Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (S1) lagi-lagi kembali menorehkan prestasi dengan menjadi Juara 2 Lomba Esai Nasional setelah berkolaborasi dengan mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi (S1), Fakultas MIPA UGM. Prestasi ini diraih oleh Zildan Basara, mahasiswa Fakultas Biologi angkatan 2020, dan Ferdian Arvin Nayandra, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA. Lomba esai tingkat nasional ini diselenggarakan UKM MAPALA LOKA SAMGRAHA Universitas Pendidikan Ganesha dengan tema “Jaga Bumi Tetap Lestari”. Periode lomba dibuka dari 1 Mei 2023 dan penentuan juara diumumkan pada 10 Juni 2023.
Pada lomba ini, tim mengambil subtema Teknologi dan Inovasi Lingkungan dengan judul ”Integrasi Teknologi Microfluidics dan Peran Mikroorganisme sebagai Agen Biosorpsi dalam Pendeteksian dan Penanggulangan Pencemaran Logam Berat pada Sungai Code, Yogyakarta”. Dalam esai ini, tim membahas bahwa Sungai-sungai di Indonesia merupakan sumber daya alam yang sangat penting untuk kehidupan manusia, baik sebagai sumber air minum, irigasi pertanian, transportasi, maupun ekosistem yang kaya biodiversitas. Namun, sayangnya, banyak sungai di Indonesia mengalami pencemaran yang serius, termasuk tercemarnya air sungai oleh logam berat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun 2021, tercatat 10.683 desa/kelurahan di Indonesia mengalami pencemaran air sungai. Selain itu, berdasarkan data yang sama, sekitar 46 persen sungai di Indonesia mengalami pencemaran berat, 32 persen mengalami pencemaran sedang berat, 14 persen mengalami pencemaran sedang, dan 8 persen mengalami pencemaran ringan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2022).
Salah satu contoh sungai yang tercemar adalah Sungai Code yang terletak di Yogyakarta. Sungai Code memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta, baik sebagai sumber air bagi kebutuhan sehari-hari, pengairan sawah, maupun sebagai tempat rekreasi. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Sungai Code mengalami tingkat pencemaran yang signifikan, termasuk terkontaminasinya air sungai oleh logam berat. Pencemaran logam berat dalam Sungai Code seperti timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dapat masuk ke dalam sungai melalui limbah industri dan limbah domestik yang tidak terkelola dengan baik (Harian Jogja, 2022). Data ini didukung oleh BPS (2021), yaitu sebanyak 6.160 desa/kelurahan mengalami pencemaran air sungai dari limbah rumah tangga. Paparan jangka panjang terhadap logam berat dapat memiliki dampak negatif pada organisme hidup di ekosistem sungai, termasuk manusia. Logam berat dapat terakumulasi dalam organisme hidup, menyebabkan keracunan dan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan sistem saraf, kerusakan organ, dan kerusakan genetik.
Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan metode pendeteksian yang sensitif dan efektif untuk mengidentifikasi tingkat kontaminasi logam berat dalam air Sungai Code. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk mengatasi pencemaran logam berat dengan menggunakan pendekatan bioremediasi, di mana mikroorganisme yang memiliki kemampuan mengurangi atau menghilangkan logam berat dapat dimanfaatkan untuk membersihkan air sungai secara alami. Dalam konteks ini, esai ini bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi microfluidics sebagai sensor biologi yang sensitif dalam mendeteksi logam berat, dan memanfaatkan mikroorganisme sebagai agen bioremediasi yang dapat mengurangi tingkat pencemaran logam berat dalam air Sungai Code. Dengan demikian, esai ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya penanganan dan pengurangan pencemaran logam berat di air sungai, khususnya Sungai Code di Yogyakarta. Tim berharap dengan adanya kolaborasi antara dua keilmuan ini bisa menciptakan ide-ide menarik yang berperan dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. [Penulis: Zildan Basara]