bahwa Fakultas Biologi UGM dan NTU akan melaksanakan program student exchange sebagai bagian dari penguatan kerja sama akademik dan riset.
Penelitian ini sejalan dengan beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 7: Energi Bersih dan Terjangkau, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, SDG 14: Ekosistem Lautan, dan SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Fakultas Biologi UGM berharap kerja sama ini dapat memberikan dampak signifikan dalam upaya mitigasi perubahan iklim melalui inovasi berbasis bioteknologi mikroalga.
Aktivitas Summer Course yang diselenggarakan antara Fakultas Biologi UGM dan Western Sydney University yang telah dilaksanakan selama masing-masing dua hari di Yogyakarta dan Tarakan dilanjutkan dengan aktivitas di Desa Setulang, Kecamatan Malinau Selatan Hilir, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Pada hari Minggu, 26 Januari 2025, tim ISC UGM dan WSU tiba di Pelabuhan Speedboat Malinau dan melanjutkan perjalanan menuju Desa Setulang. Tim ISC UGM berjumlah delapan orang yang terdiri dari dua dosen, Dr. Rury Eprilurahman, M.Sc. dan Mukhlish Jamal Musa Holle, M.EnvSc., D.Phil. serta enam orang mahasiswa, yaitu Bima Kurniawan, Birrul Qisty Mutmainah Nazara, Fauza Bahtiar Alim, Nayla Rafina, Wahyu Muzammil, dan Wa Ode Stevi. Tim ISC UGM bertemu dengan tim ISC WSU di Tarakan. Tim ISC WSU terdiri dari dua staf, Dr. John Charles Hunt dan Louise Graham serta 16 orang mahasiswa./div>
Setibanya di Desa Setulang, tim ISC UGM dan WSU mengikuti acara penyambutan dari warga Desa Setulang yang dilaksanakan dengan sangat meriah. Acara sambutan dibuka dengan tarian tradisional hingga penyampaian sambutan dari Kepala Desa Setulang, Bapak Saleh Wang. Tim ISC mulai berkegiatan di Desa Setulang keesokan harinya, pada hari Senin, 27 Januari 2025. Kegiatan pada hari tersebut berupa observasi di kebun dan area ladang padi milik warga Setulang. Peserta ISC mendapat penjelasan dari warga terkait sistem perladangan padi serta keanekaragaman jenis tumbuhan yang ditanam di kebun milik Bapak Philius, salah satu tetua adat di desa./div>
Pada hari Selasa, 28 Januari 2025, peserta ISC melanjutkan perjalanan menuju Hutan Desa Tane Olen, Setulang. Perjalanan dilakukan dengan mengendarai pickup dilanjutkan berjalan kaki menyusuri sungai. Peserta dibagi menjadi dua kelompok, salah satu kelompok memulai kegiatan di Basecamp Lepo Kalung, sementara kelompok lain mulai berkegiatan di Basecamp Waterfall. Kegiatan di Tane Olen berlangsung mulai tanggal 28 Januari hingga 5 Februari 2025. Aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh para peserta yaitu kegiatan birdwatching di pagi hari, trekking bersama guide di pagi atau siang hari, diskusi tematik pada siang atau malam hari, serta kegiatan herping pada malam hari. Keseluruhan aktivitas tersebut dilakukan dengan menyusuri sungai dan mendaki area berbukit didampingi oleh pemandu yang merupakan warga Desa Setulang. Hutan Desa Tane Olen merupakan area hutan dataran rendah dipterokarpa yang berbukit-bukit dengan keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi./div>
Aktivitas birdwatching berlangsung rutin, pemandu mengarahkan peserta menuju tempat/spot yang cocok untuk kegiatan tersebut. Dari aktivitas tersebut, peserta dapat mendengar dan melihat burung-burung asli Kalimantan seperti enggang, kangkareng, kuau, sempur, dan banyak burung lainnya. Aktivitas herping yang dilaksanakan rutin setiap malam diikuti dengan antusias oleh para peserta. Dari aktivitas tersebut, peserta dapat mengamati katak, kodok, bangkong bertanduk, beragam jenis kadal, penyu air tawar, hingga ular. Dr. Rury Eprilurahman membimbing para peserta ISC dalam mengidentifikasi jenis-jenis herpetofauna. Selain membimbing dalam identifikasi, pada Rabu, 29 Januari 2025 diadakan sharing session dengan materi Herpetologi oleh Dr. Rury di Basecamp Lepo Kalung diikuti tim 1 dan Dr. John Hunt./div>
Selain materi-materi tersebut, pemandu membagikan pengetahuan terkait jenis-jenis tumbuhan bermanfaat pada Kamis, 30 Januari 2025. Pemandu memimpin trekking menelusuri zona riparian dan areal perbukitan untuk menunjukkan beragam tumbuhan yang dimanfaatkan warga Setulang dalam kehidupan sehari-hari. Malamnya, diadakan diskusi terkait etnobotani tumbuhan obat Desa Setulang antara peserta ISC dan warga lokal. Pada Sabtu, 1 Februari diadakan diskusi antara Tetua (Pak Philius), Kepala Desa (Pak Saleh Wang), dan perwakilan pengurus Tane Olen (Andrew dan Ran). Diskusi tersebut membahas sejarah Desa Setulang, usaha-usaha warga mempertahankan Tane Olen sebagai hutan desa, hingga manajemen pengelolaan Tane Olen./div>
Rabu, 5 Februari 2025 tim ISC mengakhiri kegiatan lapangan di Tane Olen. Seluruh peserta ISC dari dosen, mahasiswa, pemandu, porter, dan juru masak kembali ke Desa Setulang. Malam harinya, diadakan upacara penutupan kegiatan ISC yang dihadiri oleh Camat Malinau Selatan Hilir, Kepala Desa Setulang, dan para Tetua Desa Setulang. Pada acara tersebut disajikan berbagai tarian tradisional oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa. Kegiatan berlangsung dengan lancar, diakhiri dengan tarian bersama seluruh peserta yang hadir dalam acara tersebut. Keseluruhan kegiatan ISC UGM dan WSU selaras dengan poin-poin tujuan perkembangan berkelanjutan (SDGs) nomor 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan), 14 (Kehidupan di Bawah Air), dan 15 (Kehidupan Darat). (BK)
Yogyakarta, 14 Februari 2025 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Faculty of Science, Leiden University, Belanda, merayakan satu dekade kemitraan akademik dan riset yang telah memberikan dampak besar bagi pengembangan ilmu biologi. Bertempat di Ruang Sidang Pimpinan Fakultas Biologi UGM, hadir Prof. Dr. Herman Spaink dari Faculty of Science Leiden University, bersama Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. dan Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Kerjasama dan Alumni Fakultas Biologi UGM, Dr. Eko Agus Suyono, M.App.Sc. serta Dr. Luthfi Nur Hidayat, S.Si., M.Sc. Dosen Fakultas Biologi UGM lulusan Leiden University The Netherlands.

Sejak dimulainya kerja sama pada tahun 2015, Fakultas Biologi UGM dan Leiden University telah menjalankan berbagai proyek penelitian bersama, program pertukaran mahasiswa dan dosen, serta publikasi ilmiah internasional. Puncaknya, pada September 2024, Fakultas Biologi UGM dan Graduate School, Faculty of Science, Leiden University menandatangani Joint Doctoral Degree Agreement. Program ini memungkinkan mahasiswa dari kedua universitas untuk memperoleh gelar doktor dengan bimbingan dari para ahli di kedua institusi. Perjanjian ini menegaskan komitmen kedua institusi dalam memperkuat hubungan akademis dan riset di bidang biologi.
Selain itu, kedua universitas juga berkolaborasi dalam pembentukan Fasilitas Riset Zebrafish. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat riset internasional untuk mendukung pengembangan penelitian di bidang kesehatan serta pengujian produk alami dari Indonesia. Kolaborasi ini sejalan dengan visi UGM dalam mengembangkan riset unggulan di bidang bioteknologi dan kesehatan masyarakat.
Dengan satu dekade keberhasilan yang telah diraih, kedua institusi berkomitmen untuk terus memperluas dampak riset dan inovasi di tingkat global sekaligus memperkuat peran mereka sebagai pusat unggulan riset biologi. Diharapkan, kolaborasi ini akan terus menghasilkan program-program kolaboratif, pertukaran pelajar, riset bersama, dan publikasi ilmiah yang berkualitas, memberikan manfaat signifikan bagi komunitas akademik dan masyarakat luas.
Kerja sama yang terjalin tersebut juga berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Khususnya, SDG 4 (Quality Education) yang mendukung akses terhadap pendidikan berkualitas di tingkat global, SDG 9 (Industry, Innovation, and Infrastructure) dimana pengembangan fasilitas riset dan inovasi ilmiah dalam bidang bioteknologi mendukung kemajuan infrastruktur penelitian di tingkat internasional, serta SDG 17 (Partnerships for the Goals) yang mana kolaborasi antara UGM dan Leiden University mencerminkan pentingnya kemitraan global dalam mendukung penelitian, inovasi, dan pengembangan akademik. Dengan demikian, kerja sama ini tidak hanya memperkuat jaringan akademik dan riset, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara lebih luas.
Pada hari Jumat, 14 Februari 2025 pukul 13.00-14.30 WIB, telah dilaksanakan Gentalk 1 yang berlangsung di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM. Kegiatan tersebut ditujukan kepada mahasiswa Formasigen dan umum. Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. selaku dosen pembina Formasigen. Kegiatan Gentalk menjadi wadah diskusi aktif dan sharing antara alumni atau kakak tingkat terkait topik skripsi yang dikerjakan dengan anggota Formasigen dan umum. Pada kegiatan Gentalk pertama di tahun ini terdapat 3 narasumber, yaitu Azizah Tyas Nugrahanty, S.Si., Lucia Arum Sekar Meysari, S.Si., dan Tiara Putria Judith. Azizah Tyas Nugrahanty, S.Si. dan Lucia Arum Sekar Meysari, S.Si., merupakan mahasiswi S2 Fakultas Biologi UGM angkatan 2023 sedangkan Tiara Putria Judith merupakan mahasiswi S2 Fakultas Biologi UGM angkatan 2024 di bawah bimbingan Ibu Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. sebagai dosen pembimbing skripsinya.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh MC, Andreas Wibisono selaku Divisi Keilmuan Kabinet HomeoGenesis 2025, dilanjutkan sambutan oleh Pembina Formasigen 2025 Ibu Ganies Riza Aristya, S.Si., M.Sc., Ph.D. Dari sambutan tersebut, Ibu Ganies berharap kegiatan Gentalk ini dapat terlaksana secara rutin dan semakin baik kedepannya sehingga dapat menjadi wadah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Kegiatan dilanjutkan dengan pematerian oleh narasumber dengan topik yang berjudul “Pendekatan Bioinformatika dalam Riset Genomik: Whole Genome Sequencing (WGS)”. Pada pematerian ini telah disampaikan sejarah NGS (Next Generation Sequencing) yang merupakan pengembangan dari metode terdahulu, yaitu Sanger sequencing. Berbeda dengan metode sebelumnya yaitu Sanger sequencing, NGS mampu mendeteksi keseluruhan genome dalam waktu yang lebih singkat dan menghasilkan high-throughput. Salah satu pengaplikasian dari NGS adalah WGS (Whole Genome Sequencing). Narasumber memberikan pengenalan website yaitu usegalaxy yang merupakan platform daring sumber terbuka yang memudahkan pengguna untuk analisis data genome sequencing. Partisipan diberi arahan untuk mengakses website tersebut dan mengikuti langkah-langkah yang diberikan dari narasumber. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan audiens dan penutupan. Dengan dilaksanakan kegiatan Gentalk yang pertama pada tahun ini, diharapkan menjadi awal yang baik untuk menjadi wadah diskusi yang menarik dan bermanfaat agar menjadi gambaran tentang penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa yang berada di bawah bimbingan dosen-dosen di Laboratorium Genetika dan Pemuliaan Fakultas Biologi UGM. [Penulis: Formasigen]
Pada hari Kamis, 13 Februari 2025, pukul 15.30-16.30 WIB, telah dilaksanakan Pelantikan Pengurus KS dan Lembaga Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada. Pelantikan dilaksanakan secara luring di Gedung Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Kegiatan dihadiri oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi, para Wakil Dekan, para Ketua Program Studi, Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan, Dosen Pembina Kelompok Studi dan Lembaga, Ketua Kelompok Studi dan Lembaga, serta beberapa perwakilan Pengurus Kelompok Studi dan Lembaga.
Kegiatan dipandu oleh Master of Ceremony (MC) Alifa Tafrinjiyah dan Angga Firza. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC yang dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Universitas Gadjah Mada, dan Mars Fakultas Biologi dipimpin oleh Rachel Aleya. Acara selanjutnya yaitu pembacaan Ikrar Pelantikan Pengurus Kelompok Studi atau Lembaga yang dipimpin oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc., dan diikuti oleh seluruh Ketua Kelompok Studi atau Lembaga Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Adapun penandatanganan Ikrar yang dilaksanakan oleh Dekan Fakultas Biologi UGM dan seluruh Ketua KS/Lembaga secara bergantian. Setelah itu, dilanjutkan dengan arahan oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. kepada pengurus KS/L diantaranya harapan kepada seluruh KS/L untuk fokus pada program yang sudah disusun dan dapat meningkat kemampuannya. Beliau yakin bahwa dosen-dosen pembina akan mendukung kegiatan KS/L dengan sepenuhnya, jadi diharapkan pada tahun ini menjadi tahun peningkatan kualitas. [Penulis: BEM]
Yogyakarta 6 Februari 2025 08.00, Oleh: Adn Atiningrum Yuni Aryantika
Kegiatan “Penyambutan dan Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (PKMB) Pascasarjana Angkatan 2025 Genap” telah dilaksanakan hari Kamis, 6 Februari 2025 di Auditorium Biologi Tropika Fakultas Biologi UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan kampus, dosen, dan tenaga kependidikan kepada mahasiswa baru pascasarjana angkatan 2025 genap. Kegiatan ini dihadiri oleh 46 mahasiswa program studi magister, 9 mahasiswa program studi doktor, dosen, dan tenaga kependidikan Fakultas Biologi UGM.
Kegiatan PKMB dipandu oleh Salsabila Faradia Nuris, S.Pd., dan Zahrotin Soleha, S.Pd. sebagai Master of Ceremony (MC). Kegiatan dimulai pukul 08.00 WIB yang dibuka oleh MC, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, dan mars Biologi yang dipandu oleh Felisitas Meli Podhi, S.Si. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan Dekan Fakultas Biologi UGM oleh Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc.
Acara selanjutnya adalah pengenalan pejabat fakultas, dosen, dan tenaga kependidikan Fakultas Biologi UGM yang diakhiri dengan sesi foto bersama antara dosen dan mahasiswa baru. Acara selanjutnya kegiatan pengenalan Keluarga Mahasiswa Pascasarjana (KMP) yang bertujuan untuk memperkenalkan kegiatan KMP kepada mahasiswa baru. Kegiatan pengenalan KMP meliputi penampilan video KMP dan pengenalan KMP yang disampaikan oleh Imran Sadewo, S.Si., selaku ketua KMP Fakultas Biologi periode 2024/2025.
Acara selanjutnya sosialiasi layanan perpustakaan Fakultas Biologi UGM oleh tim perpustakaan Fakultas Biologi UGM yang diwaliki oleh Drs. Ign. Sudaryadi, M.Kes., Rusna Nur Aini, A.Md., dan mahasiswi volunteer Delia Sawanda Syarifatullah. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan anggota tim perpustakaan, pelayanan-pelayanan yang disediakan perpustakaan serta kegiatan perpustakaan Fakultas Biologi UGM.
Acara selanjutnya adalah acara Bio Tour. Bio Tour adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan kampus seperti laboratorium, ruang perkuliahan, biomart, perpustakaan dan fasilitas-fasilitas Fakultas Biologi UGM lainnya. Kegiatan Bio Tour dipandu oleh anggota KMP. Setelah kegiatan Bio Tour dilanjutkan dengan sesi istirahat dan makan siang (ishoma).
Setelah istirahat dilanjutkan dengan pengisian kartu rencana studi (KRS) yang didampingi oleh anggota KMP sesuai dengan peminatan masing-masing mahasiswa baru. Kemudian acara dilanjutkan dengan ice breaking yang dipandu oleh MC. Penutupan acara dilakukan dengan berdoa yang dipimpin oleh Raden Badrun Mahera Agung, S.Si., dan foto bersama.
Mengapa Wacana Konsesi Tambang untuk Kampus Harus Ditolak?
JAKARTA – Wacana konsesi tambang untuk kampus melalui revisi UU 3/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba) mesti ditolak. Lewat wacana itu, pemegang otoritas berupaya menggerus independensi kampus sebagai institusi pendidikan yang berorientasi pada tridharma.
“Saya melihat upaya untuk membuat kampus terintegrasi dalam sistem pasar semakin telanjang. Independensi kampus sebagai institusi yang bekerja untuk ilmu pengetahuan bisa tercerabut,” kata Ilham Majid, dosen Fakultas Hukum Universitas Musamus, saat Diskusi Publik “Timang Tambang Kampusku Sayang” yang digelar Bakul Pemimpi secara virtual, Sabtu, 8/2/2025.
Ilham mengatakan, rencana perguruan tinggi mendapat wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) memperlihatkan semangat liberalisasi ekonomi dalam sistem pendidikan tinggi. Kebijakan ini mendorong kampus melakukan aktivitas tambang kendati melahirkan dampak negatif. Artinya, kepentingan ekonomi menjadi prioritas, sedangkan dampak tambang urusan belakang.
“Kampus seyogianya menjadi benteng moral dan intelektualitas, bukan jadi alat negara untuk mencuci praktik-praktik buruk industri ekstraktif,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Tata Kasmiati, dosen Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Sulawesi Barat. Menurutnya, pengelolaan tambang oleh kampus melenceng dari tridarma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Tata menyatakan, saat ini, akademisi menghadapi beban administratif yang cukup besar. Jika kampus menambah beban kerja baru berupa aktivitas tambang, maka ini bukan hanya di luar kewajaran, tetapi dapat menciptakan ketimpangan dan ketidakadilan dalam struktur akademik. Beban kerja akademisi yang meningkat akan mengurangi fokus pada tugas utama, yakni mendidik dan meneliti.
Selain itu, bisa melahirkan ketimpangan gender dalam dunia akademik. Sebab, sektor pertambangan merupakan industri yang didominasi oleh laki-laki. Kemudian, peran sebagai pengawas independen akan hilang bila kampus menjadi bagian dari pelaku tambang. “Kewajiban kampus bukan mengapitalisasi pendidikan, tapi bagaimana membuat pendidikan menjadi acceptable bagi semua orang,” kata Tata.
Suka atau tidak, lanjut Tata, tambang adalah bisnis yang tidak bersih. Posisi kampus adalah bagaimana memproduksi pengetahuan dan teknologi untuk mereduksi efek negatif dari aktivitas tambang. Bukan sebaliknya, menjadi agen baru untuk memperluas perusakan. “Kalau kampus mengelola tambang berarti ia pelaku. Padahal, kalau terjadi sesuatu, yang menjadi ahli untuk menilai adalah orang-orang di universitas,” ujarnya.
Zulfatun Mahmudah, komunikasi publik perusahaan tambang, mengatakan, sektor pertambangan membutuhkan modal awal yang sangat besar. Sebagai gambaran, PT Kaltim Prima Coal menghabiskan USD 570 juta dalam tahap konstruksi awalnya, atau sekitar Rp10 triliun dengan kurs saat ini. Bila kampus mengelola tambang, maka hanya ada dua pilihan. Pertama, melibatkan pihak ketiga, berarti memberi hak konsesi kepada investor dan kampus menerima fee, namun hilang kendali penuh atas tambang. Kedua, kampus harus mencari pinjaman, yang berarti harus ada aset sebagai jaminan. Risiko lain yang akan dihadapi kampus adalah kehancuran reputasi. Kampus bisa dianggap tidak independen karena tersandera kepentingan bisnis. Kampus akan kehilangan kredibilitas akademik akibat konflik kepentingan.
“Kampus bisa dianggap menyimpang dari tujuan awalnya sebagai institusi pendidikan dan penelitian. Apakah kampus benar-benar akan mendapatkan keuntungan dari tambang? Atau justru akan merusak reputasinya?” ucap Zulfatun.
Pelemahan Perlawanan
Dalam pandangan Ilham, polemik soal izin tambang untuk kampus merupakan perang posisi atau perang wacana. Mengutip Gramsci, perang posisi untuk pencapaian hegemoni. Perang ini dilakukan pada tingkat masyarakat sipil. “Pada satu sisi, ada wacana konsesi tambang yang harus disukseskan. Pada sisi lain, banyak resistensi terhadap praktik-praktik tambang yang memang terbukti merusak lingkungan. Lalu, dimunculkanlah wacana tandingan bahwa mereka yang punya tradisi moralitas dan intelektualitas terlibat pengelolaan tambang. Ini kan meredam kritik dan perlawanan masyarakat,” ujarnya.
Menurut Ilham, isu mengenai izin tambang bagi kampus merupakan bentuk desentralisasi pengelolaan tambang. Pengelolaan tambang yang semula terpusat kini diserahkan kepada aktor-aktor subnasional, seperti ormas dan perguruan tinggi. Secara psikologis, upaya itu agar isu tambang bisa diterima oleh khalayak. Sebab, dalam banyak kasus, persoalan tambang cenderung diwarnai konflik, baik vertikal maupun horizontal. “Kelas penguasa melihat bahwa gerakan sosial dimotori kelas menengah. Untuk mengurangi resistensi itu, maka dibangunlah wacana tandingan bahwa kampus mengelola tambang,” kata dia.
Dosen Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Akbar Reza sepakat dengan pandangan Ilham. Bila diperhatikan, isu soal izin kelola tambang untuk kampus seperti tes ombak. Lempar dahulu wacananya untuk melihat respons masyarakat sipil, lalu pemerintah akan mengambil sikap. “Ini disebut viral-based policy, kebijakan yang berbasis sifatnya viral. Itulah mengapa diskusi-diskusi seperti ini sangat penting untuk menjaga kompas diri bahwa ruang ini bukan sekadar intelektual, tapi juga spiritual,” ujarnya.
Hal lain yang meresahkan, sambung Reza, sivitas akademika menjadi tameng untuk legitimasi moral atau intelektual. Ketika kampus terlibat pengelolaan tambang, maka yang dibutukan bukan hanya kapital, tapi juga kompetensi. Kenyataannya, tidak semua akademisi memiliki kompetensi mengelola tambang.
“Akhirnya, hanya kampus yang punya kapital dan jaringan yang akan mendapat WIUP. Lalu, bagaimana dengan kampus-kampus yang punya akses terbatas? Ya, tetap diadu antara sipil dengan sipil,” kata Reza.
Sejalan dengan pandangan Ilham dan Reza, ahli Hukum Tata Negara Universitas Andalas Feri Amsari menyatakan, izin tambang bagi perguruan tinggi bukan sekadar bisnis, tetapi mencerminkan nafsu manusia yang berupaya memecah belah kampus. Kampus yang seharusnya menjadi ruang pengkritik terhadap perilaku negara, kini dijadikan target untuk dipecah belah. Fenomena ini mirip dengan upaya membelah ormas, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Awalnya berbasis keadaban, tetapi kemudian terdorong ke arah perhitungan ekonomi. Kampus kini berada dalam ancaman serupa, di mana berbagai kepentingan berupaya mengarahkan institusi akademik ke ranah keuntungan bisnis tambang yang berimplikasi pada fragmentasi internal.
Saat ini, wacana yang berkembang di dalam kampus bukan lagi soal bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi bagaimana cara mengekstraksi kekayaan alam. Hal ini mengubah esensi kampus sebagai tempat pembelajaran menjadi sekadar alat untuk meraup keuntungan. “Kampus-kampus dan organisasi akademik harus bersatu. Gerakan ini perlu dikonsolidasikan agar lebih efektif dalam menekan penguasa untuk mencabut kebijakan terkait konsesi tambang bagi kampus,” ujar Feri.(*)
Informasi lebih lanjut maupun pertanyaan seputar siaran sila menghubungi bakulpemimpi@gmail.com.
——————————
Bakul Pemimpi adalah forum pegiat sosial dengan latar belakang beragam. Berisi anak-anak muda dari Aceh sampai Merauke, Bakul Pemimpi ingin menjadi katalisator bagi perubahan positif di masyarakat. Kami percaya bahwa mimpi adalah langkah awal mencapai tujuan.
Yogyakarta, 5 Februari 2025 – Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) menerima kunjungan dari perwakilan Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan 1st International Symposium on Biodiversity Conservation & Ecotourism (BCE Symposium) yang akan digelar pada 20-21 Februari 2025 di The Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center.
Kunjungan ini dihadiri oleh beberapa perwakilan dari DIPI, termasuk A.A Thasun Amarasinghe, Dr. Nurul L. Winarni, Dr. Asri A. Dwiyahreni, dan Bu Isna. Mereka berdiskusi dengan tim dari Fakultas Biologi UGM yang dipimpin oleh Dekan, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pembahasan difokuskan pada persiapan simposium yang bertujuan mempertemukan akademisi, peneliti, pembuat kebijakan, serta pegiat lingkungan guna membahas isu-isu konservasi biodiversitas dan ekowisata.
BCE Symposium 2025 akan menjadi forum internasional yang menghadirkan berbagai pihak dari latar belakang yang berbeda, termasuk peneliti, ilmuwan, konservasionis, pembuat kebijakan, mahasiswa, dan wirausahawan. Simposium ini didukung oleh berbagai institusi ternama, di antaranya Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI), Komite Indeks Biodiversitas Indonesia (IBI-KOBI), Aberdeen University, Scotland, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Research Center for Climate Change – Universitas Indonesia (RCCC-UI).
DIPI merupakan lembaga yang berkomitmen mendukung riset ilmiah berkualitas di Indonesia dengan tujuan mempercepat kemajuan sains dan inovasi. Lembaga ini bekerja sama dengan berbagai institusi nasional maupun internasional untuk memperluas akses dan pendanaan penelitian. Sementara itu, RCCC-UI memiliki peran strategis dalam mengembangkan riset terkait perubahan iklim dan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati.
Fakultas Biologi UGM, DIPI, dan KOBI bekerja sama dalam pelaksanaan BCE Symposium 2025 untuk mendorong inisiatif penelitian dan kebijakan terkait konservasi biodiversitas serta ekowisata berkelanjutan. Sebagai salah satu institusi pendidikan terkemuka di Indonesia, Fakultas Biologi UGM berkomitmen mendukung upaya ini melalui penelitian dan kolaborasi berkelanjutan.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan BCE Symposium 2025 dapat menjadi platform efektif dalam memajukan penelitian, kebijakan, serta inovasi baru dalam bidang konservasi dan pengelolaan ekowisata, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat global. Simposium ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama SDG 4 (Quality Education) dalam mendorong pendidikan dan penelitian berkualitas di bidang konservasi, SDG 13 (Climate Action) dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, SDG 14 (Life Below Water) yang menekankan pentingnya perlindungan ekosistem laut dan perairan, serta SDG 15 (Life on Land) yang mendorong konservasi biodiversitas darat. Selain itu, simposium ini juga mendukung SDG 17 (Partnerships for the Goals) dengan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dalam bidang konservasi dan ekowisata.