SDG 15 : Ekosistem Daratan
Sampai Jumpa di acara Open House Fakultas Biologi UGM berikutnya !!, See you Sobat Biologi
Mountaineering atau Mendaki adalah kegiatan yang melibatkan aktivitas naik ke atas lereng gunung, bukit, atau pegunungan dengan tujuan untuk mencapai puncak atau tempat tertentu. Aktivitas ini sering dilakukan untuk tujuan rekreasi, petualangan, olahraga, penelitian, atau spiritual. Mendaki gunung menawarkan sejumlah manfaat yang luas, mulai dari meningkatkan kesehatan fisik dan mental hingga memberikan pengalaman petualangan yang mendebarkan. Aktivitas ini memungkinkan kita untuk terhubung dengan alam, mengembangkan keterampilan, dan memperkuat hubungan sosial.
Pada Sabtu, 9 Maret 2024 Matalabiogama mengadakan pendakian bersama ke Gunung Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 2050 mdpl; lumayan menantang namun cocok untuk pemula. Sebanyak 10 orang anggota Matalabiogama dari AM XXIV, AM XXV, dan AM XXVI berkumpul di Fakultas Biologi pada pukul 22.00 WIB. dilakukan pengecekan barang, berdoa, dan briefing terlebih dahulu. Ditentukan urutan perjalanan dari leader ke sweeper. Keberangkatan dengan motor dimulai pada pukul 22.30 WIB. Setelah 4 jam perjalan, tim Matalabiogama tiba pada Basecamp Mawar pukul 02.30 WIB keesokan harinya. Persiapan mendaki dilakukan bersama-sama sebelum memulai pendakian. Setelah siap, pukul 03.00 WIB pendakian dimulai.
Dari Basecamp Mawar tim Matalabiogama mulai berjalan menggunakan headlamp sebagai penerangan. Di awal perjalanan menuju Pintu Rimba bisa terlihat di kanan kiri jalan dikelilingi kebun sayur dan mawar; menjelaskan dari mana nama basecamp berasal. Setelah memasuki Pintu Rimba, tim Matalabiogama pun terus melanjutkan perjalanan melewati 5 pos peristirahatan. Beristirahat sejenak di setiap pos tersebut sekaligus memastikan tidak ada yang tertinggal maupun cedera. Juga memastikan semua anggota terhidrasi juga apakah ada anggota yang membutuhkan oksigen. Sesampainya di pos 3 dan 4, langit menunjukan sudah masuk waktu subuh. Di sana pun anggota tim yang berkewajiban menunaikan ibadah sholat subuh. Dua pertiga perjalanan, tim Matalabiogama memasuki hutan lumut. Setelah itu, tim Matalabiogama melewati 2 pertigaan, lereng-lereng yang curam, Lembah Hantu dan Lembah Jinten. Semakin tinggi, rute yang dipakai semakin sulit. Walaupun begitu, segenap tim menikmati pengalaman dan pemandangan selama perjalanan. Tim sweeper memastikan yang cedera tidak tertinggal dan di temani.
Pukul 08.30 WIB akhirnya sampai di puncak tujuan yaitu Puncak Benteng Raiders. Di sana, tim Matalabiogama mengadakan bonding makan bersama dengan perbekalan yang masing-masing anggota bawa sambil mengobrol dan bercanda, juga menikmati pemandangan dari salah satu Puncak Gunung Ungaran ini. Kota Semarang dan sekitarnya bisa terlihat dari ketinggian itu. Bahkan, tim Matalabiogama sempat merasakan awan di siang harinya, saking tingginya. Kegiatan dokumentasi pun tak lupa dilakukan.
Pukul 11.00 WIB tim Matalabiogama bersiap melakukan perjalanan turun gunung kembali ke basecamp melewati jalan yang telah dijalani sebelumnya. Pukul 14.00 WIB, semua anggota Matalabiogama sudah terkumpul di basecamp untuk beristirahat, beribadah, dan persiapan pulang ke Fakultas Biologi. Pada pukul 15.30 WIB tim Matalabiogama melakukan perjalanan pulang ke fakultas dan akhirnya pukul 19.00 WIB sampai kembali di Fakultas Biologi UGM. Kegiatan bonding dan mountaineering ini merupakan suatu kegiatan yang positif dimana dapat memupuk fisik dan solidaritas antar anggota. Kegiatan mountaineering diharapkan menjadi kegiatan rutin untuk melatih keterampilan anggota Matalabiogama. [Penulis: Matalabiogama]
Biologi Open House dan Pengenalan Topik Riset 2024 (BIOENTRI) adalah acara pengenalan topik riset yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi UGM. Bioentri ini bertujuan untuk mengenalkan topik – topik riset yang diampu oleh para Fakultas Biologi kepada para mahasiswa. Harapannya, melalui pengenalan topik ini mahasiswa mendapatkan inspirasi untuk skripsi dan thesis mereka, dapat bertemu langsung dengan dosen pembimbing yang linear dengan topiknya, dan mendapatkan pemahaman tentang topik riset.
Acara ini dihadiri oleh para mahasiswa fakultas biologi dan dosen dari berbagai peminatan biologi sebagai narasumber. Acara ini diadakan pada hari Senin, 22 April 2024 s/d Kamis, 25 April 2024 pukul 13.00 – 15.00 di Ruang 1, 2, dan 3 (sesuai pembagian jadwal) Lobby 1 Gedung B Sinarmas Fakultas Biologi UGM. Kegiatan BIOENTRI 2024 ini dipandu oleh MC yaitu Alifiansyah Sutama. Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan dan doa, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne Gadjah Mada, serta Mars Fakultas Biologi secara bersama-sama. Kegiatan dilanjutkan merupakan sambutan dari Prof. Dr. Budi S. Daryono, M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Biologi UGM dan dilanjutkan dengan sesi dokumentasi bersama. Acara selanjutnya yaitu kegiatan presentasi masing-masing dosen pembimbing skripsi ataupun tesis.
Open House Fakultas Biologi UGM tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan beragam topik penelitian yang relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga berkontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya poin nomor 4 tentang Pendidikan Bermutu (Quality Education). Melalui kegiatan ini, mahasiswa juga dapat memahami bagaimana penelitian yang dilakukan oleh para dosen fakultas ini memberikan dampak positif dalam mencapai berbagai target SDGs lainnya, seperti perlindungan biodiversitas, pemulihan ekosistem (13,14,15), dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi di bidang bioteknologi dan pengelolaan sumber daya alam (9, 11, 13).
Tim MBKM Pengabdian kepada Masyarakat Fakultas Biologi UGM 2024 yang dibimbing oleh Dr. Dwi Sendi Priyono, S.Si., M.Si. bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Barat serta Reserse Kriminal Khusus Polda Kalbar melaksanakan pengujian DNA Forensik terhadap barang bukti dalam kasus penyiksaan monyet oleh ASN Singkawang berinisial RS.
Sumber foto: KOMPAS.com/HENDRA CIPTA
Proses pemeriksaan berlangsung di Laboratorium Sistematika Hewan Fakultas Biologi UGM sejak sampel diterima pada Jumat, 1 Maret 2024. Tim melakukan pemeriksaan DNA forensik pada organ anakan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) bagian rambut dan telapak tangan dengan melibatkan sejumlah mahasiswa yang secara kolektif menangani sampel mulai dari isolasi, amplifikasi, hingga visualisasi hasil. Pemeriksaan DNA menjadi salah satu tahap penting untuk mengonfirmasi identifikasi awal terhadap barang bukti yang ditemukan.
RS, seorang pegawai kelurahan di Kabupaten Singkawang diamankan kepolisian pada Rabu, 7 Februari 2024 setelah salah satu konten video penyiksaannya ramai dan disorot aktivis pecinta hewan luar negeri. Berdasarkan video yang beredar, monyet ekor panjang disiksa dengan cara direbus, digoreng, dipotong, dan dipukul menggunakan palu. Atas perbuatannya, RS dikenakan Pasal 91 Undang-Undang tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan atau Pasal 302 KUHP tentang Penganiayaan Terhadap Hewan dengan ancaman pidana sembilan bulan penjara, serta jika proses identifikasi DNA forensic berhasil akan digunakan sebagai barang bukti untuk menjerat Undang-undang Karantina.
Analisis DNA forensik pada kasus penganiayaan hewan merupakan langkah penting untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG), khususnya dalam hal SDG 15 Kehidupan Darat dan SDG 16 tentang Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat. Dengan menggunakan teknologi ini, kita dapat memberikan bukti yang kuat terkait pelanggaran terhadap hewan, memastikan penegakan hukum yang adil, dan mendorong kesadaran akan pentingnya melindungi kehidupan hewan untuk menjaga ekosistem yang seimbang. Dengan demikian, kolaborasi antara sains forensik dan perlindungan hewan dapat berkontribusi positif terhadap berbagai aspek SDG, termasuk keadilan, perdamaian, dan keberlanjutan lingkungan.
Setelah kerjasama penelitian yang baik mengenai keanekaragaman hayati dan status konservasi biota perairan umum terutama ikan dan krustasea, Danau Siran di Kalimantan Timur, antara Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dengan dosen Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM. Kali ini YKAN kembali mengadakan penelitian biota perairan terutama ikan dan krustasea di Berau, Kalimantan Timur. Penelitian ini kembali melibatkan dosen, mahasiswa dan alumni dari Fakultas Biologi UGM. Dosen yang terlibat dari Laboratorium Sistematika Hewan, yaitu: Donan Satria Yudha, S.Si., M.Sc., dan Dr. Rury Eprilurahman, S.Si., M.Sc. Sementara itu mahasiswa yang terlibat adalah Muhamad Afnisa’a Rozaqi (mahasiswa program sarjana) dan Maula Haqul Dafa, S.Pd. (mahasiswa program pascasarjana) serta Hastin Ambar Asti, S.Si., M.Sc. (alumni S1 Fakultas Biologi UGM) dan dibantu oleh Pak Susilo Irwanjasmoro (Yayasan Wagleri). Staf YKAN yang turut terjun sampling di lapangan adalah Eka Cahyaningrum, S.Si. (alumni S1 Fakultas Biologi UGM dan posisi di YKAN sebagai Biodiversity and High Conservation Value Specialist) Pak Purnomo dan Lebin Yen.
Kegiatan ini dilakukan karena lanskap Sungai Kelay merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Esensial Wehea-Kelay yang luasnya mencapai 532.000 hektar. Lanskap Wehea-Kelay merupakan salah satu habitat penting bagi flora dan fauna di Kalimantan. Kawasan ini mencakup 2% dari luas hutan di Kalimantan, tetapi menjadi rumah bagi setidaknya 35% mamal Kalimantan (termasuk orangutan), 41% burung, 20% reptil, dan 46% amfibi. Guna mendukung pembentukan rencana aksi konservasi perairan di Sungai Kelay, YKAN perlu melakukan survei keanekaragaman hayati biota perairan tersebut serta memahami peran biota air tawar terhadap kebutuhan ekonomi masyarakat.
Penelitian dilakukan selama 7 hari di lanskap Sungai Kelay. Sampling area dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu Sungai Utama Kelay, Sungai Duhung dan beberapa anak sungai yang alirannya masuk ke Sungai Kelay. Sampling aktif biota air tawar dilakukan pada pagi hari hingga sore hari, sedangkan sampling pasif menggunakan perangkap. Perangkap di pasang pada pagi hari dan dilihat hasil tangkapannya pada hari berikutnya. Data yang didapatkan adalah 37 spesies ikan, 2 spesies udang, dan 3 spesies kepiting. Hasil kegiatan ini masih perlu dilakukan analisis lebih mendalam guna mengetahui keanekaragaman hayati biota perairan tawar serta memahami jenis ikan dan krustasea yang penting secara komersial dan jumlah tangkapan untuk nilai ekonomi jenis tersebut.
Fakultas Biologi UGM memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TN Gunung Merbabu). Salah satu kegiatan dalam PKS tersebut adalah kajian kesesuaian habitat untuk pelepasliaran satwa di TN Gunung Merbabu khususnya jenis Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Kegiatan tersebut di pegang oleh Donan Satria Yudha dari Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM. Donan kemudian dibantu oleh Noorman Hendry Fauzy, S.Si. (alumni S1 Fakultas Biologi UGM) dan Eveline Wahyuningtyas Yusrina Seddi (mahasiswa S1 Fakultas Biologi UGM). Kebetulan Mb Eveline sedang mengerjakan skripsi yang berjudul “Distribusi dan Densitas Julang Emas (Rhyticeros undulatus Shaw, 1811) di Hutan Sokokembang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah”. Skripsi Mb Eveline juga menganalisis kesesuaian habitat sehingga cocok dilibatkan dalam kegiatan PKS dengan TN Gunung Merbabu tersebut.
Kegiatan kesesuaian habitat tersebut di awali dengan rapat koordinasi (rakor) pembekalan teknis bagi petugas TN Gunung Merbabu sebelum melakukan pengambilan data (sampling) kajian habitat Elang Jawa di lapangan. Rakor tersebut di koordinasikan oleh Ibu Kristina Dewi, S.Si., M.Eng., M.Sc. dan di hadiri oleh Bapak Nurpana Sulaksono, S.Hut., M.T. Selaku Plt Kepala Balai TN Gunung Merbabu. Setelah rakor tersebut, dilakukan pengambilan data lapangan, perwakilan dari Fakultas Biologi UGM adalah Mas Noorman saja, karena Mb Eveline akan melakukan ujian skripsi dan Pak Donan menguji skripsi Mb Eveline saat sampling lapangan tersebut. Kegiatan sampling dilakukan selama 3 hari (tanggal 9 sd 11 Oktober 2023). Setelah kegiatan sampling selesai dilakukan kemudian dilakukan analisis kajian habitat di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM.
Pada hari Senin, 27 November 2023 dilakukan penyusunan dokumen kajian habitat untuk pelepasliaran Elang Jawa. Kegiatan tersebut dilakukan diselenggarakan oleh Pihak Taman Nasional Gunung Merbabu, tetapi bertempat di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM. Dalam kegiatan tersebut selain di hadiri oleh Donan dan Eveline, juga dihadiri oleh Pak Rury Eprilurahman sebagai salah satu dosen pengampu mata kuliah Ornithologi serta beberapa mahasiswa asisten praktikum ornithologi. Finalisasi dokumen kajian habitat tersebut dilakukan pada hari Jum’at 22 Desember 2023, kali ini di Ruang Rapat kantor Balai TN Gunung Merbabu. Simpulannya adalah: (1) Pemodelan kesesuaian habitat Elang jawa di Taman Nasional Gunung Merbabu menghasilkan kesesuaian habitat sebesar 178.42 Ha, terkonsentrasi pada Area Ampel dan Selo, Kabupaten Boyolali, dan (2) Variabel lingkungan yang memengaruhi kesesuaian habitat Elang Jawa (Elja) berupa elevasi, jalan, kelerengan, tutupan lahan, dan Normalized difference vegetation (NDVI) atau Indeks Kehijauan. Tetapi masih ada variabel lain berupa fauna yang perlu diperhatikan, seperti elang lain sebagai kompetitor seperti elang hitam (Ictinaetus malayensis) dan tiga jenis primata yaitu rek-rekan (Presbytis comata fredericae), lutung budeng (Trachypithecus auratus) dan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang juga menghuni area TN Gunung Merbabu serta mungkin berpotensi dapat menganggu sarang dan perkembangbiakan anakan Elja.
Pak Donan, Pak Rury, Mas Noorman dan Mb Eveline memberikan masukan bahwa di tahun berikutnya, akan lebih baik jika TN Gunung Merbabu juga melakukan pendataan populasi dan sebaran dari fauna lain penghuni TN seperti elang hitam, lutung budeng dan monyet ekor panjang. Kemudian data fauna tersebut dapat digabungkan dengan data kesesuaian habitat Elja yang telah didapat tahun ini, sehingga dapat melengkapi kajian kesesuaian habitat pelepasliaran Elja yang kemungkinan juga dipengaruhi oleh keberadaan fauna lain. Semoga hasil kegiatan berguna bagi TN Gunung Merbabu serta kerjasama dapar dilanjutkan agar di tahun berikutnya bisa diagendakan kajian lanjutan guna melengkapi data yang sudah ada.
Diklat Lapangan merupakan kegiatan lanjutan dari rangkaian Diksar CAD XVIII yang bertujuan untuk mendukung peran BiOSC sebagai kelompok studi yang menjadi pelopor dan penggerak upaya konservasi anggrek. Kegiatan ini difokuskan pada penyampaian hasil eksplorasi anggrek di alam terbuka sebagai bagian penting dari pembekalan calon anggota. Melalui praktik eksplorasi ini, peserta tidak hanya memperoleh keterampilan teknik survival, tetapi juga diajak untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan. Selain itu, diklat lapangan ini menjadi tempat penting bagi calon anggota untuk menyampaikan informasi yang relevan dari data eksplorasi tersebut. Selama kegiatan, peserta menjalani pembekalan ilmu dasar yang mendukung peran mereka dalam Dikru Penelitian, Budidaya, serta Konservasi di alam terbuka. Dengan demikian, diklat lapangan (diklap) ini tidak hanya menghadirkan pengalaman langsung di lapangan, tetapi juga mempersiapkan calon anggota untuk mengaplikasikan dan mengembangkan pemahaman mereka dalam konteks konservasi alam. Kegiatan diklap dilaksanakan secara luring di Ayunan Langit dan Fakultas Biologi UGM dengan peserta berjumlah 17 orang.
Diklat Lapangan diawali dengan kegiatan eksplorasi anggrek pada tanggal 20 Desember 2023 di Ayunan Langit, Sabrangkidul, Purwosari, Kec. Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan sambutan oleh ketua panitia Diklat Lapangan (Wahyu Rinastomo), ketua BiOSC (Lisna Nur Aini), dan Dosen Pembina BiOSC (Prof. Dr. Endang Semiarti, M. S., M. Sc.), yang dilakukan di Jalan Taman Biologi (Jatabi), Fakultas Biologi UGM sebelum keberangkatan ke lokasi eksplorasi. Perjalanan menuju lokasi kegiatan dilakukan menggunakan mobil TNI AU. Setelah tiba di lokasi, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh pengelola Ayunan Langit. Eksplorasi anggrek di Ayunan Langit oleh CAD XVIII dilaksanakan dengan membagi peserta menjadi 3 kelompok. Pada eksplorasi ini, terdapat dua jalur eksplorasi, yaitu jalur 1 dan jalur 2, dengan tiap jalur terdapat 3 pos yang terdiri dari pos 1 yaitu kesan pesan, pos 2 istirahat, dan pos 3 yaitu pengecekan sketsa. Setelah kegiatan eksplorasi di Ayunan Langit selesai, peserta, panitia, dan pengelola Ayunan Langit melakukan dokumentasi. Dikarenakan waktu beranjak sore, peserta dan panitia berpamitan kepada pengelola kemudian melakukan perjalanan pulang menuju Fakultas Biologi UGM. Sesampainya di fakultas, dilakukan diskusi perkelompok dengan pemandu masing-masing sebagai persiapan untuk presentasi pada hari kedua esoknya.
Kegiatan Diklat Lapangan dilanjutkan pada tanggal 21 Desember 2023 di Ruang 2 dan 3 Gedung B Fakultas Biologi UGM. Kegiatan dimulai dengan mini games yang dilakukan di Selasar Utara Gedung B, sebagai bagian dari seru-seru-an antar sesama CAD XVIII dan dilanjutkan dengan presentasi hasil eksplorasi anggrek pada hari pertama. Presentasi eksplorasi dilakukan dengan menyampaikan informasi mengenai identifikasi anggrek, dokumentasi anggrek, serta pembuatan sketsa anggrek. Setiap kelompok memiliki waktu presentasi selama 15 menit di hadapan para panelis (Dewan Senior BiOSC) dan dilanjutkan sesi tanya jawab. Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah calon Angkatan Diksar XVIII dapat menerapkan secara praktik dan dapat menyampaikan ilmu yang telah diberikan selama Dikru Penelitian, Budidaya, serta konservasi di alam terbuka. Kegiatan dilanjutkan dengan pelantikan calon Angkatan Diksar XVIII menjadi Angkatan Diksar XVIII oleh ketua BiOSC periode kepengurusan tahun 2023. Selamat kepada Angkatan Diksar XVIII yang telah dilantik. Selamat berdinamika di BiOSC! [Penulis: BiOSC]
Penulis: Anysa
Ditulis berdasarkan laporan penelitian “Back in the Office, with Some Good Omens: Recounting on Seeking the Eureka for Mercury Contamination in Obi” oleh Siti Nurleily Marliana, Ph.D.